Anda di halaman 1dari 19

SHORT WAVE DIATHERMI (SWD)

SHORT WAVE DIATHERMI


Dalam beberapa dekade terakhir atau lebih, banyak profesional medis telah menemukan
bahwa ada beberapa cara untuk membantu pasien mereka dalam penyembuhan tanpa
menggunakan atau dengan membatasi penggunaan obat penghilang rasa sakit yang digunakan
dalam jangka panjang. Hal-hal seperti terapi pijat, stimulator neuromuskuler, dan terapi
ultrasound telah merevolusi cara komunitas medis dalam membantu penyembuhan pasien.
Jenis teknologi lain yang telah menunjukkan nilai riil dalam bidang klinis adalah diatermi
gelombang pendek. Metode ini berfungsi untuk mengendalikan rasa sakit dan meningkatkan
aliran darah ke daerah-daerah otot yang rusak dengan tindakan panas yang sampai ke dalam
jaringan (deep heat). Dalam hubungannya dengan obat-obatan berbasis non terapi, diatermi
gelombang pendek dapat membantu sejumlah besar pasien dengan berbagai tingkat cedera
serta berbagai jenis cedera. Melihat lebih dekat pada praktek kita berharap bahwa diatermi
gelombang pendek ini bisa dimasukkan sebagai bagian dari teknologi medis
SWD adalah Suatu alat terapi yang menggunakan pemanasan yang pada jaringan dengan
merubah energi elektromagnet menjadi energi panas.

I. PRINSIP KERJA
Gelombang radio dilemahkan saat melewati jaringan, tetapi sesungguhnya dapat menembus
jaringan sampai dalam tergantung dari jaringan yang dilewati, frekuensi dan karakteristik dari
aplikator. Aplikator induktif meningkatkan pusaran medan magnet di jaringan, dan sebagai
pengatur dan penghasil temperature tinggi di jaringan yang kaya akan cairan, menginduksi
dengan tinggi jaringan seperti otot. Kapasitator melengkapi aplikator yang meningkatkan
panas dari medan listrik. Temperatur maksimal cenderung muncul pada jaringan yang kurang
kandungan cairan seperti lemak, dan dapat memungkinkan untuk membakarnya. SWD dapat
meningkatkan suhu lemak subkutan sampai 15oC dan pada kedalaman kedalaman 4-5 cm
dengan panas 4oC- 6oC. Mesin SWD dapat menghasilkan pulsa sama baiknya dengan
Continous Wave output. CW SWD digunakan apabila tujuan dari terapi adalah untuk
memanaskan.
Mesin SWD pada dasarnya adalah sebuah radio transmitter yang dioperasikan seperti radio
transmiter lainya. Pasien diletakan mesin dan dilindungi dari luka dengan mengoperasikan
sirkuit dengan rangsangan maksimum, seperti mesin automatis pada mesin SWD yang
modern. Sekali rangkaian maksimal dikerjakan, pergerakan mesin dapat mengurangi panas.
Ada beberapa jenis aplikator inductive. Drum aplikator terdapat pada container yang kaku,
yang mana beberapa diantaranya terhubung dengan penggantung untuk dilalui mengelilingi
region seperti bahu. Pada aplikator umumnya sudah tersedia, keset kaki semi fleksibel
mengandung coil yang terhubung dengan sebuah mesin swd. Pad dapat berdimensi 0.5x0.75
m dan sering digunakan pada low back pain. Kabel aplikator mengandung kabel yang
terbungkus karet yang digunakan dengan mengelilingi sekitar ekstremitas dan mengelilingi
seluruh tubuh. Untuk keamanan dari kabel dapat diganti dengan drums dan pads.
Pada kebanyakan pengaturan kapasitas, pasien diletakan diantara dua elektroda. Aplikator
rectal dan vagina digunakan sebagai probe untuk pemanasan pelvis. Probe diletakan dengan
hati-hati, vaginal probe diletakan dibelakang servix pada fornix posterior dan eksternal pad
digunakan untuk melengkapi sirkuit. Probe yang di tahan oleh pasien dan sekarang jarang
digunakan meskipun dulu digunakan untuk penyakit pelvic inflamatori disease, cronic
prostatitis, dan mialgia dinding pelvis.
II. BAGIAN-BAGIAN DIATERMI
Penghasil Short Wave Diatermi. Gelombang radio pada pita gelombang pendek berfrekuensi
antara 10 Mhz sampai 100 Mhz. Gelombang yang digunakan pada sort wave diatermi untuk
fisioterapi pada frekuensi 27,12 Mhz, dengan panjang gelombang lebih dari 11 m. Ada 2
sirkuit utama yang digunakan:
a. Sirkuit mesin, bertugas menghasilkan arus frekuensi tinggi dan meningkatkan
intensitasnya.
b. Sirkuit pasien, dihubungkan dengan sirkuit mesin dengan inductor dan mengalirkan energi
listrik ke pasien dalam bentuk medan elektrostatik ataupun elektromegnetik.
Medan Elektrostatik. Pada metode medan kondensor, medan elektrostatik di buat dengan
memasukan jaringan pasien pada sirkuit pasien sebagai bagian dari condenser. Dua electrode
digunakan, dengan jarak antara elektrode dan kulit.1
Peningkatan arus dengan frekuensi tinggi digunakan pada elektrode. Medan listrik, yang
timbul didekat objek yang sedang di terapi akan terkonsentrasi diantara dua elektroda. Pada
jaringan pasien yang terdapat antara dua elektroda, medan akan terkonsentrasi antara di
jaringan. Medan Elektromagnet. Pada metode induktotermi, electrode yang digunakan kabel
tipis tertutup yang dilengkapi dengan sirkuit dari mesin. Kabel dirangkai tertutup
berhubungan dengan jaringan dipisahkan oleh jarak.
Sebagai arus dengan frekuensi tinggi yang teradapat di kabel suatu medan elektromagnet
dipasang mengelilingi pusat dari kabel, yang mana ketika medan elektrostatik dipasang
diantara ujungnya. Karena didekat jaringan pasien, dua medan akan terkonsentrasi di
jaringan.

III. EFEK PANAS DARI DIATERMI


Kemampuan dari sebuah alat diatermi untuk menghasilkan panas di jaringan tergantung dari
besarnya energi yang dihasilkan dari panas. Untuk alat SWD yang berkerja kontinyu energy
panas yang dihasilkan berkisar anatara 55-500 W. Energi yang dihasilkan dari diatermi sangat
adekuat, karena kebanyakan SWD digunakan untuk meningkatkan suhu dijaringan dengan
terapi range yang ekfektif berkisar antara 40oC -44oC, energy yang deperlukan berkisar
antara 80-120 W. Meskipun range dari puncak arus energy yang dihasilkan dari alat short
wave diatermi berkisar antara 100-1000W, potensi dari menghasilkan efek panas pada alat ini
tergantung dari energy utama yang disalurkan ke jaringan dengan secara berturut-turut.
Seperti telah disebutkan diawal, energy utama tertinggi yang dapat disalurkan pada pulsasi
SWD (80W) lebih rendah dibandingkan dengan energy yang dihasilkan dari pemakaian
kontinyu SWD secara berkelanjutan untuk pengobatan.2
Efek dari pemanasan SWD terhadap arus darah kulit pada manusia telah dipelajari di Millard,
yang menunjukan pembuangan dari sodium radioaktif meningkat sekitar 150 % setelah
pemaparan, yang dihasilkan dari rata-rata peningkatan suhu sekitar 5.3oC. Pada penelitian
yang sama rasio muscle clearence meningkat sebesar 36%, dengan peningkatan suhu otot
sekitar 5.2oC. Pada penggunaan 2450 Mhz microwave diatermi menghasilkan peningkatan
aliran darah otot vastus lateralis sebesar 400%. Ini semua akan muncul setelah pemaparan
selama 8 menit dengan energi yang dihasilkan disesuaikan pada tingkat kenyamanan pasien.2
Efek dari penggunaan SWD pada sirkulasi lutut meningkat sebesar 100 %, sesuai penelitian
Harris mengenai clearance radio-sodium dari sendi lutut. Sama seperti penggunaan SWD
untuk pengobatan kronik rheumatoid di lutut menunjukan peningkatan sirkulasi sekitar 60%,
yang mana pada kebanyakan pengobatan akut rheumatoid lutut didapatkan penurunan dari
sirkulasi. Penurunan ini di bandingkan dengan penurunan sirkulasi pada pengobatan dengan
hidrokortison. Haris mengatakan SWD dapat digunakan secara rasional pada pemanasan
ringan terapi di rematoid arthritis dengan inflamasi akut dari sendi.2

Pada umumnya, energy dari medan elektromagnetik alat wave diatermi diikuti oleh
penigkatan panas pada organ dalam dibandingkan dengan penggunaan pada alat pemanasan
yang superficial. Logikanya pada pemilihan SWD atau MWD akan tepat ketika keinginan
hasil pengobatan untuk menigkatkan kelenturan jaringan kolagen yang dalam, penurunan
kekakuan sendi, menghilangkan nyeri yang dalam dan kekakuan otot, peningkatan aliran
darah dan diikuti dengan resulusi inflamasi.
Efek terapi dari diatermi dapat digunakan untuk pengobatan organ dalam maupun luar.
Nyeri: Penghilang nyeri menggunakan ShortWave diatermi berguna pada pengobatan
traumatic dan kondisi rematik yang mempengaruhi bagian permukaan dari otot, ligament dan
sendi kecil bagian permukaan. Penghilang nyeri juga dipengaruhi oleh hilangnya kekakuan
otot.
Keram Otot: Dapat di kurangi secara langsung menggunakan SWD atau dapat berkurang
karena hilangnya nyeri.
Penyembuhan Luka: Untuk memicu penyembuhan luka dari luka terbuka, dan meningkatkan
dari sirkulasi pembuluh darah kulit. Apabila ateriol ataupun capiler tidak dapat meningkat
secara signifikan maka pemanasan dapat diberikan pada bagian proximal luka yang masih
baik aliran darahnya.
Infeksi : Pengobatan SWD dapat digunakan untuk membantu mempercepat penyembuhan
akibat infeksi dengan meningkatkan aliran darah pada daerah yang terkena infeksi. Ini akan
meningkatkan sel darah putih dan antibody untuk melawan organism infeksi
Fibrosis :Pemanasan telah terbukti dapat memperbaiki kelenturan jaringan yang mengalami
fibrosis, seperti pada tendon, kapsul sendi.
IV. EFEK SAMPING PENGGUNAAN SWD
Beberapa pasien mungkin mengalami luka bakar dangkal. Karena terapi melibatkan panas,
maka penggunaannya perlu hati-hati untuk menghindari luka bakar, khususnya pada pasien
yang cedera dan telah terjadi penurunan sensitivitas terhadap panas. Selain itu, diatermi dapat
mempengaruhi fungsi alat pacu jantung dan pasien wanita yang menerima perawatan di
punggung bawah atau daerah panggul dapat mengalami peningkatan aliran menstruasi.

Short Wave Diathermy pengertian dan penjelasan

Short Wave Diathermy (SWD)


Short Wave Diathermy (SWD) adalah Suatu alat terapi yang menggunakan pemanasan
yang pada jaringan dengan merubah energi elektromagnet menjadi energi panas. Short Wave
Diathermy biasa disebut dengan Diathermy gelombang pendek. Berfungsi untuk
memanaskan jaringan dan pembuluh darah dengan gelombang pendek, sehingga peredaran
darah menjadi lancar.

Prinsip Kerja SWD


Gelombang radio dilemahkan saat melewati jaringan, tetapi sesungguhnya dapat
menembus jaringan sampai dalam tergantung dari jaringan yang dilewati, frekuensi dan
karakteristik dari aplikator. Aplikator induktif meningkatkan pusaran medan magnet di
jaringan, dan sebagai pengatur dan penghasil temperature tinggi di jaringan yang kaya akan
cairan, menginduksi dengan tinggi jaringan seperti otot. Kapasitator melengkapi aplikator
yang meningkatkan panas dari medan listrik. Temperatur maksimal cenderung muncul pada
jaringan yang kurang kandungan cairan seperti lemak, dan dapat memungkinkan untuk
membakarnya. SWD dapat meningkatkan suhu lemak subkutan sampai 15oC dan pada
kedalaman kedalaman 4-5 cm dengan panas 4oC- 6oC. Mesin SWD dapat menghasilkan
pulsa sama baiknya dengan Continous Wave output. CW SWD digunakan apabila tujuan dari
terapi adalah untuk memanaskan.
Mesin SWD pada dasarnya adalah sebuah radio transmitter yang dioperasikan seperti radio
transmiter lainya. Pasien diletakan mesin dan dilindungi dari luka dengan mengoperasikan
sirkuit dengan rangsangan
maksimum, seperti mesin automatis pada mesin SWD yang modern. Sekali rangkaian
maksimal dikerjakan, pergerakan mesin dapat mengurangi panas.
Ada beberapa jenis aplikator inductive. Drum aplikator terdapat pada container yang
kaku, yang mana beberapa diantaranya terhubung dengan penggantung untuk dilalui
mengelilingi region seperti bahu. Pada aplikator umumnya sudah tersedia, keset kaki semi
fleksibel mengandung coil yang terhubung dengan sebuah mesin swd. Pad dapat berdimensi
0.5x0.75 m dan sering digunakan pada low back pain. Kabel aplikator mengandung kabel
yang terbungkus karet yang digunakan dengan mengelilingi sekitar ekstremitas dan
mengelilingi seluruh tubuh. Untuk keamanan dari kabel dapat diganti dengan drums dan
pads.
Pada kebanyakan pengaturan kapasitas, pasien diletakan diantara dua elektroda.
Aplikator rectal dan vagina digunakan sebagai probe untuk pemanasan pelvis. Probe
diletakan dengan hati-hati, vaginal probe diletakan dibelakang servix pada fornix posterior
dan eksternal pad digunakan untuk melengkapi sirkuit. Probe yang di tahan oleh pasien dan
sekarang jarang digunakan meskipun dulu digunakan untuk penyakit pelvic inflamatori
disease, cronic prostatitis, dan mialgia dinding pelvis.

Efek Panas Penggunaan Diathermi


Kemampuan dari sebuah alat diatermi untuk menghasilkan panas di jaringan tergantung
dari besarnya energi yang dihasilkan dari panas. Untuk alat SWD yang berkerja kontinyu
energy panas yang dihasilkan berkisar anatara 55-500 W. Energi yang dihasilkan dari
diatermi sangat adekuat, karena kebanyakan SWD digunakan untuk meningkatkan suhu
dijaringan dengan terapi range yang ekfektif berkisar antara 40oC -44oC, energy yang
deperlukan berkisar antara 80-120 W. Meskipun range dari puncak arus energy yang
dihasilkan dari alat short wave diatermi berkisar antara 100-1000W, potensi dari
menghasilkan efek panas pada alat ini tergantung dari energy utama yang disalurkan ke
jaringan dengan secara berturut-turut. Seperti telah disebutkan diawal, energy utama tertinggi
yang dapat disalurkan pada pulsasi SWD (80W) lebih rendah dibandingkan dengan energy
yang dihasilkan dari pemakaian kontinyu SWD secara berkelanjutan untuk pengobatan.
Efek dari pemanasan SWD terhadap arus darah kulit pada manusia telah dipelajari di
Millard, yang menunjukan pembuangan dari sodium radioaktif meningkat sekitar 150 %
setelah pemaparan, yang dihasilkan dari rata-rata peningkatan suhu sekitar 5.3oC. Pada
penelitian yang sama rasio muscle clearence meningkat sebesar 36%, dengan peningkatan
suhu otot sekitar 5.2oC. Pada penggunaan 2450 Mhz microwave diatermi menghasilkan
peningkatan aliran darah otot vastus lateralis sebesar 400%. Ini semua akan muncul setelah
pemaparan selama 8 menit dengan energi yang dihasilkan disesuaikan pada tingkat
kenyamanan pasien.
Efek dari penggunaan SWD pada sirkulasi lutut meningkat sebesar 100 %, sesuai
penelitian Harris mengenai clearance radio-sodium dari sendi lutut. Sama seperti penggunaan
SWD untuk pengobatan kronik rheumatoid di lutut menunjukan peningkatan sirkulasi sekitar
60%, yang mana pada kebanyakan pengobatan akut rheumatoid lutut didapatkan penurunan
dari sirkulasi. Penurunan ini di bandingkan dengan penurunan sirkulasi pada pengobatan
dengan hidrokortison. Haris mengatakan SWD dapat digunakan secara rasional pada
pemanasan ringan terapi di rematoid arthritis dengan inflamasi akut dari sendi.
Pada umumnya, energy dari medan elektromagnetik alat wave diatermi diikuti oleh
penigkatan panas pada organ dalam dibandingkan dengan penggunaan pada alat pemanasan
yang superficial. Logikanya pada pemilihan SWD atau MWD akan tepat ketika keinginan
hasil pengobatan untuk menigkatkan kelenturan jaringan kolagen yang dalam, penurunan
kekakuan sendi, menghilangkan nyeri yang dalam dan kekakuan otot, peningkatan aliran
darah dan diikuti dengan resulusi inflamasi.
Efek terapi dari diatermi dapat digunakan untuk pengobatan organ dalam maupun luar.
Nyeri: Penghilang nyeri menggunakan ShortWave diatermi berguna pada pengobatan
traumatic dan kondisi rematik yang mempengaruhi bagian permukaan dari otot, ligament dan
sendi kecil bagian permukaan. Penghilang nyeri juga dipengaruhi oleh hilangnya kekakuan
otot.
Keram Otot: Dapat di kurangi secara langsung menggunakan SWD atau dapat berkurang
karena hilangnya nyeri.
Penyembuhan Luka: Untuk memicu penyembuhan luka dari luka terbuka, dan meningkatkan
dari sirkulasi pembuluh darah kulit. Apabila ateriol ataupun capiler tidak dapat meningkat
secara signifikan maka pemanasan dapat diberikan pada bagian proximal luka yang masih
baik aliran darahnya.
Infeksi : Pengobatan SWD dapat digunakan untuk membantu mempercepat penyembuhan
akibat infeksi dengan meningkatkan aliran darah pada daerah yang terkena infeksi. Ini akan
meningkatkan sel darah putih dan antibody untuk melawan organism infeksi
Fibrosis :Pemanasan telah terbukti dapat memperbaiki kelenturan jaringan yang mengalami
fibrosis, seperti pada tendon, kapsul sendi.
Efek Samping Penggunaan SWD
Beberapa pasien mungkin mengalami luka bakar dangkal. Karena terapi melibatkan
panas, maka penggunaannya perlu hati-hati untuk menghindari luka bakar, khususnya pada
pasien yang cedera dan telah terjadi penurunan sensitivitas terhadap panas. Selain itu,
diatermi dapat mempengaruhi fungsi alat pacu jantung dan pasien wanita yang menerima
perawatan di punggung bawah atau daerah panggul dapat mengalami peningkatan aliran
menstruasi.

Hubungan SWD dengan TI


1. Dalam teknologi informasi terdapat komponen-komponen penyusun yang mebentuk suatu
system yaitu berupa INPUT, PROSES, dan OUTPUT
2. Demikian pula pada Short Wave Diathermy dimana terdapat ketiga komponen tersebut,
yaitu:
a. INPUT berupa energi listrik yang dialirkan dari power supply menuju oscilator.
b. PROSES berupa listrik yang dialirkan ke oscilator yang kemudian diubah menjadi
frekuensi gelombang.
c. OUTPUT berupa gelombang panas yang dikleuarkan melalui elektroda dan
rangkaian output lainnya.
Selain itu juga terdapat penerapan ilmu T.I lainnya seperti misalnya komponen TIMER pada
SWD dimana komponen ini memberikan informasi berupa waktu yang diperlukan untuk
penyinaran.
Protap Pengoperasian Short Wave Diathermy
1. Tempatkan alat pada ruang tindakan.
2. Lepaskan penutup debu
3. Siapkan aksesoris (electrode)
4. Hubbungkan alat dengan terminal pembumian
5. Hubungkan alat dengan catu daya
6. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON.
7. Lakukkan pemanasan secukupnya
8. Atur tombol sesuai kebutuhan pelayanan
9. Lakukan test fungsi tombol emergenci stop
10. Jelaskan fungsi dan cara penggunaan tombol emergenci stop pada pasien.
11. Perhatikan protap pelayanan
12. Beritahukan kepada pasien, mengenai tindakan yang akan di lakukan
13. Tentukan electrode yang akan di gunakan dan pasang pada alat.
14. Atur intensitas energi sesuai yang di perlukan
15. Tempatkan electrode pada obyek
16. Atur waktu penyinaran
17. Lakukan penyinaran. Perhatikan kondisi pasien
18. Setelah terapi selesai, kembalikan tombol intensitas energy keposisi
minimum/nol.
19. Matikan alat dengan menekan atau memutar tombol ON/OFF ke posisi OFF
20. Lepaskan hubungan alat dengan catu daya
21. Lepaskan kebel pembumian
22. Lepaskan electrode dan bersihkan
23. Bersihkan alat. Pastikan alat short wave diathermy dalam keadaan baik dan siap di
fungsikan pada pemakaian berikutnya.
24. Simpan alat dan aksesoris ke tempat semula dan Pasang penutup
debu
25. Catat beban kerja alat - dalam jumlah pasien

Short Wave Diathermy

Merk /type : LDT-CD31

Frequency : 40,68 Mhz

Power Supply : 220 V + 22 V ; 50 Hz + 1 Hz

Power Comsuption : 700 W


Maximum Output Power : 220 W

Time Control : Continous adjustment in 60 min

Weight : 50 Kg

Dimension : 470 x 320 x 800 cm

Harga : Rp 8,5 Juta

Microwave Diathermy
Microwave Diathermy (MWD)

Micro Wave Diathermy merupakan suatu pengobatan dengan menggunakan stessor fisis
berupa energi elektromagnetik yang dihasilkan oleh arus bolak-balik frekuensi 2450 MHz dengan panjang
gelombang 12,25 cm

a. Produksi dan penerapan

Arus dari mesin mengalir ke elektrode melalui co-axial cable, yaitu suatu kabel yang terdiri dari
serangkaian kawat ditengah yang diselubungi oleh selubung logam yang dikelilingi suatu benda
isolator Kawat dan selubung logam yang dikelilingi suatu benda isolator. Kawat dan selubung logam
tadi berjalan sejajar dan membentuk sebagai kabel output dan kabel bolak-balik dari mesin.
Konstruksi kabel semacam ini diperlukan untuk arus frequensi yang sangat tinggi dan panjangnya
tertentu untuk suatu pengobatan.

Co-axial kabel ini menghantarkan arus listrik kesebuah area dimana gelombang mikro dipancarkan
dan untuk mencegah pancaran gelombang di luar emiter. Area ini dipasang suatu reflektor yang
dibungkus dengan bahan yang dapat meneruskan gelombang magnetik. Kontruksi ini dimaksudkan
untuk mengarahkan gelombang ke jaringan tubuh yang disebut emiter, direktor atau aplikator atau
sebagai elektrode.
b. Efek Fisiologis

1) Perubahan Temperatur

a) Reaksi lokal jaringan

(1) Meningkatkan metabolisme sel-sel lokal 13% tiap kenaikan temperatur


1C,
(2) Meningkatkan vasomotion sphincter sehingga timbul homeostatik lokal
dan akhirnya terjadi vasodilatasi lokal.
b) Reaksi general

Dapat terjadi kenaikan temperatur, tetapi dipertimbangkan karena penetrasinya


dangkal 3 cm dan aplikasinya lokal.

c) Efek konsensual

Timbulnya respon panas pada sisi kontra lateral dari segmen yang sama setelah
pengobatan lebih dari 20 menit. Dengan penerapan MWD, penetrasi dan perubahan
temperature lebih terkonsentrasi pada jaringan otot sebab jaringan otot lebih banyak
mengandung cairan dan darah.

2) Jaringan ikat

Meningkatkan elastisitas jaringan ikat menjadi lebih baik seperti jaringan collagen kulit,
otot, tendon, ligament dan kapsul sendi akibat menurunnya viskositas matrik jaringan
tanpa menambah panjang serabut kolagen, tetapi terbatas pada jaringan ikat yang letak
kedalamannya 3cm.

3) Jaringan otot

Meningkatkan elastisitas jaringan otot dan menurunkan tonus melalui normalis


nocicensorik.

4) Jaringan syaraf

Meningkatkan elastisitas pembungkus jaringan syaraf, meningkatkan konduktivitas serta


ambang rangsang syaraf.

c. Efek Terapeutik

1) Nyeri, hipotonus dan gangguan vascularisasi

Menurunkan nyeri, normalisasi tonus otot melalui efek sedative, serta perbaikan
metabolisme.
2) Penyembuhan luka pada jaringan lunak

Meningkatkan proses perbaikan atau respirasi secara fisiologis.

3) Kontraktur jaringan

Dengan penigkatan elastisitas jaringan lunak, maka dapat mengurangi proses kontraktur
jaringan.

4) Gangguan konduktivitas dan ambang rangsang jaringan saraf

Apabila elastisitas dan ambang rangsang jaringan saraf semakin membaik, maka
konduktivitas jaringan saraf akan membaik pula.

Dengan efek-efek dari Microwave Diathermy (MWD) maka akan terjadi peningkatan
sirkulasi, normalisasi jaringan otot dan tendon, serta pebaikan metabolisme sehingga
persepsi nyeri pada jaringan ikat akan menurun.

d. Indikasi dan Kontra Indikasi MWD

1) Indikasi :

a) Terhadap jaringan <3cm,

b) Banyak mengandung cairan,

c) Pada daerah arteri, otot.

2) Kontra indikasi :

a) Akut traumatic musculoskeletal injury,

b) Acute inflammatory condition,

c) Area dengan ischemis.

Deskripsi Jual Microwave Diatermi Fisioterapi

Produk Jual Microwave Diatermi Fisioterapi adalah suatu alat terapi yang memancarkan
gelombang micro (micro wave), untuk memanaskan jaringan di dalam kulit. Produk jual
microwave diatermi Hanil Biowave HM-801C memiliki sistem radiasi panas dan
keberhasilan terapi termasuk efek termal tidak bisa dibantah serbaguna
terkonsentrasi. Microwave menembus lebih dalam ke jaringan, otot dengan demikian
meningkatkan sirkulasi darah lokal di otot. Sel lainnya juga dapat dihangatkan secara merata
tanpa excessivley kulit pemanasan, terapi microwave dapat diterapkan untuk bagian
pengobatan pasien dengan Ujungnya dan untuk bagian perawatan hanya memutar radiator.

Fitur Produk Jual Microwave Diatermi Fisioterapi :

1. Mudah mengendalikan daya/kekuatan dengan on / of

2. Setiap sudut dan arah untuk setiap bagian pengobatan dengan menggunakan microwave
(2450MHz)

3. Melakukan khasiat yang sangat baik penyinaran seluruh tubuh.

4. Mudah untuk beroperasi satu saklar sentuh menyesuaikan output daya.

5. Sistem diathermy digunakan aplikasi yang berbeda tergantung pada daerah perawatan.

alatkedokteran.id adalah milik PT. Permana Putra Mandiri, Distributor Alat kedokteran
Indonesia yang menyediakan berbagai macam alat kedokteran, salah satu nya Alat
Fisioterapi. Alat Fisioterapi yang kami jual disini terdiri dari Fisioterapi Tens, Biotens,
Ultrasound Biosonic, Microwave Diatermi ( MWD ), Fisioterapi Traksi. Kami Jual
Microwave Diatermi Fisioterapi ini untuk mendukung fasilitas kesehatan indonesia dengan
mempermudah pembelian alat-alat kedokteran dari luar negeri. Kami merupakan Distributor
tunggal untuk Produk MEK, WONS, Zoncare, Asco, Hostech, Labtech. Kami juga
menyediakan berbagai macam alat kesehatan. Kantor kami berpusat di daerah Ibu Kota
Jakarta dan Kami siap melayani pesanan untuk ke seluruh Indonesia.

Jual Microwave Diatermi Fisioterapi

Rp 50.000.000

menjual Biowave HM-801C memiliki sistem radiasi panas dan keberhasilan terapi termasuk
efek termal tidak bisa dibantah serbaguna terkonsentrasi,ekonomis dan harga murah

Traksi Lumbal
3 Desember 2014treatmentFisioterapi, lumbal, traksi, treatment

Traksi Lumbal

Traksi lumbal adalah sebuah alat dengan tenaga mekanik ataupun manual dengan cara kerja
yaitu dengan cara memisahkan atau melonggarkan sendi dan jaringan lunak (Cameron,
1999).
1. Jenis-jenis traksi lumbal

American Medical Association (2008) membagi traksi menjadi traksi mekanik, traksi
manual,autotraction, pneumatic traction dan dengan menggunakan teknik terus-menerus atau
continuous, dan terputus-putus atau intermittent. Menurut Cameron (1999) manfaat traksi
lumbal adalah sebagai berikut : (1) membebaskan sendi dari gangguan-gangguan sendi (joint
distraction), (2)mengurangi protursi dari hernia nukleus pulposus, (3) mangulur jaringan
lunak, (4) relaksasi otot, (5) mobilisasi persendian, (6) immobilisasi.

Cameron (1999) merekomendasikan dosis penggunaan traksi lumbal pada kondisi nyeri
punggung bawah dengan sasaran untuk mengurangi spasme otot, menggunakan beban tarikan
25% berat badan, menggunakan traksi lumbal, teknik intermitent dengan perbandingan
tarikan/waktu rileks 5/5 detik, total waktu yang diinginkan 20-30 menit, 2/3 kali per
minggu,menunjukkan hasil yang signifikan dalam pengurangan nyeri dan perbaikan
fungsional. Menurut Hoeker (1994) dikutip oleh Hartini (2007) menggunakan beban tarikan
25% berat badan tarikan kurang dari 10 detik pada fase tarikan menyebabkan jarak antar
sendi sangat minimal, akan tetapi dapat mengaktifkan dan merangsang propioreseptor yang
ada pada sendi dan otot sehingga nyeri berkurang. Sedangkan fase istirahat/rileks yang lebih
pendek tetapi juga berorientasi pada kenyamanan akan berpengaruh pada perasaan panderita
dan merasakan releksasi otot sesaat sebelum traksi lumbal dilanjutkan. Hal ini akan dapat
mempertahankan otot dalam posisi rileks yang pada akhirnya mengurangi spasme otot,
melancarkan peredaran darah sehingga nyeri bisa berkurang. Pemberian teknik intermiten
lebih baik dari continous dalam hal rileksasi Cameron (1999). Posisi yang direkomendasikan
oleh Thamrin (1991) dikutip oleh Hartini (2007) adalah dengan tidur terlentang tungkai
diganjal sehingga terjadi fleksi paha dan lutut sebesar 90, keadaan ini sangat penting untuk
mencegah hiperlordosis lumbal yang merupakan suatu posisi yang harus dihindarkan pada
penderita NPB, pernyataan tersebut didukung Rachma (2002).

1. Teknik aplikasi traksi lumbal

Teknik dalam aplikasi traksi ada dua cara yaitu statik dan intermiten. Dalam penelitian ini
prosedur penggunaan tehnik aplikasi traksi lumbal adalah sebagai berikut :

1. Penentuan alat

Menggunakan traksi elektrik dengan perangkat semi computer digital.

1. Posisi pasien

Posisi yang umum adalah tidur terlantang dalam sedikit paha fleksi 85 derajat dan eksorotasi
10-15 derajat serta lutut dalam keadaan fleksi 85-90 derajat (Thamrin, 1991 dikutp oleh
Hartini, 2007)

1. Alat pengikat

Menggunakan alat pengikat punggung berupa sabuk (pelvic belt) yang diikatkan di atas krista
iliaka dan dihubungkan ke mesin traksi serta fiksasi pada tubuh bagian atas untuk
menghindari bagian atas untuk tertariknya tubuh ke bawah akibat tarikan lumbal.
Michlle H. Cameron merekomendasi parameter yang digunakan dalam aplikasi traksi
untuklumbal adalah sebagai berikut :

TABEL 2.1

Parameter traksi lumbal (Cameron, 1999)

Area of spine and goals Hold/relax times Total traction time


Force
of treatment (second) ( minutes)

Initial/acute phase 13-20 kg static 5-10

22,5 kg ; 50% of
Joint distraction 15/15 20-30
body weight

25% of body
Decrease muscle spasm 5/5 20-30
weight

Disc problem or strech 25% of body


60/20 20-30
soft tissue weight

1. Mekanisme traksi lumbal

Mekanisme traksi lumbal dengan teknik intermiten dapat menurunkan nyeri oleh stimulasi
dari mekanoreseptor oleh adanya oscillatory movements yang dapat mengaktifkan serabut
aferen berdiamter besar sehingga diperoleh penutupan dari spinal gate (Cameron, 1999 dan
Mardiman, 2001). Traksi dengan teknik intermiten juga dapat merileksasikan otot-otot
punggung bawah dengan stimulasi dari golgi tendon organs (GTOs) untuk menginhibisi alfa
motor neuron sehingga menurunkan spasme otot (Cameron, 1999).

Johnstan (1986) dan Cryax (1982) dikutip oleh Cameron (1999) tarikan yang dihasilkan oleh
traksi lumbal dengan kekuatan tarikan 50% berat badan akan mengurangi penekanan pada
permukaan dari sendi faset apabila ada gangguan atau distraksi pada sendi faset yang
menekan pada akar syaraf spinalis, dan dapat direkomendasikan untuk kasus HNP ringan.

Swezey (1983 ) dan Basmajin (1985) dikutip oleh Cameron (1999) traksi lumbal dilaporkan
juga dapat digunakan untuk mengulur jaringan lunak, panjang otot dan fleksibilitas sehingga
diperoleh rileksasi otot dari otot-otot para vertebra, dengan kekuatan tarikan 25% berat
badan.

1. Kontraindikasi dari traksi lumbal

Kontra indikasi dari pemberian traksi lumbal menurut Dellito (1990) dikutip oleh Cameron
(1999) adalah : (1) kondisi trauma akut atau inflamasi (2) hipermobilitas atau instabilitas (3)
hipertensi yang tidak terkontrol (4) fraktur (5) osteoporosis (6) spondilosis (7) selama proses
terapi keluhan nyeri bertambah sehingga dalam pengaplikasian traksi lumbal terapis harus
selalu melakukan monitoring.
Traksi lumbal adalah sebuah alat dengan tenaga mekanik ataupun manual dengan cara kerja
yaitu dengan cara memisahkan atau melonggarkan sendi dan jaringan lunak (Cameron,
1999).

1. Jenis-jenis traksi lumbal

American Medical Association (2008) membagi traksi menjadi traksi mekanik, traksi
manual,autotraction, pneumatic traction dan dengan menggunakan teknik terus-menerus atau
continuous, dan terputus-putus atau intermittent. Menurut Cameron (1999) manfaat traksi
lumbal adalah sebagai berikut : (1) membebaskan sendi dari gangguan-gangguan sendi (joint
distraction), (2)mengurangi protursi dari hernia nukleus pulposus, (3) mangulur jaringan
lunak, (4) relaksasi otot, (5) mobilisasi persendian, (6) immobilisasi.

Cameron (1999) merekomendasikan dosis penggunaan traksi lumbal pada kondisi nyeri
punggung bawah dengan sasaran untuk mengurangi spasme otot, menggunakan beban tarikan
25% berat badan, menggunakan traksi lumbal, teknik intermitent dengan perbandingan
tarikan/waktu rileks 5/5 detik, total waktu yang diinginkan 20-30 menit, 2/3 kali per
minggu,menunjukkan hasil yang signifikan dalam pengurangan nyeri dan perbaikan
fungsional. Menurut Hoeker (1994) dikutip oleh Hartini (2007) menggunakan beban tarikan
25% berat badan tarikan kurang dari 10 detik pada fase tarikan menyebabkan jarak antar
sendi sangat minimal, akan tetapi dapat mengaktifkan dan merangsang propioreseptor yang
ada pada sendi dan otot sehingga nyeri berkurang. Sedangkan fase istirahat/rileks yang lebih
pendek tetapi juga berorientasi pada kenyamanan akan berpengaruh pada perasaan panderita
dan merasakan releksasi otot sesaat sebelum traksi lumbal dilanjutkan. Hal ini akan dapat
mempertahankan otot dalam posisi rileks yang pada akhirnya mengurangi spasme otot,
melancarkan peredaran darah sehingga nyeri bisa berkurang. Pemberian teknik intermiten
lebih baik dari continous dalam hal rileksasi Cameron (1999). Posisi yang direkomendasikan
oleh Thamrin (1991) dikutip oleh Hartini (2007) adalah dengan tidur terlentang tungkai
diganjal sehingga terjadi fleksi paha dan lutut sebesar 90, keadaan ini sangat penting untuk
mencegah hiperlordosis lumbal yang merupakan suatu posisi yang harus dihindarkan pada
penderita NPB, pernyataan tersebut didukung Rachma (2002).

1. Teknik aplikasi traksi lumbal

Teknik dalam aplikasi traksi ada dua cara yaitu statik dan intermiten. Dalam penelitian ini
prosedur penggunaan tehnik aplikasi traksi lumbal adalah sebagai berikut :

1. Penentuan alat

Menggunakan traksi elektrik dengan perangkat semi computer digital.

1. Posisi pasien

Posisi yang umum adalah tidur terlantang dalam sedikit paha fleksi 85 derajat dan eksorotasi
10-15 derajat serta lutut dalam keadaan fleksi 85-90 derajat (Thamrin, 1991 dikutp oleh
Hartini, 2007)

1. Alat pengikat
Menggunakan alat pengikat punggung berupa sabuk (pelvic belt) yang diikatkan di atas krista
iliaka dan dihubungkan ke mesin traksi serta fiksasi pada tubuh bagian atas untuk
menghindari bagian atas untuk tertariknya tubuh ke bawah akibat tarikan lumbal.

Michlle H. Cameron merekomendasi parameter yang digunakan dalam aplikasi traksi


untuklumbal adalah sebagai berikut :

TABEL 2.1

Parameter traksi lumbal (Cameron, 1999)

Area of spine and goals Hold/relax times Total traction time


Force
of treatment (second) ( minutes)

Initial/acute phase 13-20 kg static 5-10

22,5 kg ; 50% of
Joint distraction 15/15 20-30
body weight

25% of body
Decrease muscle spasm 5/5 20-30
weight

Disc problem or strech 25% of body


60/20 20-30
soft tissue weight

1. Mekanisme traksi lumbal

Mekanisme traksi lumbal dengan teknik intermiten dapat menurunkan nyeri oleh stimulasi
dari mekanoreseptor oleh adanya oscillatory movements yang dapat mengaktifkan serabut
aferen berdiamter besar sehingga diperoleh penutupan dari spinal gate (Cameron, 1999 dan
Mardiman, 2001). Traksi dengan teknik intermiten juga dapat merileksasikan otot-otot
punggung bawah dengan stimulasi dari golgi tendon organs (GTOs) untuk menginhibisi alfa
motor neuron sehingga menurunkan spasme otot (Cameron, 1999).

Johnstan (1986) dan Cryax (1982) dikutip oleh Cameron (1999) tarikan yang dihasilkan oleh
traksi lumbal dengan kekuatan tarikan 50% berat badan akan mengurangi penekanan pada
permukaan dari sendi faset apabila ada gangguan atau distraksi pada sendi faset yang
menekan pada akar syaraf spinalis, dan dapat direkomendasikan untuk kasus HNP ringan.

Swezey (1983 ) dan Basmajin (1985) dikutip oleh Cameron (1999) traksi lumbal dilaporkan
juga dapat digunakan untuk mengulur jaringan lunak, panjang otot dan fleksibilitas sehingga
diperoleh rileksasi otot dari otot-otot para vertebra, dengan kekuatan tarikan 25% berat
badan.

1. Kontraindikasi dari traksi lumbal

Kontra indikasi dari pemberian traksi lumbal menurut Dellito (1990) dikutip oleh Cameron
(1999) adalah : (1) kondisi trauma akut atau inflamasi (2) hipermobilitas atau instabilitas (3)
hipertensi yang tidak terkontrol (4) fraktur (5) osteoporosis (6) spondilosis (7) selama proses
terapi keluhan nyeri bertambah sehingga dalam pengaplikasian traksi lumbal terapis harus
selalu melakukan monitoring.

Alat Fisioterapi Traksi China JYZ IIIB

ALAT FISIOTERAPI TRAKSI

Alat Fisioterapi Traksi JYZ adalah alat traksi yang lain dari alat fisioterapi lainnya. Fitur yag dimiliki dan
tidak dimiliki alat fisioterapi traksi lainnya adalah dimana alat ini bisa menarik pada sudut kemiringan
tertentu.

Spesifikasi :

Harga :Rp. 75.000.000 Nego


Untuk pemesanan alat ini hubungi Kontak kami di 085295443433 (Bpk. Risto Ariwibowo)
Kategori alat fisioterapi
Bagikan ke Teman Facebook anda

TRAKSI MOT-90 dr. Morthon (alat fisioterapi)


Traksi MOT 90
Microcomputer Control Cervix & Lumbal Traction 100Kg

Harga : 65.000.000 (Nego)


Apa itu TENS

TENS merupakan salah satu dari sekian banyak modalitas yang digunakan oleh profesi
Fisioterapi di Indonesia. Fisioterapi adalah salah satu dari tenaga medis yang bergerak dalam
hal mempebaiki gerak dan fungsi. TENS merupakan suatu cara penggunaan energi listrik
yang berguna untuk merangsang sistem saraf melalui permukaan kulit dan terbukti efektif
untuk mengurangi berbagai tipe nyeri (Meryl Roth, 1992).
TENS mampu mengaktivasi baik serabut saraf berdiameter besar maupun berdiameter kecil
yang akan menyampaikan berbagai informasi sensoris ke sistem saraf pusat. Efektivitas
TENS dapat diterangkan lewat teori kontrol gerbang (gate control )nya Melzack dan Wall
yang diaplikasikan dengan intensitas comfortable. Lewat stimulasi antidromik TENS dapat
memblokir hantaran rangsang dari nociceptor ke medulla spinalis. Stimulasi antidromik dapat
mengakibatkan terlepasnya materi P dari neuron sensoris yang akan berakibat terjadinya
vasodilatasi arteriole yang merupakan dasar bagi terjadinya triple responses. (Slamet Parjoto,
2001)
Mekanisme lain yang dapat dicapai oleh TENS ialah mengaktivasi system saraf otonom yang
akan menimbulkan tanggap rangsang vasomotor yang dapat mengubah kimiawi jaringan.
Postulat lain menyatakan bahwa TENS dapat mengurangi nyeri melalui pelepasan opioid
endogen di SSP. TENS dapat juga menimbulkan efek analgetik lewat sistem inhibisi opioid
endogen dengan cara mengaktivasi batang otak. Stimulasi listrik yang diberikan cukup jauh
dari jaringan yang cidera /rusak, sehingga jaringan yang menimbulkan nyeri tetap efektif
untuk memodulasi nyeri. (Slamet Parjoto, 2001)
Pada penggunaan TENS perlu diperhatikan beberapa hal yaitu tentang indikasi dan kontra
indikasi pada penggunaan TENS. Indikasinya dibagi menjadi 2yaitu nyeri akut dan nyeri
kronis, indikasinya meliputi : Nyeri akibat trauma, musculoskeletal, sindroma kompresi
neurovaskuler, neuralgia, causalgia. Sedangkan kontra indikasi dari TENS yaitu pada
penderita dengan alat pacu jantung, alat-alat listrik yang ditemukan pada tubuh pasien.
(Taswin-Yacob, MN Jenie, 1991)
Efek samping dari TENS yang sering timbul adalah alergi pada kulit dimana elektroda
ditempelkan. Reaksi tersebut biasanya disebabkan oleh gel pada waktu menempelkan
elektroda. (Taswin-Yacob, MN Jenie, 1991)
Diterbitkan di: 14

Anda mungkin juga menyukai