Pengantar
Pembentukan kerjasama regional di kawasan Asia Pasifik dilatar belakangi oleh beberapa
faktor, yaitu sebagai berikut.
Adanya dinamika proses globalisasi. Dinamika ini berdampak sangat luas dan
terjadi secara global di seluruh belahan bumi, termasuk kawasan Asia Pasifik.
Oleh karena itulah, negara-negara di kawasan ini dituntut untuk melakukan
berbagai penyesuaian lewat perubahan struktur ekonomi agar tidak merugikan
mereka. Perubahan ini kemudian mendorong perekonomian negar-negara di
kawasan Asia Pasifik menjadi saling tergantung (interdependensi).
Perubahan dalam konstelasi politik dunia seperti munculnya berbagai kelompok
perdagangan regional yang bersifat tertutup dan cenderung membedakan
kedudukan negara-negara Asia Pasifik dalam bidang perdagangan dan investasi.
Contoh dari kerjasama regional ituantara lain NAFTA (North American Free
Trade Area) atau kerjasama ekonomi negara-negara Amerika Utara.
Adanya kekhawatiran akan gagalnya perundingan Putaran Uruguay. Kekhawatiran
tersebutsempat menimbulkan ketidak pastianatas masa depan perekonomian dunia.
Adanya perubahan besar di bidangpolitik dan ekonomi yang terjadi dan
berlangsung di Uni Soviet danEropaTimur.
Keanggotaan APEC
Pada awal berdirinya, APEC beranggotakan dua belas negara, yaitu enam negara anggota
ASEAN dan enam mitra dialognya, seperti Jepang, Korea Selatan, Australia, Selandia
Baru, Kanada, dan Amerika Serikat. Pada tahun 1991 APEC menerima Cina, Hongkong
dan Taiwan masuk menjadi anggotanya.
Dalam pertemuan di Seattle, Kanada pada bulan November 1993, APEC memasukkan
Papua Nugini dan Meksiko sebagai anggota. Pada pertemuan di Bogor tahun 1994
anggota APEC menjadi 18 negara yaitu : Indonesia, Singapura, Thailand, Filipina,
Malaysia, Brunei Darussalam, Amerika Serikat, Jepang, Kanada, Korea Selatan, Selandia
Baru, Australia, RRC, Taiwan, Hongkong, Meksiko, Papua Nugini, Cili.
Klasifikasi Keanggotaan APEC