Disusun Oleh :
SEMARANG
2018
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DEMAM
TYPHOID PADA AN.M DIRUANG SOUTH
RS COLUMBIA ASIA
SEMARANG
Disusun Oleh :
DEVY DWI SYAVITRI
NIM 2.15.024
i
Ns. Sukesi , S.Kep
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
Columbia Asia .“ Adapun maksud dari karya tulis ilmiah ini adalah sebagai salah
Telogorejo Semarang.
Berikut bantuan dari berbagai pihak yang berkenan untuk memberikan segala
yang dibutuhkan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, perkenankan penulis
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga proses penulisan karya ilmiah ini dapat berjalan dengan lancar.
2. Dr. Murti Wandrati, M.Kes. selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Telogorejo Semarang.
3. Ns. I’ien Noer’aini, M.Kep. selaku pembantu III Sekolah Tinggi Ilmu
Telogorejo Semarang.
iv
6. Ns. Siti Juwariyah, M.Kep. selaku dosen wali tingkat III program studi
7. Kedua orang tua saya Ibu Sri wahyuni dan Bapak Adi Sutopo yang selalu
ditetapkan.
kasus dan dapat mengaplikasikan ilmu yang telah penulis peroleh selama
10. Saudara saya Ayu kusuma, Putri Cintya dan Raffi ghathfan dan kakak ipar
saya Hidayatus Sibyan yang selalu memberikan motivasi saya agar tidak
menyerah dan terus berjuang agar saya mampu menyelesaikan studi saya.
11. Sahabat-sahabat saya, Ika Puji Lestari, Nana Agustiana, Nurul Istiana,
12. Buat orang kesayangan, yang selalu memotivasi dan mendengarkan keluh
kesah saya.
v
13. Seluruh pihak yang tidak bisa ditulis satu persatu penulis, penulis
Ilmiah ini.Oleh sebab itu, segala kritik dan saran bersifat membangun sangat
Penulis
vi
DAFTAR ISI
PRAKATA .................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
B. Tujuan Penulisan....................................................................... 5
C. Manfaat Penulisan..................................................................... 6
1. Definisi ............................................................................. 8
3. Etiologi .............................................................................. 42
5. Patofisiologi ....................................................................... 47
6. Pathway.............................................................................. 50
vii
7. Komplikasi ......................................................................... 51
9. Penatalaksanaan ................................................................. 56
3. Bermain.............................................................................. 76
4. Nutrisi ............................................................................... 81
5. Hospitalisasi ...................................................................... 86
6. Imunisasi ........................................................................... 87
1. Pengkajian ......................................................................... 95
viii
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR SKEMA
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Demam Typhoid (enteric fever) adalah penyakit infeksi akut yang biasanya
saluran pencernaan. Pertimbangkan demam tifoid pada anak yang demam dan
memiliki salah satu tanda seperti diare (konstipasi), muntah, nyeri perut, dan
sakit kepala (batuk). Hal ini terutama bila demam telah berlangsung selama 7
hari atau lebih dan penyakit lain sudah disisihkan (WHO,2005 dalam
Sodikin,2011,hlm.240).
mempengaruhi individu setap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya.
1
2
seluruh dunia sekitar 17 juta per tahun dengan 600.000 orang meninggal
800 penderita per 100.000 penduduk setiap tahun yang ditemukan sepanjang
tahun. Penyakit ini tersebar di seluruh wilayah dengan insidensi yang tidak
berbeda jauh antar daerah. Serangan penyakit lebih bersifat sporadis dan
bukan endemik. Dalam suatu daerah terjadi kasus yang berpencar-pencar dan
endemik dengan angka kejadian masih tinggi serta merupakan salah satu
juta kasus typhoid diseluruh dunia dan diperkirakan sekitar 500.000 orang
tertinggi pada kasus typhoid ini, dan terdapat 13 juta kasus dengan 400.000
pencegahan demam tifoid menyangkut banyak aspek, secara garis besar ada 3
strategi pokok, yaitu: 1) Identifikasi dan eradikasi Salmonella typhi baik pada
banyak istirahat ditempat tidur, diet makanan harus mengandung cukup cairan
dan tinggi protein, serta rendah serat dan dengan pemberian obat antibiotik
insidensi di seluruh dunia sekitar 17 juta jiwa per tahun, angka kematian
RI, 2013).
2010 penderita demam typhoid ada 44.422 penderita, termasuk urutan ketiga
dibawah diare dan TBC selaput otak, sedangkan pada tahun 2011 jumlah
Agar perawatan berjalan dengan lancar maka diperlukan kerja sama yang baik
dengan tim kesehatan yang lainnya, serta dengan melibatkan pasien dan
keluarganya.
Peran perawat dalam hal ini adalah sebagai pemberi pelayanan keperawatan
pada anak yang harus mampu fokus dalam memfasilitasi keluarga dalam
sosial, budaya, dan ekonomi keluarga karena tingkat sosial, budaya, dan
keperawatan.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Columbia Asia.
6
Asia.
Asia.
Columbia Asia.
Columbia Asia.
C. Manfaat Penulisan
1. Institusi Pendidikan
selanjutnya.
2. Profesi Keperawatan
4. Bagi Masyarakat
Typhoid.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
yaitu mereka yang mengeluarkan kuman melalui eksketa tetapi tak pernah
gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan,
8
9
bakteri pada usus halus dan terkadang pada aliran darah yang disebabkan
Dalam masyarakat penyakit ini dikenal dengan nama Tipes atau thypus,
anak yang demam dan memiliki salah satu tanda seperti diare (konstipasi),
muntah, nyeri perut, dan sakit kepala (batuk). Hal ini terutama bila demam
telah berlangsung selama 7 hari atau lebih dan penyakit lain sudah
kita makan dan mengubahnya dari bentuk kasar menjadi lembut, sehingga
10
makanan itu dapat diserap oleh usus. Alat pencernaan kita terdiri atas
atas mulut, tekak, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan
berakhir pada anus atau poros usus. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri
a. Mulut
mandibula, lidah, dan struktur lain pada dasar mulut. Bagian lateral
oleh bibir dan bagian belakang oleh lubang yang menuju faring.
Palatum terdiri atas dua bagian, yaitu bagian anterior ( bagian tulang),
mukosa), disebut palatum mole. Pada bayi muda, lidah beroposisi kuat
hidung. Pada janin, rongga mulut dan hidung masih bersatu, yang
palatum sumbing. Uvula bifisa pada anak dapat normal atau terjadi
Pada mulut terdapat tiga pasang kelenjar liur, yaitu kelenjar parotis,
berupa tepung hanya boleh diberikan setelah usia tiga bulan. pH naik
1) Lidah
Lidah tersusun atas otot yang pada bagian atas dan sampingnya
pendek dan lebar. Tunas kecap ditemukan pada papila dan respons
hidung.
tonjolan kecil yang disebut sebagai papil lidah. Ada tiga papila
parit dangkal. Taste – bud adalah sel khusus pada dinding parit ini ,
mengandung sel tempat di mana rasa kecap dan dari sana mereka
nervus hipoglosus.
14
dorsal lidah, asam di sepanjang tepi, manis di ujung , dan asin pada
epiglotis.
tidak ada hubungan yang jelas dengan salah satu senyawa ini, yaitu
bila dikecap akan terasa manis. Pemanis buatan seperti sakarin dan
kalori, yang diperlukan bagi tujuan yang sama. Garam timah hitam,
rasa pahit adalah morfin, nikotin, kafein, dan urea. Senyawa garam
juga pahit.
satu atau lebih bercak halus yang berwarna merah terang. Tepi
16
klinis berupa sejumlah alur kecil atau alur – alur pada permukaan
dorsal.
2) Gigi
Manusia dilengkapi dengan dua set gigi yang tampak pada masa
susu atau desidua), yang bersifat sementara dan tumbu melalui gusi
pemberian ASI.
sulung. Gigi primer (gigi susu atau gigi desidua) terdapat pada
bulan sampai dua tahun. Gigi susu akan berangsur tanggal (lepas)
secara bertahap oleh gigi tetap (gigi permanen) pada prang dewasa.
gigi memiliki tiga bagian, yaitu mahkota yang terlihat di atas gusi,
leher yang ditutupi oleh gusi, dan akar yang ditahan dalam soket
3) Kelenjar saliva
b. Faring
c. Esofagus
esofagus bersatu dengan faring, area ini mudah mengalami cedera jika
terdapat lapisan otot sirkuler yang disebut sfingter kardiak, otot ini
Tahap volunter dari penelanan. Bila makanan sudah siap untuk ditelan,
dihentikan.
medial untuk saling mendekat satu sama lain. Dengan cara ini,
3) Pita suara laring bertautan secara erat, laring ditarik ke atas dan
detik. Hal ini akibat adanya efek gravitasi tambahan yang menarik
bagian atas esofagus adalah otot lurik. Oleh karena itu, gelombang
bagian esofagus ini juga secara kuat di atur oleh saraf vagus yang
tanpa bantuan dari refleks vagal. Oleh karena iu, sesudah paralisis
lambung.
d. Lambung
saat makan, dan menurun pada saat cairan lambung (kimus) masuk ke
maka rugae menyempit dan pada saat lambung penuh, maka rugae
ini kanan mencegah terjadinya aliran balik isi usus halus ke dalam
lapis dan bukan dua lapis otot polos : 1) lapisan longitudinal di bagian
duodenum.
seliaka.
Muttaqin,2013,hlm.9).
Seluruh suplai darah di lambung dan pankreas (serta hati, empedu, dan
limpa) terutama berasal dari arteri seliaka atau trukus seliakus, yang
tiga fase yaitu fase sefalik, fase gaster, dan fase intestinal.
27
Pada fase sefalik di mana adanya stimulus bau dari hidung, rasa dari
Fase gaster berkisar antara 3-4 jam, di mana terjadi proses penting
halus dalam melakukan absorpsi. Pada fase ini, secara hormonal akan
lambung lebih lama dengan tujuan sebelum masuk usus halus material
Muttaqin,2013,hlm.11)
e. Usus Halus
dan usus besar. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas
Pada usus dua belas jari terdapat muara saluran yaitu dari pankreas dan
yang disebut vili atau jonjot-jonjot usus. Vili ini berfungsi memperluas
makanan.
yang belum dicernakan serta zat-zat lain. Selama di usus halus, semua
glukosa.
usus halus ini berupa cairan empedu, getah pankres, dan getah usus.
1) Cairan empedu
peristaltik usus.
2) Getah Pankreas
pemecahan pati.
3) Getah Usus
seperti berikut.
usus halus sangat efisien dalam penyerapan Na+, tetapi tidak untuk
kil (limfa), dan sel goblet. Di sini asam amino dan glukosa diserap
dan diangkut oleh darah menuju hati melalui sistem vena porta
f. Usus Besar
adalah kantong besar yang terletak pada fosa iliaka dekstra. Ileum
memasuki sisi kiri pada lubang iioesekal dan celah oval yang
naik pada sisi kiri berakhir pada fleksura silika sinistra di bawah
kanalis analis.
Fungsi lain dari usus besar adalah absorpsi air,garam, dan glukosa.
rektum dikeluarkan.
34
bahan mukus kental yang tersusun dari zat sisa dari usus. Seiring
Muttaqin,2013,hlm.14).
atas mukosa, submukosa, dan dua lapisan otot lengkap yaitu otot
untuk jarak tertentu. Hal ini terjadi secara umum setelah makan
g. Hati
dasar pada sisi kanan dan aspeks pada sisi kiri. Organ ini terletak
ligamentum peritoneum.
porta hepatis dan membagi-bagi hati dalam lobus dan lobulus. Sel-
Hepar terdiri atas lobus yang dibagi lagi menjadi lobulus, tiap
seringkali tidak berbatas jelas dan mirip jaringan tanpa dinding sel
dinding sel yang berbatas tegas. Sel ini mendapat suplai darah dari
39
oleh karena itu terdapat kontak yang erat antara darah dengan sel
hepar. Hal ini merupakan susunan yang ideal karena hepar perlu
lobulus klasik (lobulus hati), lobulus portal, dan asinus hati (unit
Darah mengalir dari daerah portal cabang vena porta dan cabang
daerah portal ini tetap mendapat darah dari asinus hati. Kedua
fungsi, dan karena letaknya yang unik yaitu antara dua vena, hepar
dalam darah, oleh sebab itu hepar memiliki peran penting dalam
partikel kecil yang larut dalam air, hal ini memungkinkan lipase
(e) membentuk dan merusak eritrosit; dan (f) sebagai organ sentral,
pembentukan urea.
41
Aliran darah hepar janin berasal dari arteri hepatika, vena porta,
darah duktus venosus dari vena porta dan vena umbilikalis ke vena
oksigen vena porta lebih rendah dari darah vena umbilikalis, oleh
fungsinya belum matang. Hal ini dapat dilihat dari neonatus yang
h. Pankreas
hilus limpa kiri dan melewati sebelah atas ginjal kiri, kantong kecil
42
akan diserap (diabsorpsi) ke dalam tubuh berupa zat gizi. Proses sekresi,
yang telah dicerna, di dorong (serta asam amino darah, selain itu kadar
asam lemak bebas juga merupakan stimulus rasa lapar. Para ahli bahkan
24).
4. Etiologi
Salmonella thyposa adalah bakteri gram negatif yang bergerak tiga macam
laboratorium,yaitu:
ini akan mati pada pemanasan 570 C selama beberapa menit. Menurut
sangat mudah terjadi pada lingkungan dengan sanitasi yang buruk. Berikut
5. Manifestasi klinis
-14 hari. Masa awal penyakit , tanda dam gejala berupa anoreksia, rasa
malas, sakit kepala bagian depan, nyeri otot, lidah kotot (putih ditengah
dan tepi lidah kemerahan), kadang disertai tremor lidah), nyeri perut.
Zulkoni (2011,hlm.41-42) :
a. Minggu pertama
diare dan sembelit silih berganti. Pada akhir minggu pertama, diare
dan ujung merah serta bergetar atau tremor, tenggorokan terasa kering
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak
golongan kulit putih yaitu berupa makula merah tua ukuran 2 – 4 mm,
46
berkelompak, timbuk paling sering pada kulit perut, lengan atas atau
dada bagian bawah, kelihatan memucat bila ditekan. Pada infeksi yang
b. Minggu Kedua
meningkat pada sore atau malam hari. Karena itu, pada minggu kedua
Suhu badan yang tinggi, dengan penurunan sedikit pada pagi hari
nadi meningkat bersama dengan peningkatan suhu, saat ini relatif nadi
c. Minggu ketiga
minggu. Hal itu jika terjadi tanpa komplikasi atau berhasil diobati. Bila
ulkus.
sedangkan keringat dingin, gelisah, sukar bernafas dan kolaps dari nadi
d. Minggu keempat
6. Patofisiologi
dimakanan yang akan dimakan oleh orang sehat. Apabila orang tersebur
yang sehat melalui mulut. Sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam
limfa, dan organ lain. Proses ini terjadi pada masa tunas dan berakhir saat
(Rahayuningsih& Dermawan,2010,hlm.110)
Pada minggu 1, terjadi hiperplasia plaks player pada kelenjar limfoid usus
halus. masuknya kuman pada minggu pertama ditandai dengan suhu tubuh
naik turun, khususnya kan naik pada malam hari dan menurun menjelang
pagi hari. Demam ini disebut demam interminten (suhu tinggi yang naik
tanda peningkatan suhu tubuh yang sangat tinggi dan infeksi pada RES
dalam Muttaqin,2013).
49
Dalam hal ini demam atau peningkatan suhu tubuh pasien berdampak juga
perpisahan dengan ibu akan menimbulkan rasa kehilangan pada anak akan
orang yang terdekat dengan dirinya, dan akan lingkungan yang dikenal
Pada akhir minggu pertama atau pada minggu II, infeksi menjadi nekrosis
dan tukak. Tukak ini membesar di ileum dari pada kolon sesuai dengan
Muttaqin,2013).
7. Pathway
Skema 2.1
Pathway Demam Tifoid
5F (food, finger, fomitus, fly, feses)
Salmonella typhi
Mulut
HCL (Lambung)
Hidup Mati
Respon inflamasi Respon inflamasi Respon inflasi (RES) Inflamasi saluran limfotik
lokal intestinal sistemik dan sirkulasi darah
Hepar Sistem
Mual, muntah, anoreksia integumen Sistem muskoloskeletal
MK :
Hipertermi Hepatomegali
Asupan nutrisi tidak adekuat Kelemahan fisik,
malaise
Distensi abdomen
MK : Gangguan nutrisi MK : Intoleransi
kurang dari kebutuhan MK : Nyeri aktiviatas
tubuh MK : Kerusakan integritas
jaringan atau kulit
Sumber :
Ambarwati, 2012
Muttaqin,2013
8. Komplikasi
a. Komplikasi intestinal
renjatan.
b. Komplikasi ekstraintestinal
Arthritis.
52
Katatonia.
9. Pemeriksaan Diagnostik
klinis demam Typhoid. Peningkata titer uji widal tes 4 kali lipat selama 2-
diagnosis demam Typhoid pada pasien dengan gambaran klinis yang khas.
Pada beberapa pasien, uji widal tes tetap negatif pada pemeriksaan ulang
diagnosa Typhoid. Dasar widal tes adalah reaksi agglutinasi antara atigen
a. Uji Serologi
dengan tes ini, bila dapat dideteksi adanya titer antibody sering
tes sebaliknya tidak hanya dilakukan satu kali saja melainkan perlu
adalah :
a) Jika hasil widal tes terjadi pada antigen O (+) positif > 1/120
b) Jika hasil titer widal tes terjadi pada antigen H dan V1 (+)
2) Tes Tubex
Tes tubex merupakan salah satu dari uji serologis yang menguji
spesifik dan khas pada Salmonella serogrup D. Tes ini dapat menjadi
skor berikut : skor < 2 Negatif yaitu tidak menunjukkan infeksi tifoid
tifoid aktif. Skor > 6 Positif yaitu Indikasi kuat infeksi tifoid (Jurnal
usus.
salmonella dilakukan pada minggu kedua dan ketiga serta biakan urin
salmonella pada biakan darah tinja, urine , cairan emepdu atau sumsum
tulang.
10. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Keperawatan
seperti makanan, minuman, mandi, buang air kecil dan buang air
Wijaya,2013,hlm.178).
b. Penatalaksanaan Medis
1) Pemberian antibiotik
a) Klorampenikol
b) Tiampenikol
c) Kotrimoksazol
minggu.
(2010,hlm.126).
kesadaran.
59
kesadaran membaik.
a. Definisi Anak
dapat dibanggakan, serta berguna bagi nusa dan bangsa. Anak harus
individu yang unik, yang punya potensi untuk tumbuh dan berkembang (
tahap usianya. Anak bukan miniature orang dewasa atau orang dewasa
dan psikososial).
Proses yang unik dan hasil akhir yang berbeda-beda memberikan ciri
dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari
1) Faktor genetik
genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan
2) Faktor lingkungan
anak. Secara umum terdiri atas masa prenatal dan masa postnatal.
1) Masa Prenatal
Masa prenatal terdiri atas dua fase, yaitu fase embrio dan fase fetus.
hingga 8 minggu pertama yang dapat terjadi perubahan yang cepat dari
mesoderm. Pada masa ini sampai usia 7 minggu belum tampak adanya
yaitu sudah mulai dapat berdenyut sejak 4 minggu. Pada fase fetus
2) Masa postnatal
a. Tahap pertumbuhan
1) Berat badan
Pada masa pertumbuhan berat badan bayi dibagi menjadi dua, yaitu
usia 0-6 bulan dan usia 6-12 bulan. Untuk usia 0-6 bulan
dua kali lipat berat badan lahir pada akhir bulan ke-6. Sedangkan
pada usia 6-12 bulan terjadi penambahan setiap minggu sekitar 25-
40 gram dan pada akhir bulan ke-12 kan terjadi penambahan tiga
2) Tinggi badan
3) Lingkar kepala
sekitar enam bulan pertama, yaitu dari 35-43 cm. Pada usia-usia
46,5 cm.
4) Gigi
rahang bawah.
5) Organ penglihatan
yang bergerak dalam rentang 450, dan bila tidak bergerak sejauh
68
kelenjar air mata sudah mulai berfungsi. Pada usia 2-3 bulan
1,25 cm, dapat mengenali botol susu, melihat tangan saat duduk
mata dan tangan. Pada usia 7-11 bulan mampu memfiksasi objek
6) Organ Pendengaran
mulai mampu membuat bunyi tiruan. Pada usia 6-8 bulan mampu
7) Organ seksual
antara lain terjadinya pertumbuhan yang cepat pada penis pada usia
berikut.
sebagai berikut:
pemisahan konturnya.
paha.
71
b. Tahap perkembangan
Usia 1 – 4 bulan
sebentar.
tempatnya.
sebagi berikut :
mengangkat kepala.
merangkak.
3) Perkembangan bahasa
serta menggunakan kata yang terdiri tas dua suku kata dan
1) Definisi
stimulasi mental yang merupakan cikal bakal dari proses belajar pada
bermain dapat menjadi efektif dan efesien. Hal yang perlu dipahami
usia anak. Jenis permainan tertentu hanya sesuai dengan usia anak.
Jenis permainan tertentu hanya sesuai dengan usia tertentu pula. Alat
77
tahun.
sangat baik jika orang tua ikut terlibat dalam permainan , yaitu melalui
anak(Adriana,2017,hlm.72).
bertujuan untuk:
b) Melatih koordinasi antara mata dan tangan serta mata dan telinga;
Contoh alat permainan yang dianjurkan pada masa ini adalah benda
dan anak dapat berdaptasi secara lebih efektif terhadap stres. Untuk
berikut:
tangan;
106).
Permainan untuk usia bayi dibagi menjadi bayi usia 0-3 bulan, 4-6
bulan dan 7-9 bulan. Karakteristik permainan anak usia bayi adalah
sosial yang menyenangkan antara bayi dan orang tua dan atau orang
dewasa sekitarnya. Selain itu, perasaan senang juga menjadi ciri khas
dari permainan untuk bayi usia ini. Alat permainan yang biasa
menyenangkan.
pada saat memandikan, biarkan bayi bermain air dalam bak mandi.
mainan yang berwarna terang, atau berikan kepadanya kertas dan alat
Untuk itu, alat permainan yang dapat diberikan pada bayi, misalnya
buku dengan warna yang terang dan mencolok, gelas dan sendok yang
tidak pecah, bola yang besar, berbagai macam boneka, dan atau
e. Kebutuhan Nutrisi
1) Definisi
zat gizi tersebut. Oleh karena itu, untuk menentukan makanan yang
tepat pada anak, tentukan jumlah kebutuhan dari setiap nutrien, lalu
tentukan jenis bahan makanan yang dapat dipilih untuk diolah sesuai
bahwa faktor suka atau tidak suka pada makanan tertentu biasa terjadi
pada anak usia tertentu, yaitu biasanya usia todler dan prasekolah.
Bayi (0-12 bulan) memerlukan jenis makanan air susu ibu (ASI), susu
tertentu ketika anak tidak bisa mendapatkan ASI, seperti ibu dengan
Untuk bayi usia 5-6 bulan diberikan 2 kali bubur susu, buah-
Untuk bayi umur 6-7 bulan dapat dimulai dengan pemberian nasi
tim dengan campuran antara beras, sayuran, dan daging atau ikan.
Bayi umur 8-12 bulan diberikan nasi tim dengan frekuensi 3 kali
empat bulan, saat bayi mulai belajar duduk, kuat menahan leher
kepuasn, lebih praktid dan murah, dan dapat menunda masa subur
(Supartini,2014,hlm.108).
-Air
-Protein
Nilai gizi protein ditentukan oleh kadar asamamino esensial. Dua jenis
protein, yaitu protein hewani, yang didapat dari daging hewan dan
besar dari pada protein nabati dan lebih mudah diserap oleh tubuh.
-Lemak
kecuali lemak esensial, yaitu asam linoleat dan asam arakidonat. Pada
-Karbohidrat
dari laktosa yang dikandung dalam ASI. Pada anak yang lebih besar
energi, tubuh akan memecah protein dan lemak cadangan dalam tubuh.
-Vitamin
yaitu vitamin yang larut dalam air (vitamin B dan C) dan vitamin yang
4) Pada masa bayi status gizi bayi dalam bulan-bulan pertama dari
dan perkembangan yang cepat. Berat badan bayi normal menjadi dua
kali berat lahir pada usia 4 bulan dan menjadi tiga kali pada usia 10-12
bulan.
masukan zat-zat gizi yang seimbang dan relatif kecil, tetapi besar
Bayi belum dapat makan makanan padat, yang berserat banyak atau
(2010,hlm.258).
86
f. Hospitalisasi
1) Definisi
pada usia 0-1 tahun dapat berupa cemas karena perpisahan dengan
usia ini respon anak terhadap rasa nyeri adalah dengan mengerutkan
adalah rasa takut, cemas, rasa bersalah, tidak percaya bila anak sakit,
orang tua sehingga ada gangguan pembentukan rasa percaya dan kasih
sayang. Pada anak usia lebih dari enam bulan terjadi stranger anxiety
dan cemas karena perpisahan. Reaksi yang sering muncul pada anak
87
(Ambarwati,2012,hlm.17-35).
g. Imunisasi
1) Pengertian Imunisasi
2) Tujuan Imunisasi
imunisasi pasif adalah zat anti yang didapat dari luar tubuh.
4) Jenis-jenis imunisasi
pemberian imunisasi BCG adalah satu kali dan tidak perlu diulang
bulan. Namun, bisa juga ditambahkan lagi 2 kali lagi, yaitu 1 kali
lumpuh kaki. Pemberian imunisasi ini bisa lebih dari jadwal yang
kali pada usia 0 – 11 bulan, dan berikutnya pada usia bayi 2 bulan,
mulut, untuk efek samping nya hampir tidak ada efek samping
anak dengan diare berat atau sedang sakit parah, seoerti demam
pemberiannya sesuai jadwal. Selain karena anti bodi dari ibu sudah
imunisasi ini adalah dengan cara subkutan dan untuk efek samping
dilanjut pada usia 1 bulan, dan usia antar 3 – 6 bulan. Untuk cara
hilang dalam waktu dua hari. Imunisasi ini tidak dapat diberikan
a) Vaksin parenteral
usia 1 – 5 tahun adalah 0,1 cc, anak usia 6 – 12 tahun 0,25 cc,
tahun.
1. Pengkajian
a) Identitas
Penyakit ini sering ditemukan pada anak berumur diatas satu tahun.
b) Keluhan utama
Berupa perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing, dan
masa inkubasi).
dapat muncul.
Apakah sudah pernah sakit dan dirawat dengan penyakit yang sama.
imunisasi pada form yang tersedia tidak terdapat isisan yang berkaitan
2. Pemeriksaan Fisik
b) Mulut : Terdapat napas yang berbau tidak sedap serta bibir kering dan
3. Pemeriksaan laboratorium
d) Pemeriksaan widal
4. Diagnosa Keperawatan
f) Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik umum, malaise dan kram otot.
5. Intervensi keperawatan
Salmonella Thypi)
Kriteria hasil :
Intervensi
panas.
terjadinya panas.
4) Berikan kompres air biasa pada daerah aksila, lipat paha, dan
menyerap keringat.
evaluasi efektivitasnya.
infeksi.
efektivitas terapi.
nafsu makan.
Kriteria hasil:
Intervensi
mengandung gas)
3) Berikan makanan lunak selama fase akut (masih ada panas atau
perforasi usus.
berat badan.
pemenuhannutrisi.
Kriteria hasil :
menurunkan nyeri.
Intervensi
mengurangi nyeri.
kebutuhan metabolisme.
stimulus internal.
istirahatkan pasien
Kriteria hasil :
Intervensi :
tersebut.
toleransi.
posisi
kerusakan jaringan.
Kriteria hasil :
dibawah standar.
Intervensi :
verbal.
105
depan.
kondisi sakit.
Kriteria hasil :
Intervensi :
iritasi usus.
aktivitas sehari-hari
TINJAUAN KASUS
Padabab ini menguraikan tentang kajian penulis terhadap pasien bernama An.
A. Pengkajian
1. Identitas
jawab An. M yakni nama ibu Ny. A dan nama ayah Tn. I, pekerjaan
ayah adalah pedagang dan ibu sebagai ibu rumah tangga, alamat
2. Riwayat Kesehatan
107
108
rewel. Oleh orang tua diberikan paracetamol syrup. Setelah diberi obat
pasien dilakukan cek lab dengan hasil Hb 9,2 g/dl dan Salmonella
kehamilan, ibu pasien mengatakan tidak pernah sakit parah, ibu pasien
TT dan minum vitamin. Pada masa intra natal ibu pasien mengatakan
lahir di RS Panti Wilasa Citarum Semarang. Pada masa post natal ibu
pasien mengatakan pasien diasuh oleh kedua orang tua kandung dan
Genogram
Keterangan :
: Laki - laki
: Perempuan
: Perempuan Meninggal
: Pasien
: Menikah
: Keturunan
: Tinggal Serumah
bekerja sebagai pedagang, dan ibu sebagai ibu rumah tangga. Ibu
selalu aktif dan responsif saat bermain dengan kakak dan ibunya dan
sehari dengan memakai popok. Pola aktivitas dan latihan, ibu pasien
kakaknya dan ibunya, hanya saja untuk dirumah sakit pasien lebih
dalam pengawasan dan dibantu orang tua. Pola istirahat dan tidur, ibu
rewel saat badan terasa demam, tidur ± 8 jam, siang ± 3 jam setiap
hari. Pola kognitif dan persepsi, ibu pasien mengatakan respon anak
masalah ini adalah dengan ibu menggendong anak dan memberi ASI.
dengan keluarga baik dan harmonis, anak rewel dan tampak tegang
gizi z-score pasien menurut jenis kelamin dan nutrisi pasien adalah
baik dengan angka 0,30. Tanda-tanda vital Suhu 38,50C, Nadi: 112
kiri, tidak ada retraksi dinding dada, palpasi tidak ada nyeri tekan,
cath no 24, ektremitas bawah tidak tampak oedema, dan tidak ada
7. Data Imunisasi
,DPTdiberikan pada usia 2-4 bulan, Polio diberikan 1-4 bulan, dan
imunisasi Campak.
Tumbuh kembang pasien pada saat lahi 3005 gr, panjang badan
saat lahir 50 cm, tengkurap pada usia 3 bulan, mulai duduk pada
usia 6 bulan, usia gigi tumbuh pada usia 7 bulan, usia anak
bergaul, anak dapat melihat atau menatap wajah ibu, daag daag
SpO2 : 99 %.
B. Diagnosa keperawatan
hospitalisasi.
C. Intervensi keperawatan
suhu tubuh dapat terjadi, dengan kriteria hasil suhu normal (36 – 370C),
yaitu, kaji dan catat suhu tiap 2 atau 4 jam, Rasional : tindakan ini sebagai
panas.berikan kompres air biasa pada daerah aksila, lipat paha, dan
panas tubuh akan berpindah dari tubuh ke material yang dingin. Area yang
suhu tubuh secara terus menerus, distensi abdomen, dan nyeri abdomen,
menghabiskan satu porsi makanan, berat badan stabil atau meningkat dan
berikut,kaji pola makan dan status nutrisi pasien, Rasional : sebagai dasar
pasien. Berikan makanan lunak selama fase akut (masih ada panas atau
suhu tubuh lebih dari normal), Rasional : untuk mencegah iritasi usus dan
rasa malu akibat kurang kontrol (dampak hospitalisasi). Catat reaksi pasien
D. Implementasi Keperawatan
pada pukul 15.45 adalah monitor KU dan TTV, dengan respon data
subyektif ibu pasien mengatakan anaknya masih demam naik turun, data
memberikan minum kepada pasien, data obyektif : pasien minum ASI dan
pakaian tipis agar menyerap keringat, dengan respon data subyektif, ibu
(Tamoliv 100 mg dan sanmol drop 3 x 0,6 ml) tambahan Songobion drop
membantu membri obat, data objektif obat masuk lancar , pasien tidak
mengalami muntah dan tidak ada tanda-tanda alergi. Pukul 19.00. Kaji
pola makan dan status nutrisi pasien, dengan respon, data subyektif ibu
tampak lemas dan rewel. Pukul 19.45. Jelaskan pentingnya asupan nutrisi
menyuapi pasien makan sedikit tapi sering, dengan respon ibu pasien
makan. Pukul 20.30. Catat reaksi cemas dan berikan penjelasan tentang
rewel jika demam dan didekati perawat, ibu pun juga sekiti cemas karena
anaknya sering rewel dan belum sembuh, data objektif anak tampak rewel
dan tegang jika didekati perawat, anak masih tampak cemas, sedangkan
Pada hari Rabu, 31 Januari 2018. Pukul 08.30. Memberikan kompres air
biasa di axila atau lipatan paha,serta monitor suhu, dengan respon, data
subjektif ibu pasien mengatakan anaknya masih demam naik turun, data
objektif akral teraba hangat, suhu 38,30C. Pukul 09.15. memberikan terapi
kepada anak, data objektif bat masuk lancar, tidak ada tanda-tanda alergi
ibu pasien mengatakan anak masih susah makan, data objektif BB : 11,1
kg. Pukul 12.10. Membantu menyuapi makan pasien (sedikit tapi sering),
dengan respon, data subjektif ibu pasien mengatakn nafsu makan pasien
dan minum air putih 3 sendok. Pukul 13.15. Monitor respon fisik seperti
respon, data subjektif ibu pasien mengatakan anaknya sering rewel, masih
lemas, data objektif anak tampak rewel dan sering menangis jika didekati
subjektif ibu pasien mengatakan anaknya sering sekali rewel , data objektif
Pada hari kamis, 1 Januari 2018. Pukul 08.00. Melakukan perawatan mulut
suhu badan pasien, dengan respon, data subjektif ibu pasien mengatakan
demam anak sudah turun, data objektif, suhu badan 36,50C. Pukul 12.15.
Membantu pasien untuk makan makanan lunak (bubur) dan minum air
putih atau ASI, dengan respon, data subjektif, ibu pasien mengatakanakan
menyuapi makan anak, data objektif, nafsu makan pasien bertambah, habis
seporsi bubur, minum ASI dan sedikit air putih, pasien tampak kooperatif.
DS 125 mg/ 5 ml) sesuai program, dengan respon, data subjektif ibu
pasien mengatakan anak sudah tidak demam, data objektif, obat masuk
data subjektif ibu pasien mengatakan anaknya suka menonton kartun dan
juga akan membantu anak untuk menonton TV, data objektif pasien
tampak menikmati acara TV dan rasa cemas atu rewel bisa dialihkan dan
berkurang.
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi hari pertama pada hari Selasa 30 Januari 2018 pukul 21.00, pada
mengatakan anaknya demam naik turun, data objektif : suhu badan 38,30C,
intervensi.
Hari kedua hari Rabu tanggal 31 Januari 2018 pukul 07.00. Data fokus nya
rewel, dan tidak nafsu makan. Data objektif : suhu tubuh 38,30C, akral
hangat, pasien rewel, nafsu makan dan minum berkurang (pasien tampak
subjektif : ibu pasien mengatakan suhu badan anaknya mulai turun, data
Hari ketiga hari kamis, tanggal 1 Januari 2018, data fokusnya yaitu, data
ibu pasien mengatakan suhu badan anaknya turun dan tidak demam lagi,
: Hentikan intervensi.
lanjutkan intervensi.
Hari kedua hari Rabu tanggal 31 Januari 2018 pukul 07.00. Data fokusnya
rewel, dan tidak nafsu makan. Data objektif : suhu tubuh 38,30C, akral
hangat, pasien rewel, nafsu makan dan minum berkurang (pasien tampak
SOAP pulang, hari Rabu tanggal 31 Januari 2018, diagnosa kedua, data
subjektif : ibu pasien mengatakan anaknya sudah mau makan lagi, data
lanjutkan intervensi.
Hari ketiga hari kamis, tanggal 1 Januari 2018, data fokusnya yaitu, data
SOAP datang, tanggal 1 Januari 2018, diagnosa kedua, data subjektif : ibu
SOAP pulang, tanggal 1 Januari 2018, diagnosa kedua, data subjektif : ibu
pasien mengatakan anaknya sudah mau makan dan minum, data objektif :
sering rewel dan menangis saat didatangi perawat, data objektif : pasien
lanjutkan intervensi.
Hari kedua hari Rabu tanggal 31 Januari 2018 pukul 07.00. Data fokusnya
rewel, dan tidak nafsu makan. Data objektif : suhu tubuh 38,30C, akral
hangat, pasien rewel, nafsu makan dan minum berkurang (pasien tampak
intervensi.
SOAP pulang, tanggal 1 Januari 2018, diagnosa ketiga, data subjektif : ibu
pasien mengatkan anaknya sudah mulai ceria dan tapi masih sedikit rewel,
Hari ketiga hari kamis, tanggal 1 Januari 2018, data fokusnya yaitu, data
pasien mengatakan anaknya sudah tidak rewel lagi, dan masih takut jika
didekati perawat, data objektif : anak tampak tegang jika didekati perawat.
pasien mengatakan anaknya sudah tidak rewel dan tidak takut perawat
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
pengkajian pada hari Selasa, 30 Januari 2018 pukul 15.30 WIB diruang
128
129
adalah demam naik turun dengan suhu axila 38,50C. Peningkatan suhu
tubuh yang terjadi pada pasien merupakan hasil dari reaksi sistemik.
bahwa tubuh dapat melawan infeksi lebih efektif bila suhunya tinggi
(bakteri dan virus lebih memilih lingkungan yang suhu ada sekitar
tubuh yang dialami pasien merupakan salah satu gejala dari demam
Keluhan pasien selanjutnya adalah tidak nafsu makan pasien. Hal ini
pada pasien demam typhoid terjadi karena adanya rasa tidak enak pada
sekarang adalah mengapa pasien masuk rumah sakit dan apa keluhan
mengalami demam naik turun, lemas dan tidak nafsu makan. Oleh
suhu yaitu hasilnya 38,50C, cek lab dengan hasil Hb : 9,2 g/dl dan
kepada anak secara teratur atau tepat waktu dan yang belum dilakukan
halus. Pola istirahat dan tidur : selama sakit pasien merasa tidak dapat
kadang diare. Hal ini sesuai teori yaitu, pasien mengalami nafsu makan
dengan jenis bubur bayi dan minum air putih dan ASI. BB sebelum
sakit 11, 5 kg, setelah sakit 11 kg, TB 80 cm, penilaian Z-score pasien
sebelum sakit 11,5 kg, setelah sakit 11 kg. Penurunan berat badan
pasien disebabkan oleh asupan nutrisi pada pasien tidak adekuat. Hal
pasien seperti mual muntah dan lainnya ( Irawati & Hanriko, 2016 ¶5).
anterior lidah ditandai dengan dua jenis papila dengan fungsi tertentu
distal. Pada keadaan infeksi seperti yang dialami pasien Typhoid pada
papila ini terdapat timbunan bakteri dan sel-sel epitel mati sehingga
01.38 WIB).
Lidah pasien demam tifoid yang khas yaitu berselaput (kotor ditengah,
tepi dan ujung merah). Lidah berselaput ini akan mengganggu fungsi
papila tengah pada lidah yang andil dalam pengecapan rasa pahit
disertaitremor.(Http//:www.informasikedokteran.com/2015/07/demam
Palpasi bunyi timpani. Perut kembung ini merupakan salah satu tanda
gejala dari demam typhoid. Hal ini disebabkan oleh karena adanya
dalam beberapa minggu setelah sakit. Anemia dapat terjadi antara lain
yang terjadi saat pasien sudah memasuki fase akut (Sucipto, 2015 ¶13).
skor yang interpretasinya dapat dilihat dari skor berikut : skor < 2
yaitu Indikasi kuat infeksi tifoid (Jurnal Ghaida dan Angga ¶ 2).
adalah suatu substansi protein dalam sel-sel darah merah yang terdiri
Pemeriksaan MCV didapatkan hasil 66,7 dari normal untuk bayi yaitu
96 – 108 dan MCH 20,7 pg dari nilai normal 32 – 34. MCV (Mean
penurunan maka akan secara otomatis kadar MCV dan MCH akan
SDP yang lain. Selama fase akut, garis depan pertahanan tubuh adalah
infeksi dan inflamasi, tetapi lebih kuat dari neutrofil dan dapat
komplikasi pada usus halus umumnya jarang terjadi tetapi bila terjadi
sering fatal yang pertama yaitu perdarahan usus, bila sedikit hanya
pada minggu ketiga setelahnya dan terjadi pada bagian distal ileum.
dan anak.
139
tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit
bulan ini, keadaan pasien sedang sakit. Menurut teori bahwa syarat
paling utama anak yang akan mendapat imunisasi harus dalam kondisi
(Hanum,2010).
kemandirian dan bergaul atau personal sosial, anak dapat melihat atau
kontak mata, main ciluk baa, mencari mainan yang jatuh, makan
Jadi dari hasil pemeriksaan Denver II tidak ada kelainan dalam semua
motorik halus pada usia ini adalah mencari atau meraih benda kecil;
takipnea.
142
menyebabkan suhu tubuh naik. Ketika suhu tubuh naik dan tidak
batas normal (36 – 370C), nadi normal dan tubuh tidak teraba
hangat.
283).
dari 20% atau dibawah berat badan ideal, asupan makanan kurang
tidak sedap, bibir kering pecah – pecah , lidah putih kotor ( coated
hati dan limfa serta nyeri perabaan. Sehingga hal ini menyebabkan
hlm. 238).
172).
badan sesudah 11 kg. Dan pada hari kedua, mengajarkan orang tua
(2014, hlm. 3) bahwa pada anak yang masuk rumah sakit akan
bahaya fisik, dan nyeri. Selain itu, anak dipisahkan dari rumah,
proses belajar yang efektif buat anak. Dengan bermain anak merasa
baru yaitu memori indah yang akan membuat jiwanya sehat dan
kuat.
yang tenang, rileks, aman, serta menyenangkan hati. Hal ini karena
dengan data anak sudah tampak kooperatif, tidak lagi rewel dan
531).
negatif))
- Penilaian tangisam
menerus)
diintubasi)
- Pola napas
- Tungkai
- Tingkat kesadaran
bahwa bayi tersebut menangis karena nyeri, namun bisa saja bayi
kembali dengan cepat saat dicubit, tidak mengalami kering dan tidak
hari yang ingin atau harus dilakukan (Wilkinson & Ahern, 2011,
hlm.24).
PENUTUP
A. Simpulan
anak yang demam dan memiliki salah satu tanda seperti diare
(konstipasi), muntah, nyeri perut, dan sakit kepala (batuk). Hal ini
Sodikin,2011,hlm.240).
157
158
2. Pengkajian
x/menit, Hb 9,2 g/dl, sering rewel dan susah makan serta minum.
paru tak tampak bercak infiltrat pada kedua paru, corakan paru
anoreksia, rasa malas, sakit kepala bagian depan, nyeri otot, lidah
3. Diagnosa
pada pasien menurut teori adalah Nyeri akut b.d Iritasi Saluran
4. Intervensi
ditemukan.
Thyphi
masa stress.
5. Implementasi
pasien.
6. Evaluasi
keperawatan.
B. Saran
berikut :
163
3. Bagi Penulis
5. Bagi Masyarakat
dan kematian.
DAFTAR PUSTAKA
Adam W. Lowry. (2014). Buku Saku Pediatri dan Neotologi. Jakarta : EGC
Adriana, Dian. (2011). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain pada Anak. Jakarta
: Salemba Medika
Ambarwati, Fitri, & Nita, Nasution. (2012). Asuhan Keperawatan Bayi dan
Balita. Yogyakarta : Cakrawala Ilmu
Anik, Maryunani. (2010). Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta : TIM
Budiono, & Sumirah, Budi Pertami. (2015). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta
: Bumi Medika
Hartini, Sri & Pertiwi, Putri Pandu, (2015). Efektifitas Kompres Air Hangat
Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Anak Demam Usia 1 – 3 Tahun di SMC
Rs Telogorejo Semarang. 1 – 5
https://www.informasikedokteran.com/2015/07/demam-tifoiddiperoleh pada
tanggal 8 maret 2018, pukul 19.30 WIB
Kyle, Terri, & Susan, Carman. (2014). Buku Praktik Keperawatan Pediatri.
Jakarta : EGC
Marimbi, Hanum. (2010). Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Dasar
Pada Balita. Yogyakarta : Nuha Medika
Marmi. (2011). Panduan Lengkap Sakit Dan Luka Pada Anak. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
Soetjiningsih, & IG. N. Gde Ranuh. (2013). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta :
EGC
Supartini, Yupi. (2014). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta :
EGC
Suratun. (2010). Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Gastrointestinal. Jakarta
: Trans Info Media
Wijaya , Andra, & Yessie, Mariza. (2013). Keperawatan Medikal Bedah edisi 2.
Yogyakarta : Nuha Medika