unsur – unsur dengan sifat mirip tersebut dalam satu kolom vertikal yang
disebut golongan (group).
Mendeleev menyadari masih banyak unsur – unsur lain yang belum ditemukan saat itu. Karena
itu ia memberikan ruang kosong dalam sistem periodiknya, agar unsur – unsur baru dapat
dimasukkan.
Jenis Triade :
H Li Be B C N O
F Na Mg Al Si P S
Cl K Ca Cr Ti Mn Fe
Berdasarkan Daftar Oktaf Newlands di atas; unsur H, F dan Cl mempunyai kemiripan sifat.
Jadi
Unsur-unsur yang memiliki 1 kulit (kulit K saja) terletak pada periode 1 (baris 1), unsur-
unsur yang memiliki 2 kulit (kulit K dan L) terletak pada periode ke-2 dst.
Contoh :
F = 2 , 7
9 periode ke-2
Mg = 2 , 8 , 2
12 periode ke-3
Ga = 2 , 8 , 18 , 3
31 periode ke-4
2). Golongan
Sistem periodik terdiri atas 18 kolom vertikal yang disebut golongan
Ada 2 cara penamaan golongan :
1. Sistem 8 golongan
Menurut cara ini, sistem periodik dibagi menjadi 8 golongan yaitu golongan utama (golongan
A) dan 8 golongan transisi (golongan B).
1. Sistem 18 golongan
Menurut cara ini, sistem periodik dibagi menjadi 18 golongan yaitu golongan 1 sampai 18,
dimulai dari kolom paling kiri.
Unsur-unsur yang mempunyai elektron valensi sama ditempatkan pada golongan yang
sama.
Untuk unsur-unsur golongan A sesuai dengan letaknya dalam sistem periodik :
Meliputi :
1). Jari-Jari Atom
Adalah jarak dari inti atom sampai ke elektron di kulit terluar.
Besarnya jari-jari atom dipengaruhi oleh besarnya nomor atom unsur tersebut
Semakin besar nomor atom unsur-unsur segolongan, semakin banyak pula jumlah kulit
elektronnya, sehingga semakin besar pula jari-jari atomnya.
Jadi : dalam satu golongan (dari atas ke bawah), jari-jari atomnya semakin besar.
Jadi : dalam satu periode (dari kiri ke kanan), jari-jari atomnya semakin kecil.
2). Jari-Jari Ion
Ion mempunyai jari-jari yang berbeda secara nyata (signifikan) jika dibandingkan dengan
jari-jari atom netralnya.
Ion bermuatan positif (kation) mempunyai jari-jari yang lebih kecil, sedangkan ion
bermuatan negatif (anion) mempunyai jari-jari yang lebih besar jika dibandingkan dengan
jari-jari atom netralnya.
Adalah energi minimum yang diperlukan atom netral dalam wujud gas untuk melepaskan
satu elektron sehingga membentuk ion bermuatan +1 (kation).
Jika atom tersebut melepaskan elektronnya yang ke-2 maka akan diperlukan energi yang
lebih besar (disebut energi ionisasi kedua), dst.
Adalah energi yang dilepaskan atau diserap oleh atom netral dalam wujud gas apabila
menerima sebuah elektron untuk membentuk ion negatif (anion).
Beberapa hal yang harus diperhatikan :
1. Penyerapan elektron ada yang disertai pelepasan energi maupun penyerapan energi.
1. Jika penyerapan elektron disertai pelepasan energi, maka harga afinitas
elektronnya dinyatakan dengan tanda negatif.
2. Jika penyerapan elektron disertai penyerapan energi, maka harga afinitas
elektronnya dinyatakan dengan tanda positif.
3. Unsur yang mempunyai harga afinitas elektron bertanda negatif, mempunyai daya tarik
elektron yang lebih besar daripada unsur yang mempunyai harga afinitas elektron bertanda
positif. Atau semakin negatif harga afinitas elektron suatu unsur, semakin besar
kecenderungan unsur tersebut untuk menarik elektron membentuk ion negatif (anion).
Semakin negatif harga afinitas elektron, semakin mudah atom tersebut
menerima/menarik elektron dan semakin reaktif pula unsurnya.
Afinitas elektron bukanlah kebalikan dari energi ionisasi.
Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), harga afinitas elektronnya semakin kecil.
Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), harga afinitas elektronnya semakin besar.
Unsur golongan utama memiliki afinitas elektron bertanda negatif, kecuali golongan IIA
dan VIIIA.
Afinitas elektron terbesar dimiliki golongan VIIA ( halogen ).
5). Keelektronegatifan
Adalah kemampuan suatu unsur untuk menarik elektron dalam molekul suatu senyawa
(dalam ikatannya).
Diukur dengan menggunakan skala Pauling yang besarnya
antara 0,7 (keelektronegatifan Cs) sampai 4 (keelektronegatifan F).
Unsur yang mempunyai harga keelektronegatifan besar, cenderung menerima
elektron dan akan membentuk ion negatif (anion).
Unsur yang mempunyai harga keelektronegatifan kecil, cenderung melepaskan
elektron dan akan membentuk ion positif (kation).
Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), harga keelektronegatifan semakin kecil.
Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), harga keelektronegatifan semakin besar.
7). Kereaktifan
Kereaktifan bergantung pada kecenderungan unsur untuk melepas atau menarik
Unsur logam yang paling reaktif adalah golongan IA (logam alkali).
Unsur non logam yang paling reaktif adalah golongan VIIA (halogen).
Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), mula-mula kereaktifan menurun, kemudian
semakin bertambah hingga golongan VIIA.
Golongan VIIIA merupakan unsur yang paling tidak reaktif
KELIMPAHAN UNSUR DI ALAM
Unsur-unsur golongan utama dalam sistem periodik terletak pada golongan A yaitu dari IA-
VIIIA. Dalam pembelajaran kali ini kelimpahan unsur-unsur yang akan dibahas yaitu unsur-unsur
golongan gas mulia, halogen, alkali, alkali tanah, oksigen, aluminium, silikon, belerang, besi,
tembaga dan emas.
A. Gas Mulia
Unsur-unsur gas mulia dalam sistem periodik terletak pada golongan VIIIA, yang meliputi:
Helium (He), Neon (Ne), Argon (Ar), Kripton (Kr), Xenon (Xe), dan Radon (Rn). Sesuai dengan
namany, unsur-unsur gas mulia memiliki elektron valensi penuh sehingga di alam tidak
ditemukan dalam bentuk senyawa, melainkan dalam bentuk atom-atomnya dan dikatakan
sebagai unsur bebas. Meskipun demikian pada tahun 1962 H.Bartlett berhasil mensintesa
senyawa gas mulia yang pertama, yaitu XePtF6 (xenon heksa fluoro platinat IV) dengan
mereaksikan unsur Xe dengan PtF6 (platina fluorida). Sejak saat itu runtuhlah anggapan umum
para ahli kimia bahwa gas mulia benar-benar tidak dapat membentuk senyawa. Unsur gas mulia
yang paling banyak terdapat diudara adalah argon, sedangkan unsur gas mulia yang
paling sedikit adalah radon yang bersifat radioaktif dengan wakktu paruh yang pendek (4 hari)
dan meluruh menjadi unsur lain. Gas mulia kecuali radon diperoleh dengan cara
destilasi bertingkat udara cair. Sedangkan radon hanya dapat diperoleh dari
peluruhan radoiaktif unsur radium
Unsur-unsur halogen terletak pada golongan VIIA dalam sistem periodik unsur yang meliputi F
(fluorin), Cl (klorin), Br (bromin), I (iodin), dan At (astatin). Halogen sangat reaktif, sehingga di
alam hanya ditemukan dalam bentuk senyawanya. Halogen berasal dari bahasa Yunani dari
kata halo yang berarti garam, karena umumnya ditemukan dalam bentuk garam anorganik.
Kelimpahan unsur-unsur halogen ini banyak terdapat di lautan. Di perbatasan antara Yordania
dan Barat Palestina terdapat sebuah laut yang disebut laut mati, laut mati memiliki kadar garam
yang cukup tinggi sehingga tidak ada kehidupan di dalamnya. Selain itu juga laut mati tidak
dapat direnangi karena akibat kadar garam yang tinggi, seseorang yang ingin berenang akan
menjadi mengapung di dalamnya. Sejak dulu material yang terdapat dalam laut mati diketahui
mempunyai efek untuk mempercantik kulit. Mineral yang terkandung di dalam lumpur pada
kulit mati terbukti dapat memperbaiki kulit, melancarkan sirkulasi darah dan dapat
membantu kesehatan.
Unsur-unsur golongan alkali tanah terletak pada golongan IIA dalam sistem periodik
unsur yang meliputi Be (berilium), Mg (magnesium), Ca (kalsium), Sr (stronsium), Ba
(barium), dan Ra (radium). Unsur-unsur logam alkali tanah hanya ditemukan di alam
dalam bentuk senyawa karena bersifat reaktif. Seperti halnya berelium ditemukan
dalam bentuk mineral yang disebut beril dan magnesium ditemukan dalam mineral air
laut seperti dolomit. Keberadaan kalsium banyak ditemukan pada cangkang kerang
karena mengandung kalsium karbonat (CaCO3) dalam kadar yang lebih tinggi bila
dibandingkan dengan batu gamping, cangkang telur, keramik, atau bahan lainnya. Hal
ini terlihat dari tingkat kekerasan cangkang kerang. Semakin keras cangkang, maka
semakin tinggi kandungan kalsium karbonat (CaCO3) nya.
E. Oksigen
Unsur oksigen dalam sistem periodik unsur terletak pada golongan VIA periode
kedua. Di sekitar kita banyak senyawa yang mengandung oksigen seperti air, batuan,
tumbuhan dan hewan serta tubuh manusia sendiri. Oksigen di alam terdapat dalam
keadaan bebas dan dalam persenyawaan. Dalam keadaan bebas merupakan molekul
diatomik (O2). 20,94% dari komposisi udara di atmosfer adalah Oksigen dan dalam
tubuh manusia terdapat sekitar 60%. Dalam udara kering (merupakan peringkat kedua
terbanyak sesudah nitrogen). Sedang dalam bentuk persenyawaan oksigen terikat pada
senyawa-senyawa nitrat, sulfat, fosfat, dan juga dalam bijih oksida logam. Secara
alami Oksigen terbentuk dari hasil fotosintesis, seperti tumbuhan dan planton di laut
yang berperan menjaga jumlah oksigen di atmosfer. Oleh karena itu sangat penting
menghijaukan lingkungan dengan tumbuhan dan melestarikan organisme di lautan.
F.Aluminium
Dalam sistem periodik unsur aluminium terletak pada golongan IIIA dan periode
ketiga, yang merupakan unsur peringkat ketiga terbanyak di kulit bumi (7,5%) setelah
unsur oksigen dan silikon. Kelimpahan di alam banyak terdapat dalam bentuk
senyawa, mengingat unsur logam aluminium bersifat reaktif. Bijih Aluminium yang
paling penting adalah bauksit (Al2O3.nH2O) dan kriolit sebab dari mineral tersebut
Al dapat diperoleh secara ekonomis. Umumnya Al terdapat pada batuan
aluminosilikat (ditemukan bergabung dengan silikon dan oksigen) yang banyak
ditemukan dalam karang sebagai granit dan tanah liat, seperti felspar (KAlSi3O8 atau
NaAlSi3O8), dan mika {KH2Al3(SiO4)3 atau NaH2-Al3(SiO4)3}. Al sebagai oksida
seperti korundum (Al2O3) dan Al sebagai fluorida berbentuk kriolit (Na3AlF6), tetapi
jika ion Al3+ tercampuri ion Cr3+ menghasilkan warna merah seperti ruby. Jika
tercampur ion Fe3+ atau Ti3+, menghasilkan warna biru seperti safir. Aluminium
sebagai fluorida berbentuk kriolit (Na3AlF6). Tambang Aluminium di Indonesia
terdapat di kabupaten Bintang.
G. Silikon
Silikon dalam sistem periodik unsur terletak pada golongan IVA dan periode ketiga.
Silikon merupakan unsur kedua terbanyak di kulit bumi setelah oksigen (25,67%).
Kelimpahan unsur silikon di alam banyak ditemukan dalam bentuk senyawa silikat
yaitu senyawa silikon dengan oksigen (SiO2) dan sebagai kompleks silikat yang
tersusun dari SiO2 dengan oksida yang lain, seperti CaO, MgO, dan K2O,
misalnya tanah lempung, mika (muskonit (Kal3Si3AlO10(OH)2), granit,
dan kuarsa SiO2 (silikat).
H.Belerang
Unsur belerang dalam sistem periodik unsur terletak pada golongan VIA periode
ketiga. Belerang berasal dari bahasa Latin yaitu sulphurium yang artinya batu
belerang. Kelimpahan unsur belerang di alam ada yang ditemukan dalam keadaan
bebas dan dalam bentuk persenyawaan (senyawa sulfida dan sulfat). Dalam keadaan
bebas banyak ditemukan di daerah pegunungan vulkanik (dalam jumlah sedikit
(0,06%) di kedalaman ≥ 100 m bawah tanah dalam bentuk endapan. Senyawa
belerang dalam bentuk sulfida misalnya Besi Sulfida (FeS), dan Seng Sulfida (ZnS).
Dalam bentuk senyawa sulfat
seperti gips atau gypsum (CaSO4.2H2O), barit (BaSO4), dan garam
epson (MgSO4.7H2O). Belerang juga terdapat dalam gas alam seperti H2S dan SO2.
Unsur Golongan Transisi
A. Tembaga
Unsur tembaga terletak pada golongan IB periode keempat. Unsur logam tembaga di
alam terdapat sebagai unsur pertama terbanyak di alam dalam keadaan bebas dan
persenyawaan. Beberapa persenyawaan logam tembaga terdapat sebagai senyawa
sulfida seperti kalkopirit (CuFeS2, berwarna kuning keemasan dengan dominansi
Cu), kalkosit (Cu2S, berwarna abu-abu gelap), krisokola (CuSiO3), tembaga karbonat
basa yaitu malasite (Cu2(OH)2CO3, berwarna hijau), kuprit (Cu2O, berwarna
merah), bornit atau peacock (Cu5FeS4), berwarna campuran biru, merah, coklat, dan
ungu), turquoise (CuAl6(PO4)4(OH)8.4H2O, berwarna biru). Temabaga adalah
logam yang memiliki daya hantar listrik tinggi sehingga banyak dipakai dalam kabel
listrik. Tambang tembaga di Indonesia terdapat di Erstberg-Gunung Buih-
Tembagapura (Papua Tengah), Cikotok (Jawa Barat), dan Sangkar Api (Sulawesi
Selatan).
B. Besi
Unsur logam besi terletak pada golongan VIIIB periode keempat. Besi di alam
banyak ditemukan dalam bentuk senyawa seperti pada
mineral hematit (Fe2O3), magnetit (Fe2O4), siderit (FeCO3), limonit (Fe2O3.H2O),
pirit (FeS2), mineral ini berwarna kuning keemasan sehingga hampir sama dengan
emas, juga disebut “fool’s gold”. Besi banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari
dan bernilai ekonomis tinggi. Di Indonesia daerah penghasil bijih besi antara lain di
Cilacap (Jawa Tengah), Gunung Tegak (Lampung), Sebuku dan Suang (Kalimantan
Selatan).
C. Emas
Tugas Indipidu :