Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ni Made Tunia Ulyani Cahayasari

NIM : 16C11713
Tk/Kelas : 4A

RANGKUMAN MATERI KEPERAWATAN HOLISTIK

Keperawatan holistik didefinisikan sebagai semua praktik keperawatan yang telah


menyembuhkan keseluruhan sebagai tujuannya dan juga keharmonisan antara
pikiran, tubuh, emosi, dan semangat dalam lingkungan yang terus berubah. Istilah
"Holisme" dan "Holistik" berasal dari "Oloç-holos" kata Yunani yang berarti
semua, keseluruhan, keseluruhan, total. keperawatan holistic berfokus pada
peningkatan kesehatan dan kesejahtraan, membantu penyembuhan pencegahan
atau mengrangi penderitaan. setiap individu adalah unik dan harus dirawat sebagai
entitas yang terdiri dari tubuh, jiwa dan roh. Keperawatan holistik sebagai
perawatan yang berpusat pada pasien dengan mempertimbangkan kebutuhan fisik,
psikologis, sosial dan spiritual pasien.
A. ASPEK BIOLOGIS
Aspek keperawatan holistik mencakup aspek biologis lebih diperdalam lagi
pada teori Virginia Henderson dan model adaptasi Callista Roy’s antara lain:
1. oksigenasi
2. Makan dan minum dengan cukup
3. Eliminasi
4. Bergerak dan menjaga posis yang diinginkan
5. Tidur dan istirahat
6. Memilih pakaian yang sesuai
7. Pertahankan Suhu Tubuh dan Sirkulasi
8. Menjaga tubuh agar tetap bersih dan terawatserta melindungin itegumen
9. Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai

B. ASPEK PSIKOLOGIS

Aspek psikologi holistik mempunyai keterkaitan satu sama lain sebagai sistem
yg menyeluruh, bukan hanya satu aspek tertentu saja, tapi utuh secara
biologis, psikologis, sosial, dan spiritual. Salah satu pendekatan holistik
adalah “konseling atau konsultasi”. Melalui konseling atau konsultasi,
pasien/klien dapat menceritakan kisah atau penyebab dibalik penyakit yang
dialami oleh pasien/klien tersebut. Rogers, menyebutkan 3 hal yang harus
dimiliki oleh terapis agar dapat membantu pasien/klien lebih terbuka saat
konseling, antara lain :

1. Terapis harus mengenal dirinya


2. Penerimaan positif tidak bersyarat
3. Rasa empati

Tujuan melakukan konseling sebagai bentuk pendekatan holistik dalam aspek


psikologis adalah membebaskan klien untuk mengeluarkan dirinya dari hal
atau sifat yang mengekang, sehingga mampu menciptakan kondisi klien agar
dapat menemukan dirinya yang sesungguhnya atau ke arah yang lebih baik,
baik secara biologis, psikologis, dan sosial spiritual
C. ASPEK SOSIAL DAN SPIRITUAL
Spiritual adalah hubungan diri sendiri , alam dan tuhan dimulai dari anak-anak
sampai dengan lansia. Masalah keperawatan yang dapat diangkat adalah:
1. Distress spiritual: terganggunya kemampuan untuk memahami dan
mengintergrasikan makna dan tujuan dalam hidup melalui hubungan
individu dengan diri sendiri
2. Penyakit akut dipandang sebagai hukuman atas perbuatannya.
3. Penyakit kronik membaik meningkatkan spiritual seseorang.
4. Penyakit terminal.

Sosial merupakan hubungan antara satu orang dengan orang lain. Masalah
soaial yang mungkin muncul adalah stigma, bullying, violence in workplace,
dan menarik diri.

D. ASPEK KULTUR DAN BUDAYA

Budaya dapat didefinisikan sebagai keyakinan, nilai, dan cara hidup yang
dipelajari dan dibagikan dari kelompok yang ditunjuk atau tertentu yang
umumnya ditransmisikan secara lintas generasi dan memengaruhi cara
berpikir dan tindakan seseorang. Budaya adalah kerangka kerja yang
digunakan seseorang dalam memandang dunia, termasuk kesehatan dan
kebutuhan perawatan. Ketaatan pada praktik dan kepercayaan budaya itu
kompleks dan tergantung pada akulturasi dan asimilasi ke dalam budaya
dominan. Perilaku yang terkait dengan respons terhadap penyakit, seperti
ketakutan, rasa sakit, dan kecemasan, ditentukan secara budaya. Sangat
penting bagi perawat, sebagai bagian dari sistem layanan kesehatan, untuk
menjadi sadar dan berpengetahuan tentang masalah budaya yang unik terkait
dengan memberikan perawatan dan perawatan kepada orang-orang dari
budaya yang berbeda. Kompetensi budaya dari tenaga kesehatan dan sistem
pemberian layanan kesehatan terkait dengan kualitas layanan yang diberikan.
Kompetensi budaya adalah kemampuan untuk memberikan perawatan yang
efektif bagi pasien yang berasal dari budaya yang berbeda. Dibutuhkan
kepekaan dan komunikasi yang efektif dalam keperawatan, baik secara verbal
maupun non-verbal. Asuhan keperawatan transkultural dapat membantu
meningkatkan kepatuhan dengan rencana perawatan, mengurangi
kekambuhan, dan mengurangi biaya keseluruhan untuk perawatan kesehatan.
Menghindari kematian budaya adalah hal utama yang harus dihindari dari
perawat transkultural. Perawat kompeten harus mengembangkan kepekaan
budaya. Sensitivitas budaya dapat didefinisikan dalam pengertian paling
sederhana untuk menjadi kesadaran dan pemanfaatan pengetahuan yang
berkaitan dengan etnis, budaya, jenis kelamin, atau orientasi seksual dalam
menjelaskan dan memahami situasi dan tanggapan individu di lingkungan
mereka. Sangat penting untuk menilai masing-masing pasien secara
individual dan tidak membuat asumsi budaya tentang kepercayaan pasien atau
praktik kesehatan. Meminta pasien dan keluarga untuk mendefinisikan apa
yang mereka anggap sebagai penyebab penyakit dan praktik kesehatan apa
yang terus diikuti pasien akan memungkinkan pengembangan pengajaran
individual yang sensitif terhadap budaya.

Anda mungkin juga menyukai