Kelompok 3:
1. Azmi Fajrul Falah (C010318093)
2. Rangga Bismantara (C010318101)
3. Siti Alizza (C010318104)
4. Wahyu Ramadhan (C010318106)
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, nikmat serta karunia-Nya, karena atas kehendak-Nya pulalah kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Judul dari makalah ini adalah “Pemasangan/Pemeliharaan Saluran Udara
Tegangan Menengah (SUTM)”. Adapun isi dari makalah ini adalah tentang
komponen Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM), prosedur pemasangan
Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM), pengertian pemeliharaan, kegiatan
pemeliharaan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM), dan SOP
pemeliharaan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM).
Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat, sehingga dapat
menambah pengetahuan bagi para pembaca. Kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan dan penyelesaian makalah ini dari awal
sampai akhir. Dan semoga Allah SWT senantiasa selalu meridhai segala usaha
kita.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
ii
D. Pemeliharaan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) ............................ 18
1. Pemeliharaan Penghantar.................................................................................. 19
2. Pemeliharaan Tiang ............................................................................................ 21
3. Pemeliharaan Peralatan ..................................................................................... 22
4. Pemeliharaan Pembumian ................................................................................ 24
5. Pemeliharaan Lightning Arrester.................................................................... 25
6. Penggantian Fuse Cut-Out (FCO) .................................................................. 26
E. SOP Pemeliharaan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) .................. 27
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 31
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang semakin maju pada saat ini
mengakibatkan banyaknya pemakaian sumber daya listrik sebagai penunjang
kehidupan yang lebih baik. Oleh sebab itu dibutuhkan kualitas sistem jaringan
distribusi yang handal.
Masalah utama dalam menjalankan fungsi jaringan distribusi adalah
mengatasi gangguan dengan cepat, mengingat gangguan yang terbanyak dalam
sistem tenaga listrik terdapat dalam jaringan distribusi, khususnya pada
jaringan tegangan menengah 20 kV.
Istilah keandalan jaringan distribusi menggambarkan keamanan jaringan
distribusi, penghindaran dari gangguan-gangguan yang menyebabkan sebagian
besar pemadaman jaringan distribusi khususnya pada jaringan tegangan
menengah 20 kV, yaitu akibat alam (petir, angin, hujan, binatang) dan sebagian
lagi adalah kerusakan peralatan.
Sistem distribusi tenaga listrik ditunjang oleh peralatan-peralatan
distribusi yang memadai. Pada kondisi normal, sistem distribusi teraliri oleh
arus maupun tegangan kerja. Sehingga mempengaruhi kinerja peralatan yang
ada. Peralatan distribusi tersebut merupakan peralatan yang sensitif terhadap
gangguan, baik yang berasal dari faktor dalam (internal) alat tersebut maupun
dari luar (eksternal) alat tersebut.
Bagian sistem yang cukup rawan terhadap gangguan dari luar (eksternal)
salah satu diantaranya adalah saluran udara tegangan menengah (SUTM).
Dengan demikian SUTM perlu mendapat pemeliharaan yang semestinya.
1
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa sajakah komponen Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)?
2. Bagaimanakah prosedur pemasangan Saluran Udara Tegangan Menengah
(SUTM)?
3. Apakah yang dimaksud dengan pemeliharaan?
4. Bagaimanakah kegiatan pemeliharaan Saluran Udara Tegangan Menengah
(SUTM)?
5. Bagaimanakah SOP pemeliharaan Saluran Udara Tegangan Menengah
(SUTM)?
C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan:
1. Apa saja komponen Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM).
2. Bagaimana prosedur pemasangan Saluran Udara Tegangan Menengah
(SUTM).
3. Apa yang dimaksud dengan pemeliharaan.
4. Bagaimana kegiatan pemeliharaan Saluran Udara Tegangan Menengah
(SUTM).
5. Bagaimana SOP pemeliharaan Saluran Udara Tegangan Menengah
(SUTM).
2
BAB II
PEMBAHASAN
Gambar 1 SUTM
Komponen-komponen SUTM adalah sebagai berikut:
1. Penghantar
Penghantar berfungsi untuk menghantarkan arus listrik. Penghantar
untuk saluran udara biasanya disebut kawat yaitu penghantar tanpa isolasi
(telanjang), sedangkan untuk saluran dalam tanah atau saluran udara
berisolasi biasanya disebut dengan kabel.
a. Penghantar Telanjang AAAC atau (BC: Bare Conductor)
Konduktor dengan bahan utama tembaga (Cu) atau aluminium
(Al) yang di pilin bulat padat, sesuai SPLN 42 -10: 1986 dan SPLN
3
74: 1987. Pilihan konduktor penghantar telanjang yang memenuhi
standar pada dekade ini adalah AAC atau AAAC. Sebagai akibat
tingginya harga tembaga dunia, saat ini belum memungkinkan
penggunaan penghantar berbahan tembaga sebagai pilihan yang baik.
b. Penghantar Berisolasi Setengah AAAC-S (Half Insulated Single
Core)
Konduktor dengan bahan utama aluminium ini diisolasi dengan
material XLPE (croslink polyetilene langsung), dengan batas tegangan
6 kV dan harus memenuhi SPLN No. 43-5-6 tahun 1995.
2. Isolator
Pada jaringan SUTM, isolator pengaman penghantar bertegangan
dengan tiang penopang/travers dibedakan berdasarkan jenis
konstruksinya, yaitu:
a. Isolator Tumpu
Pin- Insulator Pin-Post Insulator Line-Post Insulator
Piringan Long-Rod
3. Cross-Arm
Cross-arm dipakai untuk menjaga penghantar dan peralatan yang
dipasang diatas tiang. Material cross-arm terbuat dari besi. Cross-arm
4
dipasang pada tiang dengan menggunakan klem-klem, disekrup dengan
baut dan mur secara langsung. Pada cross-arm dipasang baut-baut
penyangga isolator dan peralatan lainnya, biasanya cross-arm ini dibor
terlebih dahulu untuk membuat lubang-lubang baut.
4. Lightning Arrester
Lightning arrester adalah alat proteksi bagi peralatan listrik terhadap
tegangan lebih, yang disebabkan oleh petir atau surja hubung (switching
surge). Alat ini bersifat sebagai by-pass di sekitar isolasi yang membentuk
jalan dan mudah dilalui arus kilat ke sistem pentanahan sehingga tidak
menimbulkan tegangan lebih yang tinggi dan tidak merusak isolasi
peralatan listrik.
5
Gambar 6 Load Break Switch (LBS)
6. Recloser
Recloser adalah rangkaian listrik yang terdiri pemutus tenaga yang
dilengkapi kotak kontrol elektronik (Electronic Control Box) recloser,
yaitu suatu peralatan elektronik sebagai kelengkapan recloser dimana
peralatan ini tidak berhubungan dengan tegangan menengah dan pada
peralatan ini recloser dapat dikendalikan cara pelepasannya. Dari dalam
kotak kontrol inilah pengaturan (setting) recloser dapat ditentukan.
Gambar 8 Recloser
7. Tiang
Tiang berfungsi sebagai penyangga kawat, agar kawat berada di atas
tiang dengan jarak aman sesuai dengan ketentuan. Tiang terbuat dari bahan
6
yang kuat untuk menahan beban tarik maupun tekan yang berasal dari
kawat ataupun tekanan angin.
7
Tabel 1 Spesifikasi Tiang Besi Baja untuk SUTM
A - 7 7 9 8 12
Lenturan pada
- 196 144 142 108 106
beban kerja [mm]
Tebal selongsong
- 7 7 9 8 12
[mm]
Panjang selongsong
- 600 600 600 600 600
[mm]
Berat tiang [kg] - 306 446 564 700 973
c. Tiang Beton
Untuk kekuatan yang sama, pilihan tiang jenis ini dianjurkan
digunakan di seluruh PLN karena lebih murah dibandingkan dengan
jenis konstruksi tiang lainnya termasuk terhadap kemungkinan
penggunaan konstruksi rangkaian besi.
Spesifikasi konstruksi tiang beton penampang bulat profil sesuai
SPLN 93: 1991 tentang Tiang Beton Pratekan untuk jaringan
distribusi, dapat dilihat pada tabel 2.
8
Tabel 2 Spesifikasi Tiang Beton Bulat untuk SUTM
Tinggi Tinggi
titik titik
Beban Beban
Panjang Tumpu Diameter Panjang Tumpu Diameter
Kerja Kerja
(m) /batas (cm) (m) /batas (cm)
(daN) (daN)
tanam tanam
(m) (m)
15,7 100
19 200
15,7 200
19 350
19 350
9 1,5 13 2,2 19 500
19 500
22 800
22 800
22 1200
22 1200
19 200 19 200
19 350 19 350
11 1,9 19 500 14 2,4 19 500
22 800 22 800
22 1200 22 1200
19 200
19 350
12 2,0 19 500
22 800
22 1200
9
• Dokumen-dokumen permintaan material.
• Persiapan Peralatan Kerja dan K2/K3.
• Izin Pelaksanaan Otoritas setempat.
• Pengawas Unit PLN terkait.
10
Data ini penting untuk pemilihan
panjang tiang yang berbeda.
Penggunaan theodolit dapat
memudahkan pengukuran selisih
ketinggian.
2 Pengukuran jarak lintasan Ukur jarak antara titik penting dan
membaginya menjadi titik antara,
dengan jarak untuk jaringan
SUTM antara 40 m sampai dengan
50 m. Untuk jarak yang melebihi
ketentuan, digunakan tiang
dengan kekuatan > 200 daN dan
panjang > 11 m.
3 Pengukuran sudut lintasan Gunakan Kompas untuk
jaringan mengukur Sudut Titik Penting.
Pengukuran sudut ini penting
untuk pemilihan konstruksi tiang
yang sesuai
4 Pematokan akhir Setelah kegiatan pengukuran awal
selesai, evaluasi dan sesuaikan
jarak antar patok-patok awal
sebagai hasil survei yang optimal.
11
akan disalurkan, perkembangan beban dan lokasi/lingkungan di masa yang
akan datang dan dana yang tersedia untuk pembangunan konstruksi
jaringan distribusi, serta pemilihan konstruksi dan komponen jaringannya.
12
5 Upayakan pendirian tiang
langsung dengan menggunakan
lifter tiang beton. Bila
menggunakan tenaga manusia,
perhatikan persiapan penopang
pengaman dan tenaga minimal (3
orang) yang diperlukan. Dilarang
mendirikan tiang dengan
menggunakan tripod.
6 Setelah tiang berdiri; segera
diperkuat/pasang pondasi sesuai
ketentuan konstruksi. Perhatikan
bila tiang tersebut merupakan
tiang sudut.
13
Gambar 10 Konstruksi Pemasangan Topang Tarik
14
ikatkan pada cross-arm. Perhatikan kesesuaian isolator tumpu atau tarik
dengan sudut tiang.
15
d. Periksa dan segera perbaiki penghantar bilamana pada titik tertentu,
stranded penghantar tersebut terurai, dengan menggunakan repair
sleeve.
C. Pemeliharaan
1. Pengertian Pemeliharaan
Pemeliharaan yaitu suatu kegiatan yang meliputi pekerjaan
pemeriksaan, pencegahan, perbaikan dan penggantian peralatan pada
sistem distribusi yang dilakukan secara terjadwal (schedule) ataupun tanpa
jadwal.
Pemeliharaan dilakukan untuk meningkatkan mutu dan keandalan
pada sistem distribusi dalam rangka mengurangi kerusakan peralatan yang
sifatnya mendadak, menurunkan biaya pemeliharaan dan mendapatkan
simpati serta kepuasan pelanggan dalam pelayanan tenaga listrik.
Untuk melaksanakan pemeliharaan yang baik perlu diperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
16
- Sistem distribusi harus direncanakan dengan baik dan benar,
memakai bahan/peralatan yang berkualitas baik sesuai dengan standar
yang berlaku.
- Sistem distribusi yang baru dibangun harus diperiksa secara
teliti, apabila terdapat kerusakan kecil segera diperbaiki pada saat
itu juga.
- Staf/petugas dan pemeliharaan harus terlatih baik dengan jumlah
petugas cukup memadai.
- Mempunyai peralatan kerja yang baik dengan jumlah cukup
memadai untuk pemeliharaan dalam keadaan tidak bertegangan
maupun pemeliharaan dalam keadaan bertegangan.
- Mempunyai buku/brosur peralatan dari pabrik pembuat dan
dipelihara untuk bahan pada pekerjaan pemeliharaan berikutnya.
- Jadwal yang telah dibuat sebaiknya dibahas ulang untuk
melihat kemungkinan penyempurnaan dalam pelaksanaan pekerjaan
pemeliharaan
- Harus diamati tindakan pengaman dalam pelaksanaan pemeliharaan,
gunakan peralatan keselamatan kerja yang baik dan benar.
2. Macam-Macam Pemeliharaan
Pada dasarnya pemeliharaan terbagi menjadi dua bagian yaitu:
1. Pemeliharaan rutin (terjadwal)
Dalam pelaksanaannya pemeliharaan rutin ini terdiri dari dua
katagori pekerjaan yaitu :
• Pemeliharaan servis: pemeliharaan dengan jangka waktu
pendek meliputi pekerjaan ringan. Misalnya: membersihkan
ROW jaringan.
• Pemeliharaan inspeksi: pemeliharaan jangka waktu panjang
meliputi pekerjaan penyetelan, perbaikan dan penggantian
peralatan dan bagian – bagian dari sistem distribusi.
17
2. Pemeliharaan tanpa jadwal/mendadak
Pemeliharaan ini sifatnya mendadak, tidak terencana akibat
gangguan atau kerusakan atau hal-hal lain diluar kemampuan kita,
sehingga perlu dilakukan pemeriksaan/pengecekan perbaikan ataupun
penggantian peralatan, tetapi masih dalam kurun waktu pemeliharaan.
3. Jadwal Pemeliharaan
Dalam pelaksanaan pemeliharaan perlu direncanakan dengan baik
berdasarkan hasil pengamatan dan catatan serta pengalaman dari
pemeliharaan terdahulu, sehingga akan mendapatkan hasil yang baik,
untuk itu perlu dibuat jadwal pemeliharaan.
Jadwal pemeliharaan dapat dibuat dengan kurun waktu yang berbeda
sesuai dengan kebutuhan dan umur dari peralatan yang akan dipelihara
waktu tersebut adalah sebagai berikut:
- Pemeliharaan Mingguan
- Pemeliharaan Bulanan
- Pemeliharaan Semesteran
- Pemeliharaan Tahunan
18
- Cross-arm (travers)
- Joint dan jumper
1. Pemeliharaan Penghantar
Penghantar merupakan alat/perangkat untuk memindahkan energi
listrik dari satu tempat ke tempat lain dengan hasil seoptimal mungkin.
Sebagai alat penyalur tenaga listrik, penghantar, baik kawat ataupun kabel
harus terpasang dengan baik, yaitu tidak menyebabkan kerugian listrik
yang besar serta aman terhadap peralatan dan orang dari bahaya akibat
listrik (tegangan menengah).
Oleh karena itu, dalam pelaksanaan pemeliharaan penghantar, hal-
hal yang perlu mendapat perhatian adalah:
• Jarak aman
• Andongan kawat/lendutan
• Kondisi fisik
• Jumper/joint
• Pengikat penghantar pada isolator/klem.
Sedangkan pekerjaan yang dilakukan untuk pemeliharaan
penghantar antara lain :
• Penggantian penghantar
• Perbaikan kondisi/pemasangan penghantar.
a. Jarak Aman
Jarak aman/Right Of Way (ROW) adalah jarak antara bagian
aktif/fasa dari jaringan terhadap benda-benda di sekelilingnya baik
secara mekanis atau elektromagnetis yang tidak memberikan
pengaruh membahayakan. Secara rinci Jarak aman jaringan terhadap
bangunan lain dapat dilihat pada tabel 3.
Khusus terhadap jaringan telekomunikasi, jarak aman minimal
adalah 1 m baik vertikal atau horizontal. Bila dibawah JTM terdapat
JTR, jarak minimal antara JTM dengan kabel JTR dibawahnya minimal
120 cm.
19
Tabel 3 Jarak Aman SUTM
b. Andongan
Andongan (sag) merupakan jarak lenturan dari suatu bentangan
kawat penghantar antara dua tiang penyangga jaringan atau lebih, yang
diperhitungkan berdasarkan garis lurus (horizontal) kedua tiang
tersebut. Besarnya lenturan kawat penghantar tersebut tergantung pada
berat dan panjang kawat penghantar atau panjang gawang (span). Berat
kawat akan menimbulkan tegangan terik pada kawat penghantar, yang
akan mempengaruhi besarnya andongan tersebut.
20
Andongan harus disesuaikan dengan standar kuat tarik hantaran,
jarak antar hantaran, lebar bentangan antar tiang.
Gambar 16 Andongan
2. Pemeliharaan Tiang
Sebagai penyangga penghantar, kedudukan tiang adalah untuk
diperhatikan, karena gangguan yang disebabkan oleh rusaknya robohnya
tiang adalah merupakan hal yang sangat membahayakan, terutama
terhadap keselamatan umum.
Hal – hal yang biasa dilakukan pada pelaksanaan pemeliharaan tiang
adalah:
21
• Pemeriksaan/pemeliharaan terhadap kondisi fisik tiang, yaitu
adanya kemungkinan keroposnya tiang besi oleh karena karat atau
adanya keretakan pada tiang terbuat dari beton.
3. Pemeliharaan Peralatan
Adapun yang dimaksud dengan peralatan disini adalah peralatan
pendukung lainnya selain penghantar dan tiang pada JTM.
Pada hakikatnya pemeliharaan rutin dari peralatan tersebut
biasanya selalu dilaksanakan secara bersamaan ketika mengadakan
pemeliharaan penghantar dari tiang.
a. Isolator
Isolator merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mengisolasi
antara kawat dengan kawat dan kawat dengan travers/tiang selain
untuk tempat pengikatan kawat.
22
Pemeriksaan isolator perlu diperhatikan dengan seksama karena
isolasi sering menjadi penyebab masalah dari gangguan operasi yang
memusingkan petugas pengusut gangguan.
Dengan pemeriksaan isolator secara lebih teliti, mutu penyaluran
tenaga listrik dapat diperbaiki dan disamping itu dapat meringankan
petugas pengusut/mencari letak gangguan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan isolator
diantaranya adalah :
• Kondisi fisik isolator.
• Tempat kedudukan isolator.
• Pengikatan kawat pada isolator.
Pada isolator jenis keramik memiliki kekurangan permukaannya
mudah menyerap air, sehingga lebih mudah terjadi arus bocor pada
permukaan, yang akhirnya dapat menyebabkan terjadinya tegangan
flashover. Tegangan flashover merupakan kegagalan isolasi yang
disebabkan karena pembebanan medan listrik pada permukaan isolator
melebihi kapasitas ketahanan elektriknya. Flashover ini dapat
menimbulkan pemanasan dan dapat merusak isolator. Penyebab
terjadinya flashover di antaranya yaitu karena pengotoran permukaan
isolator, surja hubung, dan surja petir. Pada kasus pengotoran
permukaan isolator, umunya disebabkan karena adanya bahan polutan
yang menempel pada permukaan isolator seperti bahan polutan debu,
abu terbang, pasir.
23
4. Pemeliharaan Pembumian
Pembumian pada peralatan ditiang diperlukan untuk tujuan:
a. Membatasi besar tegangan yang disebabkan petir.
b. Membatasi besar tegangan yang disebabkan oleh terjadinya hubung.
tidak sengaja dengan bagian yang bertegangan.
c. Menstabilkan tegangan ke tanah dalam kondisi normal.
Karena itu pemasangan sistem pembumian harus dilakukan dengan
standar sesuai ketentuan yang berlaku sebagai elektroda pembumian
biasanya digunakan elektroda batang berbentuk pipa baja galvanis
diameter 25 mm atau baja berdiameter 15 mm yang dilapisi tembaga
setebal 2,5 meter dengan panjang 2,5 m atau 3 m. untuk penghantar
bumi biasanya digunakan tembaga 50 mm2 dan sampai dengan 2,5 meter
dari atas tanah harus dilindungi dengan pipa baja dari kerusakan mekanis.
Pada beberapa tiang beton penghantar bumi sudah merupakan
komponen dari tiang dan untuk menghubungkannya dengan penghantar
bumi diluar tiang beton digunakan mur baut yang dipasang pada bagian
atas dan bawah tiang.
Tahanan pembumian yang dapat dicapai sangat tergantung pada
jenis elektroda, jenis tanah dan ke dalaman penanaman elektroda. Pada
tanah kering yang berbatu tidak mungkin untuk mendapatkan harga di
bawah 100 ohm bila hanya ditanam 1 batang elektroda 3 m.
Walaupun dengan memasang beberapa elektroda secara paralel
dapat menurunkan harga tahanan pembumian, tetapi kenyataannya
penurunannya tidaklah menjadi R/n (R tahanan untuk 1 elektroda, n
jumlah elektroda seperti diperkirakan). Bila peralatan dan kondisi tanah
setempat memungkinkan akan lebih menguntungkan bila elektroda
ditanam secara seri. Keuntungan lain dengan cara ini adalah pengaruh
musim dapat diperkecil karena dicapainya air tanah.
Bila kondisi tanah tidak memungkinkan untuk menanam secara
seri beberapa batang pipa, maka untuk memperoleh harga tahanan yang
rendah pipa – pipa elektroda dapat dipasang secara paralel. Jarak antar
24
elektroda tersebut minimum harus dua kali panjang elektroda (PUIL 1987
pasal 3221 A4).
Pemeliharaan Pembumian antara lain:
• Pemeriksaan secara visual kondisi pembumian
• Pemeriksaan/perbaikan terhadap baut klem yang kendor, lepas atau
putus
• Membersihkan bagian–bagian dari kotoran dan benda–benda yang
bersifat menyekat
• Mengganti kabel yang sudah rusak.
25
e. Pengukuran tahanan pembumian, diupayakan perbaikan nilai
tahanan sesuai ketentuan yang berlaku.
26
Pemasangan fuse link harus sesuai dengan kapasitas trafo yang
terpasang dengan batas pengaman sisi tegangan menengah jaringan
distribusi. Pemeriksaan ini merupakan tindakan pemeliharaan yang
bersifat rutin dengan tujuan untuk menghindari terjadinya kerusakan pada
peralatan-peralatan distribusi termasuk FCO itu sendiri sehingga
penyaluran tenaga listrik tetap berlangsung optimal.
27
28
29
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) merupakan konstruksi
jaringan distribusi yang dipasang pada tiang penyangga (dibentangkan diantara
tiang penyangga). Komponen utama dari SUTM adalah penghantar, isolator,
cross-arm, lightning arrester, peralatan hubung (switching), recloser dan tiang.
Untuk melakukan pemasangan Saluran Udara Tegangan Menengah
(SUTM), prosedur pemasangannya terdiri dari 7 tahap, yaitu: 1) Persiapan Peta
Rencana dan Proses Perizinan; 2) Survei dan Penentuan Lokasi Titik Tiang
(Pole Staking); 3) Pendirian Tiang dan Kelengkapannya; 4) Pemasangan guy-
wire/treckschoor atau Topang Tarik (pole supporter); 5) Instalasi Cross-Arm
dan Isolator; 6) Penarikan Penghantar (stringing); dan 7) Penyelesaian akhir
(finishing).
SUTM cukup rawan terhadap gangguan dari luar (eksternal) sehingga
diperlukan adanya pemeliharaan. Pemeliharaan yaitu suatu kegiatan yang
meliputi pekerjaan pemeriksaan, pencegahan, perbaikan dan penggantian
peralatan pada sistem distribusi yang dilakukan secara terjadwal (schedule)
ataupun tanpa jadwal, untuk meningkatkan mutu dan keandalan pada sistem
distribusi.
Bagian – bagian SUTM yang perlu diperiksa/dipelihara adalah kawat
penghantar, tiang, isolator, cross-arm (travers), dan joint dan jumper. Contoh
dari pemeliharaan SUTM yaitu pemeliharaan penghantar, pemeliharaan tiang,
pemeliharaan peralatan, pemeliharaan pembumian, pemeliharaan lightning
arrester, dan penggantian Fuse Cut-Out (FCO).
Dalam melakukan pemeliharaan SUTM, diperlukan ketentuan tertulis
berisi prosedur/langkah-langkah kerja yang dipergunakan untuk melaksanakan
suatu kegiatan yang disebut dengan SOP (Standard Operating Procedure),
agar hasil pemeliharaan memenuhi ketentuan dan aman untuk dioperasikan
kembali.
30
DAFTAR PUSTAKA
Dokumen.tips. (26 Juli 2017). Komponen Utama Konstruksi SUTM. Diakses pada
5 Januari 2021, dari https://dokumen.tips/documents/komponen-utama-
konstruksi-sutm.html
Scribd.com. (11 Juni 2015). 5. K3 & SOP Pemeliharaan JTM. Diakses pada 8
Januari 2021, dari https://www.scribd.com/doc/268420516/5-k3-a-Sop-
Pemeliharaan-Jtm
31
Wordpress.com. (15 Juli 2015). Pemeliharaan Jaringan Distribusi. Diakses pada 5
Januari 2021, dari https://robyandri67.wordpress.com/2015/07/15/
pemeliharaan-jaringan- distribusi/
32