Anda di halaman 1dari 6

LEMBAR KERJA MAHASISWA

PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN UNIVERSITAS MH. THAMRIN

NAMA MAHASISWA :
PROSEDUR : PEMASANGAN NGT
LANGKAH-LANGKAH YA TIDAK
PERSIAPAN ALAT:
a. Spuit luer lock atau catheter-tip dengan kapasitas 60 mL atau lebih
b. Plester hypoallergenic dan tingtur benzoin
c. Segelas air dan sedotan
d. Bengkok
e. Peniti pengaman
f. Pinset anatomi
g. Handuk
h. Tisu wajah
i. Sarung tangan bersih
j. Peralatan suction jika terjadi kasus aspirasi
k. Penlight untuk mengecek penempatan small-bore NGT di nasofaring
l. Spatel lidah
m. Stetoskop
n. Jelly

A. FASE PRA INTERAKSI


1. Mengkaji klien terhadap kebutuhan pemberian nutrisi melalui
enteral tube: Nil by mouth (NBM) atau asupan nutrisi yang tidak
mencukupi selama lebih dari 5 hari, fungsi saluran gastrointestinal
yang tidak mampu mencerna makanan dengan baik.
2. Mengkaji cara yang sesuai untuk insersi selang pada klien:
a. Menutup lubang hidung (nares) secara bergantian dan meminta
klien untuk bernapas.
b. Mengkaji refleks gag.
c. Menginspeksi lubang hidung terhadap adanya iritasi atau
obstruksi.
d. Melakukan review riwayat medis klien terhadap adanya masalah
pada hidung dan risiko aspirasi.
3. Melakukan review order dokter mengenai jenis selang dan jadwal
LANGKAH-LANGKAH YA TIDAK
pemberian nutrisi enteral.
B. FASE INTERAKSI
4. Mencuci tangan.
5. Menjelaskan prosedur kepada klien.
C. FASE KERJA
6. Berdiri pada sisi tempat tidur yang sama dengan sisi hidung klien
yang akan diinsersi selang enteral dan membantu klien dalam
memberikan posisi high-fowler kecuali jika ada kontraindikasi.
Menempatkan bantal di belakang kepala dan bahu klien.
7. Menempatkan handuk mandi di atas dada klien. Meletakkan tisu
dalam jangkauan klien.
8. Menentukan panjang selang yang akan diinsersi dan memberikan
tanda dengan plester: mengukur jarak dari ujung hidung ke daun
telinga hingga ke processus xiphoideus dari sternum.
9. Menyiapkan selang nasogastric
a. Tidak mendinginkan selang plastic
b. Menginjeksi 10 mL air dari 30 mL atau lebih dari spuit luer-lock
atau catheter tip ke dalam selang.
c. Memastikan guide wire telah diposisikan secara aman terhadap
ujung beban dan bahwa kedua koneksi luer-lock telah terkunci
dengan erat satu sama lain.
10. Memotong plester sepanjang 10 cm.
11. Memakai sarung tangan bersih.
12. Memasukkan selang dengan permukaan yang telah dioleskan
lubrikan kedalam segelas air.
13. Melakukan insersi selang melalui nostril kea rah posterior
nasofaring. Mengarahkan selang ke bawah dan belakang sejajar
telinga.
14. Membantu klien untuk melakukan fleksi kepala kea rah dada setelah
selang melewati nasofaring.
15. Menekankan kebutuhan untuk bernapas melalui mulut dan menelan
selama prosedur.
16. Memasukkan selang setiap kali klien menelan hingga selang yang
masuk telah mencapai panjang yang diharapkan. Tidak mendorong
paksa selang. Menghentikan insersi dan menarik kemabali tube jika
terdapat resistensi atau klien mulai mengalami batuk, tersedak atau
menjadi lidah.
17. Mengecek posisi selang di belakang tenggorokan dengan
LANGKAH-LANGKAH YA TIDAK
menggunakan penlight dan spatel lidah.
18. Melakukan langkah-langkah berikut untuk memastikan penempatan
selang :
a. Menginjeksi 30 ml udara ke dalam selang, dan mengaspirasi isi
gastrointestinal dengan spuit sambil didengarkan dgn stetoskop
b. Melakukan verifikasi penempatan selang dengan air ke dalam
kom/baskom
19. Melepaskan sarung tangan, dan melakukan fiksasi selang dengan
plester, menghindar penekanan pada hidung.
a. Membagi salah satu ujung plester menjadi dua sepanjang 5 cm.
Menempatkan ujung plester yang tetap utuh di atas hidung klien.
Melakukan fiksasi selang yang berada di luar hidung dengan
menggunakan ujung plester yang dibagi dua.
b. Mengencangkan ujung NGT ke gaun klien dengan membuat
simpul melingkar sepanjang selang dengan menggunakan karet
gelang. Memfiksasi karet gelang gaun klien.
20. Meminta klien miring kanan selama penempatan ke intestinal jika
memungkinkan hingga konfirmasi radiologi mengenai penempatan
yang tepat telah diverifikasi. Jika tidak, membantu klien dalam
memberikan posisi yang nyaman.
D. FASE TERMINASI
21. Menanyakan apakah klien merasa nyaman.
22. Mengobservasi klien terhadap adanya kesulitan bernapas atau
kemungkinan tersedak.
Pencatatan dan Pelaporan
 Mencatat dan melaporkan tipe dan ukuran selang yang digunakan,
toleransi klien terhadap prosedur, nilai pH dan konfirmasi posisi
tube melalui X-ray.

PENILAIAN:

JUMLAH YANG DILAKUKAN X


JUMLAH PROSEDUR KERJA
JAKARTA, ..............................
MAHASISWA PENGUJI

( ) ( )
PROSEDUR INHALASI

NAM A M AHASISWA :
........................................................ NIM
: ........................................................

TANGGAL : ........................................................

PENILAIAN
No. ASPEK YANG DINILAI KETERANGAN
4 3 2 1 0
A PERSIAPAN ALAT
1. Nebulizer 1 set.
2. Obat untuk terapi aerosol dan
pengencernya bila diperlukan.
3. Stetoskop.
4. Tissue.
5. Nierbeken/bengkok.
6. Suction (kalau perlu).
7. handscoen bersih

B PROSEDUR KERJA
1 Mengkaji kembali program/instruksi medik.
2 Mengkaji kepatenan saluran pernafasan dan
karakteristik suara nafas.
3 Mengkaji kemampuan klien mengeluarkan
sekret
4 Mencuci tangan.
5 Memasang sampiran.
6 Memakai handscoen bersih.
7 Memasukkan obat kewadahnya (bagian dari
alat nebulizer).
8 Menghubungkan nebulizer dengan listrik
9 Menyalakan mesin nebulizer (tekan power on)
dan mengecek out flow apakah timbul uap atau
embun.
10 Menghubungkan alat ke mulut atau menutupi
hidung dan mulut (posisi) yang tepat.
11 Menganjurkan agar klien untuk melakukan
nafas dalam, tahan sebentar, lalu ekspirasi.
12 Setelah selesai, mengecek keadaan umum
klien, tanda-tanda vital, dan melakukan
auskultasi paru secara berkala selama
prosedur.
13 Menganjurkan klien untuk melakukan nafas
dalam dan batuk efektif untuk mengeluarkan
sekret.
14 Perhatian :
a. Tetap mendampingi klien selama prosedur
(tidak meninggalkan klien).
PENILAIAN
No. ASPEK YANG DINILAI KETERANGAN
4 3 2 1 0
b. Observasi adanya reaksi klien apabila terjadi
efek samping obat.
c. Tempatkan alat nebulizer pada posisi yang
aman (jangan sampai jatuh).
C EVALUASI
15 Mengobservasi respon klien selama dan
sesudah prosedur terhadap; keadaan umum,
tanda-tanda vital, dan efek samping obat.
16 Mengauskultasi suara nafas.
17 Mengobservasi sputum / sekret yang
dikeluarkan klien.
D DOKUM ENTASI:
18 Mencatat tanggal dan waktu pelaksanaan
tindakan.
19 Mencatat hasil pengkajian sebelum, selama dan
setelah tindakan prosedur.
20 Mencatat hasil observasi klien selama dan
setelah tindakan.
21 Mencatat sputum / sekret dan karakteristiknya
(jumlah, konsistensi, dan warnanya).

Jumlah nilai yang didapat x 100 =


84

Jakarta, …………………..

Mahasiswa Penguji

(……………………….) (………………………)

Anda mungkin juga menyukai