Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1

Kelompok 7

Rahmat Kurniawan 1914201110052


Novita Dewi 1914201110043
Syamsodinor 1914201110063

Materi

Pencegahan Primer, Sekunder, Tersier pada Masalah gangguan pada Pasien Anemia

Dosen Pengajar: Ibu Yurida Olviani Ns., M.Kep

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Yurida
Olviani,Ns., M.Kep pada Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Cara mengatasi Pasien Anemia bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Banjarmasin, 14 Oktober 2020

Penyusun

Syamsudinnoor
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG.....................................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
A.PENGERTIAN ANEMIA , TANDA GEJALA, KLASIFIKASI, DIAGNOSA DAN ETIOLOGI.........5
B. Gejala anemia.........................................................................................................................................5
C. Klasifikasi anemia akibat Gangguan Eritropoiesis..................................................................................6
D. Etiologi...................................................................................................................................................7
E. Diagnosa.................................................................................................................................................7
Manajemen terapi........................................................................................................................................7
PENCEGAHAN PRIMER,SEKUNDER,TERSIER PADA PASIEN ANEMIA........................................7
BAB III PENUTUP.....................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Anemia merupakan salah satu penyakit dengan penyebab multifaktorial, dapat
dikarenakan reaksi patologis dan fisiologis yang bisa muncul sebagai konsekuensi dari penyakit
lain atau sebagai faktor risiko terhadap penyakit lain. Anemia adalah suatu kondisi dimana
jumlah sel darah merah atau hemoglobin (protein pengikat oksigen) berada dibawah nilai normal
yang menyebabkan darah tidak dapat mengikat oksigen sebanyak yang diperlukan oleh tubuh
(Riyanti et al, 2008).

Tidak adekuatnya pengikatan oksigen akibat anemia memberi efek berkurangnya


pasokan oksigen dalam tubuh yang akan memberi gejala lemah, pusing, sesak nafas, konsentrasi
yang buruk dan mengganggu aktivitas harian. Berbagai kondisi dapat menyebabkan anemia,
seperti penurunan produksi sel darah merah yang terjadi pada kasus defisiensi vitamin B12, folat
dan besi, juga pada penyakit inflamasi kronik dan gangguan primer pada sumsum tulang.
Kehilangan darah dan peningkatan destruksi sel darah merah juga menjadi salah satu penyebab
anemia. World Health Organization (WHO) menetapkan batas normal nilai hemoglobin yaitu 13
g/dL untuk lakilaki dan 12 g/dL untuk perempuan. Hasil pemeriksaan laboratorium yang
menunjukkan nilai hemoglobin dibawah nilai normal menunjukkan kondisi anemia (Boutou et al,
2012; Weiss, 2007).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Anemia, tanda gejala, klasifikasi, diagnose dan etiologi ?

2. Pencegahan primer, sekunder, tersier pada pasien Anemia ?


BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ANEMIA , TANDA GEJALA, KLASIFIKASI, DIAGNOSA DAN


ETIOLOGI.

Anemia (dalam bahasa Yunani: ἀναιμία anaimia, artinya kekurangan darah, dari ἀν- an-,


"tidak ada" + αἷμα haima, "darah", disebut juga kurang darah) adalah keadaan saat jumlah sel
darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada
di bawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka
mengangkut oksigen dari jantung yang diperoleh dari paru-paru, dan kemudian
mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.

Anemia adalah penyakit darah yang sering ditemukan. Beberapa anemia memiliki
penyakit dasarnya. Anemia bisa diklasifikasikan berdasarkan bentuk atau morfologi sel darah
merah, etiologi yang mendasari, dan penampakan klinis. Penyebab anemia yang paling sering
adalah perdarahan yang berlebihan, rusaknya sel darah merah secara berlebihan hemolisis atau
kekurangan pembentukan sel darah merah ( hematopoiesis yang tidak efektif).
Seorang pasien dikatakan anemia bila konsentrasi hemoglobin (Hb) nya kurang dari 13,5 g/dL
atau hematokrit (Hct) kurang dari 41% pada laki-laki, dan konsentrasi Hb kurang dari 11,5 g/dL
atau Hct kurang dari 36% pada perempuan.

B. Gejala anemia
Bila anemia terjadi dalam waktu yang lama, konsentrasi Hb ada dalam jumlah yang sangat
rendah sebelum gejalanya muncul. Gejala- gejala tersebut berupa:

 Asimtomatik: terutama bila anemia terjadi dalam waktu yang lama

 Letargi

 Nafas pendek atau sesak, terutama saat beraktfitas

 Kepala terasa ringan

 Palpitasi

 Pucat

 Kekebalan Tubuh Menurun

Sedangkan, tanda-tanda dari anemia yang harus diperhatikan saat pemeriksaan yaitu:
 Pucat pada membran mukosa, yaitu mulut, konjungtiva, kuku.

 Sirkulasi hiperdinamik, seperti takikardi, pulse yang menghilang, aliran murmur sistolik

 Gagal jantung

 Pendarahan retina[1]

Tanda-tanda spesifik pada pasien anemia diantaranya:

 Glossitis: terjadi pada pasien anemia megaloblastik, anemia defisiensi besi

 Stomatitis angular: terjadi pada pasien anemia defisiensi besi.

 Jaundis (kekuningan): terjadi akibat hemolisis, anemia megaloblastik ringan.

 Splenomegali: akibat hemolisis, dan anemia megaloblastik.

 Ulserasi di kaki: terjadi pada anemia sickle cell

 Deformitas tulang: terjadi pada talasemia

 Neuropati perifer, atrofi optik, degenerasi spinal, merupakan efek dari defisiensi vitamin


B12.

 Garing biru pada gusi (Burton’s line), ensefalopati, dan neuropati motorik perifer sering
terlihat pada pasien yang keracunan metal.

C. Klasifikasi anemia akibat Gangguan Eritropoiesis

1. Anemia defisiensi Besi:


Tidak cukupnya suplai besi mengakibatkan defek pada sintesis Hb, mengakibatkan
timbulnya sel darah merah yang hipokrom dan mikrositer.

2. Anemia Megaloblastik
Defisiensi folat atau vitamin B12 mengakibatkan gangguan pada sintesis timidin dan
defek pada replikasi DNA, efek yang timbul adalah pembesaran prekursor sel darah
(megaloblas) di sumsum tulang, hematopoiesis yang tidak efektif, dan pansitopenia.

3. Anemia Aplastik
Sumsum tulang gagal memproduksi sel darah akibat hiposelularitas. Hiposelularitas ini
dapat terjadi akibat paparan racun, radiasi, reaksi terhadap obat atau virus, dan defek pada
perbaikan DNA serta gen.
4. Anemia hemolitik.
Anemia yang terjadi akibat penggantian sumsum tulang oleh infiltrate sel-sel tumor,
kelainan granuloma, yang menyebabkan pelepasan eritroid pada tahap awal.

Klasifikasi anemia berdasarkan ukuran sel

1. Anemia mikrositik: penyebab utamanya yaitu defisiensi besi dan talasemia


(gangguan Hb)

2. Anemia normositik: contohnya yaitu anemia akibat penyakit kronis seperti


gangguan ginjal.

3. Anemia makrositik: penyebab utama yaitu anemia pernisiosa, anemia akibat


konsumsi alcohol, dan anemia megaloblastik.

D. Etiologi
Secara garis besar, anemia dapat disebabkan karena:

1. Peningkatan destruksi eritrosit, contohnya pada penyakit gangguan sistem imun,


talasemia.

2. Penurunan produksi eritrosit, contohnya pada penyakit anemia aplastik, kekurangan


nutrisi.

3. Kehilangan darah dalam jumlah besar, contohnya akibat perdarahan akut, perdarahan
kronis, menstruasi, ulser kronis, dan trauma.

E. Diagnosa
Pemeriksaan darah sederhana bisa menentukan adanya anemia. Persentase sel darah merah
dalam volume darah total (hematokrit) dan jumlah hemoglobin dalam suatu contoh darah bisa
ditentukan. Pemeriksaan tersebut merupakan bagian dari hitung jenis darah komplet (CBC).

Manajemen terapi

Terapi langsung ditujukan pada penyebab anemia, dapat berupa:

1. Transfusi darah

2. Pemberian kortikosteroid atau obat-obatan lain yang dapat menekan sistem imun.


3. Pemberian eritropoietin, hormon yang berperan pada proses hematopoiesis, berfungsi
untuk membantuk sumsum tulang pada proses hematopoiesis.

4. Pemberian suplemen besi, vitamin B12, vitamin-vitamin, dan mineral lain yang


dibutuhkan.

PENCEGAHAN PRIMER,SEKUNDER,TERSIER PADA PASIEN ANEMIA

Pencegahan anemia aplastik

 Pencegahan primer : menghindari paparan bahan kimia berlebih, menjauhi radiasi sinar x
atau radiasi lainnya.
 Pencegahan sekunder : cek darah rutin
 Pencegahan tersier : transfusi sel darah merah dan trombosit, transflantasi tulang
sumsum.

Pencegahan anemia defisiensi besi

 Pencegahan primer. : pendidikan kesehatan, penyuluhan gizi, suplementasi zat


besi,makan makanan yang mengandung zat besi.
 Pencegahan sekunder : cwk darah rutin
 Pencegahan tersier : terapi pengganti preparat besi dengan oral atau parenteral,
pengobatan lain dapat dengan cara pemberian makan tinggi protein, vitamin C 3x 100 mg
/hari dan dapat dengan transfusi darah.

Pencegahan anemia megaloblastik

 Pencegahan primer : defisiensi vit B12 ditangani dengan pemberian vit 12, defisiensi
asam folat dengan pemberian asam folat, memakan makanan yang banyak mengandung
vit 12 dan asam folat.
 Pencegahan sekunder : cek darah rutin
 Pencegahan tersier : terapi suportif ( transfusi bila ada hipoksia dan suspensi trombosit
bila trombosotoponia mengancam jiwa), terapi untuk defisiensi vit 12, terapi untuk
defisiensi asam folat, terapi penyakit dasar, menghentikan obat obatan penyebab anemia
megaloblastik.
Pencegahan anemia hemolitik

 Pencegahan primer :-
 Pencegahan sekunder :-
 Pencegahan tersier : transfusi darah, obat obatan, operasi untuk mengangkat limpa,
transplantasi sistem sel darah dan sumsum tulang.
BAB III PENUTUP

A. SIMPULAN

Anemia adalah penyakit darah yang sering ditemukan. Beberapa anemia memiliki
penyakit dasarnya. Anemia bisa diklasifikasikan berdasarkan bentuk atau morfologi sel darah
merah, etiologi yang mendasari, dan penampakan klinis. Penyebab anemia yang paling sering
adalah perdarahan yang berlebihan, rusaknya sel darah merah secara berlebihan hemolisis atau
kekurangan pembentukan sel darah merah ( hematopoiesis yang tidak efektif). Seorang pasien
dikatakan anemia bila konsentrasi hemoglobin (Hb) nya kurang dari 13,5 g/dL
atau hematokrit (Hct) kurang dari 41% pada laki-laki, dan konsentrasi Hb kurang dari 11,5 g/dL
atau Hct kurang dari 36% pada perempuan.
Diagnosa yang bisa diambil adalah Pemeriksaan darah sederhana bisa menentukan
adanya anemia. Persentase sel darah merah dalam volume darah total (hematokrit) dan jumlah
hemoglobin dalam suatu contoh darah bisa ditentukan. Pemeriksaan tersebut merupakan bagian
dari hitung jenis darah komplet (CBC).

B. SARAN

Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa penulisan masih jauh dari kata
sempurna, kedepannya kami akan lebih berhati-hati dalam menjelaskan tentang makalah dengan
sumber-sumber yang lebih banyak dan dapat lebih dipertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA

 a b c (Inggris) Baliga, Ragavendra (2007). Crash Course Internal medicine. Elsevier


Mosby. ISBN 978-0-7234-3114-5.
(Inggris) Kumar, Vinay (2007). Robbin Basic Pathology. Saunders Elsevier. ISBN 978-1-4377-
1781-5.
(Inggris) Anemia, "Klasifikasi Anemia . Diakses pada 1 Agustus 2012.
(Inggris) Harmening, Denise. (2009). Clinical Hematology and Fundamentals of Hemostasis.
F.A. Davis.  ISBN 978-0-8036-1732-2.
(Inggris) Anemia, " Manajemen Anemia . Diakses pada 1 Agustus 2012.

Anda mungkin juga menyukai