Anda di halaman 1dari 21

TUGAS PKK

EVIDENT BASED ANTENATAL CARE

DISUSUN OLEH
KELOMPOK I
1. RITA ASMARIANY
NIM : 20.1302.035
2. KARDIANA
NIM : 20.1302.037
3. HUSNI
NIM : 20.1302.046

FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Evidence

Based Antenatal Care (ANC) ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi

tugas pada mata kuliah Praktek Klinik Kebidanan Selain itu, makalah ini juga bertujuan

untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada  dosen pembimbing  yang telah

memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai

dengan bidang studi yang saya tekuni.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi

kesempurnaan makalah ini.

Makassar, Desember 2020

Kelompok I

Parktek Klinik Kebidanan

ii
DAFTAR ISI

Judul................................................................................................................................ i

Kata Pengantar................................................................................................................ ii

Daftar Isi.......................................................................................................................... iii

BAB I Pendahuluan......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan............................................................................................ 2

D. Manfaat Penulisan.......................................................................................... 2

BAB II Landasan Teori.................................................................................................... 3

A. Pengertian Evidence Based............................................................................ 3

B. Manfaat Evidence Based................................................................................ 3

C. Pengertian Kehamilan..................................................................................... 4

D. Antenatal Care ............................................................................................... 4

BAB III Pembahasan....................................................................................................... 7

BAB IV Penutup............................................................................................................... 16

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 16

B. Saran ........................................................................................................... 16

Daftar Pustaka................................................................................................................. 18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang sedang

tumbuh di dalam tubuhnya (yang pada umumnya di dalam rahim). Kehamilan pada

manusia berkisar 40 minggu atau 9 bulan dihitung dari awal periode menstruasi

terakhir sampai melahirkan.

Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan khusus,

agar dapat berlangsung dengan baik, kehamilan mengandung kehidupan ibu

maupun janin. Resiko kehamilan ini bersifat dinamis, karena ibu hamil yang pada

mulanya normal, secara tiba – tiba dapat menjadi beresiko tinggi.

Setiap kehamilan merupakan proses alamiah, bila tidak dikelola dengan baik

akan memberikan komplikasi pada ibu dan janin dalam keadaan sehat dan aman.

untuk itu dibutuhkan avidance based dalam praktek kehamilan yakni dengan

penggunaan kebijakan dari bukti terbaik, yang tersedia sehingga tenaga kesehatan

(bidan) dan pasien mencapai keputusan yang terbaik, mengambil data yang

diperlukan dan pada akhirnya dapat menilai pasien secara menyeluruh dalam

memberikan pelayanan kehamilan. 

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan evidence based practice?

2. Apa saja informasi evidance base pada asuhan kehamilan terkini?

1
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian evidence based practice.

2. Untuk mengetahui informasi evidence based pada asuhan kehamilan terkini.

D. Manfaat

1. Untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang evidence based practice

kebidanan.

2. Untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang informasi evidence

based pada kehamilan terkini.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Evidence Based Practice

Evidence based ditinjau dari pemenggalan kata (inggris) dapat diartikan evidence

adalah bukti atau fakta, based adalah dasar. Jadi evidence based adalah praktik

berdasarkan bukti. Evidence based adalah proses sistematis untuk mencari,

menilai, dan menggunakan hasil penelitian sebagai dasar untuk pengambilan

keputusan klinis. Evidence based – midwifery dapat disimpulkan sebagai asuhan

kebidanan berdasarkan bukti penelitian yang telah teruju menurut metodelogi ilmiah

yang sistematis.

B. Manfaat Evidence Based

Manfaat yang dapat diperoleh dari pemanfaatan evidence based antara lain :

1. Keamanan bagi tenaga kesehatan

2. Meningkatkan kompetensi (kognitif)

3. Memenuhi tuntutan dan jewajiban sebagai profesional dalam memberikan

asuhan yang bermutu

4. Memenuhi kepuasan pelanggan yang mana dalam asuhan kebidanan klien

mengharapkan asuhan yang benar, sesuai dengan bukti dan teori serta

pengembangan ilmu pengetahuan dan teori.

3
C. Pengertian Kehamilan

Menurut federasi obstetri ginekologi internasional, kehamilan didefinisikan

sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum yang dilanjutkan

dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari fertilisasi hingga lahirnya bayi,

kehamilan berlangsung dalm waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan

menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana

trimester I berlangsung dalam 12 minggu, trimester II 15 minggu (minggu ke 13

hingga ke 27), dan trimester III 13 minggu (minggu ke 28 hingga ke 40) (Sarwono,

2010)

D. Antenatal Care

Pelayanan antenatal care dilakukan oleh tenaga yang profesional di bidangnya

sesuai dengan bidang ilmu yang dipelajari, artinya pelayanan diberikan sesuai

dengan kemampuan tenaga kesehatan seperti dokter ahli kandungan dan bidan

yang telah memiliki aspek legal untuk memberikan pelayanan (surat izin praktek).

Dalam hal ini bidan juga harus paham bahwa setiap individu mempunyai kebutuhan

yang berbeda dan setiap perkembangan dalam tiap trimester harus bidan

perhatikan. Setiap tahapan trimester tentunya kebutuhan layanan akan berbeda.

1. Ruang Lingkup Asuhan Kehamilan

Ruang lingkup asuhan kemhamilan meliputi asuhan kehamilan normal

dan identifikasi kehamilan dalam rangka penapisan untuk menjaring

keadaan resiko tinggi dan mencegah adanya komplikasi kehamilan.

2. Prinsip Asuhan Kehamilan

4
a) Kehamilan dan kelahiran adalah suatu proses yang normal,alami

dan sehat. Sebagai bidan kita meyakini bahwa model asuhan

kehamilan yang membantu serta melindungi proses kehamilan dan

kelahiran normal adalah yang paling sesuai bagi sebagian besar

wanita. Tidak perlu melakukan intervensi yang tidak didukung oleh

bukti ilmiah.

b) Bidan harus memberdayakan ibu dengan meningkatkan

pengetahuan dan pengalaman mereka melalui pendidikan

kesehatan agar dapat merawat dan menolong diri sendiri pada

keadaan tertentu.

c) Bidan harus dapat memberikan informasi yang akurat tentang

resiko dan manfaat dari semua prosedur,obat-obatan,maupun

tes/hasil pemeriksaan sebelum mereka menyutujuinya.

d) Intervensi harus dilaksanakan atas indikasi yang spesifik, bukan

sebagai rutinitas sebab test-test rutin,obat atau prosedur lain pada

kehamilan dapat membahayakan ibu maupun janin.

e) Asuhan kehamilan yang dilaksanakan bidan harus berdasarkan

ilmu, analisa, dan pertimbangan yang matang. Asuhan berkualitas,

berfokus pada klien, dan sayang ibu berdasarkan bukti ilmiah

terkini.

3. Tujuan Asuhan Kehamilan

Tujuan utama ANC adalah menurunkan atau mencegah kesakitan dan

kematian maternal dan perinatal.

5
Aadapun tujuan khususnya antara lain :

a) Memonitor kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan ibu

dan perkembangan bayi normal.

b) Mengenali secara dini penyimpangan dari normal dan memberikan

penatalaksanaan yang diperlukan.

c) Membina hubungan saling percaya antara ibu dan bayi dalam

rangka mempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik, emosional,

dan logis untuk menghadapi kelahiran serta kemungkinan adanya

komplikasi.

6
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pengertian ANC

Menurut Prawirohardjo Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan

untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil sehingga mampu

menghadapi persalinan, kala nifas,persiapan memberikan Air Susu Ibu (ASI) dan

kembalinya reproduksi secara wajar (Prawirohardjo, 2017). ANC adalah

pengawasan sebelum persalinan terutama untuk ditujukan pada pertumbuhan janin

dalam rahim.

B. Tujuan ANC

1. Tujuan ANC antara lain :

a. Tujuan umum

Tujuan umum adalah memelihara dan meningkatkan kesehatan ibu selama

hamil sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat menyelesaikan kehamilannya

dengan baik, melahirkan bayi sehat dan memperoleh kesehatan yang optimal

pada masa nifas serta dapat mengurus bayi dengan baik dan benar.

b. Tujuan khusus Tujuan khususnya adalah mempersiapkan ibu agar memahami

pentingnya pemeliharaan kesehatan selama hamil, bersalin, nifas,bayi dan anak;

mempersiapkan dan merencanakan persalinan sesuai dengan faktor resiko yang

dihadapi; mendeteksi dini dan menangani masalah secara dini; mempersiapkan

ibu untuk merawat bayi, menyusui bayi secara ekslusif dan dilanjutkan sampai

usia dua tahunan, mempersiapkan ibu agar ikut keluarga.(Rismalinda, 2015)

7
C. Pelayanan atau Standar Asuhan ANC.

1. Standar Pelayanan Minimal Standar pelayanan minimal asuhan Antenatal Care 7

T sebagai berikut :

a. (Timbang) berat badan dan ukur (tinggi badan)

b. Ukur (tekanan) darah

c. Ukur (tinggi) fundus uteri

d. Pemberian imunisasi (Tetanus Toksoid) TT lengkap

e. Pemberian (tablet besi)

f. (Tes) terhadap penyakit menular seksual (PMS)

g. (Temu) wicara dalam rangka persiapan rujukan.(Asrinah 2017)

2. Standar Pelayanan Maksimal

Pelayanan atau standar asuhan antenatal care 10 T yang diberikan pada

pemeriksaan kehamilan, tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan yang

berkualitas sesuai dengan standar yaitu :

a. Ukur Berat badan dan Tinggi Badan ( T1 ).

Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelum hamil dihitung

dari TM I sampai TM III yang berkisar anatar 9-13,9 kg dan kenaikan berat

badan setiap minggu yang tergolong normal adalah 0,4 - 0,5 kg tiap minggu

mulai TM II. Berat badan ideal untuk ibu hamil sendiri tergantung dari IMT

(Indeks Masa Tubuh) ibu sebelum hamil. Indeks massa tubuh (IMT) adalah

hubungan antara tinggi badan dan berat badan. Ada rumus tersendiri untuk

menghitung IMT anda yakni : IMT = Berat Badan (kg)/(Tinggi Badan (cm))2

TABEL 2.1 Klasifikasi Nilai IMT Kategori IMT Rekomendasi (kg) Rendah <

8
19,8 12,5 – 18 Normal 19,8 – 26 11,5 – 16 Tinggi 26 – 29 7 – 11,5 Obesitas >

29 ≥ 7 Gemeli - 16 – 20,5 Prinsip dasar yang perlu diingat: berat badan naik

perlahan dan bertahap, bukan mendadak dan drastis. Pada trimester II dan III

perempuan dengan gizi baik dianjurkan menambha berat badan 0,4 kg.

Perempuan dengan gizi kurang 0,5 kg gizi baik 0,3 kg. Indeks masa tubuh

adalah suatu metode untuk mengetahui penambahan optimal, yaitu: a. 20

minggu pertama mengalami penambahan BB sekitar 2,5 kg b. 20 minggu

berikutnya terjadi penambahan sekitar 9 kg c. Kemungkinan penambahan BB

hingga maksimal 12,5 kg. 12 Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan

untuk mendeteksi faktor resiko terhadap kehamilan yang sering berhubungan

dengan keadaan rongga panggul.

b. Ukur Tekanan Darah (T2)

Diukur dan diperiksa setiap kali ibu datang dan berkunjung. Pemeriksaan

tekanan darah sangat penting untuk mengetahui standar normal, tinggi atau

rendah. Tekanan darah yang normal 110/80 - 120/80 mmHg

c. Ukur Tinggi Fundus Uteri (T3)

Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan tehnik Mc. Donald adalah

menentukan umur kehamilan berdasarkan minggu dan hasilnya bisa di

bandingkan dengan hasil anamnesis hari pertama haid terakhir (HPHT) dan

kapan gerakan janin mulai dirasakan. TFU yang normal harus sama dengan

UK dalam minggu yang dicantumkan dalam HPHT.

d. Pemberian Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)

9
Tablet ini mengandung 200mg sulfat Ferosus 0,25 mg asam folat yang diikat

dengan laktosa. Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk memenuhi

kebutuhan Fe pada ibu hamil dan nifas, karena pada masa kehamilan

kebutuhannya meningkat seiring pertumbuhan janin. Zat besi ini penting

untuk mengkompensasi penigkatan volume darah yang terjadi selama

kehamilan dan untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan janin.

e. Pemberian Imunisasi TT (T5)

Imunisasi tetanus toxoid adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai

upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus. Vaksin tetanus yaitu toksin 13

kuman tetanus yang telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan. Pemberian

imunisasi tetanus toxoid (TT) artinya pemberian kekebalan terhadap penyakit

tetanus kepada ibu hamil dan bayi yang dikandungnya.

1) Umur kehamilan mendapat imunisasi TT :

a) Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8 bulan untuk

mendapatkan imunisasi TT lengkap

b) TT1 dapat diberikan sejak diketahui positif hamil dimana biasanya

diberikan pada kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan b.

Jadwal Imunisasi TT : Sesuai dengan WHO, jika seorang ibu yang

tidak pernah diberikan imunisasi tetanus maka ia harus mendapatkan

paling sedikitnya dua kali (suntikan) selama kehamilan (pertama pada

saat kunjungan antenatal dan kedua pada empat minggu

kemudian)Jarak pemberian (interval) imunisasi TT 1 dengan TT 2

minimal 4 minggu.

10
f. Tentukan status gizi (LILA) (T6)

g. Tes terhadap penyakit menular seksual, HIV/AIDS hepatitis dan malaria (T7)

h. Tentukan presentasi dan DJJ (T8)

i. Tata laksana kasus (T9)

j. Temu wicara (konseling) Temu wicara (konseling) (T10)

Dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang meliputi :

1. Kesehatan Ibu.

Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan kehamilannya secara

rutin ketenaga kesehatan dan menganjurkan ibu hamil agar beristirahat

yang cukup selama kehamilannya (sekitar 9 -10 jam per hari) dan tidak

bekerja keras.

2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan selama

kehamilan misalnya mencuci tangan sebelum makan, mandi dua kali

sehari dengan menggunakan sabun, menggosok gigi setelah sarapan dan

sebelum tidur serta melakukan olah raga ringan.

3. Peran Suami / Keluarga Dalam Kehamilan.

Setiap ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dari keluarga terutama

suamidalam kehamilannya. Suami, keluarga, atau masyarakat perlu

menyiapkan biaya persalinan, kebutuhan bayi, transportasi rujukan, dan

calon donor darah. Hal ini penting apabila terjadi komplikasi kehamilan,

persalinan, dan nifas agar segera dibawa ke fasilitas kesehatan.

4. Tanda Bahaya Pada Kehamilan, Persalinan dan Nifas

11
Setiap ibu hamil diperkenalkan mengenal tanda – tanda bahaya baik

selama kehamilan, 15 persalinan, maupun nifas misalnya perdarahan

pada hamil muda maupun hamil tua, keluar cairan berbau pada jalan lahir

saat nifas. Mengenal tanda – tanda bahaya ini penting agar ibu hamil

segera mencari pertolongan ke tenaga kesehatan

5. Asupan Gizi Seimbang. Selama hamil ibu dianjurkan untuk mendapatkan

asupan makanan yang cukup dengan pola gizi yang seimbang karena hal

ini penting untuk proses tumbuh kembang janin dan derajat kesehatan

ibu. Misalnya ibu hamil disarankan minum tablet tambah darah secara

rutin untuk mencegah terjadinya anemia pada kehamilannya. (Romauli. S,

2017).

D. Hipotensi Pada Saat Berbaring Terlentang.

Posisi terlentang mempengaruhi fisiologi ibu dan janin. Setiap ibu hamil

hendaknya menghindari posisi terlentang terutama pada kehamilan lanjut. Hal ini

disebabkan karena apabila berbaring terlentang akan terjadi penekanan oleh uterus

pada vena pelvis major dan vena cava inferior yang akan mengurangu sirkulasi

darah  ke jantung bagian kanan dan akan mengakibatkan pengaliran oksigen ke otak

dan akan mengakibatkan pingsan.

Keadaan tersebut lebih terkenal dengan supine hypotensif syndrome yang dapat

mengakibatkan denyut jantung janin ( DJJ ) abnormal. Namun apabila posisi

terlentang dibutuhkan maka dianjurkan untuk meletakkan bantal kecil dibawah sisi

kiri punggung bawah.

Secara ringkas penelitian menunjukan hasil:

12
1. Posisi terlentag mempengaruhi fisiologi ibu dan janin.

2. Setiap ibu hamil hendaknya menghindari posisi terlentang terutama pada

kehamilan lanjut.

3. Bila posisi terlentang dibutuhkan maka dianjurkan untuk meletakkan bantal kecil

dibawah sisi kiri punggung bawah.(Kamariah.N, 2017)

E. Pentingnya Deteksi Penyakit Bukan Penilaian/Pendekatan Risiko.

Pendekatan risiko yang mempunyai rasionalisasi bahwa asuhan antenatal adalah

melakukan screening untuk memprediksi faktor-faktor  resiko untuk memprediksi

suatu penyakit, tetapi berdasarkan hasil study di Zaire membuktikan bahwa 71%

persalinan macet tidak bisa diprediksi , 90% ibu yang diidentifikasi beresiko tidak

pernah mengalami komplikasi dan 88% dari wanita yang mengalami perdarahan

pasca persalinan tidak memiliki riwayat yang prediktif.(Asrinah, 2017)

Pendekatan risiko mempunyai nila prediksi lebih buruk, oleh karena itu tidak

dapat membedakan mereka yang akan mengalami dan yang mengalami komplikasi,

juga keamanan palsu oleh karena banyak ibu yang dimasukan dalam risiko rendah

mengalami komplikasi, namun mereka tidak pernah mendapat informasi mengenai

komplikasi kehamilan dan cara penanganannya. Bila terpaku pada ibu rrisiko tinggi

makan pelayanan kehamilan ( pada wanita hamil ) yang sebetulnya bisa berisiko

akan terabaikan.

Dapat dikatakan bahwa wanita hamil mempunyai risiko untuk mengalami

komplikasi dan haruus mempunyai akses terhadap asuhan ibu bersalin yang

berkualitas. Bahkan wanita yang digolongkan dalam risiko rendah bisa saja

mengalami komplikasi.

13
Jadi pendekatan risiko bukan merupakan strategi yang efisien ataupun efektif

untuk menurunkan angka mortalitas ibu karena:

1. Faktor risiko tidak dapat memperkirakan komplikasi, biasanya bukan penyebab

langsung terjadinya komplikasi.

2. Apa yang akan anda lakukan bila megidentifikasi pasien beresiko tinggi dan apa

yang harus dilakukan pada pasien dengan risiko rendah?

3. Mortalitas ibu relatif rendah pada populasi yang beresiko ( semua wanita usia

subur ). Faktir risiko secara relatif adalah umum pada populasi yang sama, faktir

risiko tersebut bukan merupakan indikator yang baik dimana para ibu mungkin

akan mengalami komplikasi.

4. Mayoritas ibu yang mengalami komplikasi dianggap berisiko rendah, sebagian

besar ibu yang dianggap berisiko rendah melahirkan bayinya tanpa komplikasi.

5. Setiap wanita hamil berisiko mengalami komplikasi dan harus mempunyai akses

terhadap asuhan ibu bersalin yang berkualitas , sehingga pendekatan risiko tidak

efektif.

6. Bahkan wanita berisiko rendah pun  bisa mengalami komplikasi.

7. Tidak ada jumlah penapisan yang bisa membedakan wanita mana yang akan

membutuhkan asuhan kegawatdaruratan dan mana yang tidak memerluka

asuhan tersebut.

Atas dasar itu dianjurkan untuk memberikan intervensi yang berorientasi pada

tujuan yang akan memberikan kerangkan asuhan antenatal yang efektif meliputi:

1. Deteksi dini penyakit

2. Konseling dan promosi kesehatan

14
3. Persiapan persalinan

4. Kesiagaan menghadapi komplikasi

Permasalahan dengan pendekatan risiko meliputi:

1.  Mempunyai nilai prediksi yang buruk dan tidak bisa membedakan ibu yang akan

mengalami komplikasi dan mana yang tidak.

2.  Memakai sumber daya yang jarang didapat-anyak ibu yang dimasukan dalam

kelompok “risiko tinggi” tidak pernah mengalami komplikasi tetapi memakai

sumber daya yang jarang didapat.

3.   Keamanan palsu, banyak ibu yang dimasukan dalam kelompok “risiko rendah “

mengalami komplikasi tapi tidak pernah diberi tahu bagaimana cara mengetahui

atau cara menangani komplikasi tersebut.

4.   Sumber daya dialihkan jauh dari perbaikan pelayanan untuk semua ibu.

15
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Evidence based merupakan cara untuk membantu tenaga kesehatan dalam

membuat keputusan saat merawat pasien sesuai dengan Kebutuhan pasien dan

keahlian klinis tenaga kesehatan berdasarkan bukti-bukti ilmiah.

Setiap wanita hamil, melahirkan atau nifas mengalami resiko komplikasi yang

serius dan mengancam jiwanya. Meskipun pertimbangan ’resiko’ ini bisa digunakan

oleh individu-individu bidan, perawat dan dokter untuk menyusun advis pengobatan.

Kadang kala wanita hamil yang beresiko rendah sering terabaikan sehingga

mengembangkan komplikasi dan banyak yang lainnya yang memiliki RESTI malah

melahirkan tanpa masalah sama sekali.

B. Saran

1. Hendak nya ibu dan keluarga tidak mudah mengikuti mitos yang sudah menjadi

ada-istiadat seteat,ada baik nya ibu hamil dan keluarga bertanya langsung

kepada Bidan dan tenaga medis setempat serta membaca referensi tentang gizi-

gizi yang harus dicukupi oleh seorang ibu hamil

2. Seorang bidan dan tenaga kesehatan hendaknya sering-sering memberikan

pendidikan kesehatan pada masyarakat setempat agar masyarakat dapat

merubah pola pikirannya tentang makanan yg dianggap pantang dimakan oleh

16
ibu hamil yang sejatinya sangat diperlukan untuk perkembangan janin yang

dikandungnya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Asrinah. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. 2nd ed. yogyakarta: Graha Ilmu; 2017.

Bartini I. ANC : Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Normal Askeb I. I. Yogyakarta: Nuha

Medika; 2012. 2. Walyani ES. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. I. yogyakarta:

PT.Pustaka Baru; 2015.

Kamariyah N. Buku Ajar Kehamilan Untuk Mahasiswa dan Praktisi Keperawatan Serta

Kebidanan. Jakarta Selatan: Salemba Medika;2017

Rismalinda. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. 1st ed. Jakarta Timur: CV. Trans

Info Media; 2015.

Romauli S. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1 Konsep Dasar Asuhan Kehamilan. 2nd ed.

yogyakarta: Nuha Medika; 2017.

Setiawaty D. Hubungan Pelaksanaan Antenatal Care (ANC) Oleh Bidan Dengan

Kepuasan Pasien BPJS Pada Ibu Hamil Di Poli Kia Puskesmas Limpung Batang.

2017;

18

Anda mungkin juga menyukai