Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS AGREGAT

PASANGAN USIA SUBUR

KELOMPOK VI
ARDIANTO
MEGAWATI
NUR AFNI OKTAVIANA
PUTRI DELVIANI
PUTRI WULANSARI
RASIDAH

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIkes PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2019
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga berencana merupakan salah satu cara untuk menekan angka
kelahiran, sehingga dapat menurunkan AKI dan AKB. Penggunaan alat
kontrasepsi sangat berperan penting untuk mengontrol angka kelahiran. Selain
itu, masyarakat harus mengetahui tentang macam-macam alat kontrasepsi
yang dapat digunakan agar memberikan efek yang sesuai dengan yang
diinginkan. Setiap wanita harus memikirkan kesehatannya apakah dia
merencanakan kehamilan. Salah satu alasannya adalah bahwa sekitar setengah
dari seluruh kehamilan yang tidak direncanakan. Kehamilan yang tidak
direncanakan beresiko lebih besar dari kelahiran prematur dan berat lahir
rendah bayi. Alasan lain adalah bahwa, meskipun kemajuan penting dalam
perawatan kedokteran dan kehamilan, sekitar 1 dari 8 bayi lahir terlalu dini.
Kesehatan ibu dan anak merupakan harapan masa depan bagi semua orang.
Dari dahulu hingga sekarang ini masalah kesehatan ibu dan anak masih
kurang diperhatikan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor penentu, situasi,
dan kondisinya. Masalah kesehatan ibu dan anak merupakan masalah yang
perlu perhatian lebih karena masalah itu merupakan masalah yang
mempengaruhi generasi muda yang akan terbentuk.
Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam
meningkatkan pelayanan kesehatan. Keberhasilan sistem pelayanan kesehatan
tergantung dari berbagai komponen yang masuk dalam pelayanan kesehatan
diantara perawat, dokter, atau tim kesehatan lain yang satu dengan yang lain
saling menunjang. Sistem ini akan memberikan kualitas pelayanan kesehatan
yang efektif dengan melihat nilai-nilai yang ada dimasyarakat. Dalam
pelayanan keperawatan yang merupakan bagian penting dalam pelayanan
kesehatan, para perawat, para perawat diharapkan juga dapat memberikan
pelayanan secara berkualitas.
B. Rumusan Masalah.
Bagaimana asuhan keperawatan komunitas agregat pada pasangan usia subur?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum.
a. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasangan usia subur.
2. Tujuan Khusus.
a. Mengetahui pengertian pasangan usia subur.
b. Mengetahui masalah yang dihadapi pasangan usia subur tentang
keluarga berencana.
c. Mengetahui masalah yang di hadapi pasangan usia subur tentang ibu
hamil beresiko.
d. Mengetahui masalah yang dihadapi pasangan usia subur tentang kista.
e. Mengetahui masalah yang dihadapi pasangan usia subur tentang
infertilitas.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pasangan Usia Subur.


Pasangan usia subur (PUS) yaitu berkisar antara usia 20-45 tahun,
dimana pasangan (laki-laki dan perempuan) sudah cukup matang dalam segala
hal terlebih organ reproduksinya sudah berfungsi dengan lebih baik. Pada
masa ini pasangan usia subur harus dapat menjaga dan memanfaatkan
kesehatan reproduksinya yaitu menekan angka kelahiran dengan metode
keluarga berencana, sehingga jumlah dan interval kehamilan dapat
diperhitungkan untuk meningkatkan kualitas reproduksi dan kualitas generasi
yang akan datang. Pasangan usia subur yang istrinya dibawah usia 20tahun
adalah suatu keadaan pasangan suami istri yang dapat menyebabkan resiko
tinggi bagi seorang ibu yang melahirkan dan anak yang dilahirkan.
B. Masalah yang di hadapi Pasangan Usia Subur.
1. Keluarga Berencana.
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu untuk
mendapatkan objek-objek tertentu, menghindari kehamilan yang tidak
diinginkan, mendapatkan kehamilan yang diinginkan, mengatur interval
kehamilan, menentukan jumlah anak dalam keluarga, mengontrol saat
kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri. Kontrasepsi adalah upaya
untuk mencegah terjadinya kehamilan, alat yang digunakan untuk menunda
kehamilan dan menjarangkan jarak kehamilan. Menurut WHO (dalam
Imbarwati, 2009), keluarga berencana adalah tindakan yang membantu
individu atau pasangan suami istri untuk:
a. Mendapatkan objek-objek tertentu.
b. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan.
c. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan.
d. Mengatur interval diantara kelahiran.
e. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami
istri.
f. Menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Tujuan menggunakan kontrasepsi adalah untuk menjarangkan
kelahiran, mengendalikan jumlah anak, dan untuk kesehatan reproduksi
wanita. Serta mencapai keluarga yang sejahtera. Menurut Imbarwati(2009)
kebijakan keluarga berencana bertujuan untuk mengendalikan pertumbuhan
penduduk melalui usaha penurunan tingkat kelahiran. Kebijakan KB ini
bersama-sama dengan usaha pembangunan yang lain selanjutnya akan
meningkatkan kesejahteraan keluarga. Syarat-Syarat Alat Kontrasepsi:
a. Aman untuk digunakan.
b. Dapat diandalkan.
c. Sederhana.
d. Murah.
e. Dapat diterima orang banyak.
f. Pemakaian jangka lama.
Cara kerja kontrasepsi bermacam-macam tetapi pada umumnya
mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi.
b. Melumpuhkan sperma.
c. Menghalangi sel telur dengan sperma.
d. Metode keluarga berencana.
Jenis-Jenis Keluarga Berencana Menurut Kusumaningrum (2009),
terdapat beberapa jenis kontrasepsi diantaranya:
1. Kontrasepsi Pil
Tablet yang mengandung hormon estrogen dan progesterone sintetik
disebut pil kombinasi dan hanya mengandung progesterone sintetik saja
disebut Mini Pil atau Pil Progestrin. Cara kerja:
a. Menekan ovulasi. Jika seorang wanita minum pil KB setiap hari maka
tidak akan terjadi ovulasi (tidak ada sel telur). Tanpa ovulasi tidak
akan terjadi kehamilan.
b. Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu.
c. Menganggu pertumbuhan endometrium, sehingga menyulitkan proses
implantasi.
d. Memperkental lender serviks (mencegah penetrasi sperma).
Macam-macam alat kontrasepsi yaitu:
2. Suntik.
Kontrasepsi suntikan adalah hormon yang diberikan secara
suntikan/injeksi untuk mencegah terjadinya kehamila. Adapun jenis suntikan
hormone ini ada yang terdiri atas 1 hormon,dan ada pula yang terdiri atas 2
hormon. Sebagai contoh yang terdiri dari 1 hormon adalah Depo Progestin,
Depo Geston dan Noristeat. Sedangkan yang terdiri dari atas 2 hormon adalah
Cyelofem dan Mesygna. Kb suntik sesuai wanita pada semua usia reproduksi
yang menginginkan kontrasepsi yang efektif, reversible, dan belum bersedia
untuk sterilisasi. Cara kerjanya yaitu: Depo provera disuntikkan setiap 3 bulan
sekali. Sedangkan noristerat setiap 2 bualn sekali. Wanita yang mendapat
suntikan Kb tidak mengalamo ovulasi .
a. Keuntungan
1. Merupakan metode yang yang telah dikenal oleh masyarakat
2. Dapat dipakai dalam waktu yang lama
3. Tidak mempengaruhi produksi air susu ibu
b. Baik untuk wanita yang:
1. Calon akseptor yang tinggal didaerah yang terpencil
2. Lebih suka di suntik daripada makan pil
3. Menginginkan metode yang efektif dan bisa dikembalikan lagi
4. Mungkin tidak ingin punya anak lagi
5. Tidak khawatir kalau tidak mendapat haid
c. Kotraindikasi
1. Hamil atau disangka hamil
2. Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui sebabnya.
3. Tumor/keganasan
4. Penyakit jantung, hati, darah tinggi, kencing manis,penyakit paru berat,
varices
d. Efek samping
Efek samping dari suntikan Cyclofem yang sering ditemukan adalah
mual, BB Bertambah, sakir kepala, pusing-pusing dan kadang-kadang gejala
tersebut hilang setelah beberapa bulan atau setelah suntikan dihentikan.
Sedangkan efek samping dari suntikan Depo Provera, Depo Progestin,, Depo
Gestron, dan Noristeat yang sering di jumpai adalah menstruasi tidak teratur,
masa menstruasi akan lebih lama, terjadi bercak perdarahan bukan mungkin
menjadi anemia pada beberapa klien.
3. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
AKDR atau spiral,Intra –Uterine Devices (IUD) adalah alat yang
dibuat dari polietilen dengan atau tanpa metal/steroid yang ditempatkan di
dalam rahim. Pemasangan ini dapat untuk 3-5 tahun dan dapat di lepaskan bila
berkeinginan untuk mempunyai anak.
AKDR ini bekerja dengan mencegah pertemuan sperma dengan sel telur.
Imbrawati (2009), menjelaskan cara kerja IUD sebagai berikut:
a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tubafalopi
b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum uteri
c. Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan membuat sperma masuk
kedalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma masuk
kedalam alat reproduksi perem[uan dan mengurangi sperma untuk
fertilisasi
d. Memungkinkan untuk mencegah implamasi telur dalam uterus
1. Keuntungan
a. Tidak terganggu faktor lupa
b. Metode jangan panjang (perlindungan sampai 10 tahun dengan
menggunakan tembaga T 380 A)
c. Mengurangi kunungan ke klinik
d. Lebih murah dari pil dalam jangka panjang
2. Baik untuk wanita yang:
a. Menginginkan kontrasepsi dengan tingkat efektivitas yang tinggi, dan
jangka panjang
b. Tidak ingin punya anak lagi atau ingin menjarangkan anak
c. Memberikan ASI
d. Berada dalam masa postpartum dan tidak memberikan ASI
e. Berada dalam masa aborsi
f. Tidak mempunyai resiko rendah terhadap PMS
g. Tidak dapat mengingat untuk minum sebutir pil setiap hari
h. Lebih menyukai untuk tidak dapat menggunakan metode hormonal
atau yang memang tidak boleh menggunakannya
i. Yang benar-benar membutuhkan alat kontrasepsi darurat
3. Kontraindikasi
a. Hamil atau diduga hamil
b. Infeksi leher rahi m atau rongga panggul, termasuk penderita penyakit
kelamin
c. Pernah menderita radang rongga panggul
d. Penderita perdarahan pervaginam yang abnormal
e. Riwayat kehamilan ektopik
f. Penderita kanker alat kelamin
4. Efek samping
Perdarahan dalam rahim selama minggu-minggu pertama setelah
pemasangan. Kadang-kadang ditemukan keputihan yang bertambah
banyak. Disamping itu pula saat berhubungan (Senggama terjadi
expulsi (IUD) bergeser dari posisi) sebagian atau seluruhnya.
4. Kondom Pria
Adalah sarung karet tipis yang dipakai oleh pria pada waktu
bersenggama. Efektivitas dari penggunaan kondom ini adalah: Dalam teori :
98% Dalam praktek: 85% tiap kali berhubungan. Efektif jika digunakan
benar tiap kali berhubungan. Namun efektivitasnya kurang jika dibandingkan
metode pil, AKDR, suntikan KB.
Keuntungan dan kerugian penggunaan komdom pria yaitu:
a. Dapat dipakai sendiri
b. Dapat mencegah penularan penyakit kelamin
c. Tidak mempengaruhi kegiatan menyusui
d. Dapat digunakan sebagai pendukung metode lain
e. Tidak mengganggu kesehatan
f. Tidak ada efek samping sistemik
g. Tersedia secara luas
h. Tidak perlu resep atau penilaian medis
i. Tidak mahal (Jangka pendek )
5. Kontrasepsi mantap (Kontap)
Adalah pemotongan /pengikatan kedua saluran telur wanita
(tubektomi) atau kedua saluran sperma laki-laki (vasektomi). Operasi
tubektomi ada beberapa macam anatara lain adalah kuldoskopik,kolpotomi,
posterior, laparoskopi, dan minilaparotomi. Cara yang sering dipakai di
indonesia adalah laparaskopi dan minilaparotomi.
Cara kerja serta keuntungan, kontraindikasi dan efek samping kontrasepsi
mantap yaitu:
a. Keuntungan:
1. Paling efektif
2. Mengakhiri kesuburan selamanya (keberhasilan pengambilan tidak bisa
dijamin)
3. Tidak perlu perawatan khusus
b. Baik untuk pasangan yang
1. Sudah yakin tidak punya anak lagi
2. Jika hamil akan membahayakan jiwanya
3. Ingin metode yang tidak mengganggu
c. Efek samping
Jarang, ringan, dan bersifat sementara misalnya bengkak, nyeri, dan
infeksi luka operasi. Pada vasektomi infeksi dan epididimis terjadi 1-2%
pasien pada tubektomi perdarahan, infeksi, kerusakan organ lain dan
komplikasi karena anastesi dapat terjadi.
2. Ibu Hamil Beresiko.
Kehamilan berisiko adalah kehamilan yang akan menyebabkan
terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar, baik terhadap ibu maupun
terhadap janin yang dikandungnya selama masa kehamilan, melahirkan
ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan persalinan dan nifas
normal (Haryati N., 2012).
Kehamilan risiko tinggi adalah suatu proses kehamilan yang
kehamilannya mempunyai risiko lebih tinggi dan lebih besar dari normal
umumnya kehamilan (baik itu bagi sang ibu maupun sang bayinya) dengan
adanya risiko terjadinya penyakit atau kematian sebelum atau pun sesudah
proses persalinanya kelak Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang
menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar baik
terhadap ibu maupun terhadap janin yang dikandungnya selama masa
kehamilan, persalinan, ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan
persalinan dan nifas normal.
A. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Hamil Risiko Tinggi
1. Tekanan darah tinggi lebih dari 140/90 mmHg
Perlu diketahui bahwa tekanan darah tinggi ada dua. Pertama, penderita
yang sudah mengidap hipertensi sebelum kehamilan terjadi. Kedua, penderita
hipertensi akibat kehamilan itu sendiri. Jadi mungkin saja sebelum kehamilan
tekanan darah ibu normal, lalu disaat kehamilan mendadak tinggi. Kondisi
inilah yang disebut preklamsia dan eklamsia. Preklamsia biasanya terjadi pada
kehamilan lebih dari 20 minggu dan harus segera ditangani agar tidak
meningkat menjadi eklamsia yang tidak saja berbahaya bagi ibu tapi juga
janin.
2. Kaki bengkak (Odema)
Biasanya pembengkakan terjadi pada tungkai bawah, yang disebabkan
penekanan rahim yang membesar seiring dengan bertambahnya usia
kehamilan. Hal ini tampak saat usia kehamilan semakin tua. Jika
pembengkakan juga terjadi pada tangan dan wajah., atau sakit kepala
kadangkala disertai kejang. Ini bisa membahayakan keselamatan ibu dan bayi
dalam kandungan. Untuk mengetahui apakah kaki mengalami pembengkakan
tekanlah kulit disekitar pergelangan kaki dengan ibu jari. Jika tempat yang
ditekan menjadi kempis dan tidak segera pulih berarti kaki tersebut bengkak.
3. Peningkatan berat badan lebih dari 5 kg atau kurang 4 kg
Penambahan berat badan yang normal hingga kehamilan berusia 6 bulan
adalah sekitar 1- 1,5 kg / bulan. Setelah memasuki kehamilan bulan 7
kenaikan bobot sebaiknya berkisar antara 0,5- 1/ bulan.
4. Pucat
Wajah pucat, kelopak dalam mata pucat, telapak tangan pucat, mudah
lelah, lemah, lesuh, kemungkinan ibu hamil menderita anemia (kurang darah).
Sebenarnya ibu hamil kekurangan hemoglobin pada sel darah merahnya pada
ibu hamil. anemia sering disebabkan kekurangan zat besi. Anemia kekurangan
zat besi mudah diatasi dengan pemberian tambahan pil zat besi (sulfas
ferosus) atau tablet penambah zat besi lainnya. Anemia dalam kehamilan
berakibat buruk pada kehamilan dan janin yang dikandung. Pasokan oksigen
janin kurang normal. Gangguan plasenta dan pendarahan pasca persalinan
juga sering terjadi pada ibu hamil yang anemia.
5. Tinggi badan kurang dari 145 cm
Wanita hamil yang mempunyai tinggi badan kurang dari 145 cm,
memiliki resiko tinggi mengalami persalinan secara premature, karena lebih
mungkin memiliki panggul yang sempit.
6. Perdarahan
Perdarahan adalah salah satu kejadian yang menakutkan selama
kehamilan. Perdarahan ini dapat bervariasi mulai dari jumlah yang sangat
kecil (bintik-bintik), sampai pendarahan hebat dengan gumpalan dan kram
perut. Perdarahan hamper 30 % terjadi pada kehamilan. Kondisi ini terjadi di
awal masa kehamilan (trimester pertama), tengah semester (trimester kedua)
atau bahkan pada masa kehamilan tua (trimester ketiga). Perdarahan pada
kehamilan merupakan keadaan yang tidak normal sehingga harus diwaspadai.
Ada beberapa penyebab perdarahan yang dialami oleh wanita hamil. Setiap
kasus muncul dalam fase tertentu. Ibu hamil yang mengalami perdarahan
perlu segera diperiksa untuk mengetahui penyebabnya agar bisa dilakukan
solusi medis yang tepat untuk menyelamatkan kehamilan. Adakalanya
kehamilan bisa diselamatkan, namum tidak jarang yang gagal. Pemeriksaan
yang dilakukan meliputi pemeriksaan kandungan disertai dengan pengajuan
beberapa pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan terjadinya
perdarahan. Bila perlu dilakukan pemeriksaan penunjang seperti
ultrasonographi (USG) dan pemeriksaan laboratorium.
7. Deman tinggi
Demam tinggi pada ibu hamil biasanya disebabkan karena infeksi atau
malaria. Demam tinggi biasanya membahayakan keselamatan jiwa ibu bisa
menyebabkan keguguran atau kelahiran (Nurhayati, N., 2012)
B. Tanda-Tanda Kehamilan Risiko Tinggi
1. Keguguran.
Keguguran dapat terjadi secara tidak disengaja. misalnya : karena terkejut,
cemas, stres. Tetapi ada juga keguguran yang sengaja dilakukan oleh tenaga
non profesional sehingga dapat menimbulkan akibat efek samping yang serius
seperti tingginya angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada
akhirnya dapat menimbulkan kemandulan.
2. Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelainan bawaan.
Prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi terutama
rahim yang belum siap dalam suatu proses kehamilan, berat badan lahir
rendah (BBLR) juga dipengaruhi oleh kurangnya gizi saat hamil dan juga
umur ibu yang belum 20 tahun. Cacat bawaan dipengaruhi oleh kurangnya
pengetahuan ibu tentang kehamilan, pengetahuan akan asupan gizi sangat
rendah, pemeriksaan kehamilan (ANC) yang kurang, keadaan psikologi ibu
kurang stabil. Selain itu cacat bawaan juga di sebabkan karena keturunan
(genetik) proses pengguguran sendiri yang gagal, seperti dengan minum obat-
obatan (gynecosit sytotec) atau dengan loncat-loncat dan memijat perutnya
sendiri. Pengetahuan ibu hamil akan gizi masih kurang, sehingga akan
berakibat kekurangan berbagai zat yang diperlukan saat pertumbuhan dengan
demikian akan mengakibatkan makin tingginya kelahiran prematur, berat
badan lahir rendah dan cacat bawaan.
3. Mudah terjadi infeksi.
Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stress
memudahkan terjadi infeksi saat hamil terlebih pada kala nifas.
4. Anemia kehamilan / kekurangan zat besi.
Penyebab anemia pada saat hamil disebabkan kurang pengetahuan akan
pentingnya gizi pada saat hamil karena pada saat hamil mayoritas seorang ibu
mengalami anemia. Tambahan zat besi dalam tubuh fungsinya untuk
meningkatkan jumlah sel darah merah, membentuk sel darah merah janin dan
plasenta. Lama kelamaan seorang yang kehilangan sel darah merah akan
menjadi anemis.
5. Keracunan Kehamilan (Gestosis).
Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia
makin meningkatkan terjadinya keracunan hamil dalam bentuk pre-eklampsia
atau eklampsia. Pre-eklampsia dan eklampsia memerlukan perhatian serius
karena dapat menyebabkan kematian.
6. Kematian ibu yang tinggi.
Kematian ibu pada saat melahirkan banyak disebabkan karena perdarahan
dan infeksi (Rochyati, P., 2011)
C. Penanganan / Penatalaksanaan Kehamilan Berisiko tinggi
1. Lebih banyak mengunjungi dokter dibandingkan dengan mereka yang tidak
memiliki risiko tinggi. Tekanan darah anda akan diperiksa secara teratur, dan
urin anda akan dites untuk melihat kandungan protein dalam urin (tanda
preeclampsia) dan infeksi pada saluran kencing.
2. Tes genetik mungkin dilakukan bila anda berusia diatas 35 tahun atau pernah
memiliki masalah genetik pada kehamilan sebelumnya. Dokter akan
meresepkan obat-obatan yang mungkin anda butuhkan, seperti obat diabetes,
asma, atau tekanan darah tinggi.
3. Kunjungi dokter secara rutin
4. Makan makanan sehat yang mengandung protein, susu dan produk olahannya,
buah-buahan, dan sayur-sayuran.
5. Minum obat-obatan, zat besi, atau vitamin yang diresepkan dokter. Jangan
minum obat-obatan yang dijual bebas tanpa resep dokter.
6. Minum asam folat setiap hari. Minum asam folat sebelum dan selama masa
awal kehamilan mengurangi kemungkinan anda melahirkan bayi dengan
gangguang saraf/otak maupun cacat bawaan lainnya.
7. Ikuti instruksi dokter anda dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
8. Berhenti merokok dan jauhkan diri dari asap rokok
9. Berhenti minum alkohol
10. Menjaga jarak dari orang-orang yang sedang terkena flu atau infeksi lainnya
(Wulandari, 2011)
D. Pencegahan Kehamilan Risiko Tinggi
Sebagian besar kematian ibu hamil dapat dicegah apabila mendapat
penanganan yang adekuat difasilitas kesehatan. Kehamilan dengan risiko tinggi dapat
dicegah bila gejalanya ditemukan sedini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan
pencegahan menurut Kusmiyati (2011), antara lain:
1. Sering memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur, minimal 4x
kunjungan selama masa kehamilan yaitu:
a. Satu kali kunjungan pada triwulan pertama (tiga bulan pertama).
b. Satu kali kunjungan pada triwulan kedua (antara bulan keempat
sampai bulan keenam).
c. Dua kali kunjungan pada triwulan ketiga (bulan ketujuh sampai
bulan kesembilan).
2. Imunisasi TT yaitu imunisasi anti tetanus 2 (dua) kali selama kehamilan
dengan jarak satu bulan, untuk mencegah penyakit tetanus pada bayi baru
lahir.
3. Bila ditemukan risiko tinggi, pemeriksaan kehamilan harus lebih sering dan
intensif
4. Makan makanan yang bergizi Asupan gizi seimbang pada ibu hamil dapat
meningkatkan kesehatan ibu dan menghindarinya dari penyakit- penyakit
yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi.
5. Menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan komplikasi pada ibu hamil:
a. Berdekatan dengan penderita penyakit menular.
b. Asap rokok dan jangan merokok.
c. Makanan dan minuman beralkohol.
d. Pekerjaan berat.
e. Penggunaan obat-obatan tanpa petunjuk dokter/bidan.
f. Pemijatan/urut perut selama hamil.
g. Berpantang makanan yang dibutuhkan pada ibu hamil.
h. Mengenal tanda-tanda kehamilan dengan risiko tinggi dan mewaspadai
penyakit apa saja pada ibu hamil.
i. Segera periksa bila ditemukan tanda-tanda kehamilan dengan risiko
tinggi. Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan di Polindes/bidan.
desa, Puskesmas/Puskesmas pembantu, rumah bersalin, rumah sakit
pemerintah atau swasta.
3. Kista
Kista adalah kantong yang berisi cairan seperti balon berisi air dan dapat
tumbuh dimana saja kista ovarium bermacam-macam jenisnya. Kista ovarium yang
berada didalam ovarium atau permukaan ovarium (indung telur) disebut juga kista
ovarium atau tumor ovarium. Kista ovarium sering terjadi pada wanita dimasa
reproduksinya. Sebagian besar kista ovarium terbentuk karena perubahan kadar
hormon yang terjadi selama siklus haid, produksi dan pelepasan sel telur dari ovarium
(Nayla, 2007). Kista ovarium adalah suatu kantong abnormal berisi cairan atau
setengah cair yang tumbuh dalam indung telur (ovarium) Kista ovarium biasanya
tidak bersifat kanker, tetapi walaupun kista tersebut berukuran kecil, diperlukan
perhatian lebih lanjut untuk memastikan bahwa kista tersebut tidak berupa kanker
(Setiati,2009). Kista ovarium disebut juga kista neoplastik merupakan jenis kista
ovarium yang mengarah pada penyakit neoplasma, yaitu penyakit yang mengarah
pada keganasan atau cenderung kearah tumor (Setiati, 2009). Jadi kista ovarium
adalah suatu kantong yang berisi cairan yang tumbuh didalam ovarium (indung telur).
Kista terbentuk karena perubahan kadar hormon selama siklus haid dan kista ovarium
tidak bersifat kanker. Tetapi kista ovarium mengarah pada keganasan atau cenderung
kearah tumor.
A. Faktor Penyebab Timbulnya Kista Ovarium
Penyebab timbulnya kista ovarium adalah terjadinya gangguan
pembentukan hormon pada hipotalamus, hipofise, atau indung telur itu
sendiri dan timbul dari folikel yang tidak berfungsi selama siklus menstruasi
(Setiati, 2009). Menurut Suwandy (2012), faktor penyebab timbulnya kista
ovarium yaitu:
1. Riwayat kista ovarium terdahulu.
2. Siklus haid tidak teratur.
3. Menstruasi di usia dini (11 tahun atau lebih muda).
4. Penderita hipotiroid.
5. Penderita kanker payudara yang pernah menjalani kemoterapi (tamoxifen).
B. Komplikasi Kista Ovarium
Menurut Wiknjosastro (2005), komplikasi yang dapat terjadi pada
kista ovarium yaitu:
1. Perdarahan ke dalam kista
Biasanya terjadi sedikit-sedikit, sehingga berangsur-angsur
menyebabkan pembesaran kista dan menimbulkan gejala klinik yang
minimal. Akan tetapi bila perdarahan terjadi dalam jumlah
banyak, akan terjadi distensi cepat dari kista yang menimbulkan nyeri perut
mendadak.
2. Putaran tungkai
Dapat terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm. Putaran
tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi, adanya putaran tangkai
menimbulkan tarikan terhadap peritonium perietale
dan ini menimbulkan rasa sakit. Karena vena lebih mudah tertekan, terjadilah
pembendungan darah dalam tumor dengan akibat pembesaran tumor dan
terjadi perdarahan didalamnya.
3. Infeksi pada tumor
Terjadi jika di dekat kista ada kuman patogen, seperti appendisitis,
atau salpingitis.
4. Robek dinding kista
Terjadi pada torsi tangkai, tetapi dapat pula sebagai akibat trauma,
seperti jatuh, atau pukulan di perut. Bila terjadi robekan disertai hemoragi
maka akan terjadi perdarahan dan menimbulkan nyeri yang berlangsung terus-
menerus.
5. Perubahan keganasan
Dapat terjadi pada beberapa kista seperti kista denoma ovari serosum,
kista denoma ovari musinosum. Oleh sebab itu, setelah diangkat perlu
pemeriksaan yang seksama terhadap ke mungkinan perubahan keganasan.
C. Tanda dan Gejala Kista Ovarium
Kista ovarium yang berukuran kecil tidak menunjukkan gejala atau rasa sakit
kecuali kalau kista tersebut pecah atau terpuntir sehingga menyebabkan rasa sakit
yang hebat di daerah perut bagian
bawah dan daerah tersebut menjadi kaku. Kista yang berukuran besar atau berjumlah
banyak dapat menimbulkan gejala, seperti rasa sakit pada panggul, sakit pinggang,
sakit saat berhubungan seksual, serta perdarahan rahim yang abnormal (Setiati, 2009).
Menurut Setiati (2009), munculnya gejala klinis pada kista ovarium diakibatkan tiga
hal berikut:
1. Pertumbuhan kista yang dapat menimbulkan tekanan pada alat-alat
disekitarnya.
2. Aktivitas hormonal, khususnya jenis kista yang memproduksi hormon.
3. Komplikasi yang ditimbulkannya.
Menurut Setiati (2009), gejala-gejala yang sering muncul dari adanya kista
ovarium yaitu:
1. Menstruasi yang datang terlambat dan disertai rasa nyeri.
2. Nyeri menstruasi hebat dan terus menerus.
3. Terjadi pembesaran di perut.
4. Muncul gejala-gejala penekanan akibat pembesaran kista.
5. Jika kista bertangkai, rasa nyeri perut tidak muncul dengan tiba-tiba, tetapi muntah-
muntah dapat terjadi sebagai akibat tangkai kista yang terpuntir.
6. Luas permukaan endometrium menjadi lebih tebal sehingga menstruasi jadi lebih
banyak.
7. Muncul rasa nyeri, perasaan penuh atau tertekan pada daerah perut.
8. Permbengkakan tungkai bawah yang tidak disertai rasa sakit.
D. Pemeriksaan Dini Kista Ovarium
Menurut Setiati (2009), keberadaan kista ovarium sudah dapat dideteksi
secara dini, yaitu dengan melalui sebagai berikut: Pemeriksaan secara berkala dan
teratur, minimal setahun sekali.
4. Infertilitas (Kemandulan)
Infertilitas merupakan suatu ketidakmampuan pasangan untuk mencapai
kehamilan setelah 1 tahun hubungan seksual tanpa pelindung (Keperawatan
Medikal Bedah). Infertilitas (pasangan mandul) adalah pasangan suami istri yang
telah menikah selama satu tahun dan sudah melakukan hubungan seksual tanpa
menggunakan alat kontrasepsi, tetapi belum memiliki anak.
A. Klasifikasi Infertilitas

Infertilitas terdiri dari 2 macam, yaitu: Infertilitas primer  yaitu jika perempuan belum
berhasil hamil walaupun koitus teratur dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama
12 bulan berturut-turut. Sedangkan Infertilitas sekunder  yaitu disebutin fertilitas sekunder jika
perempuan pernah hamil, akan tetapi kemudian tidak berhasil hamil lagi walaupun koitus
teratur dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan berturut-turut.
B. Etiologi Infertilitas

Penyebab infertilitas pada perempuan (istri)


1. Faktor penyakit
a. Endometriosis
         Endometriosis adalah jaringan endometrium yang semestinya berada di
lapisan paling dalam rahim (lapisan endometrium) terletak dan tumbuh di tempat
lain. Endometriosis bias terletak di lapisan tengah dinding rahim (lapisan
myometrium) yang disebut juga adenomyosis, atau bias juga terletak di indung
telur, saluran telur, atau bahkan dalam rongga perut
b. Infeksi Panggul
        Infeksi panggul adalah suatu kumpulan penyakit pada saluran reproduksi wanita
bagian atas, meliputi radang pada rahim, saluran telur, indung telur, atau dinding
dalam panggul.
c. Mioma Uteri
         Mioma uteri adalah tumor (tumor jinak) atau pembesaran jaringan otot yang
ada di rahim.Tergantung dari lokasinya, mioma dapat terletak di lapisan luar,
lapisan tengah, atau lapisan dalam.
2. Faktor fungsional
a. Gangguan pada pelepasan sel telur ovulasiatau proses pengeluaran sel telur
dari ovarium terganggu jika terjadi gangguan hormonal. Salah satunya adalah
polikistik. Gangguan ini diketahui sebagai salah satu penyebab utama
kegagalan proses ovulasi yang normal
b. Gangguan system hormonal wanita dan dapat di sertai kelainan bawaan
(immunologis).
Apabila embrio memiliki anti gen yang berbeda dari ibu, maka tubuh ibu
memberikan reaksi sebagai respon terhadap benda asing. Reaksi ini dapat
menyebabkan abortus spontan pada wanita hamil.
Penyebab pada laki-laki (Suami)
a. Kelainan pada alat kelamin
Varikokel yaitu suatu keadaan dimana pembuluh darah menuju buah zakar
terlalu besar, sehingga jumlah dan kemampuan gerak spermatozoa berkurang yang
berarti mengurangi kemampuannya untuk menimbulkan kehamilan
b. Kegagalan fungsional
Kemampuan ereksi kurang,    Kelainan pembentukan spermatozoa,
Gangguan pada sperma
c. Gangguan di daerah testis
Kerja testis dapat terganggu bila terkena trauma pukulan, gangguan
fisik, atau infeksi. Bisa juga terjadi, selama pubertas testis tidak berkembang
dengan baik, sehingga produksi sperma menjadi terganggu.
C. Asuhan Keperawatan Komunitas Agregat pada Pasangan Usia
Subur(PUS).
1. Pengkajian.
Asuhan keperawatan komunitas adalah suatu kerangka kerja untuk
memecahkan masalah kesehatan yang ada di masyarakat secara sistematis dan
rasional yang didasarkan pada kebutuhan dan masalah masyarakat. Umur
paSangan usia subur : usia 35 tahun adalah 30 0rang
a. Sistem komunikasi
Komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan meningkatkan
pengetahuan terkait dengan kesehatan reproduksi seperti alat
kontrasepsi, penyakit yang berhubungan dengan kehamilan misalnya
dengan menggunakan televisi, radio, Koran.
b. Ekonomi
Tingkat sosial ekonomi secara keseluruhan apakah sesuai dengan
sosial ekonomi secara keseluruhan apakah sesuai dengan UMR
( Upah Minimum Regional ), di bawah UMR atau dinas UMR, sehingga
upaya pelayanan kesehatan dapat terjangkau, misalnya anjuran untuk
konsumsi makanan sesuai status ekonomi tersebut.
c. Fasilitas pelayanan kesehatan yang ada
Apakah cukup menunjang sehingga memudahkan komunitas
mendapatkan pelayanan diberbagai bidang termasuk kesehatan pelayanan
kesehatan yang tersedia untuk melakukan deteksi dini atau merawat atau
memantau apabila gangguan sudah terjadi
d. Budaya
Budaya yang biasa dilakukan di suatu komunitas
e. Kepercayaan
kepercayaan atau mitos-mitos yang dilakukan warga bila sakit dalam
memilih pelayanan kesehatan
f. Status kesehatan
Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik, antara lain
angka mortalitas, angka morbiditas, IMR, MMR, serta cakupan imunisasi
dan KB

2. Analisa data
Analisa data dilakukan pengumpulan data melaluibkegiatan
wawancara dan pemeriksaan fisik. Analisa data dilakukan dengan memilih
data-data yang ada sehingga dapat dirumuskan menjadi diagnose
keperawatan. Analisa data adalah kemampuan untuk mengaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognutif yang dimiliki, sehingga
dapat diketauhi kesenjangan atau masalah yang di hadapi ibu hamil
beresiko.
Masalah analisa data pada ibu hamil beresiko:
a. Kebudayaan dan kepercayaan yang di anut
b. Gangguan dalam mentruasi
c. Kurangnya minat dalam menggunakan kontrasepsi
d. Kurang nya informasi tentang alat kontrasepsi
Perumusan masalah berdasarkan analisa data yang dapat menemukan
masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapai pasangan usia subur
masalah yang sudah ditemukan tersebut perawat dapat menyusun rencana
asuhan keperawatan yang selanjutnya dapat diteruskan dengan intervensi.
3. Diagnosa keperawatan
Diagnosa yang Sering Muncul pada Pasangan Usia Subur :
a. Kurangnya minat warga dalam menggunakan kontrasepsi b/d
kebudayaan dan kepercayaan yang dianut warga
b. Kurang nya pengetauhan tentang kontrasepsi b/d kurangnya imformasi
c. Resiko terjadinya kista b/d gangguan dalam menstruasi
D. Proskep Kasus Agregat pada Pasangan Usia Subur (PUS).
1. Kasus
Disuatu daerah binaan, tim perawat komunitas melakukan penyebaran
angket dan memperoleh data terdapat 73 pasangan (43%) tidak mengikuti
program KB, dari 73 pasangan (43,5%) yang tidak mengikuti KB mempunyai
alasan: 17 psangan (23%) takut efek samping KB, 26 pasangan (36%) karena
ingin punya anak banyak, 21 pasangan (29%) takut tidak cocok, 6 pasangan
(8%) karena alasan agama, dan 3 pasangan (4%) tidak diizinkan suami.
Sebanyak 13 PUS (14%) memiliki masalah dalam menggunakan KB yaitu
menstruasi tidak teratur. Selain itu pada 12 orang ibu hamil di RW tersebut,
terdapat 5 (41,7%) dengan kehamilan tidak direncanakan, 2 ibu hamil (16,7%)
hanya memeriksa kehamilan sebanyak 1 kali, 7 ibu hamil (58%) tidak
mendapat imunisasi TT, 2 ibu hamil (17%) tidak pernah mendapatkan
informasi kesehatan tentang kehamilan, terdapat 6 (50%) ibu hamil
mengalami mual berlebihan selama hamil, 1 ibu hamil (8%) mengalami
anemia, dan 1 ibu hamil (9%) mengalami hipertensi.
2. Analisa Data
NO DATA DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. MASALAH KESEHATAN KOMUNITAS PASANGAN USIA SUBUR
Data Subjektif Perilaku Kesehatan
1. Banyak ibu mengatakan mengatakan tidak Cenderung
mengikuti KB karena takut efek samping Beresiko.
KB.
2. Banyak ibu hamil mengatakan takut tidak
cocok menggunakan program KB.
3. Banyak ibu hamil mengatakan ingin punya
anak banyak.
4. Banyak ibu hamil mengatakan mual
berlebihan selama hamil.
5. Banyak ibu mengatakan menstruasi tidak
teratur.
Data Objektif
1. 73 Pasangan (43%) tidak mengikuti program
KB.
2. 1 ibu hamil mengalami hipertensi
3. 1 ibu hamil mengalami anemia
Observasi
1. Banyak ibu tidak mengikuti program KB
karena alasan agama.
2. Banyak ibu mengatakan tidak mengikuti
program KB karena alasan tidak diizinkan
suami.
3. Banyak ibu hamil tidak mendapatkan
imunisasi TT.
4. Banyak ibu hamil tidak mendapatkan
informasi kesehatan tentang kehamilan.

BAB III
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai