Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK

Semester Gasal 2020/2021

PENGUKURAN KONDUKTIVITAS LARUTAN

Disusun Oleh

Febri Chatarina Sianipar (31S19009)


Kelompok : 1
Asisten : Herti Hutapea S.T
Dikumpulkan : 21 Desember 2020

LABORATORIUM KIMIA FISIK


FAKULTAS BIOTEKNOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI DEL
2020

1
I. Tujuan
Penentuan derajat ionisasi dan tetapan ionisasi dari asam lemah dan basa lemah

II. Dasar Teori


Berdasarkan daya hantar listriknya(daya ionisasi),larutan dibedakan menjadi dua
jenis,yaitu larutan elektrolit dan non-elektrolit.Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik.Larutan elektrolit dibedakan atas elektrolit kuat dan elektrolit
lemah.Elektrolit kuat adalah larutan yang memiliki kemampuan daya hantar listrik yang
kuat karena zat terlarutnya di dalam pelarut seluruhnya berubah menjadi ion-ion(α =
1),seperti asam kuat dan basa kuat.Elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar
listriknya lemah dengan harga ionisasinya sebesar 0<x<1,seperti asam lemah,basa lemah
dan garam yang sukar larut.
Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik,karena
zat terlarutnya di dalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion-ion(tidak mengion),seperti
larutan urea,larutan sukrosa,larutan glukosa,dan larutan alcohol.
Konduktivitas adalah kemampuan suatu larutan dalam menghantarkan arus
listrik.Konduktivitas digunakan untuk ukuran larutan elektrolit.Konsentrasi elektrolit
sangat menentukan besarnya konduktivitas.Daya hantar suatu larutan tergantung dari
jumlah ion yang ada,dan kecepatan dari ion-ion pada beda potensial antara kedua
elektroda.
Factor-faktor yang mempengaruhi kecepatan ion adalah :
a. Berat dan muatan ion
b. Adanya hidrasi
c. Orientasi atmosfer pelarut
d. Gaya tarik antar ion
e. Temperature
f. Viskositas
Jika larutan diencerkan maka untuk larutan elektrolit lemah α nya semakin besar dan
untuk elektrolit kuat gaya tarik antar ionnya semakin kecil.Pada pengenceran tak
terhingga,daya hantar ekivalent hanya tergantung pada daya ionnya.
Masing-masing ion memiliki daya hantar ekivalent yang tergantung pada :
2
a. Jumlah ion yang ada
b. Kecepatan ion pada beda potensial antara kedua elektroda yang ada
Jumlah ion yang tergantung dari jenis elektrolit(kuat atau lemah) dan
konsentrasi,selanjutnya pengenceran baik untuk elektrolit lemah atau kuat
memperbesar daya hantar dan mencapai harga maksimum pada pengenceran tak
terhingga[ CITATION Suk97 \l 1033 ].
Aliran listrik dalam suatu elektrolit akan memenuhi hukum ohm yang menyatakan
bahwa besarnya arus listrik (I ampere) yang mengalir melalui suatu larutan sama
dengan perbedaan potensial(volt) dibagi dengan hambatan(R),secara sistematis :
V
I=
R
Tahanan (hambatan) suatu larutan tergantung pada dimensi larutan lainnya
berdasarkan rumus :
ρ
R= P
A
Konduktivitas spesifik atau konduktivitas (K) :
1
K=
ρ
Dengan demikian rumus konduktivitas dapat ditulis :
V ρ
R …(1) R= P …(2)
I A
V ρ
= P
I A
V.A 1
Ρ= K=
I .l ρ
1
I .l
k = V .A k=
V.A
I .l
I I
Jadi, K = × = konsentrasi × atau tetapan sel K[ CITATION Pur06 \l 1033 ]
V A
Keterangan :
l = panjang
A = luas penampang melintang
K = konduktivitas
3
ρ = massa jenis
daya hantar listrik suatu larutan tergantung dari :
1. Jumlah ion yang ada,artinya jumlah ion yang ada tergantung dari
elektrolit(kuat atau lemah) dan konsentrasi.Pengenceran untuk elektroda
memperbesar daya hantar dan mencapai harga maksimal pada pemgenceran
tak terhingga.
2. Kecepatan dari ion pada beda potensial antara kedua elektroda [ CITATION
Ton87 \l 1033 ]

4
III. Alat dan Bahan
III.1. Alat

Alat Kuantitas
Tabung reaksi 10
Labu ukur 50 ml 1
Pipet volumetric 1
Konduktometer
Pipet Pasteur 1
Gelas kimia 1
Thermometer
Botol semprot

III.2. Bahan

Bahan Kuantitas
Konduktometer standart
HI7030(128800 S/dm)
O,4 M C H 3COOH 100 ml
0,4 M N H 4 OH 100 ml
Air destilat
Air ledeng

IV. Cara Kerja


5
IV.1. Standarisasi Konduktometer
a. Dimasukkan air ledeng pada gelas kimia 100 ml yang juga berisi thermometer
b. Dituangkan larutan standar HI7030 pada sebuah tabung reaksi kemudian elektroda
konduktometer dimasukkan pada tabung reaksi ini
c. Dimasukkan pada gelas kimia 100 ml tabung reaksi yang berisi air
ledeng.Permukaan air ledeng tersebut berada di atas permukaan larutan standart
d. Ditunggu beberapa saat hingga temperature air destilat dan tabung reaksi beserta
isinya saling berkeseimbangan di atas permukaan larutan standart
e. Dilakukan tiga kali kalibrasi alat dan hasil kalibrasi dicatat dengan cara
mengeluarkan probe konduktometer, membilasnya dengan air destilat,
mengeringkannya dan mencelupkannya kembali kedalam tabung reaksi
f. Setelah selesai,bersihkan tabung reaksi yang dipakai untuk dipergunakan pada
pembuatan larutan standard.

IV.2. Pembuatan Larutan Standart


a. Larutan N H 4 OH diambil sebanyak 50 ml,25 ml dituang ke dalam tabung reaksi
b. Dilakukan pengenceran 25 ml N H 4 OH 0,4 M yang lain,dengan cara larutan N H 4
OH 0,4 M sebanyak 25 ml tersebut dicampur dengan 25 ml akuades dalam labu
ukur
c. Sebanyak 25 ml larutan N H 4 OH 0,2 M diambil dan dituangkan ke dalam tabung
reaksi lain
d. Dilakukan pengenceran dengan cara yang sama,hingga memperoleh larutan N H 4
OH dengan variasi konsentrasi : 0,4 M ; 0,2 M ; 0,1 M ; 0,05 M ; 0,025M ; 0,125
M
e. Dilakukan prosedur yang sama untuk larutan C H 3COOH 0,4 M

IV.3. Pengukuran Daya Hantar Berbagai Larutann Elektrolit


6
a. Probe elektroda konuktometer dicelupkan ke dalam larutan standart
b. Sebelum digunakan,dipastikan elektroda konduktometer telah bersih dan
kering sehingga siap untuk digunakan
c. Dilakukan pengukuran dengan dimulai dari larutan standart yang memiliki
konsentrasi dari yang terkecil
d. Pengukuran dilakukan triplo

V. Data Pengamatan
7
V.1. Data Pengamatan C H 3COOH

C 1 2 3 Rata- 1/  rata- C*  Standard


rata  rata rata- deviasi 
rata
0,0125 1,28 × 1,296 × 1,312 × 1,296 771,6049 1,62 ×
M 10−3
10−3 10 −3
×10−3 10−2
S.m²/mo
l S.m²/mol

0,025 M 0,88 0,884 0,9 1,296 1126,1261 2,22 ×


×10−3 ×10−3 ×10−3 ×10−3 10−2
0,05 M 0,562 0,566 0,568 0,5653 1768,9722 2,82 ×
×10−3 ×10−3 ×10−3 ×10−3 10−2
0,1 M 0,331 0,332 0,333 0,332 3012,0481 3,2 ×
×10−3 ×10−3 ×10−3 ×10−3 10−2
0,2 M 0,272 0,2725 0,2735 0,2726 3668,3785 5,45 ×
×10−3 ×10−3 ×10−3 ×10−3 10−2
0,4 M 0,1842 0,1847 0,1852 0,1847 5414,1851 7,38 ×
×10−3 ×10−3 ×10−3 ×10−3 10−2

1/ C*
771,6049 1,62 ×10−2
1126,1261 2,22 ×10−2
1768,9722 2,82 ×10−2
3012,0481 3,2 ×10−2
3668,3785 5,45 ×10−2
5414,1851 7,38 ×10−2

8
Grafik konduktivitas CH3COOH
0.08
0.07
f(x) = 0 x + 0.01
0.06 R² = 0.94
Grafik konduktivitas
0.05 CH3COOH
Linear (Grafik
0.04 konduktivitas CH3COOH)
0.03
0.02
0.01
0
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000

V.2. Data Pengamatan N H 4 OH

C 1 2 3 Rata- 1/  rata- C*  Standard


rata  rata rata-rata deviasi 
0,0125 1,784 1,792 1,8 1,792 558,0357 2,24 ×
M ×10−3 ×10−3 ×10−3 ×10−3 10−2
0,025 M 1,112 1,120 1,124 1,118 894,4543 2,79 ×
×10−3 ×10−3 ×10−3 ×10−3 10−2
0,05 M 0,728 0,742 0,746 0,7386 1353,912 3,69 ×
×10−3 ×10−3 ×10−3 ×10−3 8 10−2
9
0,1 M 0,471 0,490 0,498 0,4863 2056,343 4,86
×10−3 ×10−3 ×10−3 ×10−3 8 ×10−2
0,2 M 0,392 0,3925 0,3955 0,393 2544,529 7,86
×10−3 ×10−3 ×10−3 ×10−3 2 ×10−2
0,4 M 0,3132 0,3237 0,325 0,320 3125 12,5
×10−3 ×10−3 ×10−3 ×10−3 ×10−2

1/ C*
558,0357 2,24 ×10−2
894,4543 2,79 ×10−2
1353,9128 3,69 ×10−2
2056,3438 4,86 ×10−2
2544,5292 7,86 ×10−2
3125 12,5 ×10−2

10
Grafik Konduktivitas NH4OH
0.14

0.12

0.1 f(x) = 0 x − 0.01 Grafik Konduktivitas


R² = 0.89 NH4OH
0.08 Linear (Grafik
Konduktivitas NH4OH)
0.06

0.04

0.02

0
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500

VI. Perhitungan
s
 K=
cm
s
= −2
10 m
= 10−4 S/m
 C = mol/liter
mol
=
10−3 m³
= 103 mol/m ³
11
k 10−4 S /m
 = = 3
c 10 mol /m ³
= 10−7 S.m²/mol

- Penentuan Hantaran Ekivalen C H 3COOH


a. [C H 3COOH] = 0,0125 M
k1
1. ❑1 =
c

❑1 = 160 ×10−4 S /m
0,0125× 103 mol/m ³
❑1 = 1,28 × 10−3 S.m²/mol
k2
2. ❑2 =
c

❑2 = 162 ×10−4 S /m
0,0125× 103 mol/m ³
❑2 = 1,296 × 10−3 S.m²/mol
k3
3. ❑3 =
c

❑3 = 164 ×10−4 S/m


0,0125× 103 mol/m ³
❑3 = 1,312 × 10−3 S.m²/mol

m2 m2
1,28× 10−3 S . +1,296 ×10−3 S . +1,312 ×10−3 S . m² /mol
= mol mol
3
 =1,296 ×10−3 S . m² /mol

1
1/  rata-rata = −3
1,296× 10 S .m ²/mol
= 771,6049 mol/S . m²
C*  rata-rata = 0,0125 M × (1,296 ×10−3 S . m² /mol)
= (0,0125 × 103 mol/m ³) × (1,296 ×10−3 S . m² /mol)
= 1,62 10−2 s/m

12
b. [C H 3COOH] = 0,025 M
k1
1. ❑1 =
c

❑1 = 220 ×10−4 S /m
0,025× 103 mol/m ³
❑1 = 0,88 ×10−3S.m²/mol
k2
2. ❑2 =
c

❑2 = 221 ×10−4 S /m
0,025× 103 mol/m ³
❑2 = 0,884 ×10−3 S.m²/mol
k3
3. ❑3 =
c

❑3 = 225 ×10−4 S /m
0,025× 103 mol/m ³
❑3 = 0,9 ×10−3 S.m²/mol

m2 m2
0,88 ×10−3 S . +0,884 × 10−3 S . +0,9 ×10−3 S . m² /mol
= mol mol
3
 =0,888 ×10−3 S . m² /mol

1
1/  rata-rata = −3
0,888× 10 S .m ²/mol
= 1126,1261 mol/S . m²

C*  rata-rata = 0,025 M × (0,888×10−3 S . m² /mol)


= (0,025 × 103 mol/m ³) × (0,888 ×10−3 S . m² /mol)
= 2,22 10−2 s/m
c. [C H 3COOH] = 0,05 M
k1
1. ❑1 =
c

13
−4
❑1 = 281 ×103 S /m
0,05× 10 mol/m ³

❑1 = 0,562 ×10−3S.m²/mol

k2
2. ❑2 =
c
−4
❑2 = 283 ×103 S /m
0,05× 10 mol/m ³
❑2 = 0,566 ×10−3 S.m²/mol
k3
3. ❑3 =
c
−4
❑3 = 284 × 103 S/m
0,05× 10 mol/m ³
❑3 = 0,568 ×10−3 S.m²/mol

−3 m2 −3 m2
0,562× 10 S . +0,566 ×10 S . + 0,568× 10−3 S . m ²/mol
= mol mol
3
 = 0,5653 ×10−3 S . m² /mol

1
1/  rata-rata =
0,5653× 10−3 S .m ²/ mol
= 1768,9722 mol/S . m²

C*  rata-rata = 0,05 M × (0,5653×10−3 S . m² /mol)


= (0,025 × 103 mol/m ³) × (0,888 ×10−3 S . m² /mol )
= 2,8265 10−2 s/m
d. [C H 3COOH] = 0,1 M
k1
1. ❑1 =
c
−4
❑1 = 331 ×103
S /m
0,1× 10 mol/m ³

14
❑1 = 0,331 ×10−3S.m²/mol

k2
2. ❑2 =
c
−4
❑2 = 332 ×103
S /m
0,1× 10 mol/m ³
❑2 = 0,332 ×10−3 S.m²/mol

k3
3. ❑3 =
c
−4
❑3 = 333 ×103
S /m
0,1× 10 mol/m ³
❑3 = 0,333 ×10−3 S.m²/mol

m2 m2
0,331× 10−3 S . +0,332× 10−3 S . +0,333 ×10−3 S . m² /mol
= mol mol
3
 = 0,332 ×10−3 S . m² /mol

1
1/  rata-rata = −3
0,332× 10 S . m ²/mol
= 3012,0481 mol/S . m²

C*  rata-rata = 0,1 M × (0,332×10−3 S . m² /mol)


= (0,1 × 103 mol/m ³) × (0,332 ×10−3 S . m² /mol)
= 3,2 10−2 s/m
e. [C H 3COOH] = 0,2 M
k1
1. ❑1 =
c
−4
❑1 = 544 ×103
S /m
0,2× 10 mol/m ³

❑1 = 0,272 ×10−3S.m²/mol

15
k2
2. ❑2 =
c
−4
❑2 = 545 ×103
S /m
0,2× 10 mol/m ³
❑2 = 0,2725 ×10−3 S.m²/mol
k3
3. ❑3 =
c
−4
❑3 = 547 ×103
S /m
0,2× 10 mol/m ³
❑3 = 0,2735 ×10−3 S.m²/mol

−3 m2 −3 m2
0,272× 10 S . +0,2725 ×10 S . +0,2735 ×10−3 S . m² /mol
= mol mol
3
 = 0,2726 ×10−3 S . m² /mol

1
1/  rata-rata =
0,2726 ×10−3 S . m² /mol
= 3668,3785 mol/S . m²

C*  rata-rata = 0,2 M × (0,2726×10−3 S . m² /mol)


= (0,2 × 103 mol/m ³) × (0,2726 ×10−3 S . m² /mol)
= 5,452 10−2 s/m
f. [C H 3COOH] = 0,4 M
k1
1. ❑1 =
c
−4
❑1 = 737 × 10
3
S/m
0,4 ×10 mol /m³

❑1 = 0,1842 ×10−3S.m²/mol

k2
2. ❑2 =
c

16
−4
❑2 = 739 ×103
S /m
0,4 ×10 mol /m³
❑2 = 0,1847 ×10−3 S.m²/mol
k3
3. ❑3 =
c
−4
❑3 = 741×103
S /m
0,4 ×10 mol /m³
❑3 = 0,1852 ×10−3 S.m²/mol

m2 m2
0,1842× 10−3 S . +0,1847 ×10−3 S . +0,1852 ×10−3 S . m² /mol
= mol mol
3
 = 0,1847 ×10−3 S . m² /mol

1
1/  rata-rata =
0,1847 ×10−3 S . m² /mol
= 5414,1851 mol/S . m²

C*  rata-rata = 0,4 M × (0,2726×10−3 S . m² /mol)


= (0,4 × 103 mol/m ³) × (0,1847 ×10−3 S . m² /mol)
= 7,388 10−2 s/m

- Penentuan Hantaran Ekivalen N H 4 OH


a. [N H 4 OH] = 0,0125 M
k1
1. ❑1 =
c

❑1 = 223 ×10−4 S /m
0,0125× 103 mol/m ³

❑1 = 1,784 ×10−3S.m²/mol

k2
2. ❑2 =
c

17
❑2 = 224 × 10−4 S/m
0,0125× 103 mol/m ³
❑2 = 1,792 ×10−3 S.m²/mol
k3
3. ❑3 =
c

❑3 = 225 ×10−4 S /m
0,0125× 103 mol/m ³
❑3 = 1,8 ×10−3 S.m²/mol

m2 m2
1,784 ×10−3 S . +1,792 ×10−3 S . +1,8 ×10−3 S . m² /mol
= mol mol
3
 = 1,792×10−3 S . m² /mol

1
1/  rata-rata = −3
1,792×10 S . m ²/mol
= 558,0357 mol/S . m²

C*  rata-rata = 0,0125 M × (1,792×10−3 S . m² /mol)


= (0,0125 × 103 mol/m ³) × (1,792 ×10−3 S . m² /mol)
= 2,24 10−2 s/m
b. N H 4 OH] = 0,025 M
k1
1. ❑1 =
c

❑1 = 278 ×10−4 S /m
0,025× 103 mol/m ³

❑1 = 1,112 ×10−3S.m²/mol

k2
2. ❑2 =
c

❑2 = 280 ×10−4 S /m
0,025× 103 mol/m ³

18
❑2 = 1,120 ×10−3 S.m²/mol
k3
3. ❑3 =
c

❑3 = 281 ×10−4 S /m
0,025× 103 mol/m ³
❑3 = 1,124 ×10−3 S.m²/mol

m2−3 −3 m2
1,112× 10 S . +1,120 ×10 S . +1,124 × 10−3 S . m ²/mol
= mol mol
3
 = 1,118 ×10−3 S . m² /mol

1
1/  rata-rata = −3
1,118 ×10 S . m² /mol
= 894,4543 mol/S . m²

C*  rata-rata = 0,025 M × (1,118×10−3 S . m² /mol)


= (0,025 × 103 mol/m ³) × (1,118 ×10−3 S . m² /mol)
= 2,795 10−2 s/m
c. N H 4 OH] = 0,05 M
k1
1. ❑1 =
c
−4
❑1 = 364 × 103 S/m
0,05× 10 mol/m ³

❑1 = 0,728 ×10−3S.m²/mol

k2
2. ❑2 =
c
−4
❑2 = 371 ×103 S /m
0,05× 10 mol/m ³
❑2 = 0,742 ×10−3 S.m²/mol

19
k3
3. ❑3 =
c
−4
❑3 = 373 ×103 S /m
0,05× 10 mol/m ³
❑3 = 0,746 ×10−3 S.m²/mol

m2 m2
0,728× 10−3 S . +0,742 ×10−3 S . +0,746 × 10−3 S . m ²/mol
= mol mol
3
 = 0,7386 ×10−3 S . m² /mol

1
1/  rata-rata =
0,7386 ×10−3 S . m² /mol
= 1353,9128 mol/S . m²

C*  rata-rata = 0,05 M × (0,7386×10−3 S . m² /mol)


= (0,05 × 103 mol/m ³) × (0,7386 ×10−3 S . m² /mol )
= 3,693 10−2 s/m
d. N H 4 OH] = 0,1 M
k1
1. ❑1 =
c
−4
❑1 = 471 ×103
S /m
0,1× 10 mol/m ³

❑1 = 0,471 ×10−3S.m²/mol

k2
2. ❑2 =
c
−4
❑2 = 490 ×103
S /m
0,1× 10 mol/m ³
❑2 = 0,490 ×10−3 S.m²/mol
k3
3. ❑3 =
c

20
−4
❑3 = 498 ×103
S /m
0,1× 10 mol/m ³
❑3 = 0,498 ×10−3 S.m²/mol

m2 m2
0,471× 10−3 S . +0,490 ×10−3 S . +0,498 ×10−3 S . m ²/mol
= mol mol
3
 = 0,4863 ×10−3 S . m² /mol

1
1/  rata-rata =
0,4863× 10−3 S .m ²/ mol
= 2056,3438 mol/S . m²

C*  rata-rata = 0,1 M × (0,4863×10−3 S . m² /mol)


= (0,1 × 103 mol/m ³) × (0,4863 ×10−3 S . m² /mol)
= 4,863 10−2 s/m
e. N H 4 OH] = 0,2 M
k1
1. ❑1 =
c
−4
❑1 = 784 ×103
S /m
0,2× 10 mol/m ³

❑1 = 0,392 ×10−3S.m²/mol

k2
2. ❑2 =
c
−4
❑2 = 785 ×103
S /m
0,2× 10 mol/m ³
❑2 = 0,3925 ×10−3 S.m²/mol
k3
3. ❑3 =
c
−4
❑3 = 791 ×103
S /m
0,2× 10 mol/m ³

21
❑3 = 0,3955 ×10−3 S.m²/mol

m2 m2
0,392× 10−3 S . +0,3925 ×10−3 S . +0,3955 ×10−3 S . m² /mol
= mol mol
3
 = 0,393 ×10−3 S . m² /mol

1
1/  rata-rata = −3
0,393× 10 S .m ²/mol
= 2544,5292 mol/S . m²
C*  rata-rata = 0,2 M × (0,393×10−3 S . m² /mol)
= (0,2 × 103 mol/m ³) × (0,393 ×10−3 S . m² /mol)
= 7,86 10−2 s/m
f. N H 4 OH] = 0,4 M
k1
1. ❑1 =
c
−4
❑1 = 1253 ×10
3
S/m
0,4 ×10 mol /m³

❑1 = 0,3132 ×10−3S.m²/mol

k2
2. ❑2 =
c
−4
❑2 = 1295 ×10
3
S/m
0,4 ×10 mol /m³
❑2 = 0,3237 ×10−3 S.m²/mol
k3
3. ❑3 =
c
−4
❑3 = 1300 ×10
3
S/m
0,4 ×10 mol /m³
❑3 = 0,325 ×10−3 S.m²/mol

22
m2
−3 −3 m2
0,3132× 10 S . +0,3237 ×10 S . +0,325 × 10−3 S . m ²/mol
= mol mol
3
 = 0,320 ×10−3 S . m² /mol

1
1/  rata-rata = −3
0,320× 10 S .m ²/mol
= 3125 mol/S . m²

C*  rata-rata = 0,4 M × (0,3125×10−3 S . m² /mol)


= (0,4 × 103 mol/m ³) × (0,3125 ×10−3 S . m² /mol)
= 12,5 10−2 s/m

1. Penentuan Ketetapan Ionisasi dan Derajat Ionisasi


1.1. Asam Asetat (C H 3COOH)
y = 1E-05x + 0.0059
1 1 1
= 2 .C +
❑ kb .❑0 ❑ 0

Untuk mendapatkan nilai y,maka plot x = 0,sehingga :


Y = 0,0059
1
Y = 0,0059 =

1
= = 169,491 s.m²/mol
0,0059
Maka hantaran ekivalen adalah 1,6789 s.m²/mol
1
❑0 = c = 0,0059
❑0 = 169,491 s.m²/mol
1
=m
kb .❑20

23
1
= 1E-05
kb .❑20
1
= 1E-05
kb .(169,491)²
1
Kb =
0,2872
Kb = 3,4810 mol²/s².m 4 nilai Kb C H 3COOH
 [C H 3COOH] = 0,0125 M
❑ 1,296× 10−3 S .m ²/mol
α=❑ =
0 169,491 S . m ²/mol
α = 7,64 × 10−6
 [C H 3COOH] = 0,025 M
❑ 0,888× 10−3 S .m ²/mol
α=❑ =
0 169,491 S . m ²/ mol
α = 5,23 × 10−6
 [C H 3COOH] = 0,05 M
❑ 0,5653× 10−3 S .m ²/ mol
α=❑ =
0 169,491 S . m ²/mol
α = 3,33 × 10−6

 [C H 3COOH] = 0,1 M
❑ 0,332× 10−3 S . m ²/mol
α=❑ =
0 169,491 S . m² /mol
α = 1,95 × 10−6
 [C H 3COOH] = 0,2 M
❑ 0,2726 ×10−3 S . m² /mol
α=❑ =
0 169,491 S . m ²/mol
α = 1,60 × 10−6
 [C H 3COOH] = 0,4 M
❑ 0,1847 ×10−3 S . m² /mol
α=❑ =
0 169,491 S . m ²/mol
α = 1,08 × 10−6

24
1.2. Amonium Hidroksida (N H 4 OH)
Y = 4E-05x – 0,0084
1 1 1
= .C + ❑
❑ kb .❑20 0

Untuk mendapatkan nilai y,maka plot x = 0,sehingga :


1
Y = 0,0084 =

1
= = 119,0476 s.m²/mol
0,0084
Maka hantaran ekivalen adalah 1,1963 s.m²/mol
1
❑0 = 0,0084
❑0 = 119,0476 s.m²/mol
1
=m
kb .❑20
1
= 4E-05
kb .❑20
1
= 4E-05
kb .(119.0476)²
1
Kb =
0,5668932
Kb = 1,7640006 mol²/s²m 4 nilai Kb N H 4 OH
 [N H 4 OH] = 0,0125 M
❑ 1,792×10−3 S . m ²/mol
α=❑ =
0 119,0476 S . m² /mol
α = 1,50 × 10−5
 [N H 4 OH] = 0,025 M
❑ 1,118 ×10−3 S . m² /mol
α=❑ =
0 119,0476 S . m² /mol
α = 9,39 × 10−6
 [N H 4 OH] = 0,05 M

25
❑ 0,7386 ×10−3 S . m² /mol
α=❑ =
0 119,0476 S . m ²/mol
α = 6,20 × 10−6
 [N H 4 OH] = 0,1 M
❑ 0,4863× 10−3 S .m ²/ mol
α=❑ =
0 119,0476 S . m² /mol
α = 64,08 × 10−6
 [N H 4 OH] = 0,2 M
❑ 0,393× 10−3 S .m ²/mol
α=❑ =
0 119,0476 S . m² /mol
α = 3,30 × 10−6
 [N H 4 OH] = 0,4 M
❑ 0,320× 10−3 S .m ²/mol
α=❑ =
0 119,0476 S . m² /mol
α = 2,68 × 10−6

VII. Pembahasan

26
VIII. Kesimpulan

IX. Pertanyaan
1. Coba terangkan cara kerja konduktometer

27
Jawab : cara kerja konduktometer adalah bagian konduktometer atau yang
dicelupkan dalam larutan akan menerima ransang sari suatu ion-ion yang
menyentuh permukaan konduktor,lalu hasilnya akan diproses dan dilanjutkan pada
outputnya yakni berupa angka.Semakin banyak konsentrasi suatu misel dalam
larutan maka semakin besar nilai daya hantarnya karena semakin banyak ion-ion
dari larutan yang menyentuh konduktor dan semakin tinggi suhu suatu larutan
maka semakin besar nilai daya hantarnya,hal ini karena saat suatu partikel berada
pada lingkungan yang suhunya semakin bertambah maka partikel tersebut secara
tidak lansung akan mendapat tambahan energy dari luar dan dari sinilah energy
kinetic yang dimiliki suatu partikel semakin tinggi(gerakan molekul semakin
cepat) sehingga semakin sering suatu konduktor menerima sentuhan dari ion-ion
larutan.
2. Coba sebutkan dan jelaskan aplikasi konduktometer pada bidang lingkungan atau
industry atau kesehatan
Jawab :
a. Penggunaan konduktometer di bidang industry,yaitu :
- untuk mengukur daya hantar larutan zat elektrolit baik secara lansung
seperti pengukuran daya hantar larutan sampel air atau air limbah,sampel
makanan atau minuman atau obat-obatan atau digunakan di laboratorium
pada proses titrasi netralisasi,titrasi pengendapan bahkan dapat juga
digunakan untuk menentukan kelarutan dan hasil kali kelarutan(ksp) suatu
larutan elektrolit yang sulit larut.
- Pemisahan zat-zat logam yang berbahaya yang ada dalam air
b. Bidang kesehatan ,yaitu Konduktometer juga digunakan dalam menganalisa
enzim dalam bidang kedokteran/klinis konduktometer digunakan untuk analisa
kandungan unsur atau senyawa dalam sampel air seni,cairan tubuh dan
sebagainya.

3. Produsen instrument Jenway memproduksi konduktivitimeter yang bisa digunakan


juga sebagai pH meter.Mengapa konduktivitas dan pH larutan bisa diukur
bersama-sama.Apakah alasannya?
28
Jawab : konduktivitas adalah kemampuan suatu larutan dalam menghantarkan arus
listrik.Jadi nilai konduktivitas menunjukkan konsentrasi ion dalam larutan.pH
menunjukkan derajat keasaman atau keberadaan konsentrasi ion yang spesifik ion
H +¿¿ dan OH−¿ ¿ saja.
Contoh :
Kita menghitung konduktivitas larutan garam dan gula.Pada garam nilai
konduktivitas akan meningkat karena garam akan terurai menjadi ion-
ionnya,namun pada gula tidak terjadi apa-apa.Gula tidak dapat terurai menjadi ion
di dalam air.Nilai konduktivitas keduanya berbeda.Dihitung pH-nya maka pH
larutan garam dan larutan gula bersifat netral(tidak melepaskan ion H +¿¿ dan O
H −¿ ¿ dalam air).Disini,terlihat nilai konduktivitas berubah tapi pH tidak
berubah.Jadi,tidak ada hubungan lansung antara konduktivitas dan pH jadi dapat
digunakan untuk mengatur bersama-sama

X. Daftar Pustaka

Mortimer, C. (1998). Introduction to chemistry. New york: Van Nostrand Company.

29
Brensick, S. (2002). Intisari Kimia Umum diterjemahkan oleh Lies Wibisono. Jakarta:
Hipokrates.

Sukardjo. (1997). Kimia Fisika. Jakarta: Bina Aksara.

Rosenberg, J. (1996). Theory and Problems of College Chemistry Sixth Edition. London: Metric
Edition.

30

Anda mungkin juga menyukai