Anda di halaman 1dari 4

PRAKTIKUM 3

PENGARUH UNSUR HARA BAGI TANAMAN

1. Dasar Teori
Klasifikasi Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans)
Kindom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisio : Spermatophyta
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliapsida
Sub kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Convovulceae
Genus : Ipomea
Spesies : Ipomoea reptans

Kangkung darat (Ipomea reptans) merupakan tanaman yang sangat


tergolong lama tumbuh, tanaman ini memiliki akar tunggang dan bercabang-
cabang. Perakaran ini menembus dengan kedalam 60 – 100 cm dan menyebar luas
secara mendatar 150 cm hingga lebih, terutamanya tanaman kangkung pada air.
Batang pada tanaman kangkung bult dan berlubang, berbuku-buku dan banyak
mengandung air. Terkadang buku-buku tersebut mengeluarkan akar tanaman yang
serabut dan juga berwarna putih dan ada juga berwarna kecoklatan tua (Petani
Hebat, 2013).
Kangkung juga memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang
dan di keiak batang terdapat mata tunas yang dapat tumbuh cabang baru. Bentuk
daun memiliki ujung runcing dan juga tumpul, permukaan daun berwarna hijau
tua dan juga berwarna hijau muda. Bunga pada tanaman kangkung memiliki
bentuk terompet dan memiliki daun mahkota yang berwara putih atau kemerahan
dan jika menghasilkan buah berbentuk bulat atau oval yang di dalamnya memiliki
tiga butit biji. Warna biji tanaman kangkung berwarna hitam jika sudah tua dan
hijau ketika mudah (Fredi Kurniawan, 2017).

1
2.Syarat Tumbuh Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans)
1. Iklim
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Kangkung
darat (Ipomea reptans) dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas dan
beriklim dingin. Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman
ini berkisar antara 500-5000 mm/tahun. Pada musim hujan tanaman kangkung
pertumbuhannya sangat cepat dan subur, asalkan di sekelilingnya tidak
tumbuh rumput liar. Dengan demikian, kangkung pada umumnya kuat
menghadapi rumput liar, sehingga kangkung dapat tumbuh di padang rumput,
kebun/ladang yang agak rimbun (Aditya, 2009).
Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat
sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman
kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung
sangat kuat menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila
ditanam di tempat yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas
sehingga disukai konsumen. Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat,
setiap naik 100 m tinggi tempat, maka temperatur udara turun 1ºC (Aditya,
2009).
2. Media Tanam
Kangkung darat (Ipomea reptans) menghendaki tanah yang subur,
gembur banyak mengandung bahan organik dan tidak dipengaruhi keasaman
tanah. Tanaman kangkung darat tidak menghendaki tanah yang tergenang,
karena akar akan mudah membusuk. Sedangkan kangkung air membutuhkan
tanah yang selalu tergenang air. Tanaman kangkung (Ipomea reptans)
membutuhkan tanah datar bagi pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki
kelerengan tinggi tidak dapat mempertahankan kandungan air secara baik
(Haryoto, 2009).
3. Ketinggian Tempat
Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran
rendah sampai dataran tinggi (pegunungan) ± 2000 meter diatas permukaan

2
laut. Baik kangkung darat maupun kangkung air, kedua varietas tersebut dapat
tumbuh di mana saja, baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi.
Hasilnya akan tetap sama asal jangan dicampur aduk (Anggara, 2009).

2. Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan pada praktikum yaitu polybag, alat tuklis,
penggaris, ember dan handsprayer. Sedangkan bahan yang digunakan, yaitu tanah,
air, pupuk kandang, benih kangkung (Ipomea reptans) dan pupuk gandasil D.

3. Prosedur Kerja
Pembuatan Media Tanam
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Mencampurkan pupuk kandang dengan tanah 1:1, aduk hingga tercampur
merata.
3. Membalik terlebih dahulu polybag sebelum digunakan.
4. Memasukkan campuran tanah dengan pupuk kandang ke dalam polybag.
5. Menyiram media tanam yang telah dibuat sampai kapasitas jenuh atau
lapang.
Penanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans)
1. Menyiapkan benih kangkung darat (Ipomoea reptans) yang akan di tanam
pada polybag.
2. Menanam kangkung darat (Ipomoea reptans), satu minggu setelah media
tanam selesai dibuat. Benih perpolybag berisikan 2 sampai 5 benih.
3. Menyiram media tanam yang telah ditanami kangkung darat (Ipomoea
reptans).

Pemeliharaan
1. Menyiram tanaman setiap pagi dan sore, bila matahari terasa panas, maka
penyiraman dilakukan secara teratur, namun bila turun hujan, penyiraman
tidak dilakukan.
2. Melakukan pengamatan dengan menukur tinggi tanaman (cm), jumlah daun
(helai), panjang daun (cm) dan lebar daun (cm).

3
3. Memupuk tanaman dengan cara menyeprot daun kangkung darat (Ipomoea
reptans) menggunakan pupuk gandasil D dengan konsentrasi 1 g/L, 5 g/L dan
10 g/L dilakukan 1 minggu sekali setelah
4. Mengamati pertumbuhan tanaman selama 4 minggu.

Parameter Pengamatan
1. Tinggi Tanaman (cm)
Tinggi tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans) diamati dengan
mengukur tinggi tanaman dari permukaan tanah sampai pucuk daun tanaman
atau titik tumbuh terpanjang dengan menggunakan penggaris.
2. Jumlah Daun (helai)
Pengamatan pada tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans) untuk
menentukan jumlah daun tanaman kangkung tersebut dapat kita lakukan
dengan menghitung setiap helai daun mulai daun yang paling bawah sampai
daun paling atas atau daun yang terakhir muncul sehingga kita dapat
menentukan jumlah daun tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans) tersebut.
3. Panjang Daun (cm)
Panjang daun tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans) diamati
dengan mengukur panjang daun dari tangkai ujung daun sampai pangkal daun
yang muncul dari batang dengan menggunakan penggaris.
4. Lebar Daun (cm)
Lebar daun tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans) diamati
dengan mengukur lebar daun dari sisi kanan daun sampai sisi kiri daun dengan
menggunakan penggaris.

Anda mungkin juga menyukai