NIM : 16C11713
Tk/Kelas : 4A
B. ASPEK PSIKOLOGIS
Aspek psikologi holistik mempunyai keterkaitan satu sama lain sebagai sistem
yg menyeluruh, bukan hanya satu aspek tertentu saja, tapi utuh secara
biologis, psikologis, sosial, dan spiritual. Salah satu pendekatan holistik
adalah “konseling atau konsultasi”. Melalui konseling atau konsultasi,
pasien/klien dapat menceritakan kisah atau penyebab dibalik penyakit yang
dialami oleh pasien/klien tersebut. Rogers, menyebutkan 3 hal yang harus
dimiliki oleh terapis agar dapat membantu pasien/klien lebih terbuka saat
konseling, antara lain :
Sosial merupakan hubungan antara satu orang dengan orang lain. Masalah
soaial yang mungkin muncul adalah stigma, bullying, violence in workplace,
dan menarik diri.
Budaya dapat didefinisikan sebagai keyakinan, nilai, dan cara hidup yang
dipelajari dan dibagikan dari kelompok yang ditunjuk atau tertentu yang
umumnya ditransmisikan secara lintas generasi dan memengaruhi cara
berpikir dan tindakan seseorang. Budaya adalah kerangka kerja yang
digunakan seseorang dalam memandang dunia, termasuk kesehatan dan
kebutuhan perawatan. Ketaatan pada praktik dan kepercayaan budaya itu
kompleks dan tergantung pada akulturasi dan asimilasi ke dalam budaya
dominan. Perilaku yang terkait dengan respons terhadap penyakit, seperti
ketakutan, rasa sakit, dan kecemasan, ditentukan secara budaya. Sangat
penting bagi perawat, sebagai bagian dari sistem layanan kesehatan, untuk
menjadi sadar dan berpengetahuan tentang masalah budaya yang unik terkait
dengan memberikan perawatan dan perawatan kepada orang-orang dari
budaya yang berbeda. Kompetensi budaya dari tenaga kesehatan dan sistem
pemberian layanan kesehatan terkait dengan kualitas layanan yang diberikan.
Kompetensi budaya adalah kemampuan untuk memberikan perawatan yang
efektif bagi pasien yang berasal dari budaya yang berbeda. Dibutuhkan
kepekaan dan komunikasi yang efektif dalam keperawatan, baik secara verbal
maupun non-verbal. Asuhan keperawatan transkultural dapat membantu
meningkatkan kepatuhan dengan rencana perawatan, mengurangi
kekambuhan, dan mengurangi biaya keseluruhan untuk perawatan kesehatan.
Menghindari kematian budaya adalah hal utama yang harus dihindari dari
perawat transkultural. Perawat kompeten harus mengembangkan kepekaan
budaya. Sensitivitas budaya dapat didefinisikan dalam pengertian paling
sederhana untuk menjadi kesadaran dan pemanfaatan pengetahuan yang
berkaitan dengan etnis, budaya, jenis kelamin, atau orientasi seksual dalam
menjelaskan dan memahami situasi dan tanggapan individu di lingkungan
mereka. Sangat penting untuk menilai masing-masing pasien secara
individual dan tidak membuat asumsi budaya tentang kepercayaan pasien atau
praktik kesehatan. Meminta pasien dan keluarga untuk mendefinisikan apa
yang mereka anggap sebagai penyebab penyakit dan praktik kesehatan apa
yang terus diikuti pasien akan memungkinkan pengembangan pengajaran
individual yang sensitif terhadap budaya.