Anda di halaman 1dari 5

I.

PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Menurut WHO (World Health Organization), pengobatan komplementer
adalah pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang
bersangkutan. Terapi komplementer adalah cara Penanggulangan Penyakit yang
dilakukan sebagai pendukung kepada Pengobatan Medis Konvensional atau
sebagai Pengobatan Pilihan lain diluar Pengobatan Medis yang Konvensional.
Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan dalam
pengobatan modern. Komplementer adalah penggunaan terapi tradisional ke
dalam pengobatan modern [ CITATION wid08 \l 1057 ] . Perlu disepakati lebih
dahulu bahwa terapi komplementer yang dianjurkan bersifat terapi pengobatan
alami yang berbeda dengan pengobatan kedokteran. Umumnya prngobatan
kedokteran diutamakan untuk menangani gejala penyakit, sedangkan pengobatan
alami menangani penyebab penyakit serta memacu tubuh sendiri untuk
menyembuhkan penyakit yang diderita. Banyak sediaan atau bahan dalam
pengobatan komplementer yang memiliki cara atau daya kerja yang sama dengan
obat dokter. Karna itu, sebelum memilih dan menjalani terapi komplementer,
konsultasikanlah dahulu dengan dokter yang merawat, agar tidak terjadi
kemungkinan over dosis, atau menetralisir efek obat, dokter atau bahkan
kontraindikatif. Beberapa terapi komplementer sebenarnya merupakan bagian
dari suatu sistem pengobatan yang lengkap. Misalnya akupuntur, bekam dan
akrupresur adalah bagian dari sistem pengobatan tradisional cina (traditional
chinese medicine/T.C.M)[ CITATION VIT06 \l 1057 ].
Kebutuhan masyarakat yang meningkat dan berkembangnya penelitian
terhadap terapi komplementer menjadi peluang perawat untuk berpartisipasi
sesuai kebutuhan masyarakat. Perawat dapat berperan sebagai konsultan untuk
klien dalam memilih alternatif yang sesuai ataupun membantu memberikan terapi
langsung. Namun, hal ini perlu dikembangkan lebih lanjut melalui penelitian
(evidence-based practice) agar dapat dimanfaatkan sebagai terapi keperawatan
yang lebih baik. Pendapat lain menyebutkan terapi komplementer dan alternatif
sebagai sebuah domain luas dalam sumber daya pengobatan yang meliputi sistem
kesehatan, modalitas, praktik dan ditandai dengan teori dan keyakinan, dengan
cara
berbeda dari sistem pelayanan kesehatan yang umum di masyarakat atau
budaya yang ada. [ CITATION syn02 \l 1057 ].
Pada kesempatan kali ini mahasiswa Stikes dr.Soebandi Jember mendapatkan
ilmu ataupun materi mengenai terapi komplementer yang mana terapi
komplementer meliputi: bekam, akupuntur, akupresure, guided imagery, relaksasi
otot progresif, dsb. Berkembangnya terapi alternatif kompolementer merupakan
wujud pelayanan kesehatan yang bersifat holistik atau menyeluruh. Kami
mahasiswa Stikes dr.Soebandi Jember menerapkan implementasi keperawatan
komplementer dengan melakukan terapi bekam, dan tensi gratis dalam tema
“PENGABDIAN MASYARAKAT” yang dilaksanakan di desa Tegalwaru
Kecamatan Mayang, yang bertempat di kantor desa Tegalwaru Mayang. Kami
memberikan pelayanan kesehatan komplementer (bekam dan tensi) untuk
mengenalkan kepada masyarakat bahwasanya pengobatan tidak hanya diberikan
melalui obat medis saja, namun ada juga terapi alternatif yang merupakan
pengobatan islamiah khususnya bekam.

b. Rumusan Masalah
1. Apakah masyarakat Tegalwaru Mayang mengetahui tentang pengertian terapi
komplementer bekam?
2. Bagaimana respon dan antusias masyarakat Tegalwaru Mayang tentang terapi
bekam?
3. Apakah terapi bekam dapat mengatasi keluhan masyarakat Tegalwaru
Mayang?
c. Tujuan
1. Untuk mengetahui seberapa tahu khususnya masyarakat Tegalwaru Mayang
tentang terapi komplementer khususnya bekam.
2. Untuk mengetahui respon dan antusias khususnya masyarakat Tegalwaru
mayang tentang terapi bekam.
3. Untuk mengetahui seberapa efektive terapi pengaruh bekam dengan keluhan
khususnya masyarakat Tegalwaru Mayang.
II. METODE PELAKSANAAN
a. Populasi
Masyarakat Desa Tegalwaru Rt. 02 Rw 03, Kecamatan Mayang, mendatangi
posko pengabdian masyarakat mahasiswa STIKES dr. Soebandi Mayang.
b. Sample
Masyarakat yang datang sejumlah 20 orang, 10 orang laki laki dan 10 orang
perempuan.
c. Waktu Pelaksanaan
Hari : Kamis
Tanggal : 6 Desember 2018
Jam : 09:00-14:00 WIB
Durasi : 5 Jam

d. Tempat Pelaksanaan
Balai Desa, Desa tegalwaru, Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember.
e. Alur Pelaksanaan

No Kegiatan Metode Waktu


1 Pembukaan Ceramah 40 menit
1. Pembukaan dari pembawa
acara (perkenala diri
mahasiswa dr. Soebandi dan
tujuan dilakukannya
pengabdian masyarakat)
2. Sambutan
3. Pemberian kenang kenang
kepada kepala desa atau yang
mewakili
2. Kerja 1. Ceramah 200 menit
1. Melakukan penyuluhan 2. Tanya jawab
(pengetahuan materi mendasar 3. Tensi darah
tentang bekam dan teknan 4. Tindakan
darah). bekam
2. Melakukan tensi gratis.
3. Melakukan tindakan bekam
didampingi oleh dosen
pendamping.
3. Penutup 1. Gotong 60 menit
1. Membersihkan tempat (sampah royong
medis dan non medis).
2. Foto bersama.
3. Izin meninggalkan tempat
pengabdian masyarakat.
4. Evaluasi panitia.

III. HASIL dan PEMBAHASAN


a. Jumlah pasien berdasarkan kelompok umur

No Kategori Kisaran Umur Jumlah


masyarakat
1. Dewasa awal 26-35 tahun 1 orang
2. Dewasa akhir 36-45 tahun 4 orang
3. Lansia awal 46-55 tahun 8
4. Lansia akhir 56-65 tahun 4
5. Manula 65 + 3
b. Jumlah pasien berdasarkan kelompok pasien
Jenis kelamin

No jenis kelamin Jumlah


1. laki-laki 10 orang
2. Perempuan 10 orang

c. Kategori keluhan pasien

No Keluhan Jumlah
1. Hipertensi
2. Stroke
3. Nyeri sendi
4. Sakit kepala
5. Diabetes
6. Insomnia

d. Evaluasi setelah diberikan terapi


Setelah dilakukan evaluasi melakukan metode wawancara kepada pasien setelah
dilakukannya terapi bekam, pasien mengakatan bahwa badannya lebih segar dari
sebelum dilakukannya terapi bekam.
e. Asuhan keperawatan
a. Pengkajian
1. Identitas klien
Nama :
Alamat :
Umur :
Jenis kelamin :
2. Keluhan
3. Riwayat penyakit terdahulu
4. Ttv
b. Diagnosa keperawatan
DO :
DS :
Diagnosa keperawatan :

c. Intervensi
d. Implementasi
e. Evaluasi
S :
O :
A :
P :
IV. PENUTUP
a. Kesimpulan
b. Saran
1. Untuk perawatat diharapkan tidak hanya memeberikan asuhan keperawatan
secara modern namun juga perlu melakukan keperawatan secara holistik
khususnya komplementer yang berfokus pada bekam, sesuai dengan yang di
hadist kan.
2. Untuk masyarakat diharapkan semua kalangan masyarakat mau menerima
terapi bekam agar setiap individu di masyarakat dapat merasakan manfaat
bekam.

Anda mungkin juga menyukai