Anda di halaman 1dari 15

Sistem Periodik Unsur

1. PERKEMBANGAN SISTEM PERIODIK UNSUR


Sistem periodik (atau disebut juga susunan berkala) pertama kali disusun oleh dua
ilmuwan, yaitu Dmitri Mendeleev dan Julius Lothar Meyer. Mendeleev mempresentasikan
sistem periodiknya pada awal tahun 1869, sedangkan Meyer baru mempublikasikannya
pada akhir tahun yang sama. Sehingga, Dimitri Mendeleev dianggap sebagai penyusun
sistem periodik pertama di dunia.

Sistem Periodik Mendeleev


Mendeleev menyusun unsur – unsur berdasarkan penambahan massa atom (nomor massa).
Pada saat itu, ia menemukan bahwa unsur – unsur dengan interval periode tertentu memiliki sifat
mirip. Misalnya unsur Li, Na, dan K, bila direaksikan dengan Cl akan membentuk senyawa –
senyawa LiCl, NaCl, dan KCl, yang semuanya larut dalam air. Hal serupa juga terjadi pada Be,
Mg, dan Ca, yang membentuk BeCl , MgCl , dan CaCl , dengan unsur Cl. Mendeleev meletakkan
2 2 2

unsur – unsur dengan sifat mirip tersebut dalam satu kolom vertikal yang
disebut golongan (group).
Mendeleev menyadari masih banyak unsur – unsur lain yang belum ditemukan saat itu. Karena
itu ia memberikan ruang kosong dalam sistem periodiknya, agar unsur – unsur baru dapat
dimasukkan.

Sistem Periodik Modern


Tidak seperti sistem periodik Mendeleev, sistem periodik modern disusun berdasarkan
penambahan nomor atom. Nomor atom inilah yang menentukan sifat kimia dan fisika dari
suatu unsur. Susunan sistem periodik modern dapat dilihat pada gambar 2.2. Baris horisontal
disebut sebagai periode, yang dinyatakan dengan angka arab. Kolom vertikal disebut
sebagai golongan (group). Sistem penamaan golongan ada 3 macam :
1. Sistem Amerika (US) à menggunakan angka romawi dan huruf
2. Sistem Eropa à menggunakan angka romawi dan huruf
Sistem IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry) à menggunakan angka arab

Pengelompokan atas dasar Logam dan Non Logam


 Dikemukakan oleh Lavoisier
 Pengelompokan ini masih sangat sederhana, sebab antara unsur-unsur logam sendiri
masih terdapat banyak perbedaan.
Hukum Triade Dobereiner
 Dikemukakan oleh Johan Wolfgang Dobereiner (Jerman).
 Unsur-unsur dikelompokkan ke dalam kelompok tiga unsur yang disebut Triade.
 Dasarnya : kemiripan sifat fisika dan kimia dari unsur-unsur tersebut.

Jenis Triade :

1. Triade Litium (Li), Natrium (Na) dan Kalium (K)

Unsur Massa Atom Wujud


Li 6,94 Padat
Na 22,99 Padat
K 39,10 Padat
Massa Atom Na (Ar Na) =  = 23,02

2. Triade Kalsium ( Ca ), Stronsium ( Sr ) dan Barium ( Ba )


3. Triade Klor ( Cl ), Brom ( Br ) dan Iod ( I )

Hukum Oktaf Newlands


 Dikemukakan oleh John Newlands (Inggris).
 Unsur-unsur dikelompokkan berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya (Ar).
 Unsur ke-8 memiliki sifat kimia mirip dengan unsur pertama; unsur ke-9 memiliki sifat
yang mirip dengan unsur ke-2 dst.
 Sifat-sifat unsur yang ditemukan berkala atau periodik setelah 8 unsur disebut Hukum
Oktaf.

H Li Be B C N O
F Na Mg Al Si P S
Cl K Ca Cr Ti Mn Fe

Berdasarkan Daftar Oktaf Newlands di atas; unsur H, F dan Cl mempunyai kemiripan sifat.

Sistem Periodik Mendeleev (Sistem Periodik Pendek)


 Dua ahli kimia, Lothar Meyer (Jerman) dan Dmitri Ivanovich Mendeleev (Rusia)
berdasarkan pada prinsip dari Newlands, melakukan penggolongan unsur.
 Lothar Meyer lebih mengutamakan sifat-sifat kimia unsur sedangkan Mendeleev
lebih mengutamakan kenaikan massa atom.
 Menurut Mendeleev : sifat-sifat unsur adalah fungsi periodik dari massa atom relatifnya.
Artinya : jika unsur-unsur disusun menurut kenaikan massa atom relatifnya, maka sifat
tertentu akan berulang secara periodik.
 Unsur-unsur yang memiliki sifat-sifat serupa ditempatkan pada satu lajur tegak,
disebut Golongan.
 Sedangkan lajur horizontal, untuk unsur-unsur berdasarkan pada kenaikan massa atom
relatifnya dan disebut Periode.
Sistem Periodik Modern (Sistem Periodik Panjang)
 Dikemukakan oleh Henry G Moseley, yang berpendapat bahwa sifat-sifat unsur
merupakan fungsi periodik dari nomor atomnya.
 Artinya : sifat dasar suatu unsur ditentukan oleh nomor atomnya bukan oleh massa atom
relatifnya (Ar).

1. PERIODE DAN GOLONGAN DALAM SPU MODERN


1).  Periode
 Adalah lajur-lajur horizontal pada tabel periodik.
 SPU Modern terdiri atas 7 periode. Tiap-tiap periode menyatakan jumlah / banyaknya
kulit atom unsur-unsur yang menempati periode-periode tersebut.

Nomor Periode = Jumlah kulit Atom

Jadi

 Jumlah unsur pada setiap periode :


Periode Jumlah Unsur Nomor Atom ( Z )
1 2 1–2
2 8 3 – 10
3 8 11 – 18
4 18 19 – 36
5 18 37 – 54
6 32 55 – 86
7 32 87 – 118
 
Catatan :
1. Periode 1, 2 dan 3 disebut periode pendek karena berisi relatif sedikit unsur
2. Periode 4 dan seterusnya disebut periode panjang
3. Periode 7 disebut periode belum lengkap karena belum sampai ke golongan VIII A.
4. Untuk mengetahui nomor periode suatu unsur berdasarkan nomor atomnya, Anda hanya
perlu mengetahui nomor atom unsur yang memulai setiap periode

 Unsur-unsur yang memiliki 1 kulit (kulit K saja) terletak pada periode 1 (baris 1), unsur-
unsur yang memiliki 2 kulit (kulit K dan L) terletak pada periode ke-2 dst.

Contoh :
F      =  2 , 7
9 periode ke-2
Mg    =  2 , 8 , 2       
12 periode ke-3
Ga =  2 , 8 , 18 , 3
31 periode ke-4

2).  Golongan
 Sistem periodik terdiri atas 18 kolom vertikal yang disebut golongan
 Ada 2 cara penamaan golongan :
1. Sistem 8 golongan

Menurut cara ini, sistem periodik dibagi menjadi 8 golongan yaitu golongan utama (golongan
A) dan 8 golongan transisi (golongan B).
1. Sistem 18 golongan
Menurut cara ini, sistem periodik dibagi menjadi 18 golongan yaitu golongan 1 sampai 18,
dimulai dari kolom paling kiri.
 Unsur-unsur yang mempunyai elektron valensi sama ditempatkan pada golongan yang
sama.
 Untuk unsur-unsur golongan A sesuai dengan letaknya dalam sistem periodik :

Nomor Golongan = Jumlah Elektron Valensi

 Unsur-unsur golongan A mempunyai nama lain yaitu :


1. Golongan IA = golongan Alkali
2. Golongan IIA = golongan Alkali Tanah
3. Golongan IIIA = golongan Boron
4. Golongan IVA = golongan Karbon
5. Golongan VA = golongan Nitrogen
6. Golongan VIA = golongan Oksigen
7. Golongan VIIA = golongan Halida / Halogen
8. Golongan VIIIA = golongan Gas Mulia
1. SIFAT-SIFAT PERIODIK UNSUR

Meliputi :
1).  Jari-Jari Atom
 Adalah jarak dari inti atom sampai ke elektron di kulit terluar.
 Besarnya jari-jari atom dipengaruhi oleh besarnya nomor atom unsur tersebut
 Semakin besar nomor atom unsur-unsur segolongan, semakin banyak pula jumlah kulit
elektronnya, sehingga semakin besar pula jari-jari atomnya.

Jadi : dalam satu golongan (dari atas ke bawah), jari-jari atomnya semakin besar.

 Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), nomor atomnya bertambah yang berarti


semakin bertambahnya muatan inti, sedangkan jumlah kulit elektronnya tetap. Akibatnya
tarikan inti terhadap elektron terluar makin besar pula, sehingga menyebabkan semakin
kecilnya jari-jari atom.

Jadi : dalam satu periode (dari kiri ke kanan), jari-jari atomnya semakin kecil.
 
2).  Jari-Jari Ion
 Ion mempunyai jari-jari yang berbeda secara nyata (signifikan) jika dibandingkan dengan
jari-jari atom netralnya.
 Ion bermuatan positif (kation) mempunyai jari-jari yang lebih kecil, sedangkan ion
bermuatan negatif (anion) mempunyai jari-jari yang lebih besar jika dibandingkan dengan
jari-jari atom netralnya.

3).  Energi Ionisasi ( satuannya = kJ.mol )


-1 

 Adalah energi minimum yang diperlukan atom netral dalam wujud gas untuk melepaskan
satu elektron sehingga membentuk ion bermuatan +1 (kation).
 Jika atom tersebut melepaskan elektronnya yang ke-2 maka akan diperlukan energi yang
lebih besar (disebut energi ionisasi kedua), dst.

EI 1 < EI 2 < EI 3 dst

 Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), EI semakin kecil karena jari-jari atom


bertambah sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin kecil. Akibatnya
elektron terluar semakin mudah untuk dilepaskan.
 Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), EI semakin besar karena jari-jari atom
semakin kecil sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin besar/kuat.
Akibatnya elektron terluar semakin sulit untuk dilepaskan.

 4). Afinitas Elektron ( satuannya = kJ.mol ) -1 

 Adalah energi yang dilepaskan atau diserap oleh atom netral dalam wujud gas apabila
menerima sebuah elektron untuk membentuk ion negatif (anion).
Beberapa hal yang harus diperhatikan :
1. Penyerapan elektron ada yang disertai pelepasan energi maupun penyerapan energi.
1. Jika penyerapan elektron disertai pelepasan energi, maka harga afinitas
elektronnya dinyatakan dengan tanda negatif.
2. Jika penyerapan elektron disertai penyerapan energi, maka harga afinitas
elektronnya dinyatakan dengan tanda positif.
3. Unsur yang mempunyai harga afinitas elektron bertanda negatif, mempunyai daya tarik
elektron yang lebih besar daripada unsur yang mempunyai harga afinitas elektron bertanda
positif. Atau semakin negatif harga afinitas elektron suatu unsur, semakin besar
kecenderungan unsur tersebut untuk menarik elektron membentuk ion negatif (anion).
 Semakin negatif harga afinitas elektron, semakin mudah atom tersebut
menerima/menarik elektron dan semakin reaktif pula unsurnya.
 Afinitas elektron bukanlah kebalikan dari energi ionisasi.
 Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), harga afinitas elektronnya semakin kecil.
 Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), harga afinitas elektronnya semakin besar.
 Unsur golongan utama memiliki afinitas elektron bertanda negatif, kecuali golongan IIA
dan VIIIA.
 Afinitas elektron terbesar dimiliki golongan VIIA ( halogen ).
 
5).  Keelektronegatifan
 Adalah kemampuan suatu unsur untuk menarik elektron dalam molekul suatu senyawa
(dalam ikatannya).
 Diukur dengan menggunakan skala Pauling yang besarnya
antara 0,7 (keelektronegatifan Cs) sampai 4 (keelektronegatifan F).
 Unsur yang mempunyai harga keelektronegatifan besar, cenderung menerima
elektron dan akan membentuk ion negatif (anion).
 Unsur yang mempunyai harga keelektronegatifan kecil, cenderung melepaskan
elektron dan akan membentuk ion positif (kation).
 Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), harga keelektronegatifan semakin kecil.
 Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), harga keelektronegatifan semakin besar.

6).  Sifat Logam dan Non Logam


 Sifat logam dikaitkan dengan keelektropositifan, yaitu kecenderungan atom untuk
melepaskan elektron membentuk kation.
 Sifat logam bergantung pada besarnya energi ionisasi ( EI ).
 Makin besar harga EI, makin sulit bagi atom untuk melepaskan elektron dan makin
berkurang sifat logamnya.
 Sifat non logam dikaitkan dengan keelektronegatifan, yaitu kecenderungan atom untuk
menarik elektron.
 Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), sifat logam berkurang sedangkan sifat non
logam bertambah.
 Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), sifat logam bertambah sedangkan sifat
non logam berkurang.
 Unsur logam terletak pada bagian kiri-bawah dalam sistem periodik unsur, sedangkan
unsur non logam terletak pada bagian kanan-atas.
 Unsur yang paling bersifat non logam adalah unsur-unsur yang terletak pada golongan
VIIA, bukan golongan VIIIA.
 Unsur-unsur yang terletak pada daerah peralihan antara unsur logam dengan non logam
disebut unsur Metaloid ( = unsur yang mempunyai sifat logam dan sekaligus non logam ).
Misalnya : boron dan silikon.

7).  Kereaktifan
 Kereaktifan bergantung pada kecenderungan unsur untuk melepas atau menarik
 Unsur logam yang paling reaktif adalah golongan IA (logam alkali).
 Unsur non logam yang paling reaktif adalah golongan VIIA (halogen).
 Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), mula-mula kereaktifan menurun, kemudian
semakin bertambah hingga golongan VIIA.
 Golongan VIIIA merupakan unsur yang paling tidak reaktif
KELIMPAHAN UNSUR DI ALAM

Unsur-unsur golongan utama dalam sistem periodik terletak pada golongan A yaitu dari IA-
VIIIA. Dalam pembelajaran kali ini kelimpahan unsur-unsur yang akan dibahas yaitu unsur-unsur
golongan gas mulia, halogen, alkali, alkali tanah, oksigen, aluminium, silikon, belerang, besi,
tembaga dan emas.

A. Gas Mulia

        Unsur-unsur gas mulia dalam sistem periodik terletak pada golongan VIIIA, yang meliputi:
Helium (He), Neon (Ne), Argon (Ar), Kripton (Kr), Xenon (Xe), dan Radon (Rn). Sesuai dengan
namany, unsur-unsur gas mulia memiliki elektron valensi penuh sehingga di alam tidak
ditemukan dalam bentuk senyawa, melainkan dalam bentuk atom-atomnya dan dikatakan
sebagai unsur bebas. Meskipun demikian pada tahun 1962 H.Bartlett berhasil mensintesa
senyawa gas mulia yang pertama, yaitu XePtF6 (xenon heksa fluoro platinat IV) dengan
mereaksikan unsur Xe dengan PtF6 (platina fluorida). Sejak saat itu runtuhlah anggapan umum
para ahli kimia bahwa gas mulia benar-benar tidak dapat membentuk senyawa. Unsur gas mulia
yang paling banyak terdapat diudara adalah argon, sedangkan unsur gas mulia yang
paling sedikit adalah radon yang bersifat radioaktif dengan wakktu paruh yang pendek (4 hari)
dan meluruh menjadi unsur lain. Gas mulia kecuali radon diperoleh dengan cara
destilasi bertingkat udara cair. Sedangkan radon hanya dapat diperoleh dari
peluruhan radoiaktif unsur radium

Tabel 5. Kelimpahan unsur gas mulia dalam udara kering

Nama Unsur Konsentrasi


% ppm
Helium (He) 0,00052 5,2
Neon (Ne) 0,0018 18
Argon (Ar) 0,934 9340
Kripton (Kr) 0,0001 1
Xenon (Xe) 0,000008 0,08
Radon (Rn) - -
B. Halogen

Unsur-unsur halogen terletak pada golongan VIIA dalam sistem periodik unsur yang meliputi F
(fluorin), Cl (klorin), Br (bromin), I (iodin), dan At (astatin). Halogen sangat reaktif, sehingga di
alam hanya ditemukan dalam bentuk senyawanya. Halogen berasal dari bahasa Yunani dari
kata halo yang berarti garam, karena umumnya ditemukan dalam bentuk garam anorganik.
Kelimpahan unsur-unsur halogen ini banyak terdapat di lautan. Di perbatasan antara Yordania
dan Barat Palestina terdapat sebuah laut yang disebut laut mati, laut mati memiliki kadar garam
yang cukup tinggi sehingga tidak ada kehidupan di dalamnya. Selain itu juga laut mati tidak
dapat direnangi karena akibat kadar garam yang tinggi, seseorang yang ingin berenang akan
menjadi mengapung di dalamnya. Sejak dulu material yang terdapat dalam laut mati diketahui
mempunyai efek untuk mempercantik kulit.  Mineral yang terkandung di dalam lumpur pada
kulit mati terbukti dapat memperbaiki kulit, melancarkan sirkulasi darah dan dapat
membantu kesehatan.

Tabel 6. Kelimpahan unsur halogen di alam

UNSUR KELIMPAHAN MINERAL/SENYAWA HALOGEN DI ALAM


Fluorin CaF2 (Fluorspar), Na3AlF6 (Kriolit), Ca5 (PO4)3 F (Fluoroapatit), dalam gigi
manusia dan hewan
Klorin -     Garam NaCl, KCl, MgCl2, dan CaCl2 dalam air laut
-     Dalam kerak bumi 0,2%
Bromin Dalam senyawa logam bromida ditemukan di air laut mati, mempunyai
kadar 4.500 - 5.000 ppm
Iodin -     Dalam senyawa NaIO3 (Natrium iodat) yang bercampur dengan
deposit NaNO3 di daerah Chili
-     Dalam larutan garam bawah tanah di Jepang dan Amerika dengan
kadar sampai 100 ppm
-     Dalam sumber air di daerah Watudakon (Mojokerto) Jatim juga
mengandung yodium dengan kadar cukup tinggi
-     Dalam beberapa jenis lumut, ganggang laut
Astatin Dalam kerak bumi sangat sedikit, kurang dari 30 gram, sebab unsur ini
bersifat radioaktif
C. Alkali
Unsur-unsur logam alkali terletak pada golongan IA dalam sistem periodik unsur yang
meliputi Li (litium), Na (Natirum), K (Kalium), Rb (Rubidium), Cs (Sesium), dan Fr
(Fransium). Logam alkali memiliki kecenderungan melepaskan elektron. Unsur logam
alkali bersifat sangat reaktif sehingga hanya kita jumpai dalam bentuk senyawanya di
alam. Salah satu unsur alkali yang banyak di alam adalah Natrium dalam bentuk ion
Na+  yang banyak ditemukan di dalam air laut dan banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari contohnya sebagai garam dapur (NaCl). Kelimpahan unsur
logam alkali di alam, sebagaimana tercantum dalam tabel berikut.

Tabel 7. Kelimpahan unsur-unsur alkali di alam


UNSUR KELIMPAHAN MINERAL/SENYAWA LOGAM ALKALI DI ALAM

Litium Sebagai mineral silikat, spodumen {LiAl(SiO3)2}


dan lepidolit {Li2Al2(SiO3)3FeOH2}
Natrium Sebagai NaCl banyak terdapat dalam air
laut, borak (Na2B4O7.10H2O), trona (Na2CO3.NaHCO3.2H2O), saltpeter (
NaNO3) dan mirabilit (Na2SO4).
Kalium Sebagai sylvit (KCl), sylvinite (campuran KCl dan NaCl), karnalit (garam
rangkap KCl.MgCl2.6H2O).
Rubidiu Sebagai pengotor dalam lepidolit (Rb2(FOH)2Al2(SiO3)3)
m
Sesium Sebagai pollusit (Cs4Al4Si9O26.H2O)
Fransiu Sedikit sekali, berasal dari peluruhan Aktinium (Ac). Bersifat radioaktif
m dengan waktu paruh 21.8 menit.

 D. Alkali Tanah

Unsur-unsur golongan alkali tanah terletak pada golongan IIA dalam sistem periodik
unsur yang meliputi Be (berilium), Mg (magnesium), Ca (kalsium), Sr (stronsium), Ba
(barium), dan Ra (radium). Unsur-unsur logam alkali tanah hanya ditemukan di alam
dalam bentuk senyawa karena bersifat reaktif. Seperti halnya berelium ditemukan
dalam bentuk mineral yang disebut beril dan magnesium ditemukan dalam mineral air
laut seperti dolomit. Keberadaan kalsium banyak ditemukan pada cangkang kerang
karena mengandung kalsium karbonat (CaCO3) dalam kadar yang lebih tinggi bila
dibandingkan dengan batu gamping, cangkang telur, keramik, atau bahan lainnya. Hal
ini terlihat dari tingkat kekerasan cangkang kerang. Semakin keras cangkang, maka
semakin tinggi kandungan kalsium karbonat (CaCO3) nya.

Tabel 8. Kelimpahan unsur-unsur logam alkali tanah di alam

UNSU KELIMPAHAN MINERAL/SENYAWA LOGAM ALKALI TANAH


R DI ALAM
Berili Sebagai beril (Be3Al2Si6O18), dan fenakit (Be2SiO4)
um
Magn Sebagai dolomit (MgCO3.CaCO3), magnesit (MgCO3), kieserit  (MgSO4.H2O
esium ), karnalit (KCl.MgCL2.6H2O), krisotil (Mg3(OH)4Si2O5) (asbestos),
+ -
dan mika K [Mg3(OH)2(AlSi3O10]
Kalsiu Sebagai batu
m kapur (CaCO3), gips (CaSO4.2H2O), fluoroapatit {3(Ca3(PO4)2.CaF2}, fluorit 
(CaF2)
Strons Sebagai selestit (SrSO4) dan stronsianit (SrCO3)
ium
Bariu Sebagai barit (BaSO4) dan witerit (BaCO3)
m
Radiu Hanya sedikit terdapat di alam dan merupakan peluruhan dari pitchblende
m atau uraninite (U3O8)
 

E. Oksigen

Unsur oksigen dalam sistem periodik unsur terletak pada golongan VIA periode
kedua. Di sekitar kita banyak  senyawa yang mengandung oksigen seperti air, batuan,
tumbuhan dan hewan serta tubuh manusia sendiri. Oksigen di alam terdapat dalam
keadaan bebas dan dalam persenyawaan. Dalam keadaan bebas merupakan molekul
diatomik (O2). 20,94% dari komposisi udara di atmosfer adalah Oksigen dan dalam
tubuh manusia terdapat sekitar 60%. Dalam udara kering (merupakan peringkat kedua
terbanyak sesudah nitrogen). Sedang dalam bentuk persenyawaan oksigen terikat pada
senyawa-senyawa nitrat, sulfat, fosfat, dan juga dalam bijih oksida logam. Secara
alami Oksigen terbentuk dari hasil fotosintesis, seperti tumbuhan dan planton di laut
yang berperan menjaga jumlah oksigen di atmosfer. Oleh karena itu sangat penting
menghijaukan lingkungan dengan tumbuhan dan melestarikan organisme di lautan.
F.Aluminium
Dalam sistem periodik unsur aluminium terletak pada golongan IIIA dan periode
ketiga, yang merupakan unsur peringkat ketiga terbanyak di kulit bumi (7,5%) setelah
unsur oksigen dan silikon. Kelimpahan di alam banyak terdapat dalam bentuk
senyawa, mengingat unsur logam aluminium bersifat reaktif. Bijih Aluminium yang
paling penting adalah bauksit (Al2O3.nH2O) dan kriolit sebab dari mineral tersebut
Al dapat diperoleh secara ekonomis. Umumnya Al terdapat pada batuan
aluminosilikat (ditemukan bergabung dengan silikon dan oksigen) yang banyak
ditemukan dalam karang sebagai granit dan tanah liat, seperti felspar (KAlSi3O8 atau
NaAlSi3O8), dan mika {KH2Al3(SiO4)3 atau NaH2-Al3(SiO4)3}. Al sebagai oksida
seperti korundum (Al2O3) dan Al sebagai fluorida berbentuk kriolit (Na3AlF6), tetapi
jika ion Al3+ tercampuri ion Cr3+ menghasilkan warna merah seperti ruby. Jika
tercampur ion Fe3+ atau Ti3+, menghasilkan warna biru seperti safir. Aluminium
sebagai fluorida berbentuk kriolit (Na3AlF6). Tambang Aluminium di Indonesia
terdapat di kabupaten Bintang.

G. Silikon

Silikon dalam sistem periodik unsur terletak pada golongan IVA dan periode ketiga.
Silikon merupakan unsur kedua terbanyak di kulit bumi setelah oksigen (25,67%).
Kelimpahan unsur silikon di alam banyak ditemukan dalam bentuk senyawa silikat
yaitu senyawa silikon dengan oksigen (SiO2) dan sebagai kompleks silikat yang
tersusun dari SiO2 dengan oksida yang lain, seperti CaO, MgO, dan K2O,
misalnya tanah lempung, mika (muskonit (Kal3Si3AlO10(OH)2), granit,
dan kuarsa SiO2 (silikat).

H.Belerang
Unsur belerang dalam sistem periodik unsur terletak pada golongan VIA periode
ketiga. Belerang berasal dari bahasa Latin yaitu sulphurium yang artinya batu
belerang. Kelimpahan unsur belerang di alam ada yang ditemukan dalam keadaan
bebas dan dalam bentuk persenyawaan (senyawa sulfida dan sulfat). Dalam keadaan
bebas banyak ditemukan di daerah pegunungan vulkanik (dalam jumlah sedikit
(0,06%) di kedalaman ≥ 100 m bawah tanah dalam bentuk endapan. Senyawa
belerang dalam bentuk sulfida misalnya Besi Sulfida (FeS), dan Seng Sulfida (ZnS).
Dalam bentuk senyawa sulfat
seperti gips atau gypsum (CaSO4.2H2O), barit (BaSO4), dan garam
epson (MgSO4.7H2O). Belerang juga terdapat dalam gas alam seperti H2S dan SO2.
Unsur Golongan Transisi

Unsur-unsur golongan transisi dalam sistem periodik terletak pada golongan B.


Dalam pembahasan ini, kita hanya membatasi untuk logam tembaga, besi dan emas.
Karena unsur-unsur logam tersebut banyak sekali kelimpahannya di alam, dan
produk-produknya dalam kehidupan sehari-hari.

A. Tembaga
Unsur tembaga terletak pada golongan IB periode keempat. Unsur logam tembaga di
alam terdapat sebagai unsur pertama terbanyak di alam dalam keadaan bebas dan
persenyawaan. Beberapa persenyawaan logam tembaga terdapat sebagai senyawa
sulfida seperti kalkopirit (CuFeS2, berwarna kuning keemasan dengan dominansi
Cu), kalkosit (Cu2S, berwarna abu-abu gelap), krisokola (CuSiO3), tembaga karbonat
basa yaitu malasite (Cu2(OH)2CO3, berwarna hijau), kuprit (Cu2O, berwarna
merah), bornit atau peacock (Cu5FeS4), berwarna campuran biru, merah, coklat, dan
ungu), turquoise (CuAl6(PO4)4(OH)8.4H2O, berwarna biru). Temabaga adalah
logam yang memiliki daya hantar listrik tinggi sehingga banyak dipakai dalam kabel
listrik. Tambang tembaga di Indonesia terdapat di Erstberg-Gunung Buih-
Tembagapura (Papua Tengah), Cikotok (Jawa Barat), dan Sangkar Api (Sulawesi
Selatan).

B. Besi

Unsur logam besi terletak pada golongan VIIIB  periode keempat. Besi di alam
banyak ditemukan dalam bentuk senyawa seperti pada
mineral hematit (Fe2O3), magnetit (Fe2O4), siderit  (FeCO3), limonit (Fe2O3.H2O), 
pirit (FeS2), mineral ini berwarna kuning keemasan sehingga hampir sama dengan
emas, juga disebut “fool’s gold”. Besi banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari
dan bernilai ekonomis tinggi. Di Indonesia daerah penghasil bijih besi antara lain di
Cilacap (Jawa Tengah), Gunung Tegak (Lampung), Sebuku dan Suang (Kalimantan
Selatan).

 C. Emas

Unsur Emas terletak pada golongan IB dan periode keenam. Di


alam,  emas  umumnya  ditemukan dalam bentuk logam bebas  yang terdapat di dalam
retakan-retakan batuan kwarsa dan dalam bentuk batuan mineral. Emas juga
ditemukandalambentukemas  aluvial  yang  terbentuk  karena  proses  pelapukan  terh
adapbatuanbatuan  yang  mengandung  emas  (goldbearing  rocks).  Kelimpahan  relat
if  emas  didalam  kerak  bumidiperkirakan  sebesar  0,004  g/ton,  termasuk  sekitar  0
,001  g/ton terdapat didalam perairan laut. Tambang emas di Indonesia terdapat di
Cokotok (Jawa Barat), Sambas, Pontianak (Kalimantan Barat), Kutai, dan Kapuas
(Kalimantan Tengah)

Tugas Indipidu :

Buat tulisan terkait


1. Susunan Kimia Tubuh :
2. Efek Kekurangan dan kelebihan Unsur dalam tubuh

Anda mungkin juga menyukai