Anda di halaman 1dari 3

Be Rohmat : “Bagaimana keadaan mu”?

Doni : “Akkkkkkkkkhhhh,,,jangan dekati aku. Aku tak mau diganggu (berontak)

Br Rohmat : “Tenang, tenang (sambil mengusap punggung doni)

Saya tidak akan menyakiti mu ...”

Doni : “Tidaaak!! Jangan sentuh aku. Keluar! Keluar dari ruangan ini sekarang ...”

Ibu : “tenang nak, tenang.... perawatnya hanya mau bicara.”

Zr Gina : “Iya betul. Kami Cuma tau kabar mu...”

(Lebih mendakat kepada pasien)

Doni pun menjadi sedikit tenang.

Br Rohmat : “Baiklah, karena saudara doni sudah tenang, perkenalkan nama saya perawat
Rohmat dan ini perawat Gina.., di sini kami yang akan merawat saudara doni. Jangan
segan sama saya , jika ada yang ingin saudara ceritakan keluh kesahnya silahkan
cerita kepada kami , kami siap mendengarkan dan semoga kami bisa membantu”
(senyum. (Teknik broad opening, teknik exploring)

Karena keramahan perawat , perasaan Doni pun menjadi tenang

Doni : “Begini, saya depresi karena saya tidak pernah lolos di universitas yang saya
favoritkan, saya sangat sedih sus, rasanya saya tidak bisa menggapai cita-cita saya,
saya sangat berambisi untuk dapat menggapai cita-cita saya. Saya sterss...

Zr Gina : “ Memangnya apa cita-cita Doni? “(Teknik exsploring)

Doni : “Saya ingin menjadi pilot sus. Karena biaya kuliahnya mahal, jadi saya coba ikut tes
dibeberapa universitas yang menyelenggarakan beasiswa. Udah beberapa kali, Cuma
gagal terus. Emang nasib, nasib”.

Zr Gina : “ ooooh... Doni ingin menjadi pilot .. Kenapa? Apa alasannya (Teknik exploring )

Doni : “ Begini sus, saya ingin membantu perekonomian keluarga.Dari kabar yang saya
dengar, katanya pilot lebih mudah dapat uang banyak. Lagi pula, saya juga bisa
sekalian mengajak keluarga saya jalan-jalan karena kami jarang berpergian. Itu cita-
cita saya dari kecil sus “.

Ibu : “ Benar sus. Dari kecil anak saya memang bercita-cita jadi pilot. Mungkin
terpengaruh oleh pamannya yang telah sukses mejadi pilot”.

Ayah : “Iya, betul. Tapi ayah enggak nyangka kalo sampai segitunya kamu kepingin jadi
pilot. Sampai mau bunuh diri gitu, Nak...”
Br Rohmat : “ Iya, Doni, Cita-cita mu sangat bagus (Teknik giving recognition). Apa yang kamu
lakukan bukanlah jalan keluar yang terbaik. Walaupun itu cita-cita mu, tetap saja hal
itu hanya akan membuat kamu dan kedua orang tua mu mejadi lebih susah. Sebaiknya,
jika ada masalah, Doni dan keluarga harus bicara baik-baik, dan Doni belajar untuk
berpikir panjang atas resiko tindakan yang dilakukan (Tekik giving information, Teknik
menyimpulkan).

Doni : “ Tapi sus, saya hanya ingin membahagiakan kedua orang tua saya. Pasti ibu dan Ayah
kecewa sekali sama Doni”.

(Sambil menunduk dan penuh penyesalan)

Ayah : “ jangan salah paham dulu nak. Ayah dan ibu, hanya menginginkan yang terbaik buat
Doni”.

Ibu : “ Iya, betul nak. Jalan untuk menjadi sukses bukan Cuma menjadi pilot saja. Orang
sukses adalah orang yang telah diridhoi oleh orang tuanya. Mungkin Doni kali ini gagal,
tapi kegagalan adalah awal dari sebuah keberhasilan.

Doni : “ Iya, Bu. Doni sudah sadar. Maafkan Doni ya bu, yah. Doni janji tidak akan mengulangi
perbuatan ini lagi dan akan terus berusaha untuk membahagiakan Ayah dan Ibu.
Walaupun tidak dengan menjadi pilot. Terimakasih Sus, atas nasehatnya”.

Zr Gina : “ Iya, saudara Doni. Sama-sama (tersenyum)

kalau begitu kami permisi dulu. Semoga cepat sembuh. Dan untuk Bapak sama Ibu
tolong awasi keadaan Doni, dan apabila ada keperluan , silahkan pencet bel disamping
tempat tidur, saya ingin semuanya merasa nyaman disini” (Teknik offering sel)

Ayah : “ Iya terimakasih sus.. Oh iya sus, saya kurang suka sama perawat lele.. dia acuh tak
acuh ama kami”. (dengan nada sedikit kesal). “kami memencet bel, dan saya ke ruangan
perawat ternyata ada suster lele tapi dia tak kunjung juga ke ruangan kami, malah asik
menonton tv”

Zr Gina : “ Oh.. begitu ya pak, baik pak nanti kami akan bicarakan dengan perawat lele, dan
sebelumnya kami meminta maaf atas sikap perawat lele itu. Permisi semuanya...”

Malam harinya dirumah sakit.....

Doni : “ Aduh, belum ngantuk pula ini. Ibu lagi tidur nggak usah dibanguninlah”.

(Sambil mondar mandir melihat pemandangan dikaca jendela).

“Alhamdulliah aku masi selamat. Coba aku pikir panjajng ya, orang tua aku gak perlu
khawatir, uang gak habis buat biaya rumah sakit, aku gak perlu sakit lagi...”

Doni : “ Apa aku bunuh diri lagi ya?? Aku keluar dari rumah sakit mungkin sekitar beberapa
hari lagi. Pasti menghabiskan banyak biaya lagi”. (Sambil terus menatap keluar jendela)
Doni : “ Ah, tidak tidak. Aku harus berubah. Aku harus lebih memantapkan niatku untuk bisa
membahagiakan mereka. Aku tidak boleh tergoda lagi!”

Anda mungkin juga menyukai