BAB I
PENDAHULUAN
dan peningkatan intelektual peserta didik sesuai tuntutan kurikulum saat ini. Guru
berhubungan antara materi satu dengan lainnya. Konsep awal yang diterima peserta
didik menjadi syarat untuk penguasaan konsep berikutnya. Pengetahuan awal peserta
mereka akan belajar dan apa yang akan dipelajari selanjutnya (Haryanto, 2000: 24).
yang ingin diperkenalkan kepada peserta didik dapat dikatakan belum memiliki arah
materi tiap jenjang dan kepadatan materi, khususnya pada tingkat Sekolah
Menengah Pertama masih menjadi kendala bagi guru IPA untuk mentrasferkannya
1
2
sehingga cenderung tidak berfokus pada pemilihan materi yang essensial sesuai
Pembelajaran IPA yang dilakukan saat ini sebagian besar masih sekedar
tolok ukur keberhasilan pembelajaran hanya dilihat dari nilai tes dan ujian IPA saja.
Kurangnya substansi sains dan kadar pembelajaran IPA, serta tidak sesuainya
strategi pembelajaran yang diterapkan guru, hanya akan membuat peserta didik
memikirkan penerapan apa saja yang dapat mereka lakukan, tanpa harus memikirkan
implikasi dari apa yang telah dipelajari. Kegiatan pembelajaran IPA hendaknya
Klasifikasi makhluk hidup adalah salah satu materi pembelajaran IPA yang
memiliki kepadatan dan tingkat kesukaran cukup tinggi. Materi ini diajarkan pada
semester 2 untuk peserta didik kelas VII Sekolah Menengah Pertama dengan standar
KTSP 2012).
Materi IPA yang cakupannya luas, memaksa guru untuk menerapkan strategi
merupakan cara yang paling aman dilakukan guru untuk mengejar pencapaian target
pembelajaran tersebut. Hal ini berdampak negatif terhadap lemahnya daya serap
3
belajar pada materi klasifikasi makhluk hidup dengan cakupan luas dan tingkat
kesukaran tinggi adalah membedakan makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya
Banyaknya cakupan konsep yang harus dikuasai peserta didik pada materi
Hambatan teknis yang terjadi dalam pembelajaran materi klasifikasi makhluk hidup
berdasarkan ciri yang dimiliki; (2) ketidakmampuan peserta didik menyebutkan ciri-
ciri makhluk hidup tertentu; dan (3) tingkat kepasifan peserta didik dalam
pembelajaran yang tinggi. Dampak negatif dari semua kejadian tersebut adalah
masih rendahnya hasil belajar peserta didik terhadap konsep yang diajarkan.
Dibutuhkan sebuah teknik pembelajaran yang efektif bagi guru IPA untuk
berpikir peserta didik. Permainan kartu klasifikasi dan perancangan peta konsep
(mind map construction) dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pembelajaran
adalah dalam permainan kartu klasifikasi, nilai kartu ditentukan dengan bulatan,
sedangkan pada permainan kartu ini, nilai kartu ditentukan oleh rangkaian gambar
4
dan ciri makluk hidup yang harus ditebak peserta didik. Produk dari permainan telah
yang dilakukan adalah rancangan peta konsep (mind map construction) yang dibuat
sendiri oleh peserta didik sesuai kreatifitas dan daya nalarnya. Diharapkan dengan
didik tidak merasa jenuh, karena mereka dapat melakukan pembelajaran sambil
bermain. Teknik ini juga memudahkan peserta didik untuk belajar dan berlatih
Klasifikasi dan Perancangan Peta Konsep (Mind Map Construction) pada Peserta
Didik Kelas VII MTs N Kenali Besar Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015.
B. Rumusan Masalah
Apakah melalui permainan kartu klasifikasi dan perancangan peta konsep (mind
hidup pada peserta didik kelas VII MTs N Kenali Besar Semester 2 tahun pelajaran
2014/2015.
5
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi klasifikasi makhluk hidup pada peserta
didik kelas VII MTs N Kenali Besar Semester 2 tahun pelajaran 2014/2015.
Meningkatnya hasil belajar tersebut ditandai dengan ketuntasan belajar dan aktivitas
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan muncul dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Manfaat Teoritis
pemahaman peserta didik tentang peningkatan hasil belajar IPA materi klasfikasi
makhluk hidup melalui pemanfaatan alat peraga kartu klasifikasi dan rancangan peta
konsep. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bahan kajian pada
ditingkatkan.
6
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat djadikan sebagai informasi tentang
permainan alat peraga kartu klasifikasi dan rancangan peta konsep untuk
alat peraga dalam pembelajaran IPA dan pembuatan peta konsep, akan semakin
b. Bagi peserta didik, penelitian ini merupakan umpan balik untuk memecahkan
sehingga kemampuan dan minat peserta didik dalam pembelajaran IPA semakin
bertambah.
c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang positif
tempat penelitian, yaitu MTs N Kenali Besar Kota Jambi dan sekolah lain pada
umumnya.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Media Pembelajaran
yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari
sumber belajar ke penerima pesan belajar (peserta didik). Sebagai penyaji dan
penyalur pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru
menyajiakan informasi belajar kepada peserta didik. Jika program media itu didesain
dan dikembangkan secara baik, maka fungsi itu akan dapat diperankan oleh media
pembelajaran, maka media itu disebut media pembelajaran. Guru dituntut terampil
dan kreatif dalam memilih media pembelajaran, tidak hanya mengandalkan buku
sumber yang tersedia seadanya. Saadah (2006: 3) menambahkan guru juga tidak
boleh terjebak pada pemilihan media pembelajaran yang rumit, mahal, dan tidak
praktis untuk digunakan dalam pembelajaran. Media yang sederhana pun dapat
digunakan, yang penting jangkauannya luas dan mampu menjamin akan tercapainya
antara guru dengan peserta didik sehingga kegiatan pembelajaran lebih afektif dan
efisien. Sedangkan secara lebih khusus manfaat media pembelajaran adalah sebagai
berikut.
Dengan bantuan media pembelajaran, penafsiran yang berbeda antar guru dapat
peserta didik.
Media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna,
menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton, dan tidak
membosankan.
Dengan media akan terjadinya komukasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa
Melalui media, tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan
waktu dan tenaga seminimal mungkin. Guru tidak harus menjelaskan materi
lebih mendalam dan utuh. Apaapabila dengan mendengar informasi verbal dari
guru saja, peserta didik kurang memahami pelajaran, tetapi jika diperkaya
f. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan
saja
dapat melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa dimanapun dan kapan pun
g. Media dapat menumbuhkan sikap positif peserta didik terhadap materi dan
proses belajar
ilmu pengetahuan.
Guru dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak mamiliki waktu untuk
dan lain-lain.
10
dalam permainan kartu domino, nilai kartu ditentukan dengan bulatan, tetapi pada
permainan kartu klasifikasi ini, nilai kartu ditentukan oleh rangkaian gambar dan ciri
bertujuan untuk menarik perhatian dan respon peserta didik terhadap media kartu
pada peserta didik MTs kelas VII, karena mempertimbangkan usia peserta didik
tersebut berada pada rentang 11-13 tahun, dimana anak pada usia tersebut mulai
memasuki masa remaja awal tetapi belum meninggalkan kebiasaan atau kegemaran
yang biasa mereka miliki. Begitu juga dengan warna, peserta didik akan menyenangi
pilihan warna yang cerah dan ramai. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Abin
Syamsudin (2005: 133) bahwa pengamatan dan tanggapan anak usia remaja awal
masih bersifat realisme kritis. Artinya adalah anak pada usia tersebut akan mampu
wamai, dan menghibur. Sehingga, dalam pembuatan kartu klasifikasi ini, peneliti
Setiap kartu klasifikasi terdapat ciri-ciri makhluk hidup tertentu dan gambar
makhluk hidup tertentu pula. Peserta didik harus mencari pasangan ciri-ciri makhluk
hidup dan gambarnya yang sesuai dengan kartu yang harus ditebak. Pada permainan
kartu klasifikasi ini juga terdapat kartu berhenti dan kartu pindah. Kartu berhenti
maka dia dapat menghentikan pemain berikutnya untuk bermain selama satu
masing pemain kepada pemain yang disebelahya bergantung putaran permainan saat
AVERTEBRATA
1. MOLUSCA 4. COELENTERATA
2. VERMES 5. ARTHROPODHA
3. PORIFERA 6. ECHINODHERMATA
Ciri-ciri
Gambar 2.1 Contoh Kartu Klasifikasi (Ciri-ciri Makhluk Hidup dan Gambar)
12
Gambar 2.2 Contoh Kartu Klasifikasi (Kartu Berhenti dan Kartu Pindah)
gambar makhluk hidup yang sesuai dengan ciri tersebut melalui tata cara bermain
kartu klasifikasi, kemudian diikuti oleh pemain lainnya dengan menyambung kartu
klasifikasi dengan rangkaian yang bersesuaian sehingga membentuk suatu pola yang
tidak terputus. Penurunan kartu terus dilakukan hingga kartu habis dan tidak ada lagi
kartu yang sebelumnya telah diacak atau dikocok. Jika peserta didik tidak
mempunyai kartu yang tidak sesuai dengan kartu yang dimaksud, maka pemain
diharuskan mengambil kartu dari tumpukan kartu yang telah disediakan, maka iswa
selanjutnya yang bermain. Permainan minimal dilakukan oleh dua orang. Pemain
yang dapat menebak dengan tepat akan mendapatkan poin atau nilai 10, tetapi jika
Kesulitan dalam membedakan ciri merupakan kendala yang dialami peserta didik
tersebut mengharuskan guru untuk mampu membantu peserta didik memahami diri
dimiliki. Guru perlu melaksanakan suatu kegiatan yang dapat membantu peserta
didik mencapai prestasi yang optimal dalam menguasai pembelajaran IPA pada
sangat terbatas, maka guru mempunyai peran untuk merangsang peserta didik dalam
14
menyenangi materi tersebut. Salah satu teknik pembelajaran yang dapat digunakan
adrenalin seseorang.
Permainan sangat cocok diterapkan pada peserta didik, diaman peserta didik
dilibatkan secara aktif dalam bermain pada situasi nyata yang berkaitan dengan
Sudono (2003: 2) bahwa pemahaman tentang bermain juga akan lebih luwes
terhadap kegiatan bermain itu sendiri dan akibatnya guru mendukung segala aspek
lebih banyak kepada peserta didik untuk bereksplorasi, sehingga pemahaman tentang
konsep maupun pengertian dasar pengetahuan dapat dipahami dengan lebih mudah.
bahwa dengan bermain akan memberikan kesempatan kepada seorang anak untuk
materi karena selain bermain, peserta didik juga dapat mendalami materi dengan
Penerapan media permainan dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk
15
kedukaan. Seseorang akan belajar banyak tentang kehidupan, baik itu belajar
eksistensi dirinya.
Dalam permainan kartu klasifikasi, peserta didik dapat berinteraksi satu sama
lain dengan mengikuti aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu pula.
Permainan kartu klasifikasi dapat menjadi sumber belajar atau media belajar karena
mengatakan bahwa masih banyak guru yang merasa kurang berhasil mengajarkan
pantun hanya dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, dan penugasan saja.
permainan kartu adalah permainan yang digemari oleh setiap kalangan, baik anak-
anak maupun orang dewasa. Media permainan kartu klasifikasi dapat digunakan
sebagai sarana pendukung pembelajaran, karena dengan media tersebut peserta didik
akan bermain sambil belajar. Peserta didik tidak akan merasa jenuh dalam belajar,
dimilikinya.
16
Konsep mind map asal mulanya diperkenalkan oleh Tony Buzan pada tahun
1970-an. Teknik ini dikenal juga dengan nama Radiant Thinking. Sebuah mind map
memiliki sebuah ide atau kata sentral, dan ada 5 sampai 10 ide lain yang keluar dari
ide sentral tersebut. Mujito berpendapat bahwa: mind map sangat efektif apabila
digunakan untuk memunculkan ide terpendam yang kita miliki dan membuat
asosiasi di antara ide tersebut. mind map juga berguna untuk mengorganisasikan
informasi yang dimiliki. Bentuk diagramnya yang seperti diagram pohon dan
Menurut penciptanya, Tony Buzan, (2007: 9), mind map adalah cara
keluar dari otak. Mind Map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara
harfiah akan memetakan pikiran kita. Sementara Desires ESQ Anak, (2006: 2)
peta konsep. Pencatatan materi belajar dituangkan dalam bentuk diagram yang
memuat simbol, kode, gambar, dan warna yang saling berhubungan ditata secara
Mind Map merupakan cara untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan
mengambilnya kembali ke luar otak. Bentuk mind map seperti peta sebuah jalan di
kota yang mempunyai banyak cabang. Seperti halnya peta jalan kita bisa membuat
17
pandangan secara menyeluruh tentang pokok masalah dalam suatu area yang sangat
luas. Dengan sebuah peta, kita bisa merencanakan sebuah rute yang tercepat dan
tepat dan mengetahui kemana kita akan pergi dan dimana kita berada.
Mind map bisa disebut sebuah peta rute yang digunakan ingatan, membuat
kita bisa menyusun fakta dan fikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja otak kita
yang alami akan dilibatkan sejak awal sehingga mengingat informasi akan lebih
mudah dan bisa diandalkan daripada menggunakan teknik mencatat biasa. mind map
sangat efektif apabila digunakan untuk memunculkan ide terpendam yang kita miliki
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dijelaskan bahwa peta pikiran (mind map)
adalah satu teknik mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual. Peta pikiran
memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri
seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak maka kan memudahkan
seserorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara
tertulis maupun secara verbal. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan
sebagainya memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima. Peta pikiran
yang dibuat oleh peserta didik dapat bervariasi setiap hari. Hal ini disebabkan karena
berbedanya emosi dan perasaan yang terdapat dalam diri peserta didik setiap
harinya. Suasana menyenangkan yang diperoleh peserta didik ketika berada di ruang
kelas pada saat proses belajar akan mempengaruhi penciptaan peta pikiran. Tugas
guru dalam proses belajar adalah menciptakan suasana yang dapat mendukung
kondisi belajar peserta didik terutama dalam proses pembuatan mind map.
18
Penyusunan mind map dalam penelitian ini dilakukan dengan tujuan agar
peserta didik dapat membuat klasifikasi makhluk hidup secara mandiri sesuai
mind map memiliki dua keuntungan sekaligus, yaitu peserta didik akan mampu
peta pikiran. Berikut ini adalah contoh mind map klasifikasi makhluk hidup.
5. Konsep IPA
pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang terjadi, serta menguji kebenaran
19
hipotesis tersebut. Tujuan utama pembelajaran IPA adalah agar peserta didik
dikonfirmasikan secara objektif (Iskandar, 1997: 3). Suatu ide yang mempersatukan
berbagai gejala alam. Tetapi yang lebih penting dalam pembelajaran IPA adalah
peserta didik mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk
kekuasaan Pencipta alam semesta (Hadiat, 2006: 2). Melalui sikap dan proses
IPA merupakan suatu proses dari upaya manusia untuk memahami berbagai
gejala alam. Oleh karena itu, diperlukan suatu tata cara tertentu yang sifatnya
analitis, cermat, lengkap, serta menghubungkan gejala alam yang satu dengan gejala
alam lain, sehingga keseluruhannya membentuk sudut pandang yang baru terhadap
20
berkesinambungan pada peserta didik sekolah, dengan harapan bahwa pada akhirnya
akan terbentuk suatu paduan yang lebih utuh bagi anak untuk melakukan penelitian.
Klasifikasi makhluk hidup adalah salah satu materi IPA dalam Kurikulum
Satuan Tingkat Pendidikan MTs kelas VIII semester 2. Standar kompetensi dari
makhluk hidup, dengan empat kompetensi dasar yang ingin dicapai, yaitu: (1)
Membedakan makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya berdasarkan ciri khusus
makhluk hidup; (3) Menyusun perbandingan ciri-ciri khusus tiap kingdom dalam
berdasar ciri yang diamati. Tujuan dari pembelajaran materi ini adalah setelah
berdasarkan bentuk luar tubuh sebagai dasar klasifikasi; (4) mengetahui klasifikasi
kingdom; (6) menuliskan nama ilmiah makhluk hidup; dan (6) menjelaskan tujuan
Perubahan Zat adalah 3 x 40 menit atau tiga kali pertemuan (Tim IPA Terpadu MTs
B. Kerangka Berpikir
Banyak konsep IPA yang diberikan pada peserta didik di level formal
sebagai suatu yang konsep yang cakupan materinya sangat luas dan menjenuhkan.
Pembelajaran IPA yang hanya berbasis materi, hanya akan membuat peserta didik
bosan karena peserta didik hanya memahami pada tingkat hapalan dan bukan proses
inquiry. Membuat IPA menjadi bermakna bagi peserta didik adalah tugas dari
melibatkan benda-benda di sekitar kehidupan peserta didik. IPA harus realistik, yang
dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari, bermakna, dan dapat dibayangkan oleh
peserta didik. Selama proses pembelajaran, peserta didik harus didorong untuk
menemukan dan mengembangkan strategi dan gagasan. Strategi dan gagasan peserta
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar konsep IPA materi
klasifikasi makhluk hidup yang ditunjukkan oleh ketuntasan hasil belajar pada
peserta didik kelas VII MTs N Kenali Kota Jambi dengan mengembangkan strategi
tindakan yang terangkum dalam siklus I dan siklus II, untuk merubah kondisi awal
1. Kondisi Awal
22
klasifikasi makhluk hidup yang yang dilakukan guru selama ini masih belum
yang mengalami kesulitan memahami konsep tersebut, jika hanya dijelaskan secara
verbal. Hasil belajar peserta didik juga belum menunjukkan ketuntasan belajar
secara klasikal.
2. Tindakan
Melihat kondisi awal tersebut dan untuk mengatasi rendahnya hasil belajar
peserta didik, maka guru mencoba menambah variasi alat peraga permainan kartu
klasifikasi dan rancangan mind map. Guru memanfaatkan alat peraga kartu
klasifikasi dan rancangan mind map dalam pembelajaran klasfikasi makhluk hidup
Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu Siklus I dan Siklus II, dengan
masing-masing siklus terdiri atas satu kali pertemuan dan satu kali tindakan. Pada
3. Kondisi Akhir
Kerangka pola pemecahan masalah dalam penelitian ini secara singkat dapat
Siklus I:
Penggunaan alat peraga kartu klasifikasi dan penyusunan mind map untuk menjelaskan klasifikasi
Siklus II:
Penggunaan alat peraga kartu klasifikasi dan penyusunan mind map untuk menjelaskan klasifikasi
Guru memanfaatkan
Tindakan alat peraga dalam pembelajaran
Diduga melalui pemanfaatan alat peraga permainan kartu klasifikasi dan penyusunan mind map dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi k
Kondisi Akhir
C. Hipotesis Tindakan
Sesuai dengan kajian pustaka dan kerangka berpikir yang sudah diuraikan,
Melalui penggunaan alat peraga permainan kartu klasifikasi dan penyusunan mind
map dapat meningkatkan hasil belajar materi klasifikasi makhluk hidup pada peserta
didik kelas VII MTs N Kenali Besar Semester 2 tahun pelajaran 2014/2015.
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
research) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi klasifikasi
makhluk hidup pada peserta didik kelas VII MTs N Kenali Besar Semester 2 tahun
model penelitian tindakan, berbentuk siklus. Penelitian ini akan dilaksanakan dalam
dua siklus, dan langkah-langkah setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,
observasi, dan refleksi. Visualisasi gambar proses penelitian tindakan kelas ini
Observasi Observasi
Siklus 1 Siklus 2
24
25
B. Setting Penelitian
Jambi. Peneliti memilih MTs N Kenali Besar Kota Jambi sebagai lokasi penelitian
3. Sebagai guru IPA, maka peneliti memiliki tanggung jawab moral untuk
makhluk hidup.
C. Waktu Penelitian
dimulai dari bulan Agustus sampai dengan bulan Desember 2012. Urutan rencana
kegiatan penelitian selama enam bulan tersebut tertera dalam tabel berikut.
26
Keterangan
1 : Studi awal, penyusunan proposal penelitian
2 : Penyusunan instrumen penelitian
3 : Pelaksanaan Siklus I
4 : Pelaksanaan Siklus II
5 : Analisa data
6 : Pembahasan data
7 : Penyusunan laporan dan penjilidan
D. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII A MTs N Kota
Jambi yang berjumlah 31 orang, terdiri dari 15 peserta didik laki-laki dan 16 peserta
didik perempuan. Pertimbangan peneliti memilih peserta didik kelas VII A sebagai
subjek penelitian karena pemahaman terhadap materi klasifikasi makhluk hidup pada
kelas tersebut masih rendah dibandingkan ketujuh kelas yang lain (data hasil pretes).
Masih rendahnya hasil belajar yang dicapai peserta didik ini diperkuat oleh
rendahnya nilai ulangan harian IPA. Selain pertimbangan tersebut, peneliti juga
E. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu sumber
data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer merupakan data yang
bersumber dari subjek penelitian. Dalam penelitian ini, sumber data primer adalah
hasil belajar materi klasifikasi makhluk hidup pada peserta didik kelas. Sedangkan
sumber data sekunder, diperoleh dari berbagai sumber kepustakaan yang relevan
dengan penelitian.
Pengumpulan data merupakan suatu cara untuk memperoleh data yang valid
yang diperlukan dalam penelitian, baik untuk data pokok maupun data penunjang.
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini meliputi
observasi, angket, dan tes. Observasi dilakukan untuk merekam latar belakang,
aktivitas, dan partisipasi kelas dalam pembelajaran IPA. Observasi dilakukan oleh
rekan kerja yang bertindak sebagai observer. Teknik angket dilakukan untuk
G. Validasi Data
mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Jenis validitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah validitas internal. Validitas internal intrumen
instrumen secara keseluruhan. Dengan kata lain, sebuah intrumen memiliki validitas
keseluruhan, yaitu mengungkap data dari variabel yang dimaksud. Untuk menjamin
apakah instrumen dalam penelitian ini benar-benar dapat digunakan untuk mengukur
variabel yang sebenarnya, maka peneliti melakukan beberapa upaya, antara lain: (1)
peneliti menyusun rencana pembelajaran, kisi-kisi soal, dan soal uji kompetensi
materi klasifikasi makhluk hidup; (2) peneliti melakukan wawancara dengan sesama
guru IPA pada sekolah penelitian untuk mengetahui pandangan mereka tentang
seluruh instrumen penelitian pada kepala sekolah dan rekan sejawat untuk diketahui
keabsahannya.
29
H. Prosedur Tindakan
Setiap siklus terdiri atas empat tahap, yakni tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap
pengamatan, dan tahap analisis dan refleksi. Masing-masing tahapan tersebut dapat
1. Tahap Perencanaan
perangkat tes untuk tiap siklus. Rencana pembelajaran didesain untuk mata pelajaran
IPA pada materi klasifikasi makhluk hidup dengan menerapkan permainan kartu
klasifikasi dan penyusunan peta konsep (mind map). Rencana pembelajaran disusun
dengan memperhatikan: (1) Standar kompetensi dan kompetensi dasar; (2) Indikator
pembelajaran; (3) Kegiatan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran
(skenario pembelajaran); (4) Materi, media, dan sumber pembelajaran; dan (5)
Pada tahap ini, guru melaksanakan pembelajaran IPA pada materi permainan
kartu klasifikasi dan penyusunan mind map berdasarkan perencanaan tindakan yang
telah disusun. Tindakan pembelajaran terbagi atas dua siklus, dengan masing-masing
siklus terdiri dari satu kali pertemuan dan satu kali tindakan. Langkah-langkah
tujuan klasifikasi, sistem tata nama, sistem klasifikasi menurut Carolus Linaeus,
guru.
kartu klasfikasi.
Permainannya adalah menyusun atau menebak ciri atau gambar yang sesuai
dengan kartu yang telah dikeluarkan, kemudian diikuti oleh pemain lainnya
sehingga membentuk suatu pola yang tidak terputus. Penurunan kartu terus
dilakukan hingga kartu pantun habis dan tidak ada lagi kartu yang dapat
diletakkan satu kartu yang sebelumnya telah diacak atau dikocok. Jika peserta
didik tidak mempunyai kartu yang tidak sesuai dengan kartu yang dimaksud,
maka pemain diharuskan mengambil kartu dari tumpukan kartu yang telah
dilakukan oleh dua orang. Pemain yang dapat menebak akan mendapatkan poin
atau nilai 10, tetapi jika pemain melakukan kesalahan, maka nilainya akan
e. Peserta didik merancang peta konsep (mind map) klasifikasi makhluk hidup
dilakukan.
f. Guru mengevaluasi tingkat pemahaman peserta didik melalui pemberian tes pada
akhir pembelajaran.
keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Pada tahap ini observer dan peneliti
melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama
kinerja peserta didik dan guru dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas.
4. Tahap Refleksi
yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan
tindakan kelas mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan
atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka
dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan:
I. Instrumen Penelitian
hal-hal berikut.
gambarnya
berdasarkan ciri-cirinya
hidup.
f. Pengelolaan kelas
33
makhluk hidup menggunakan permainan kartu klasifikasi dengan skala sikap melalui
empat alternatif jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS),
J. Analisis Data
Teknik analisa data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu analisa
data untuk data berjenis kuantitatif, berupa angka hasil belajar peserta didik, dan
analisa data untuk data kualitatif, berupa kalimat yang menggambarkan hasil
hasil tes pada setiap siklus. Hasil perhitungan nilai tiap peserta didik dilakukan
prosentase nilai peserta didik secara keseluruhan dengan rumus sebagai berikut.
34
NK
N%= x 100%
R
dengan:
NK : nilai kumulatf
R : jumlah responden
sampai dengan 1. Sehingga jika dalam penelitian ada 5 aspek yang harus diamati
maka skor maksimal adalah 25 dan skor minimal adalah 5. Kriteria skor aktivitas
menggunakan skala likert dengan rentang dari 5 sampai dengan 1. Karena dalam
penelitian terdapat 10 aspek yang harus diamati maka skor maksimal adalah 50 dan
skor minimal adalah 10. Kriteria skor aktivitas peserta didik dalam pembelajaran
Untuk dapat dianalisis lebih lanjut, seluruh jawaban dalam angket tanggapan
peserta didik dikonversi dalam bentuk numerik, dimana digunakan skala sikap
sebagai berikut.
% : Persentase
persentase yang dikelompokkan dalam empat kategori yaitu: (1) Kategori sangat
tinggi; (2) Kategori tinggi; (3) Kategori sedang; dan (4) Kategori rendah
Pada analisis data skala sikap, digunakan perhitungan ketegori tingkatan persentase
tertinggi adalah 100% dan terendah adalah 25%, sehingga rentangan skor
persentasenya adalah 100% - 25% = 75%. Banyaknya kategori ada empat, jadi
K. Indikator Kinerja
Tolok ukur keberhasilan penelitian ini dapat dilihat dalam kegiatan sebagai
berikut.
37
ketuntasan belajar.
makhluk hidup.