DISUSUN OLEH :
Cover
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan
interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau
keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Perkembangan
adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan
gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.
Pertumbuhan dan perkembangan mengalami peningkatan yang pesat pada usia dini yaitu
dari 0 sampai 5 tahun atau sering disebut golden age. Golden age merupakan masa yang
sangat penting untuk memperhatikan tumbuh kembang anak agar dapat mendeteksi
secara dini saat terjadi kelainan.
Gangguan pertumbuhan fisik meliputi gangguan pertumbuhan di atas normal dan
gangguan pertumbuhan di bawah normal. Pemantauan berat badan menggunakan KMS
(Kartu Menuju Sehat) dapat dilakukan secara mudah untuk mengetahui pola
pertumbuhan anak. Perkembangan motorik yang lambat dapat disebabkan oleh beberapa
hal. Salah satu penyebab gangguan perkembangan motorik adalah kelainan tonus otot
atau penyakit neuromuskular. Kemampuan bahasa merupakan kombinasi seluruh system
perkembangan anak. Kemampuan berbahasa melibatkan kemapuan motorik, psikologis,
emosional, dan perilaku (Widyastuti, 2008). Gangguan perkembangan bahasa pada anak
dapat diakibatkan berbagai faktor, yaitu adanya faktor genetik, gangguan pendengaran,
intelegensia rendah, kurangnya interaksi anak dengan lingkungan, maturasi yang
terlambat, dan faktor keluarga. Selama tahap perkembangan, anak juga dapat mengalami
berbagai gangguan yang terkait dengan psikiatri. Kecemasan adalah salah satu gangguan
yang muncul pada anak dan memerlukan suatu intervensi khusus apabila mempengaruh
interaksi sosial dan perkembangan anak.
B. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian cerebral palsy.
b. Untuk mengetahui etiologic cerebral.
c. Untuk mengetahui type cerebral palsy.
d. Untuk mengetahui penggolongan cerebral palsy.
e. Untuk mengetahui tanda dan gejala cerebral palsy.
f. Untuk mengetahui diagnosis cerebral palsy.
g. Untuk mengetahui penanganan cerebral palsy.
h. Untuk mengetahui pencegahan cerebral palsy.
i. Untuk mengetahui pengertian autisme.
j. Untuk mengetahui etiologi autisme.
k. Untuk mengetahui jenis-jenis autisme.
l. Untuk mengetahui gejala autisme.
m. Untuk mengetahui kriteria autisme.
n. Untuk mengetahui penanganan autisme.
C. Manfaat
Manfaat pembuatan makalah ini dapat digunakan menambah wawasan tentang gangguan
tumbuh kembang khususnya anak berkebutuhan khusus cerebral palsy dan autisme.
BAB II
TINJAUAN TEORI
M. Kriteria Autis
Menurut Handojo, beberapa karakteristik dari perilaku autism pada anak-anak antara lain:
1. Bahasa/komunikasi meliputi ekspresi wajah yang datar, bicara sedikit atau tidak
ada, jarang memulai dengan komunikasi, tidak menggunakan bahasa atau isyarat
tubuh, tidak meniru aksi atau suara, tampak tidak mengerti arti kata, mengerti dan
menggunakan kata secara terbatas, intonasi atau ritme vocal yang aneh.
2. Hubungan dengan orang meliputi tidak responsive, tidak ada senyum social, tidak
berkomunikasi dengan mata, kontak mata terbatas, tampak asik bila dibiarkan
sendiri, tidak melakukan permainan giliran, menggunakan tangan orang dewasa
sebagai alat.
3. Hubungan dengan lingkungan meliputi bermain refetitif diulang-ulang, marah,
atau tidak menghendaki perubahan, berkembangnya rutinitas yang kaku,
memperlihatkan ketertarikan yang sangat tak fleksibel.
4. Respon terhadap indera/ sensoris meliputi kadang panic terhadap suara-suara
tertentu, sangat sensitive terhadap suara, bermain-main dengan cahaya dan
pantulan, memainkan jari-jari didepan mata, menarik diri ketika disentuh, tertarik
pada pola dan testur tertentu, sangat aktif atau hyperaktif, sering kaliterlihat
memutar-mutar, membentur-bentur kepala, menggigit pergelangan melompat-
lompat atau mengepak-ngepakan tangan, merespon aneh terhadap nyeri.
5. Kesenjangan perkembangan perilku-perilaku meliputi kemampuan mungkin
sangat baik atau sangat terlambat, mempelajari keterampilan diluar urutan
normal.misalnya membaca tapi tak mengerti arti, menggambar secara rinci tapi
tidak dapat mengancing baju, pintar mengerjakan puzzle, tapi amat sukar
mengikuti perintah, berjalan pada usia normal tetapi tidak berkomunikasi, lancar
membeo suara tetapi sulit berbicara dari diri sendiri, suatu waktu dapat melakukan
sesuatu, tapi tidak dilain waktu.
N. Penganganan Autisme
Pengidap austisme tidak dapat disembuhkan. Oleh karena itu, orang tua harus mewaspadai
gejalanya sedini mungkin. Meski demikian, ada banyak jenis penanganan yang bisa dilakukan
untuk membantu penyandang autisme agar dapat menyesuaikan diri dalam kehidupan sehari-hari
dan mengembangkan potensi dalam diri mereka secara maksimal. Tindakan penanganan yang
dilakukan pada tiap pengidap bisa berbeda-beda. Namun, penanganan yang diberikan pada
pengidap autisme umumnya berupa terapi. Berikut beberapa pilihan metode terapi untuk
pengidap autisme:
1. Terapi Perilaku dan Komunikasi
Terapi ini dilakukan dengan memberikan sejumlah pengajaran pada pengidap, termasuk
kemampuan dasar sehari-hari, baik verbal maupun nonverbal.
2. Terapi Keluarga
Terapi ini ditujukan untuk orang tua dan keluarga pengidap autisme. Tujuannya adalah
agar keluarga bisa belajar bagaimana cara berinteraksi dengan pengidap dan juga
mengajarkan pengidap berbicara dan berperilaku normal.
3. Pemberian Obat-obatan
Pemberian obat-obatan tidak bisa menyembuhkan autisme, melainkan dapat
mengendalikan gejalanya. Contohnya obat untuk mengatasi kejang, obat untuk mengatasi
masalah perilaku, obat untuk mengatasi depresi, dan obat untuk mengatasi gangguan
tidur.
4. Analisis perilaku terapan (ABA)
Ini merupakan terapi terstruktur yang fokusnya mengajarkan berbagai
keterampilan khusus dan berperilaku positif untuk anak autis. Biasanya terapi ini
dilakukan dengan memberi pelatihan khusus pada anak dengan memberikan
hadiah dan pujian. Selain itu, terapi ini juga mengajarkan anak soal komunikasi,
keterampilan sosial, perawatan pribadi, pekerjaan sekolah, merespons orang,
hingga mendeskripsikan sesuatu.
5. Kelas keterampilan sosial
Terapi ini dilakukan dalam bentuk kelompok atau perindividu seperti di rumah,
sekolah, maupun komunitas. Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan cara anak
berinteraksi secara sosial dan membentuk ikatan dengan orang lain. Caranya
dilakukan dengan belajar melalui permainan peran atau latihan. Tidak hanya itu
saja, peran orang tua juga penting, karena pelatihan orang tua adalah kunci untuk
membantu anak meningkatkan keterampilan sosial.
6. Terapi menunggang kuda
Terapi jenis ini seringkali disebut dengan hippotheraphy karena dilakukan dengan
menunggangi kuda yang didampingi dengan terapis. Berkuda merupakan bentuk
terapi fisik karena pengendara perlu bereaksi dan menyesuaikan diri dengan
pergerakan hewan.Selain itu, terapi ini juga membantu anak-anak dari usia 5
hingga 16 meningkatkan keterampilan sosial dan berbicara mereka. Bahkan dapat
membantu mereka menjadi tidak mudah marah dan hiperaktif.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gangguan pertumbuhan fisik meliputi gangguan pertumbuhan di atas normal dan
gangguan pertumbuhan di bawah normal. Pemantauan berat badan menggunakan KMS
(Kartu Menuju Sehat) dapat dilakukan secara mudah untuk mengetahui pola
pertumbuhan anak. Perkembangan motorik yang lambat dapat disebabkan oleh beberapa
hal. Salah satu penyebab gangguan perkembangan motorik adalah kelainan tonus otot
atau penyakit neuromuskular. Kemampuan bahasa merupakan kombinasi seluruh system
perkembangan anak. Kemampuan berbahasa melibatkan kemapuan motorik, psikologis,
emosional, dan perilaku (Widyastuti, 2008).
Cerebral palsy adalah kelainan gerakan, tonus otot, ataupun postur yang disebabkan oleh
kerusakan yang terjadi pada otak yang belum matang dan berkembang, paling sering
sebelum kelahiran. Penyebab cerebral palsy dapat dilihat dari 3 proses yaitu proses
prenatal (saat bayi dalam kandungan), proses perinatal (saat bayi dilahirkan) dan proses
pascanatal (sesudah bayi dilahirkan). Cerebral Palsy memiliki beberapa type, yaitu
cerebral palsy spastik, cerebral palsy diskinetik, cerebral palsy hipotonus, cerebral palsy
campuran. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersama dengan Surveillance of Cerebral
Palsy in Europe mengembangkan GMFCS sebagai standar baku global untuk
menentukan kemampuan fisik pengidap penyakit ini. Ada 5 level GMFCS yang kini
sudah diketahui. Semakin meningkat levelnya maka semakin turun mobilitasnya.
Cerebral palsy adalah kondisi yang tidak dapat disembuhkan, tapi gejala dan cacat dapat
dibantu dengan terapi fisik, terapi okupasi, konseling psikologi, dan operasi. Beberapa
alat yang bisa jadi bantuan yang berguna bagi penderita penyakit ini yaitu kacamata, alat
bantu dengar, alat bantu berjalan, penyangga tubuh dan kursi roda.
Autism spectrum disorder (ASD) atau yang lebih sering disebut autisme merupakan
gangguan perkembangan saraf yang memengaruhi perkembangan bahasa dan
kemampuan seorang anak untuk berkomunikasi, berinteraksi, serta berperilaku. Penyebab
pasti autisme pada anak belum diketahui. Namun, ada beberapa faktor resiko yang
menjadi penyebab autisme apada anak, yaitu faktor genetic, pestisida, obat-obatan , usia
orang tua saat hamil, komplikasi saat kehamilan dan perkembangan otak. Jenis autisme
pada anak yang harus orang tua ketahui Sindrom Asperger, Autis mindblindness,
Childhood disintegrative cisorder (CDD) dan Pervasive developmental disorder not
otherwise specified (PDD-NOS). Gejala autisme digolongkan dalam dua kategori yaitu
kategori pertama ini merujuk pada penyandang autisme dengan gangguan dalam
melakukan interaksi sosial dan berkomunikasi. Gejala ini dapat meliputi masalah
kepekaan terhadap lingkungan sosial dan gangguan penggunaan bahasa verbal maupun
nonverbal dan kategori kedua ini dengan gangguan yang meliputi pola pikir, minat, dan
perilaku berulang yang kaku. Pengidap austisme tidak dapat disembuhkan. penanganan
yang diberikan pada pengidap autisme umumnya berupa terapi. Berikut beberapa pilihan
metode terapi untuk pengidap autism yaitu terapi perilaku dan komunikasi, terapi
keluarga, pemberian obat-obatan, analisis perilaku terapan (ABA), kelas keterampilan
sosial dan terapi menunggang kuda.
B. Saran
Saran dari penulis adalah orang tua dan masyarakat lebih memperhatikan pertumbuhna dan
perkembangan anak terutama pada masa golden age. Agar bila diketahui gangguan pertumbuhan
dan perkembangan pada dapat segera ditangani utuk membantu anak melakaukan kegiatannya.
Daftar Pustaka
https://www.halodoc.com/kesehatan/autisme
https://www.gooddoctor.co.id/tips-kesehatan/parenting/kesehatan-anak/autisme-pada-anak-
kenali-ciri-cirinya/
https://www.halodoc.com/kesehatan/cerebral-palsy
https://www.gooddoctor.co.id/tips-kesehatan/penyakit/cerebral-palsy/
https://core.ac.uk/download/pdf/11062365.pdf
Asrori. 2020. Psikologi Pendidikan Pendekatan Multidisipliner. Jawa Tengah: Pena Persada
Lisinus, Rafael., dan Pastiria Sembiring. 2020. Sebuah Perpekstif Bimbingan Dan Konseling
Pembinaan Anak Berkebutuhan Khusus. Sumatera Utara: Yayasan Kita Menulis