Anda di halaman 1dari 6

NAMA : SRI OLVA

NO.BP : 18103012051
SEMESTER : V/NR
MATA KULIAH : ADMINISTRASI PERKANTORAN MODEREN
DOSEN : DEVI ANITA.MPd

Pertanyaan
1. Jelaskanlah jika anda seorang pemimpin suatu perusahaan, apa yang
saudara lakukan dalam perencanaan sumber daya manusia yang
menyangkut kesehatan dan keselamatan kerja. Apa bentuk sanki yang
saudara berikan bagi yang melanggar aturan yang sudah ditetapkan.
JAWAB :
Perencanaan sumber daya manusia yang menyangkut kesehatan dan
keselamatan kerja dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Memetakan Kapasitas SDM yang Dimiliki
Langkah pertama dalam menyusun perencanaan SDM yang baik tentu
dengan mengenali kapasitas SDM yang sekarang dimiliki oleh perusahaan.
Pemetaan ini bisa memberikan banyak informasi mengenai kemampuan
yang dimiliki karyawan, jumlah karyawan yang aktif, jumlah karyawan
yang akan pensiun, jumlah karyawan yang harus menjalani pelatihan,
jumlah karyawan yang telah memiliki pencapaian, jumlah karyawan yang
perlu melakukan peningkatan kinerja, dan informasi kepegawaian lain.
pemetaan ini bisa dilakukan dengan beberapa cara, misalnya dengan
penyebaran kuesioner, yang tentu harus disusun dengan baik pula, bisa
juga dengan menggunakan peninjauan performa atau kinerja karyawan,
b. Memperkirakan Kebutuhan SDM Perusahaan untuk Beberapa Waktu
Kedepan
Setelah mengetahui benar mengenai pemetaan kapasitas SDM yang kini
dimiliki perusahaan, langkah selanjutnya dalam perencanaan SDM adalah
memperkirakan kebutuhan SDM perusahaan untuk beberapa waktu
kedepan, berdasarkan keadaan SDM dan perusahaan sekarang.
Perkiraan kebutuhan dilakukan untuk mengetahui SDM seperti apa yang
diperlukan perusahaan (penambahan jumlah ataukah peningkatan
kualitas) sedangkan perkiraan ketersediaan dilakukan untuk mengetahui

1
SDM yang sedang membutuhkan pekerjaan dan siap direkrut. Tentu
kemudian perkiraan SDM yang sedang dibutuhkan ini juga
mempertimbangkan keadaan SDM yang kini dimiliki perusahaan.
c. Perencanaan SDM, Pengembangan Talent atau Tenaga Kerja
Langkah selanjutnya dalam perencanaan SDM adalah melakukan
pengembangan tenaga kerja. Tahap ini dimulai dari perekrutan, hingga
yang terakhir hubungan baik dengan tenaga kerja atau SDM.
1) Perekrutan
Tahap ini adalah tahap di mana dilakukannya pencarian pada
tenaga kerja atau SDM potensial yang bisa memenuhi kebutuhan
tenaga kerja dari perusahaan. Pencarian ini bisa melibatkan
berbagai platform seperti situs pencarian kerja, aplikasi seperti
LinkedIn atau bahkan dengan membuka walk in interview untuk
langsung turun ke lapangan guna menemukan tenaga kerja yang
sesuai dan potensial.
2) Seleksi
Setelah mendapatkan dan melakukan kontak dengan para calon
pekerja yang memenuhi kualifikasi dasar, saatnya untuk melakukan
seleksi. Tahap ini termasuk proses wawancara dan evaluasi
terhadap kemampuan yang dimiliki calon tenaga kerja dan apakah
kapasitas calon tersebut sesuai dengan apa yang tengah
dibutuhkan. Jika telah diperkirakan dan dipetakan dengan baik,
proses seleksi ini akan memiliki standar yang jelas antara mana
yang sesuai dan tidak.
3) Memilih dan Mempekerjakan
Memutuskan calon final untuk posisi yang dibutuhkan serta
memberikan penawaran kerja lebih detail sehingga terdapat
terbangun kesepahaman antara perusahaan dengan calon pekerja.
4) Pelatihan dan Pengembangan
Setelah mendapat tenaga kerja yang cocok, kemudian akan
dilakukan pelatihan serta pengembangan kemampuan agar tenaga
kerja yang baru bisa menyesuaikan diri dengan iklim dan tempo kerja

2
perusahaan. Selain itu juga guna agar tenaga kerja baru bisa bekerja
efektif secepat mungkin.
5) Hubungan dengan Pekerja atau SDM
Selalu berikan tawaran peningkatan gaji pada taraf tertentu
agar pekerja selalu termotivasi untuk bekerja dengan baik. Selain
itu, lakukan juga pengawasan pada kinerja pegawai agar kualtias
kerjanya bisa dimonitor. Usahakan perusahaan memiliki iklim yang
nyaman untuk setiap pekerja dan berikan kepastian jaminan
kesehatan dan sebagainya agar karyawan bisa fokus untuk bekerja
dengan performa terbaik.
d. Evaluasi Perencanaan SDM dan Monitoring
Ketika perusahaan telah memiliki perencanaan SDM yang baik dan
dijalankan dengan maksimal, tahap selanjutnya adalah evaluasi
dan monitoring pada SDM yang dimiliki. Proses akhir ini akan
memberikan gambaran jelas bagaimana SDM bekerja dan memenuhi
target perusahaan. Jika kemudian ditemui ketidaksesuaian, bisa
dilakukan koreksi atau peruhanan.
e. Mengandalkan Software HR dan Payroll dalam Perencanaan SDM
Perusahaan Anda
Perencanaan SDM juga harus memikirkan tools untuk mengelola SDM
terutama agar bagaimana sumber daya manusia yang dimiliki tetap
unggul. Misalnya menggunakan aplikasi perekrutan untuk mempermudah
dalam mengelola rekrutmen atau software HR dan payroll untuk melakukan
otomasi perhitungan gaji juga mengelola absensi karyawan.
Terutama software payroll dan HR dimana perannya sangat penting
untuk mengelola terutama mengedepankan sikap pendekatan humanis
pada SDM yang dimiliki perusahaan Anda. Selain itu, software payroll dan
HR juga mempengaruhi waktu kerja HRD misalnya saja dalam melakukan
rekap absensi dan juga perhitungan gaji. Dimana dengan sistem manual, A
bisa menghabiskan waktu berjam-jam yang berisiko human error.
Mengandalkan software payroll dan HR untuk kebetuhan manajemen
SDM Anda bisa mempersingkat waktu bekerja, mengurangi biaya overhead,

3
dan juga biaya-biaya beban lainnya yang sebenarnya tidak perlu
dikeluarkan.
Adapun sanksi yang diberikan bagi yang melanggar aturan yang sudah ditetapkan
yakni :
1. Surat Peringatan
Sanksi pertama yang dapat diberikan kepada karyawan yang melanggar
aturan adalah dengan memberinya surat peringatan. Surat peringatan atau
yang biasa disingkat menjadi SP adalah sanksi karyawan apabila mereka
melakukan sebuah pelanggaran ringan. Pelanggaran ringan ini bisa berupa
kesalahan-kesalahan kecil seperti pelanggaran disiplin. Walaupun
kesalahan kecil, hal ini akan tetap berpengaruh buruk apabila dilakukan
berkali-kali. Memberikan SP merupakan aturan yang tercantum pada UU
ketenagakerjaan pasal 161 yang berbunyi:
“Dalam hal pekerja/buruh melakukan pelanggaran ketentuan yang diatur
dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja
bersama, pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja, setelah
kepada pekerja/buruh yang bersangkutan diberikan surat peringatan
pertama, kedua, dan ketiga secara berturut-turut.”
2. Pemotongan Gaji
Sanksi karyawan lainnya yang dapat diberikan terhadap karyawan
yang melanggar aturan perusahaan adalah dengan pemotongan gaji.
Pemotongan gaji dan pembayaran sejumlah uang adalah denda dan sanksi
atas karyawan yang melakukan kesalahan cukup besar pada perusahaan.
Sebelum menerapkan saksi karyawan dalam bentuk denda, perusahaan
harus memenuhi ketentuan-ketentuan mengenai perlindungan upah
karyawan. Peraturan mengenai pemotongan gaji atau denda tersebut harus
dipaparkan dengan detail dalam kontrak kerja. Hal ini dimaksud agar tidak
terjadi kesalahpahaman oleh karyawan. Sanksi karyawan dengan cara ini
dinilai lebih efektif.
3. Melakukan Mutasi Karyawan
Sanksi berikutnya yang dapat diberikan kepada karyawan adalah
mutasi. Mutasi yang dimaksud adalah dengan memindahkan karyawan ke
tugas lain. Dalam hal ini tugas tersebut merupakan yang sangat jauh

4
berbeda apabila dibandingkan dengan tugas sebelumnya. Selain
pemindahan tugas, mutasi juga dapat dilakukan dengan mengirim
karyawan daerah lain.
Terdapat berbagai macam mutasi, ada mutasi yang merupakan sebuah
kenaikan pangkat atau biasa disebut sebagai promosi. Namun, ada juga
mutasi yang merupakan sebuah hukuman. Mutasi yang dimaksud kali ini
adalah mutasi yang bersifat hukuman. Agar mutasi ini menjadi hukuman,
salah satu hal yang dapat dilakukan adalah pemindahan tempat ke kantor
dengan fasilitas sedikit. Pemilihan sanksi mutasi biasanya dilakukan
apabila karyawan yang melanggar aturan masih dinilai menguntungkan.
Pemberian sanksi macam ini akan efektif diterapkan oleh perusahaan
kepada karyawan yang sedang menerima tunjangan. Apabila karyawan
tersebut melanggar aturan perusahaan. Sanksi karyawan macam ini
biasanya diatur dalam peraturan perusahaan. Pencabutan tunjangan dalam
hal ini berarti karyawan tersebut tidak lagi menerima fasilitas penunjang
dari perusahaan.
4. Penurunan Jabatan
Menerapkan sanksi penurunan jabatan atau yang biasanya disebut
sebagau demosi sering dilakukan apabila karyawan dianggap melanggar
kebijakan perusahaan. Penurunan ini dilakukan setelah perusahaan
mengkaji dengan hati-hati dan memiliki bukti kuat bahwa si karyawan
memang harus didemosikan. Sanksi yang satu ini juga tidak diatur dalam
UU ketenagakerjaan, sehingga tata cara dan mekanisme penurunan jabatan
hanya diatur dalam peraturan perusahaan.
5. Skorsing Karyawan
Skorsing karyawan merupakan sanksi karyawan yang dapat dibilang
cukup berat. Sanksi ini diterapkan apabila karyawan tertangkap tangan
atas pelanggaran aturan perusahaan. Sanksi ini juga diterapkan jika
karyawan mengganggu proses operasional bisnis, atau dikhawatirkan akan
menghilangkan barang bukti pelanggaran. Selama menjalani masa
skorsing, biasanya kemungkinan besar perusahaan akan meminta
karyawan untuk mengundurkan diri. Skorsing karyawan biasanya juga

5
berguna untuk perpanjangan waktu sebelum perusahaan melakukan
tindakan pemutusan hubungan kerja atau PHK.
6. PHK
Sanksi karyawan model ini merupakan sanksi yang cukup berat. PHK
atau Pemutusan Hubungan Kerja merupakan sanksi yang diberikan jika
karyawan yang melakukan pelanggaran sangat berat. Pelanggaran tersebut
merupakan kesalahan yang tidak hanya merugikan perusahaan secara
ekonomi atau finansial. Namun, berhubungan dengan hilangnya
kredibilitas dan terbukanya rahasia perusahaan. Sebelum menjatuhkan
hukuman PHK terhadap karyawan, perusahaan harus
memenuhi persyaratan yaitu dengan memberikan beberapa bukti
pendukung seperti sebagai berikut:
a. Pekerja/buruh tertangkap tangan;
b. Ada pengakuan dari pekerja/buruh yang bersangkutan;
c. Bukti lain berupa laporan kejadian yang dibuat oleh pihak yang
berwenang di perusahaan yang bersangkutan dan didukung
sekurang-kurangnya dua orang saksi.
7. Karyawan Diminta untuk Mengundurkan Diri
Cara terakhir ini merupakan sanksi karyawan yang dianggap paling berat
diantara sanksi-sanksi lainnya. Karena dengan sanksi ini karyawan akan
dipaksa untuk mengundurkan diri melalui cara penandatanganan surat
pengunduran diri. Hal ini biasanya diterapkan perusahaan karena
perusahaan enggan memberikan kompensasi PHK.

Anda mungkin juga menyukai