PAPER
UVEITIS
Disusun oleh :
Thinarachagi Kutty Krishnan
130100482
Supervisor :
MEDAN
2020
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : K. THINARACHAGI
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RS UNIVERSITAS NIM : 130100482
SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas kasih,
berkat, dan penyertaanNya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“UVEITIS”. Penulisan makalah ini adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan
Kepaniteraan Klinik Senior Program Pendidikan Profesi Dokter di Departemen Mata,
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Dalam proses penyusunan makalah ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada Dr. dr. Rodiah R. Lubis, M. Ked(Oph), Sp.M(K) selaku dosen pembimbing
yang telah memberikan arahan dalam penyelesaian makalah ini. Dengan demikian
diharapkan makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dalam sistem pelayanan
kesehatan secara optimal.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan dalam
penulisan makalah selanjutnya.
I
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : K. THINARACHAGI
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RS UNIVERSITAS NIM : 130100482
SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................I
DAFTAR ISI .....................................................................................................II
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................III
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA........................................................................2
2.1 Uvea...........................................................................................................2
2.2 Uveitis........................................................................................................3
2.2.1 Definisi......................................................................................................3
2.2.2 Epidemiologi……………………………………………………………3
2.2.3 Klasifikasi.................................................................................................4
2.2.4 Gambaran klinis........................................................................................6
2.2.5 Diagnosis banding……………………………………………………...7
2.2.6 Penatalaksanaan .......................................................................................7
2.2.7 Komplikasi ...............................................................................................9
2.2.8 Prognosis ..................................................................................................9
BAB 3 KESIMPULAN.....................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................11
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : K. THINARACHAGI
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RS UNIVERSITAS NIM : 130100482
SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR
BAB 1
PENDAHULUAN
Uveitis adalah peradangan pada jaringan uvea akibat infeksi, trauma, neoplasia,
atauproses autoimun.1 Insiden uveitis di Amerika Serikat dan di seluruh dunia
diperkirakan sebesar 15 kasus/100.000 penduduk dengan perbandingan yang sama
antara laki-laki dan perempuan.2,3
1
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : K. THINARACHAGI
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RS UNIVERSITAS NIM : 130100482
SUMATERA UTARA
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 UVEA
Uvea merupakan lapisan vaskuler berpigmen dari dinding bola mata yang
terletak ntara kornesklera dan neuroepitelium. Uvea terdiri dari tiga bagian, yaitu iris,
badan siliaris, dan koroid. 4 (Gambar 1)
Koroid merupakan bagian posterior dari uvea yang terletak antara retina dan
sklera. Terdapat tiga lapisan vaskuler koroid, yaitu vaskuler besar, sedang, dan kecil.
Pada bagian interna koroid dibatasi oleh membran Bruch, sedangkan di bagian luar
terdapat suprakoroidal.6 (Gambar 2)
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : K. THINARACHAGI
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RS UNIVERSITAS NIM : 130100482
SUMATERA UTARA
Vaskularisasi uvea berasal dari arteri siliaris anterior dan posterior yang berasal dari
arteri oftalmika. Vaskularisasi iris dan badan siliaris berasal dari sirkulus arteri
mayoris iris yang terletak di badan siliaris yang merupakan anastomosis arteri
siliaris anterior dan arteri siliaris posterior longus. Vaskularisasi koroid berasal dari
arteri siliaris posterior longus dan brevis.4
2.2 UVEITIS
2.2.1 Definisi
Uveitis merupakan inflamasi pada traktus uvealis. Definisi uveitis yang digunakan
ekarang menggambarkan setiap inflamasi yang tidak hanya melibatkan uvea, tapi juga
struktur lain yang berdekatan dengan uvea.
2.2.2 Epidemiologi
Penderita umumnya berada pada usia 20-50 tahun. Setelah usia 70 tahun, angka
kejadian uveitis mulai berkurang. Pada penderita berusia tua umumnya uveitis
diakibatkan oleh toksoplasmosis, herpes zoster, dan afakia. Bentuk uveitis pada laki-
laki umumnya oftalmia simpatika akibat tingginya angka trauma tembus dan uveitis
non-granulomatosa anterior akut. Sedangkan pada wanita umumnya berupa uveitis
anterior kronik idiopatik dan toksoplasmosis.3
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : K. THINARACHAGI
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RS UNIVERSITAS NIM : 130100482
SUMATERA UTARA
2.2.3 Klasifikasi
7
secara anatomis, klinis, etiologis, dan patologis.
retina perifer
c) Uveitis posterior : inflamasi bagian uvea di belakang batas basis
vitreus
2) Klasifikasi klinis
a)Uveitis akut
onset simtomatik terjadi tiba-tiba dan berlangsung
selama < 6 minggu
Uveitis kronik
b)
: uveitis yang berlangsung selama berbulan-bulan atau
bertahun-tahun, seringkali onset tidak jelas dan
bersifat asimtomatik
3) Klasifikasi etiologis
Uveitis eksogen
a)
trauma, invasi mikroorganisme atau agen lain dari luar tubuh
b) Uveitis endogen
mikroorganisme atau agen lain dari dalam tubuh
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : K. THINARACHAGI
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RS UNIVERSITAS NIM : 130100482
SUMATERA UTARA
- Infeksi
Yaitu infeksi bakteri (tuberkulosis), jamur (kandidiasis), virus (herpes zoster), protozoa
(toksoplasmosis), atau roundworm (toksokariasis)
Yaitu uveitis yang tidak berhubungan dengan penyakit sistemik, tetapi memiliki
karakteristik khusus yang membedakannya dari bentuk lain (sindrom uveitis Fuch)
4) Klasifikasi patologis
a) Uveitis non-granulomatosa : infiltrasi dominan limfosit pada
koroid
1) Uveitis anterior
Gejala utama uveitis anterior akut adalah fotofobia, nyeri, merah, penglihatan
menurun, dan lakrimasi. Sedangkan pada uveitis anterior kronik mata terlihat putih dan
7
gejala minimal meskipun telah terjadi inflamasi yang berat.
Tanda-tanda adanya uveitis anterior adalah injeksi silier, keratic precipitate (KP), nodul
7
iris, sel-sel akuos, flare, sinekia posterior, dan sel-sel vitreus anterior. (Gambar 5)
Gambar 5. koroid dominan sel epiteloid : (a) mutton-fat keratic precipitates, nodul
Koeppe dan Busacca; (b) nodul Busacca pada iris dan mutton-fat KP di bagian inferior
(Dikutip dari kepustakaan 9)
2 ) Uveitis intermediet
Gejala uveitis intermediet biasanya berupa floater, meskipun kadang-kadangpenderita
mengeluhkan gangguan penglihatan akibat edema makular sistoid kronik. Tanda dari
uveitis intermediet adalah infiltrasi seluler pada vitreus (vitritis) dengan beberapa sel
di COA dan tanpa lesi inflamasi fundus.7 (Gambar 6)
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : K. THINARACHAGI
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RS UNIVERSITAS NIM : 130100482
SUMATERA UTARA
3) Uveitis posterior
Dua gejala utama uveitis posterior adalah floater dan gangguan penglihatan.
Keluhan floater terjadi jika terdapat lesi inflamasi perifer. Sedangkan koroiditis aktif
pada makula atau papillomacular bundle menyebabkan kehilangan penglihatan
sentral.7
Tanda-tanda adanya uveitis posterior adalah perubahan pada vitreus (seperti sel,
flare, opasitas, dan seringkali posterior vitreus detachment), koroditis, retinitis, dan
vaskulitis. 7
2.2.6 Penatalaksanaan
Tujuan terapi uveitis adalah mencegah komplikasi yang mengancam penglihatan,
menghilangkan keluhan pasien, dan jika mungkin mengobati penyebabnya. Ada
empat kelompok obat yang digunakan dalam terapi uveitis, yaitu midriatikum,
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : K. THINARACHAGI
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RS UNIVERSITAS NIM : 130100482
SUMATERA UTARA
steroid, sitotoksik, dan siklosporin. Sedangkan uveitis akibat infeksi harus diterapi
dengan antibakteri atau antivirus yang sesuai.7
Penatalaksanaan uveitis meliputi pemberian obat-obatan dan terapi operatif, yaitu
1,3,7
Steroid topikal hanya digunakan pada uveitis anterior dengan pemberian steroid
kuat, seperti dexametason, betametason, dan prednisolon. Komplikasi pemakaian
steroid adalah glaukoma, posterior subcapsular cataract, komplikasi kornea, dan
efek samping sistemik.7
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : K. THINARACHAGI
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RS UNIVERSITAS NIM : 130100482
SUMATERA UTARA
2.2.7 Komplikasi
2.2.8 Prognosis
Umumnya prognosis baik jika dengan terapi yang sesuai.3
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : K. THINARACHAGI
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RS UNIVERSITAS NIM : 130100482
SUMATERA UTARA
BAB 3
KESIMPULAN
Uveitis adalahmerupakan salah satu penyebab kebutuhan di negara berkembang.
dan fungsi penglihatan, menghilangkan nyeri dan fotofobia. Obat yang dapat digunakan
infeksi. Penyakit yang mendasari uvetis harus diatasi secara komprehensif untuk
DAFTAR PUSTAKA
4. Rao NA, Forster DJ. Basic Principles In: Berliner N, editors. The Uvea
Uveitis and