Anda di halaman 1dari 4

8.

PENGOBATAN

Sekali diagnosis atresia esofagus dibuat, persiapan harus dibuat untuk

koreksi pembedahan .Orofaring dibersihkan, dan french tube di pasang untuk

suction kontinus dari kantung atas esofagus, kepala bayi harus elevasi. Cairan

IntraVena (10% dextrose) dapat diberika, O2 tetapi digunakan sebagai kebutuhan

untuk pemeliharaan saturasi O2 normal. Pada janin dengan kegagalan respirasi.

Endotrakeal intubasi harus dilakukan.

Ventilasi bag-mask tidak dibutuhkan oleh karena dapat menyebabkan

distensi lambung akut yang membutuhkan gastrotomi emergensi.3 Jika diduga

terjadi spesis atau infeksi pulmonal, antibiotik spekrum luas (seperti

ampicilin+gentamicyn) harus diberikan. Beberapa sumber merekomendasikan

memulai antibiotik intra vera secara empiris karena peningkatan resiko aspirasi.

Bayi harus dipindahkan ke senter tersier yang memiliki NICU.1

Sebelum pembedahan, bayi dievaluasi untuk mengetahui abnormal

kongenital yang lain. Foto thoraks dapat mengevaluasi abnormalitas skeletal,

malformasi kordiovaskular, pneumonia dan lengkung aorta kanan. Foto abdomen

bertujuan mengevaluasi abnormalitas skeletal, obstruksi intestinal dan malrotasi.

Foto thoraks dan abdomen biasanya sudah mencukupi, penggunaan kontraks tidak

terlaku sering dibutuhkan untuk mengevaluasi atresia esofagus. Echocardiogram

dan renal ultrasonogram mungkin dapat membantu.1

Gastrotomi untuk dekompresi lambung digunakan pada pasien dengan

pneumonia signifikan atau atelektasis untuk mencegah refluk isi lambung

melewati fistel dan menuju trakea. Bayi yang sehat tanpa komplikasi pulmonal
atau anomali mayor yang lain biasanya menjalani perbaikan primer pada beberapa

hari kehidupan, rata-rata harapan hidup pada pasien kelompok ini hampir 100%.1

Pembedahan ditunda pada bayi dengan berat badan lahir rendah,

pneumonia atau anomali mayor yang lain. Bayi prematur dengan BBLR dan bayi

dengan malformasi mayor yang bersamaan diterapi dengan nutrisi parenteral,

gastrotomi dan suction kantong atau sampai mereka dapat dioperasi. Rata-rata

harapan hidup keluarga ini antara 80-95% anomali jantung khusunya merupakan

penyebab kematian pada kasus yang lebih kompleks.1

9. PROGNOSIS

Tahun 1962, Waterson dkk membuat klasifikasi bayi yang lahir dengan Atresia

Esofagus menjadi 3 grup " dengan harapan hidup yang berbeda" Klarifikasi

menurut BB lahir, kelainan lain yang berhubungan & adanya pneumonia :

 Grup A : > 5 ½ lb (1800 – 2500 gr ) dan baik

 Grup B : 1. BB Lahir 4-5 (1800-2500 gr) & baik

2. BB lahir >tinggi, pneumonia moderat & kelainan congenital

 Grup C : 1. BB lahir < 4 lb (1800gr)

2. BB lahir > tinggi & pneumonia berat & kelainan kongenital berat.

Klasifikasi ini merujuk pada 113 kasus yang ditangani dari RS Great Ormond

Street

dari 1951-1959. 38 bayi di grup A, hampir semua selamat (95%) hanya 2 yang

tidak.
Dari 43 bayi di grup B, 29 selamat (68%) sementara hanya 2 bayi dari 32

yang slamat di grup C.

Selama 40 tahun telah terjadi peningkatan angka survival rate berkaitan

dengan diagnosis dan terapi pada kelainan lain yang berhubungan. Kemajuan di

bidang tekhnik anastesi dan intensive care bagi neonatus cukup memuaskan.

Klasifikasi Waterson berdasarkan 357 bayi dengan atresia esofagus yang dirawat

di Rumah sakit dari 1980-1992 :

 Grup A. 153 dari 154 s elamat (99%)

 Grup B. 72 dari 76 selamat (95% )

 Grup C. 101 dari 142 selamat (71%)

Jelaslah bahwa sistem klasifikasi berdasarkan resiko baru diperlukan sesuai era

yang sudah modern. Klasifikasi berdasarkan resiko, baru meliputi berat badan

lahir dan malfomasi jantung yang bertanggung jawab pada sebagian besar

kematian.

Kalsifikasi menurut Spitz terhadap keselamatan pada Atresia Esofagus :

 Grup I : BB lahir > 1500 gr tanpa kelainan jantung mayor (utama)

 Grup II : BB lahir < 1500 atau dengan kelainan jantung mayor

 GrupIII : BB lahir < 1500 + kelainan jantung mayor

Kelainan jantung mayor didefinisikan sebagai kelainan jantung kongenital

sianotik yang memerlukan terapi paliatif atau lebih atau kelainan jantung

kongenital cyanotic yang memerlukan bedah untuk gagal jantung. Berdasarkan

klasifikasi Scheme, angka keselamatan di grup I 96 %, grup II 59 % dan grup III

22 % pada tahun 1980, tetapi sudah meningkat menjadi 98 %, 82% dan 58 % pada
saat ini. Penelitian dari montrealmengidentifikasikan hanya preoperative yang

tergantung ventilator dan kelainan penyerta yang berat dengan prognosis

signifikan. 10

DAFTAR PUSTAKA

1. Clark, Dwayne C. Esophagealatresia and tracheosophageal fistula. (Online)


Updated 15 Februari 1999 (Cited on 27 september 2011). Available from URL :
http://www.aafp.org/afp/910/html

2. Spitz, Lewis. Oesophageal atresia. Orphanet Journal of Rare Disease. Bio Med
Central. 11 May 2007.

Anda mungkin juga menyukai