Tujuan
Mahasiswa mengerti tentang penyakit yang ditimbulkan oleh
konsumsi bahan pangan yang tercemar oleh mikroorganisme
patogen, faktor penyebab keracunanan bahan pangan, dan
langkah-langkah untuk mencegah keracunan bahan pangan.
Pendahuluan
Table 3-1. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya wabah penyakit yang ditularkan
melalui makanan di Inggris
Faktor yang mempengaruhi terjadinya wabah penyakit % Wabah
Jika kita mengetahui mengapa kejadian ini timbul, kita dapat menerapkan cara
pengendalian. Di negara-negara industri, kebanyakan wabah yang terjadi dapat
ditelusuri sampai pada penyelenggara jasa boga (restoran, institusi) dan rumah (Tabel 3-
1). Industri pengolahan makanan dan pengecer makanan lebih kecil kemungkinannya
dalam menyebabkan wabah, tetapi dapat menyangkut kasus dalam jumlah yang lebih
besar. Tetapi, di negara berkembang, proporsi kasus yang signifikan terjadi di rumah
atau setelah mengkonsumsi makanan jajanan pinggir jalan dan banyak wabah yang
penyebabnya tidak dapat ditentukan. Hal ini menyulitkan dalam merencanakan langkah
managemen pencegahan.
Hal serupa juga terjadi dapal hal penanganan bahan pangan yang melibatkan
bagaimana seharusnya bahan pangan ditangani. Petani dan para nelayan tradisional
sangat jarang bahkan hampir tidak ada melakukan pencatatan berapa derajat bahan
pangan atau ikan harus disimpan begitu ditangkap di laut dan selanjutnya di bawa ke
pasar. Dan setelah terjadi keracunan setelah makan sate ikan, adalah benang kusut
menelusuri dimana dan apa yang salah terhadap rangkaian proses penangan dan
pengolahan sate tersebut. Tetapi, seperti yang terjadi dinegara maju sekalipun
kebanyakan kesalahan pada penanagan bahan makanan disebabkan oleh penanganan
suhu/waktu yang tidak tepat: pemasakan, pendinginan, pemanasan kembali yang tidak
cukup atau persiapan makanan yang terlalu awal, walau kesalahan yang terkait dengan
kontaminasi lebih jarang terjadi (Tabel 3-3 ).
Penjamah makanan
Tabel 3-2 . Tempat kejadian terjadinya wabah karena penanganan yang salah
% Wabah
Tempat
AS Kanada
5 Peternakan - 0.2
6 Lain-lain 1.2
Table 3-3. Kesalahan penanganan makanan di rumah yang menimbulkan penyakit yang
ditularkan melalui makanan di AS
8 Kontaminasi silang 4
Ikan segar
Unggas
Daging
Buah-buahan
Sayur-sayuran
Telur
dll
Balutlah luka
Tangan, kuku dan rambut harus bersih
Ambil pisau dan gelas dengan memegang tangkainya
Laporkan bila sakit atau kulit terluka
Gunakan pelindung baju dan tutup kepala
Hindari menyentuh telinga, hidung, bibir dan rambut
(1). Pada beberapa makanan, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran, kondisi terbaik
adalah bila dimakan mentah atau dalam keadaan alamiah, tetapi makanan lain tidak
aman bila dimakan mentah, kecuali bila telah diproses. Sebagai contoh, belilah susu
yang telah dipasteurisasi daripada susu mentah dan bila memungkinkan, pilihlah daging
unggas yang telah di radiasi ionisasi. Ingat bahwa pemrosesan makanan bertujuan untuk
meningkatkan keamanan dan memperpanjang masa kadaluwarsa. Beberapa makanan
yang dikonsumsi mentah, seperti daun slada, perlu dicuci dengan sempurna.
(2). Banyak makanan mentah, khususnya daging unggas, ternak, telur dan susu yang
tidak dipasteurisasi, seringkali terkontaminasi dengan patogen penyebab penyakit.
Pemasakan yang sempurna akan membunuh patogen, tetapi perlu diingat bahwa suhu
pada seluruh bagian makanan tersebut harus mencapai sedikitnya 70 oC. Bila daging
ayam yang telah dimasak masih mentah disekitar tulangnya, masukan kembali ke dalam
alat pemanggang sampai daging tersebut benar-benar matang. Daging beku, ikan
dan daging unggas harus dilepas-bekukan secara sempurna sebelum dimasak.
3). Ketika makanan yang baru dimasak didinginkan sampai suhu kamar,
mikroorganisme mulai berkembang biak. Semakin lama disimpan di suhu kamar,
semakin besar resikonya. Supaya aman, makanlah makanan segera setelah selesai
dimasak.
(4). Jika Anda menyiapkan makanan lebih awal atau ingin menyimpan sisanya lebih
dari 4-5 jam, simpanlah makanan dalam keadaan panas (di atas 60 oC) atau dingin ( di
bawah 10oC).
5). Penyimpanan yang baik memperlambat pertumbuhan mikroorganisme bukan
membunuhnya. Pemanasan kembali makanan hingga seluruh bagian mencapai 70 oC
adalah perlindungan terbaik untuk melawan berkembangbiaknya mikrorganisme selama
penyimpanan.
(6). Makanan matang dapat terkontaminasi oleh makanan mentah. Makanan matang
dapat juga terkontaminasi melalui kontak yang tidak langsung melalui pisau dan alas
papan potong yang sebelumnya digunakan untuk memotong daging ayam matang tanpa
dicuci terlebih dahulu.
(7). Cucilah tangan secara sempurna, sebelum menyiapkan makanan dan setiap kali
terhenti terutama jika Anda harus mengganti popok bayi atau harus ke kamar kecil.
Setelah menyiapkan makanan mentah seperti ikan, daging ternak atau daging unggas,
cucilah tangan Anda sebelum menangani makanan yang lain. Balutlah bila ada luka
infeksi pada tangan Anda. Ingatlah bahwa binatang peliharaan sering sebagai pembawa
patogen berbahaya, yang dapat masuk ke makanan melalui tangan Anda.
(8). Permukaan dapur yang digunakan untuk menyiapkan makanan harus selalu bersih.
Kain pembersih yang sering kontak dengan piring dan alat masak harus diganti setiap
hari dan direbus sebelum digunakan kembali. Untuk membersihkan lantai, gunakan kain
yang terpisah dan kain tersebut juga harus sering dicuci.
(9). Binatang-binatang sering sebagai pembawa mikroorganisma patogen yang
menyebabkan penyakit yang ditularkan makanan. Simpanlah makanan pada kemasan
tertutup.
(10). Air bersih untuk persiapan makanan adalah sama pentingnya dengan air untuk
minum. Jika Anda kurang yakin terhadap keamanan sumber air di rumah Anda,
rebuslah air terlebih dahulu sebelum ditambahkan ke makanan atau sebelum dibuat
untuk es batu. Anda harus lebih berhati-hati terhadap air yang digunakan untuk
mempersiapkan makanan bayi.
☞Tips :
Pentingnya kebersihan makanan dan kebersihan perorangan dalam penyehatan
makanan
Keamanan pangan:
Jaminan bahwa makanan tidak akan mengakibatkan kerugian bagi konsumen ketika
disiapkan dan/atau dimakan
Higiene pangan
Semua kondisi dan cara yang diperlukan untuk menjamin keamanan dan daya terima
makanan pada setiap tahapan rantai makanan.
Rantai makanan
Penyakit yang disebabkan oleh konsumsi bahan pangan bisa diakibatkan oleh penangan
atau pencemaran yang terjadi pada setiap tahapan dalam proses produksi bahan pangan
dari tahap prapanen sampai pada makanan siap disajikan di meja makan. Oleh karena
itu untuk mencegah penyakit yang ditularkan melalui makanan, kita harus
meningkatkan higiene makanan pada tahapan rantai produksi.
Dalam kaitannya dengan implemntasi dari tiga komponen hukum dasar pangan
beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain:
Memantapkan standar-standar makanan
Adanya registrasi makanan
Pengawasan makanan impor
Pengawasan makanan ekspor
Adanya aktivitas peninjauan
Evaluasi laboratoris
Hukum dan sanksi
Harus secara jelas digambarkan kekuasaan, fungsi dan aktivitas dari pemerintah,
metode-metode untuk mendorong terlaksananya undang-undang dan adanya hukuman
bagi mereka yang melanggar hukum. Harus juga dijelaskan tanggung jawab dari
masing-masing sektor dan semua individu dan perusahaan-perusahaan yang terkait, dan
termasuk tindakan pencegahan untuk memastikan terciptanya keamanan pangan dan
perlindungan konsumen dan hal lain yang berhubungan dengan kesehatan, seperti
penggelapan.
Pendidikan
Pendidikan penting bagi penjamah makanan profesional (restaurant, katering, pedagang
makanan jalanan), domestik (rumah tangga) dan juga konsumen termasuk pelancong.
Studi epidemiologi diseluruh dunia mengindikasikan bahwa kebanyakan wabah
penyakit yang ditularkan melaui makanan terjadi akibat kesalahan penanganan makanan
atau kesalahan penyiapan. Meskipun jika makanan mentah telah terkontaminasi,
penjamah makanan yang memahami, kadang-kadang dapat menjadikannya aman
sehingga mencegah penyakit yang ditularkan melalui makanan.
Tugas industri
Industri harus melaksanakan praktek pertanian dan praktek produksi yang baik dan
higienis (GHP; good manufacturing parctices dan good hygienic practices (GHP), akan
dibahas lebih detail pada bab berikutnya), dan menerapkan program jaminan mutu,
seperti hazard analysis and critical control point (HACCP) (akan dibahas dibagian
berikutny). Juga harus dipastikan bahwa personal yang bertugas adalah berkualitas dan
sudah memperoleh pelatihan yang memadai. Terakhir, industri harus berpartisipasi
dalam memberikan informasi dan pendidikan terhadap konsumen dengan menyediakan
informasi tentang keamanan pangan yang relevan dan benar.
Tugas pemerintah
Tugas pemerintah adalah menyusun dan menegakkan undang-undang pangan.
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, undang-undang pangan dapat ditegakkan melalui
pelaksana program. Disamping itu pemerintah juga mempunyai tugas untuk memberi
masukan bagi industri dan perdagangan, dan mereka juga bertanggungjawab terhadap
pendidikan bagi pengolah makanan dan konsumen. Pengumpulan informasi dalam
berbagai aspek keamanan dari penyediaan makanan adalah salah satu fungsi pemerintah
yang penting. Terakhir, pemerintah harus menyediakan seluruh pelayanan kesehatan
sehubungan dengan keamanan pangan termasuk penyediaan sumber air yang aman.
P K
P: Pemerintah
I: Industri
K: Konsumen