PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui penggunaan alat short wave diathermy lebih dalam.
1.4 Manfaat
Diharapkan dapat memberikan perkembangan pengetahuan tentang short
wave diathermy.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Frekuensi yang sering digunakan pada SWD untuk tujuan pengobatan adalah
frekuensi 27,12 MHz dengan panjang gelombang 11 meter.
2.2 Arus
Short Wave Diathermy yang digunakan dalam pengobatan mempunyai 2
arus yaitu arus Continuos SWD dan Pulsed SWD.
2
hanya pada jaringan kulit, sehingga dengan adanya rasa panas di kulit saat
pemberian Continous SWD maka sebenarnya sudah terjadi “overthermal”
pada jaringan otot dibawahnya karena jaringan otot lebih cepat menerima
panas daripada kulit. Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa jika
panas yang diterima jaringan melebihi batas tertentu maka jaringan akan
menjadi rusak; menurut Thomas H (2003) ukuran subyektif sebagai batas
tertentu adalah jika penderita merasa hangat.
Menurut Hollander JS (2009) bahwa para peneliti menyatakan
pemberian Continous SWD pada kondisi artrose adalah kontraindikasi, dan
bahkan sebagian besar penelitian melarang pemberian Continous SWD
pada arthritis. Hal ini disebabkan karena didalam sendi terdapat suatu asam
“Hyaluronik” yang suhu optimalnya adalah 36,7o, dan sangat sensitif
terhadap penambahan suhu. Dengan penambahan suhu 1o saja (terjadi
pada pemberian CSWD) maka suhunya menjadi 37,4o, sementara pada
suhu 37o saja akan mengaktifkan cairan/enzym hyaluronidase yang dapat
merusak ujung-ujung tulang rawan sendi, dan kita ketahui bahwa
kerusakan tulang rawan sendi tidak akan pernah mengalami
regenerasi/reparasi.
Continous SWD utamanya menimbulkan efek thermal, sehingga
menghasilkan efek fisiologis berupa peningkatan sirkulasi darah dan proses
metabolisme.
3
sangat bergantung pada pemilihan intensitas arus dan frekuensi pulsasi
repetition. Semakin rendah frekuensi pulsasi repetition yang dipilih maka
semakin rendah mean powernya. Dengan demikian, penerapan Pulsed
SWD dapat memungkinkan kita memilih intensitas arus yang tinggi (power
pulsasi) dengan pemilihan frekuensi pulsasi repetition yang selektif dan
sesuai dengan kondisi penyakit/gangguan.
1) Perubahan panas/temperatu
a) Reaksi lokal/jaringan
(1) Meningkatkan metabolisme sel-sel lokal sekitar + 13% setiap
kenaikan temperatur 1º C.
(2) Meningkatkan vasomotion sphincter sehingga timbul homeostatik
lokal dan akhirnya terjadi vasodilatasi lokal.
b) Reaksi general
(1) Mengaktifkan sistem thermoregulator di hipothalamus yang
mengakibatkan kenaikan temperatur darah untuk
mempertahankan temperatur tubuh secara general.
(2) Penetrasi dan perubahan temperatur terjadi lebih dalam dan lebih
luas
2) Jaringan ikat
Meningkatkan elastisitas jaringan ikat lebih baik seperti jaringan
collagen kulit, tendon, ligament dan kapsul sendi akibat menurunnya
viskositas matriks jaringan; pemanasan ini tidak akan menambah panjang
matriks jaringan ikat sehingga pemberian SWD akan lebih berhasil jika
disertai dengan latihan peregangan.
3) Otot
a) Meningkatkan elastisitas jaringan otot.
b) Menurunkan tonus otot melalui normalisasi nocisensorik, kecuali
hipertoni akibat emosional dan kerusakan SSP.
4) Saraf
a) Meningkatkan elastisitas pembungkus jaringan saraf.
b) Meningkatkan konduktivitas saraf dan meningkatkan ambang rangsang
(threshold).
2.4 Indikasi
Indikasi SWD baik continuos SWD maupun pulsed SWD adalah kondisi-
kondisi subakut dan kronik pada gangguan neuromuskuloskeletal (seperti
sprain/strain, osteoarthritis, cervical syndrome, NPB dan lain-lain).
2.5 Kontraindikasi
4
Kontraindikasi dari continuos SWD adalah pemasangan besi pada tulang,
tumor atau kanker, pacemaker pada jantung, tuberkulosis pada sendi, RA pada sendi,
kondisi menstruasi dan kehamilan, regio mata (kontak lens) dan testis. Kontraindikasi
dari pulsed SWD adalah tumor atau kanker, pacemaker pada jantung, regio mata dan
testis, kondisi menstruasi dan kehamilan. Pada gangguan akut neuromuskuloskeletal
merupakan kontraindikasi dari continuos SWD tetapi bagi pulsed SWD bisa
diberikan dengan pulsasi yang rendah.
5
Kemampuan dari sebuah alat diatermi untuk menghasilkan panas di jaringan
tergantung dari besarnya energi yang dihasilkan dari panas. Untuk alat SWD yang
berkerja kontinyu energy panas yang dihasilkan berkisar anatara 55-500 W. Energi
yang dihasilkan dari diatermi sangat adekuat, karena kebanyakan SWD digunakan
untuk meningkatkan suhu dijaringan dengan terapi range yang ekfektif berkisar
antara 40oC -44oC, energy yang deperlukan berkisar antara 80-120 W. Meskipun
range dari puncak arus energy yang dihasilkan dari alat short wave diatermi berkisar
antara 100-1000W, potensi dari menghasilkan efek panas pada alat ini tergantung dari
energy utama yang disalurkan ke jaringan dengan secara berturut-turut. Seperti telah
disebutkan diawal, energy utama tertinggi yang dapat disalurkan pada pulsasi SWD
(80W) lebih rendah dibandingkan dengan energy yang dihasilkan dari pemakaian
kontinyu SWD secara berkelanjutan untuk pengobatan.
Efek dari pemanasan SWD terhadap arus darah kulit pada manusia telah
dipelajari di Millard, yang menunjukan pembuangan dari sodium radioaktif
meningkat sekitar 150 % setelah pemaparan, yang dihasilkan dari rata-rata
peningkatan suhu sekitar 5.3oC. Pada penelitian yang sama rasio muscle –clearence
meningkat sebesar 36%, dengan peningkatan suhu otot sekitar 5.2oC. Pada
penggunaan 2450 Mhz microwave diatermi menghasilkan peningkatan aliran darah
otot vastus lateralis sebesar 400%. Ini semua akan muncul setelah pemaparan selama
8 menit dengan energi yang dihasilkan disesuaikan pada tingkat kenyamanan pasien.
Efek dari penggunaan SWD pada sirkulasi lutut meningkat sebesar 100 %, sesuai
penelitian Harris mengenai clearance radio-sodium dari sendi lutut. Sama seperti
penggunaan SWD untuk pengobatan kronik rheumatoid di lutut menunjukan
peningkatan sirkulasi sekitar 60%, yang mana pada kebanyakan pengobatan akut
rheumatoid lutut didapatkan penurunan dari sirkulasi. Penurunan ini di bandingkan
dengan penurunan sirkulasi pada pengobatan dengan hidrokortison. Haris
mengatakan SWD dapat digunakan secara rasional pada pemanasan ringan terapi di
rematoid arthritis dengan inflamasi akut dari sendi.
Pada umumnya, energy dari medan elektromagnetik alat wave diatermi diikuti
oleh penigkatan panas pada organ dalam dibandingkan dengan penggunaan pada alat
pemanasan yang superficial. Logikanya pada pemilihan SWD atau MWD akan tepat
ketika keinginan hasil pengobatan untuk menigkatkan kelenturan jaringan kolagen
yang dalam, penurunan kekakuan sendi, menghilangkan nyeri yang dalam dan
kekakuan otot, peningkatan aliran darah dan diikuti dengan resulusi inflamasi.
Efek terapi dari diatermi dapat digunakan untuk pengobatan organ dalam maupun
luar.
Nyeri: Penghilang nyeri menggunakan ShortWave diatermi berguna pada pengobatan
traumatic dan kondisi rematik yang mempengaruhi bagian permukaan dari otot,
ligament dan sendi kecil bagian permukaan. Penghilang nyeri juga dipengaruhi oleh
hilangnya kekakuan otot.
Keram Otot: Dapat di kurangi secara langsung menggunakan SWD atau dapat
berkurang karena hilangnya nyeri.
Penyembuhan Luka: Untuk memicu penyembuhan luka dari luka terbuka, dan
meningkatkan dari sirkulasi pembuluh darah kulit. Apabila ateriol ataupun capiler
6
tidak dapat meningkat secara signifikan maka pemanasan dapat diberikan pada
bagian proximal luka yang masih baik aliran darahnya.
Infeksi : Pengobatan SWD dapat digunakan untuk membantu mempercepat
penyembuhan akibat infeksi dengan meningkatkan aliran darah pada daerah yang
terkena infeksi. Ini akan meningkatkan sel darah putih dan antibody untuk melawan
organism infeksi
Fibrosis :Pemanasan telah terbukti dapat memperbaiki kelenturan jaringan yang
mengalami fibrosis, seperti pada tendon, kapsul sendi.
2.8 Pengoperasian Short Wave Diathermy
1. Tempatkan alat pada ruang tindakan.
2. Lepaskan penutup debu
3. Siapkan aksesoris (electrode)
4. Hubbungkan alat dengan terminal pembumian
5. Hubungkan alat dengan catu daya
6. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON.
7. Lakukkan pemanasan secukupnya
8. Atur tombol sesuai kebutuhan pelayanan
9. Lakukan test fungsi tombol emergenci stop
10. Jelaskan fungsi dan cara penggunaan tombol emergenci stop pada pasien.
11. Perhatikan protap pelayanan
12. Beritahukan kepada pasien, mengenai tindakan yang akan dilakukan
13. Tentukan electrode yang akan di gunakan dan pasang pada alat.
14. Atur intensitas energi sesuai yang di perlukan
15. Tempatkan electrode pada obyek
16. Atur waktu penyinaran
17. Lakukan penyinaran. Perhatikan kondisi pasien
18. Setelah terapi selesai, kembalikan tombol intensitas energy keposisi
minimum/nol.
19. Matikan alat dengan menekan atau memutar tombol ON/OFF ke posisi OFF
20. Lepaskan hubungan alat
21. Lepaskan kebel pembumian
22. Lepaskan electrode dan bersihkan
23. Bersihkan alat. Pastikan alat short wave diathermy dalam keadaan baik dan
siap di fungsikan pada pemakaian berikutnya.
24. Simpan alat dan aksesoris ke tempat semula dan Pasang penutup debu
25. Catat beban kerja alat - dalam jumlah pasien
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diathermy merupakan aplikasi energi elektromagnetik dengan frekuensi
tinggi yang terutama digunakan untuk membangkitkan panas dalam jaringan tubuh.
Diathermy juga dapat digunakan untuk menghasilkan efek-efek nonthermal.