Anda di halaman 1dari 7

NAMA : SITI AMALIA K.

HASAN
NIM : C02420010
KELAS : S1 KEBIDANAN
UTS : KONSEP KEBIDANAN

1. Filosofi kebidanan adalah keyakinan setiap bidan yang digunakan


sebagai kerangka berfikir dalam memberikan
asuhan kebidanan kepada klien. Bidan diharapkan dapat
memberikan pelayanan yang bermutu dan sesuai dengan
standard pelayanan kebidanan, serta berkeyakinan bahwa setiap
indivu berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
2. Menurut kemenkes IBI: Definisi Bidan pada Permenkes
Nomor 1464/Menkes/Per/IX/2010,pasal 1 ayat 1. Bidan adalah
seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang telah
teregistrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Menurut kemenkes ICM : Sedangkan definisi terbaru
dari ICM (International Confederation of Midwives) yang
dikeluarkan pada Juni 2011, bidan adalah seseorang yang telah
menyelesaikan (lulus) program pendidikan kebidanan yang diakui
secara resmi oleh negaranya serta berdasarkan kompetensi
praktik kebidanan dasar yang dikeluarkan ICM
3. Pelayanan Kebidanan adalah suatu bentuk pelayanan profesional
yang merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan
yang diberikan oleh bidan secara mandiri, kolaborasi, dan/atau
rujukan. Sedangkan menurut undang-undang nomor 4 tahun 2019
 bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan
agar dapat hidup sejahtera lahir dan batin, sehingga mampu
membangun masyarakat, bangsa, dan negara sebagaimana
diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
 bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan
agar dapat hidup sejahtera lahir dan batin, sehingga mampu
membangun masyarakat, bangsa, dan negara sebagaimana
diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
 bahwa pengaturan mengenai pelayanan kesehatan oleh bidan
maupun pengakuan terhadap profesi dan praktik kebidanan
belum diatur secara komprehensif sebagaimana profesi
kesehatan lain, sehingga belum memberikan pelindungan dan
kepastian hukum bagi bidan dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat
 bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu membentuk
Undang-Undang tentang Kebidanan
4. a. Perkembangan pelayanan kebidanan di Indonesia
Pada Zaman Hindia Belanda,angka kematian Ibu dan Anak
sangat tinggi.Sedangkan pelayanan persalinan pada masa itu hanya
diperuntukan bago orang-orang Belanda yang ada di
Indonesia.Tahun 1849 dibuka pendidikan Dokter Jawa di
Batavia(Di Rumah Sakit militer Belanda sekarang RSPAD Gatot
Subroto).Saat ilmu kebidanan belum merupakan pelajaran,pada
TAhun 1889 oleh Straat,Obstetrikus Austria dan Masland,Ilmu
kebidanan diberikan sukarela.
Pada tahun 1851,Dibuka pendidikan Bidan bagi Wanita
pribumi di Batavia oleh seorang dokter militer Belanda
(Dr.W.Bosch). Pada tahun 1952mulai diadakan pelatihan Bidan
secara formal agar dapat meningkatkan kualitas pertolongan
persalinan.Perubahan pengetahuan dan keterampilan tentang
pelayanan kesehatan Ibu dan Anak secara menyeluruh
dimasyarakat dialkukan kursus tambahan yang dikenal dengan
istilah Kursus Tambahan Bidan(KTB) pada tahun 1953 di
yogyakartayang akhirnya dilakukan pula di kota-kota bear lain di
nusantara.Seiring dengan pelatihan tersebut didirikanlah Balai
kesehatan Ibu dan Anak(BKIA)
Dari BAK inilah yang akhirnya menjadi suatu pelayanan
terintegrasi kepada masyarakat yang dinamakan pusat kesehatan
masyarakat (Puskesmas) pada tahun 1957.Mulai tahun 1990
pelayanan kebidanan diberikan secara merata dan dekat dengan
masyarakat.Kebijakan ini melalui intruksi Presiden secara lisan
pada siding cabinet tahun 1992 tentang perlunya mendidik Bidan
untuk penempatan Bidan di Indonesia.
b. Perkembangan pelayanan Bidan Internasioanal
Awal perkembangan pelayanan kebidanan di Yunani dimulai
oleh Hipocrates (460-370 SM) yang mendapat kehormatan sebagai
Bapak Pengobatan, beliau berasal dari Yunani yang menaruh minat
terhadap kebidanan. Ia menganjurkan wanita yang yang sedang
mendapat pelayanan selayaknya bersalin dengan dasar
kemanusiaan dan meringankan penderitaan wanita. Oleh karena
anjuran tersebut, Yunani dan Romawi menjadi negara yang lebih
dulu merawat penderita nifas.
Soranus berasal dari Efesus-Turki (98-138 SM) yang mendapat
sebutan kehormatan sebagai Bapak Kebidanan karena yang
pertama kalai menaruh minat terhadap kebidanan sesudah
Hipocrates. Soranus berpendapat bahwa seorang bidan hendaknya
seorang ibu yang telah mengalami sendiri kelahiran bayi. Seorang
bidan tidak takut terhadap hantu, setan dan menjauhkan takhayul.
A.Masa sebelum masehi
Masa sebelum masehi merupakan awal keberadaan manusia,
fakta adanya pembantu kelahiran baik dari keluarga maupun di
luar keluarga yang mempunyai pengalaman dalam kelahiran. Tidak
menetapkan bayaran tetapi mendapatkan hadiah.Sekolah
kebidanan pertama didirikan oleh bangsa Mesir. Pengetahuan yang
dipelajari yaitu anatomi, psikologi. Cara memimpin persalinan dan
perawatan bayi baru lahir juga mempelajari sirkumsisi. Tokoh
kebidanan di Mesir adalah Socrates dan Aristoteles.
B.Masa Pertengahan(1000-1500 M)
Perkembangan kebidanan seiring dengan penyebaran agama
kristen. Pengetahuan obstetric membuat beberapa penemuan dan
kebutuhan akan bidan untuk dididik telah diakui. Kebidanan telah
dipraktekkan secara utuh oleh wanita biasa.
C.Masa kebangkitan (1500-1700 M)
Pada abad ke-12 sedikit kemajuan telah dibuat dalam hal
kebidanan sampai abad ke-16. pengetahuan tentang Anatomi
Fisiologi telah maju dengan pesat melalui jasa beberapa orang
seperti Leonard de Vinci, Gabriello Fallopio of Italy dan Andreas
Vesallius of Belgium.
D.Awal Abad XX (1700-1900)
William Smellie dari Scotlandia (1677-1763) mengembangkan
forcepss dengan kurva pelvik seperti kurva shepalik. Dia
memperkenalkan cara pengukuran konjungata diagonalis dalam
pelvi metri, menggambarkan metode tentang persalinan lahirnya
kepala pada presentasi bokong, dan penanganan resusitasi bayi
asfiksia dengan pemompaan paru-paru melalui sebuah metal
kateler.
E. Abad XX Sampai dengan Sekarang
1.Malaysia
Perkembangan kebidanan di Malaysia bertujuan untuk
menurunkan MMR dan IMR dengan menempatkan bidan di desa.
Mereka memiliki Basic atau dasar SMP + Juru rawat + 1 tahun
sekolah bidan. Bidan di Malaysia selama berabad-abad dituntut
untuk memberikan pelayanan kesehatan pada ibu dan anak-
anaknya. Bidan
2.Jepang
Sekolah bidan di jepang dimulai pada tahun 1912,pendidikan
bidan disini dengan Basic (dasar) sekolah perawat selama 3 tahun
ditambah 6 bulan sampai 1 tahun pendidikan bidan. Tujuan
pelaksanaan pendidikan bidan ini adalah untuk mengangkat
pelayanan kebidanan dan neonatos tetapi pada masa itu timbal
masalah karena masih kurang tenaga bidan serta bidan hanya
mampu melakukan pertolongan persalinan normal saja, tidak siap
jika terdapat kegawatdaruratan sehingga dapat disimpulkan bahwa
kualitas bidan belum memuaskan.
3.Australia
Australia sudah pada titik perubahan terbesar pada pendidikan
kebidanan, sistem ini menunjukkan bahwa seorang bidan adalah
seorang perawat yang terintegrasi dengan kualifikasi kebidanan.
Konsekuensinya banyak bidan-bidan yang telah mengikuti
pelatihan di Amerika dan Eropa tidak dapat mendasar tanpa
pelatihan perawatan.
4. Amerika Serikat
Menurut catatan Thomas yang pertama kali berpraktik kebinanan
di Amerika adalah Samuel Fuller dengan isterinya kemudian
menjual kepada orang lain yang menaruh minat terhadap
kebidanan yaitu Anne Hucthinson.Perkembangan pendidikan
Nurse-Midwifery di USA dimulai pada tahun 1990 dan
memeperoleh akreditasi pada tahun 1935.
5. Paradigma kebidanan adalah cara pandang bidan dalam
memberikan pelayanan kebidanan. Komponen dalam
pelayanan kebidanan adalah wanita, lingkungan, perilaku,
keturunan dan pelayanan kesehatan. Bidan harus
mempunyai paradigma bahwa wanita adalah makhluk bio-psiko-
sosio-spiritual yang utuh dan unik.
6. Manfaat Bagi Bidan
 Membantu bidan dalam mengkaji kondisi klien
 Membantu bidan dalam memahami masalah dan kebutuhan
klien
 Memudahkan dalam merencanakan dan melaksanakan
asuhan yang berkualitas sesuai dengan kondisi klien
Manfaat bagi pasien
 Membantu klien untuk mendapatkan rasa nyaman dan aman
dalam menerima asuhan kebidanan
 Membantu klien dalam meningkatkan kemampuan berperan
serta sebagai individu yang bertanggungjawab atas
kesehatannya
 Meningkatkan perilaku positif klien yang akan meningkatkan
kesehatan ibu dan anak
7. Peran bidan sebagai berikut
 Komunikator
Komunikator adalah orang yang memberikan informasi
kepada orang yang menerimanya.
 Motivator
Motivator adalah orang yang memberikan motivasi kepada
orang lain. Sementara motivasi diartikan sebagai dorongan
untuk bertindak agar mencapai suatu tujuan tertentu dan hasil
dari dorongan tersebut diwujudkan dalam bentuk perilaku
yang dilakukan (Notoatmodjo, 2007)
 Fasilitator
Fasilitator adalah orang atau badan yang memberikan
kemudahan dalam menyediakan fasilitas bagi orang lain yang
membutuhkan. Tenaga Kesehatan dilengkapi dengan buku
KIA dengan tujuan agar mampu memberikan penyuluhan
mengenai kesehatan ibu dan anak (Putri, 2016). Tenaga
kesehatan juga harus membantu klien untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal agar sesuai dengan tujuan yang
diharapkan.

 Konselor
Konselor adalah orang yang memberikan bantuan kepada
orang lain dalam membuat keputusan atau memecahkan
suatu masalah melalui pemahaman tehadap fakta-fakta,
harapan, kebutuhan dan perasaan-perasaan klien (Depkes RI,
2008). Proses dari pemberian bantuan tersebut disebut juga
konseling

Anda mungkin juga menyukai