Anda di halaman 1dari 28

Makalah Artikel Ilmiah dengan Tema Hak Asasi Manusia

Disusun oleh :

1. Dewi Larasati W. (F3619020)


2. Deyana Kusuma P. (F3619021)
3. Lia Fitriani (F3619040)
4. Nisa Sefty (F3619050)

Prodi : Keuangan dan Perbankan Kelas A

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET

TAHUN 2019/2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................5
1.3 Tujuan...............................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................................6
2.1 Hakikat HAM....................................................................................................................6
2.1.1 Pengertian HAM........................................................................................................6
2.1.2 Macam – macam HAM.............................................................................................7
2.2 Sejarah perkembangan HAM............................................................................................9
2.2.1 Sejarah pengakuan dan perkembangan HAM...........................................................9
2.2.2 Atlantic charter tahun 1941.....................................................................................11
2.2.3 Pengakuan HAM oleh PBB.....................................................................................11
2.3 HAM di Indonesia...........................................................................................................12
2.3.1 Pengakuan bangsa Indonesia akan HAM................................................................12
2.3.2 Penegakan HAM......................................................................................................13
2.3.3 Hubungan HAM dengan demokrasi........................................................................15
2.4 HAM dalam UUD 1945..................................................................................................16
2.4.1 Hakikat dan pembagian HAM.................................................................................16
2.4.2 HAM dalam UUD 1945...........................................................................................17
2.4.3 Sifat spesifik UUD 1945 berkaitan dengan HAM...................................................19
2.5 Kasus pelanggaran HAM di Indonesia...........................................................................20
2.5.1 Kasus pelanggaran HAM di sekitar masyarakat dengan cara meminimalisirnya.. .20
2.5.2 Kasus pelanggaran HAM didalam Negara dengan cara meminimalisirnya............22
2.5.3 Cara untuk meminimalisir kasus pelanggaran HAM di Indonesia..........................24
BAB III..........................................................................................................................................26
PENUTUP.....................................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................28
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.


Secara defnitif hak adalah kekuasaan atau wewenang yang dimiliki seseorang atau sesuatu
diluar pada dirinya, Hak asasi manusia (HAM) merupakan sesuatu yang sangat penting
dalam kehidupan manusia. Setiap manusia yang lahir sudah melekat hak asasinya. Hak asasi
juga bisa diartikan sebagai hak yang sudah ada dan melekat pada manusia sejak lahir sebagai
anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Orang lain tidak dapat menggangu hak asasi masing-
masing individu. Istilah hak asasi manusia bermula dari Barat yang dikenal dengan “rights of
man” untuk menggantikan “natural rights”.

John Locke sudah menggambarkan bahwa kehidupan setiapmanusia memiliki hak-hak dasar
perorangan yang alami. Hak alamiah tersebut meliputi hak untuk hidup, hak kemerdekaan,
hak milik, dan hak yang lain.

Hak asasi manusia tidak dapat dibeli ataupun diwariskan, hak asasi dimiliki manusia secara
otomatis. Hak asasi manusia juga berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis
kelamin, agama, ras, pandangan politik, dan lain sebagainya. Hak asasi mausia tidak boleh
dilanggar atau dibatasi oleh orang lain. Semua manusia memiliki hak asasi manusia,
dimanapun itu. Bahkan dengan Negara yang membuat hukum yang tidak melindungi ataupun
melanggar hak asasi manusia. Hak asasi manusia wajib dilindungi, dihormati, dan dijunjung
tinggi oleh Negara, hukum, pemerintah, dan setiap individu demi kehormatan serta
perlindungan dan harkat dan martabat manusia. Hak asasi manusia ( HAM ) ditegakkan
untuk menghindari pelanggaran dan penindasan atas hak asasi manusia baik oleh masyarakat,
bangsa, dan pemerintah dari suatu Negara.

Oleh karena itu, hak asasi harus dipahami oleh setiap orang. Karena begitu pentingnya, hak
asasi manusia (HAM) dijadikan sebagai salah satu materi dalam perkuliahan Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan. Itu sebabnya untuk menjadi warga negara yang baik harus
memahami dan menyadari mengenai hak asasi manusia.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana penjelasan dan sejarah perkembangan mengenai Hak Asasi Manusia
(HAM)?
b. Bagaimana HAM diatur di Indonesia dan dalam UUD 1945?
c. Bagaimana penjelasan dan cara meminimalisir mengenai kasus HAM di Indonesia?

1.3 Tujuan
a. Memberikan penjelasan dan sejarah perkembangan mengenai Hak Asasi Manusia
(HAM).
b. Menjelaskan mengenai bagaimana HAM diatur di Indonesia dan dalam UUD 1945.
c. Memberi penjelasan dan cara untuk meminimalisir adanya kasus HAM di Indonesia agar
tidak terjadi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hakikat HAM.

2.1.1 Pengertian HAM.


Hak asasi manusia merupakan hak dasar yang melekat dan dimiliki setiap manusi
sejak lahir sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Mustafa Kamal Pasha
menyatakan bahwa yang dimaksud hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang
dibawa sejak lahir dan melekat sebagai anugerah dari Allah SWT. Rumusan “sejak
lahir” sekarang ini dipertanyakan, sebab bayi yang masih dikandungan sudah
memilik hak untuk hidup. Oleh karena itu, rumusan yang lebih sesuai adalah hak
dasar yang melekat pada manusia sejak ia hidup.
Kesadaran akan hak asasi manusia didasarkan pada pengakuan bahwa semua
manusia sebagai makhluk Tuhan memiliki derajat dan martabat yang sama. Dengan
pengakuan akan prinsip dasar tersebut maka setiap manusia memiliki hak dasar yang
disebut hak asasi manusia. Jadi hal tersebut dapat ditarik kesimpulan adanya hak
asasi manusia tumbuh dari pengakuan manusia sendiri bahwa mereka semua adalah
sama dan sederajat.
Pengakuan hak asasi manusia memiliki dua landasan, yaitu :
a. Landasan yang bersifat langsug dan pertama, yaitu kodrat manusia. Bahwa
kodrat manusia adalah sama dan sederajat martabatnya. Semua manusia adalah
sama tanpa membedakan ras, agama, suku, bahasa, dan lain sebagainya.
b. Landasan yang kedua yang lebih dalam, yaitu Tuhan menciptakan manusia.
Bahwa manusia adalah makhluk dari pencipta yang sama yaitu Tuhan Yang
Maha Esa. Karena itu, semua manusia memiliki derajat yang sama kecuali nanti
pada amal dan ibadahnya.
Dengan demikian, kesadaran manusia akan hak asasi manusia itu ada karena
pengakuan atas harkat dan martabat yang sama sebagai manusia. Selama manusia
belum mengakui adanya persamaan harkat dan martabat manusia maka hak asasi
manusia belum bisa ditegakkan. Hak dasar seseorang atau kelompok tidak bisa
diakui dan dihargai selama mereka dianggap tidak memiliki harkat dan martabat
yang sama sebagai manusia. Jika hak asasi manusia belum bisa ditegakkan maka
akan terus menerus terjadi pelanggaran dan penindasan hak asasi manusia baik oleh
masyarakat, bangsa, dan pemerintah suatu Negara.
Hak asasi manusia wajib dihomati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh Negara,
hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat
dan martabat manusia.
Istilah hak asasi manusia bermula muncul dari Barat yang dikenal dengan “rights of
man” untuk menggantikan “natural rights”. Karena istilah “rights of man” tidak
mencakup rights of woman maka oleh Eleanor Roosevelt diganti dengan istilah
human rights yang lebuh universal dan netral.

2.1.2 Macam – macam HAM.


Berdasarkan Undang – Undang No.39 Tahun 1999 tentang hakasasi manusia,
dinyatakan bahwa hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada
hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi
oleh Negara hukum, pemerintahan, dan setiap orang demi kehormatan, serta
perlindungan harkat dan martabat manusia.
Berdasar pada pengertian hak asasi manusia, maka ciri pokok dari hakikat hak asasi
manusia adalah :
a. Hak asasi manusia tidak perlu diberikan, dibeli, ataupun diwarisi. Hak asasi
manusia adalah bagian dari manusia secara otomatis.
b. Hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin,
asal usul, ras, agama, etnik, dan pandangan politik.
c. Hak asasi manusia tidak boleh dilanggar. Tidak seseorang pun mempunyai hak
untuk membatasi atau melanggar hak orang lain. Setiap orang tetap memiliki
hak asasi manusia meskipun sebuah Negara membuat hukum yang tidak
melindungi bahkan melanggar hak asasi manusia.
Hak asasi merupakan hak dasar dari manusia. Beberapa contoh hak dasar tersebut
adalah :
a. Hak asasi manusia menurut piagam PBB tentang Deklarasi Universal Hak Asasi
Manusia 1948, meliputi :
1) Hak berpikir dan mengeluarkan pendapat,
2) Hak memiliki sesuatu,
3) Hak mendapatkan pendidikan dan pengajaran,
4) Hak menganut aliran kepercayaan atau agama,
5) Hak untuk hidup,
6) Hak untuk kemerdekaan hidup,
7) Hak untuk memperoleh nama baik,
8) Hak untuk memperoleh pekerjaan, dan
9) Hak untuk mendapat perlindungan hukum.
b. Hak asasi manusia menurut Undang – Undang No.39 Tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia, meliputi :
1) Hak untuk hidup,
2) Hak berkeluarga,
3) Hak mengembangkan diri,
4) Hak keadilan,
5) Hak kemerdekaan,
6) Hak berkomunikasi,
7) Hak keamanan,
8) Hak kesejahteraan, dan
9) Hak perlindungan.

Hak asasi manusia meliputi berbagai bidang sebagai berikut :


a. Hak asasi pribadi (personal rights). Misalnya : hak kemerdekaan, hak
menyatakan pendapat, hak memeluk agama, dan lain sebagainya.
b. Hak asasi politik (political rights), yaitu hak untuk diakui sebagai warga Negara.
Misalnya : hak memilih dan dipilih; hak berserikat, hak berkumpul.
c. Hak asasi ekonomi (property rights). Misalnya : hak memiliki sesuatu, hak
mengadakan perjanjian, hak bekerja, hak mendapat hidup yang layak.
d. Hak asasi sosial dan kebudayaan (social and cultural rights). Misalnya : hak
mendapatkan pendidikan, hak mendapat santunan, hak pensiun, hak
mengembagkan kebudayaan, hak berekspresi.
e. Hak untuk mendapat perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan
(rights of legal equality).
f. Hak untuk mendapat perlakuan yang sama dalam tata cara peradilan dan
perlindungan (prosedural rights).

2.2 Sejarah perkembangan HAM.

2.2.1 Sejarah pengakuan dan perkembangan HAM.


Latar belakang sejarah hak asasi manusia, pada hakikatnya muncul karena inisiatif
manusia terhadap harga diri dan martabatnya, sebagai akibat dari tindakan sewenang
– wenang dari para penguasa, penjajahan, perbudakan, ketidakadilan, kelaziman.
Perkembangan pengakuan hak asasi manusia berjalan secara perlahan-lahan dan
beraneka ragam. Berikut contoh perkembangan hak asasi manusia :
a. Perkembangan hak asasi manusia pada masa sejarah.
1) Perjuangan Nabi Musa dalam membebaskan umat Yahudi dari perbudakan
(tahun 600 sebelum masehi).
2) Hukum Hammurabi di Babylonia yang memberi jaminan keadilan bagi
warga Negara.
3) Socrates, Plato, dan Aristotelessebagai filosof Yunani peletak dasar
diakuinya hak asasi manusia. Mereka mengajarkan untuk mengkritik
pemerintah yang tidak berdasar keadilan, cita-cita, dan kebijaksanaan.
4) Perjuangan Nabi Muhammad SAW untuk membebaskan para bayi dan
wanita dari penindasan bangsa Quraisy.
b. Perkembangan hak asasi manusia di Inggris.
Berdasar pada banyak literature yang ada, perkembangan HAM muncul di
dunia Barat, antara lain di Inggris, Perancis, dan Amerika Serikat. Inggris
dipandang sebagai negara pertama yang memperjuangkan HAM. Perjuangan
HAM di Inggris dapat dilihat dari beberapa dokumen :
1) Tahun 1215 unculnya piagam Magna Charta atau Piagam Agung.
Terjadi pada pemerintaan Raja John yang bertindak sewenang – wenang
pada masyarakat dan tehadap kelompok bangsawan. Tindakan Raja John
mengakibatkan ketidakpuasan kaum Bangsawan yang kemudian berhasil
membuat suatu perjanjian yang disebut Magna Charta. Magna Charta
membatasi kekuasaan Raja John di Inggis.
2) Tahun 1628 keluarnya piagam Petition of Rights.
Dokumen ini berisi pernyataan mengenai hak – hak rakyat beserta
jaminannya. Hak – hak tersebut adalah :
a. Pajak dan pungutan isteimewa harus disertai persetujuan.
b. Warga Negara tidak boleh dipaksakan menerima tentara di rumahnya.
c. Tentara tidak boleh menggunakan hukum perang dalam keadaan
damai.
3) Tahun 1679 munculnya Habeas Corpus Act.
Dokumen ini merupakan Undang Undang yang mengatur tentang
penahanan seseorang. Isinya adalah :
a. Seseorang yang ditahan segera diperiksa dalam waktu 2 hari setelah
penahanan.
b. Alasan penahanan seseorang harus disertai bukti yang sah menurut
hukum.
4) Tahun 1689 keluar Bill of Rights.
Merupakan Undang Undang yang diterima parlemen Ingris sebagai bentuk
perlawanan kepada Raja James II. Isinya antara lain :
a. Kebebasan dalam pemilihan angota parlemen,
b. Kebebasan berbicara dan mengeluarkan pendapat,
c. Pajak,undang undang, dan pembentukan tentara harus tetap seijin
parlemen,
d. Hak warga Negara untuk memeluk agama menurut kepercayaannya
masing - masing.
e. Parlemen berhak untuk mengubah keputusan raja.
c. Pekermbangan hak asasi manusia di Amerika Serikat.
Perjuangan penegakkan HAM di Amerika Serikat didasari pemikiran John
Locke tentang hak – hak alam, seperti hak hidup,hak kebebasan, dan hak milik.
d. Perkembangan hak asasi manusia di Perancis.
Perjuangan hak asasi manusia di Perancis dirumuskan dalam suatu naskah pada
awal revolusi Prancis pada tahun 1789, sebagai pernyatan tidak puas dari kaum
Borjuis dan rakyat terhadap Raja Louis XVI. Naskah tersebut dikenal dengan
nama declaration des Droits de L’ home et Du Citoyen (pernyataan mengenai
hak asasi manusia dan warga negara). Dalam deklarasi ini dinyatakan bahwa
hak alamiah yang dimiliki manusia dalam kodratnya tiak dapat dipisahkan dari
hakikatnya, karena itu bersifat suci.

2.2.2 Atlantic charter tahun 1941.


Atlantic charter muncul pada saat terjadinya perang dunia kedua yang dipelopori
oleh Frankin D. Roosevelt yang menyebutkan The Four Freedoms (4 kebebasan),
yaitu :
1) Kebebasan beragama
2) Kebebasan berbicara dan berpendapat
3) Kebebasan dari ketakutan
4) Kebebasan dari kemiskinan
Empat kebebasan tersebut dianggap sebagai tiang penjaga hak – hak asasi manusia
yang mendasar.

2.2.3 Pengakuan HAM oleh PBB.


Pada tanggal 10 Desember 1948, PBB berhasil merumuskan naskah Universal
Declaration of Human Rights, yaitu pernyataan sedunia megenai hak asasi manusia.
Atas peristiwa tersebut maka pada tanggal 10 Desember diperingati sebgai hari Hak
Asasi Manusia.
Deklarasi tersebut menunjukkan bahwa komitmen moral dunia internasional pada
hak asasi manusia. Deklarasi universal ini menjadi pedoman atau standar minimum
yang dicita – citakan oleh semua masyarakat untuk menciptakan duia yang damai
dan lebih baik.

2.3 HAM di Indonesia.

2.3.1 Pengakuan bangsa Indonesia akan HAM.


Pengakuan HAM di Indonesia telah tercantum dalam UUD 1945 yang sebenarnya
ada lebih dulu disbanding dengan Deklarasi Universal oleh PBB yang lahir pada 10
Desember 1948. Berikut ini pengakuan HAM dalam UUD 1945 dan peraturan
perundang – undangan yang lainnya :
1) Pembukaan UUD 1945 alinea pertama.
Dari pernyataan “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala
bangsa …” pada alinea pertama UUD 1945. Berdasar pada ini maka bangsa
Indonesia mengakui adanya hak untuk merdeka atau bebas. Hanya saja berbeda
dengan sejarah HAM di Barat yang lebih bersifat individual, HAM di Indonesia
lebih berpaham kolektivitas. Hal ini dapat disimpulkan dari pernyataan hak setiap
“bangsa” untuk merdeka.
2) Pembukaan UUD 1945 alinea keempat.
Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat terdapat Pancasila. Dan sila – sila
dalam Pancasila tersebut menjelaskan bahwa adanya hak setiap warga Negara
ataupun manusia untuk hak menganut agama, adanya pengakuan dan jaminan
untuk hak asasi manusia, hak untuk mendapat perlindungan, hak milik untuk
kehormatan seseorang, dan juga untuk hak – hak yang lain.
3) Batang tubuh UUD 1945.
Rumusan tersebut mencakup dari bidang politik, hukum, sosial, dan budaya yang
tersebar dari mulai pasal 27 hingga pasal 34 Undang Undang Dasar 1945. Dan
rumusan baru tentang hak asasi manusia termuat dalam pasal 28 A hingga 28 J
UUD 1945 amandemen I tahun 1999. Penambahan rumusan HAM dilakukan
bukan semata – mata untuk mengakomodasi perkembangan pandangan HAM
yang semakin sangat penting, melainkan hal itu juga merupakan salah satu syarat
dari Negara hukum. Selainitu, HAM juga dapat dijadikan sebagai salah satu
indicator untuk mengukur tingkat peradaban, tingkat demokrasi, dan tingkat
kemajuan suatu Negara.
4) Peraturan perundang – undangan.
UU yang menjamin tentang HAM adalah UU no.39 tahun 1999 tentang HAM.
Berikut adalah hak – hak yang terdapat dalam UU no.39 tahun 1999 :
1) Hak untuk hidup (pasal 4),
2) Hak untuk berkeluarga (pasal 10),
3) Hak untuk mengembangkan diri (pasal 11, 12, 13, 14, 15, 16),
4) Hak untuk memperoleh keadilan (pasal 17, 18,19),
5) Hak atas kebebasan pribadi (pasal 20 hingga pasal 27),
6) Hak atas rasa aman (pasal 28 hingga pasal 35),
7) Hak atas kesejahteraan (pasal 36 hingga pasal 42),
8) Hak turut serta dalam pemerintahan (pasal 43 hingga pasal 44),
9) Hak wanita (pasal 45 hingga pasal 51),
10) Hak anak (pasal 52 hingga pasal 66).

2.3.2 Penegakan HAM.


Dalam rangka memberikan jaminan perlindungan terhadap HAM, dismping dibentuk
aturan – aturan hukum, juga dibentuk kelembagaan yang menangani masalah yang
berkaitan dengan penegakkan HAM, yaitu :
1) Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KomnasHAM). Dibentuk berdasarkan
Keppres no. 50 Tahun 1993 pada tanggal 7 Juni 1993 yang kemudia dikukuhkan
kembali melalui UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
2) Pengadilan HAM dibentuk berdasarkan UU No.26 Tahun 2000 tentang
Pengadilan Hak Asasi Manusia. Pengadilan HAM merupakan pengadilan khusus
yang berada di lingkungan pengadilan umum dan berkedudukan didaerah
Kabupaten atau Kota. Pengadilan HAM adalah pengadilan khusus terhadap
pelanggaran HAM berat. Pengadilan HAM berwenang memeriksa dan memutus
perkara pelanggaran HAM yang berat. Pengadilan HAM juga berwenang
memeriksa dan memutus perkara pelanggaran HAM yang dilakukan diluar batas
teritorial wilayah NKRI oleh warga Indonesia.
3) Pengadilan HAM Ad Hoc dibentuk atas usul dari DPR berdasarkan peristiwa
tertentu dengan keputusan Presiden untuk memeriksa dan memutuskan perkara
pelanggaran HAM yang berat yang terjadi sebelum diundangkannya UU No.26
Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.
4) Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR). UU No. 26 Tahun 2000 memberikan
alternatif bahwa penyelesaian langgaran HAM berat dapat dilakukan diluar
pengadilan HAM, yaitu melalui KKR yang dibentuk berdasarkan UU yaitu UU
No.27 Tahun 2004 tentang KKR. Namun, dalam perkembangannya UU ini
dicabut dan dinyatakan tidak memiliki kekuatan hukum yang mengikat oleh
Mahkamah Konstitusi (MK). Dengan demikian KKR sudah ditiadakan.
Penegakan perlindungan tidak hanya dilakukan oleh lembaga – lembaga yang
dibentuk oleh Negara. Masyarakat juga dapat berpatisipasi dalam rangka penegakan
dan perlindungan Hak Asasi Manusia. Partisipasi masyarakat tersebut diatur dalam
bab VIII UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM, yaitu dalam pasal 100 hingga pasal
103.
Dalam praktiknya, masyarakat dapat membentuk Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) yang merupakan lembaga organisasi yang secara khusus dibentuk oleh
masyarakat dengan tugas perlindungan dan penegakkan HAM di Indonesia.
Lembaga ini bertugas pada upaya penegakkan dan perlindungan HAM, mmisalnya
dengan menuntut pihak – pihak yang telah melanggar HAM, melindungi korban
HAM, menuntut keadilan, dan lain sebagainya. Beberapa Lembaga LSM yaitu :
1) Komisi utuk orang hilang dan tindak kekerasan (KONTRAS),
2) Yayasan lembaga bantuan hukum Indonesia (YLBHI),
3) Lembaga studi dan advokasi masyarakat (ELSAM),
4) Human Right Watch (HRW).
Pada intinya perlindungan HAM dilakukan untuk menghindari atau mencegah
tindakan pelanggaran HAM. Yang dimaksud pelanggaran HAM menurut UU No.39
Tahun 1999 adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok termasuk aparat
Negara baik disengaja maupun tidak disengaja, atau kelalaian yang secara hukum
mengurangi, menghalangi, membatasi, dan mencabut HAM seseorang atau
kelompok yang dijamin oleh UU, dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak
akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil berdasarkan mekanisme hukum
yang berlaku.
Pelanggaran HAM yang dilakukan oleh pihak aparat Negara meliputi pelanggaran
oleh lembaga eksekutif/legislatif/yudikatif/aparat kepolisan/serta tentara atau militer.
Pelanggaran HAM juga dapat dilakukan oleh warga Negara perorangan atau
kelompok, yang menghasilkan kasus seperti kekerasan massal, perkelahian antar
kelompok masyarakat, aksi penjarahan dan pembakaran, perusakan,terror dan
ancaman, perilaku anarki, dan konflik antar bangsa.

2.3.3 Hubungan HAM dengan demokrasi.


Ada keterkaitan erat antara demokrasi dengan HAM. Berdasar dengan konteks
sejarah, pada dasarnya perjuangan mewujudkan demokrasi juga merupakan sejarah
perjuangan menegakkan HAM di Dunia. Perjuangan menegakkan demokrasi
merupakan upaya umat manusia dalam rangka menjamin dan melindungi Hak Asasi
Manusia. Kebebasan dan persamaan adalah fondasi dari demokrasi. Demokrasi
adalah sistem politik yang melindungi kebebasan warganya sekaligus memberi tugas
pemerintah untuk menjamin kebebasan tersebut. Adanya kebebasan dan persamaan
adalah karena adanya pengakuan hak asasi manusia. Dari pernyataan tersebut
menjelaskan bahwa demokrasi selalu berhubungan dengan HAM.
Adanya isu dan gerakan global demokrasi, serta HAM pada Negara – Negara di
Dunia berimplikasi seperti berikut :
1) Keinginan dari masing – masing Negara untuk dikatakan sebagai Negara
demokrasi dengan cara menyusun pemerintahan demokrasi dan meratifikasi
berbagai konvensi Internasional tentang HAM.
2) HAM dan demokrasi menjadi semacam persyaratan bagi Negara - Negara dalam
menjalani hubungan Internasional maupun dalam hal bantuan Internasional.
2.4 HAM dalam UUD 1945.

2.4.1 Hakikat dan pembagian HAM.


Disini kita melihat bahwa HAM jika ditinjau secara objektif berhubungan dengan
kodrat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang berbudi. Oleh karena itu,
landasan HAM ada dua, yaitu :
a. Landasan yang langsung dan yang pertama yaitu kodrat manusia.
b. Landasan yang kedua dan yang lebih dalam yaitu Tuhan sendiri yang sudah
menciptakan manusia.
HAM atau hak – hak fundamental itu melekat pada kodrat manusia sendiri memiliki
maksud bahwa hak – hak yang paling fundamental itu tidak lain dari aspek aspek
kodrat manusia atau hal yang mengenai kemanusiaan itu sendiri. Kemanusiaan setiap
manusia adalah suatu ide yang luhur dari sang Pencipta, yang menghendaki supaya
setiap orang berkembang dan mencapai kesempurnaanya sebagai manusia.
Oleh karena itu, setiap manusia harus dapat mengembangkan diri sesuai kemampuan
mereka sehingga dapat terus berkembang secara leluasa.
Semua hak yang berakar dalam kodratnya adalah semua hak yang lahir bersama
dengan eksistensinya manusia dan merupakan konsekuensi hakiki dari kodratnya.
Dimana ada manusia, disitu ada HAM yang harus dihargai dan dijunjung tinggi.
Secara objektif, orang atau Negara lain tidak dapat menghilangkan atau menghapus
HAM yang melekat pada diri setiap orang. Hak asasi manusia atau HAM yang diakui
oleh suatu Negara diakui, secara hukum dapat dirumuskan dan dibagi menjadi dua
kategori :
1) Hak – hak yang hanya dimiliki oleh para warga Negara dari Negara yang
bersangkutan ( hak – hak warga Negara ).
2) Hak – hak yang pada dasarnya dimiliki semua yang berdomisili di Negara yang
bersangkutan.
Kemudian kita kenal pembagian sebagai berikut :
Klasik Pribadi
Politik
HAM Hak – hak persamaan
Sosial
Kolektif
Akhir – akhir ini dalam perkembangan konsepsi dasar HAM kita jumpai :
1) Generasi I : terutama mengenai hak – hak politik dan hukum.
2) Generasi II : terutama menyangkut hak – hak ekonomi, sosial, dan budaya.
3) Generasi III : terutama menyangkut hak – hak atas pembangunan.

2.4.2 HAM dalam UUD 1945.


Hak-hak asasi manusia sebenarnya tidak dapat dipisahkan dengan pandangan
filosofis tentang manusia yang melatarbelakanginya. Menurut Pancasila sebagai
dasar dari bangsa Indonesia hakikat manusia adalah tersusun atas jiwa dan raga,
kedudukan kodrat sebagai makhluk Tuhan dan makhluk pribadi, adapun sifat
kodratnya sebagai mahluk individu dan makhluk sosial. Dalam pengertian inilah
maka hak-hak asasi manusia tidak dapat dipisahkan dengan hakikat kodrat manusia
tersebut. Konseksuensinya dalam realisasinya maka hak asasi manusia senantiasa
memilik hubungan yang korelatif dengan wajib asasi manusia karena sifat kodrat
manusia sebaga individu dan mahluk sosial.

Dalam rentangan berdirinya bangsa dan negara Indonesia telah lebih dulu
dirumuskan dari Deklarasi Universal hak-hak asasi manusia PBB , karena
Pembukaan UUD 1945 dan pasasl-pasalnya diundangkan pada tanggal 18 Agustus
1945 , adapun Deklarasi PBB pada tahun 1948. Hal itu merupakan fakta pada dunia
bahwa bangsa Indonesia sebelum tercapainya pernyataan hak-hak asasi manusia
sedunia oleh PBB, telah mengangkat hak-hak asasi manusia dan melindunginya
dalam kehidupan bernegara yang tertuang dalam UUD 1945. Hal ini juga telah
ditekankan oleh para pendiri negara, misalnya pernyataan Moh. Hatta dalam sidang
BPUPKI sebagai berikut :

“Walaupun yang dibentuk itu Negara kekeluargaan, tetapi masih perlu ditetapkan
beberapa hak dari warga Negara agar jangan sampai timbul negara kekuasaan
(Machsstaat atau negara penindas)”.
Deklarasi bangsa Indonesia pada prinsipnya termuat dalam naskah Pembukaan UUD
1945, dan Pembukaan UUD 1945 inilah yang merupakan sumber normativ bagi
hukum positif Indonesia terutama penjabaran dalam pasal pasal UUD 1945.

Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea kesatu dinyatakan bahwa “Kemerdekaan ialah
hak segala bangsa”. Dalam pernyataan tersebut terkandung pengakuan secara yuridis
hak asasi manusia tentang kemerdekaan sebagaimana tercantum dalam Deklarasi
Universal Hak-hak Asasi Manusia PBB pasal I.

Dasar filosofi hak-hak asasi manusia tersebut bukanlah kebebasan individualis,


malainkan menempatkan manusia dalam hubungannya dengan bangsa (makhluk
sosial) sehingga hak asasi manusia tidak dapat dipisahkan dengan kewajiban asasi
manusia .Kata-kata berikutnya adalah pada alinea ketiga Pembukaan UUD 1945,
sebagai berikut :

“Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan
yang luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia
menyatakan dengan ini kemerdekaannya”.

Penyataan tentang “ atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa…” mengandung arti
bahwa dalam deklarasi bangsa Indonesia terkandung pengakuan manusia yang
berketuhanan Yang Maha Esa, dan diteruskan dengan kata “…supaya berkehidupan
kebangsaan yang bebas…” dalam pengertian bangsa maka bangsa Indonesia
mengakui hak-hak asasi manusia untuk memeluk agama sebagaimana tercantum
dalam Deklarasi Universal Hak-hak Asasi Manusia PBB pasal 18, dan dalam pasal
UUD 1945 dijabarkan dalam pasal 29 ayat (2) yaitu negara menjamin kemerdekaan
tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

Melalui Pembukaan UUD 1945 dinyatakan dalam alinea empat bahwa Negara
Indonesia sebagai suatu persekutuan bersama bertujuan untuk melindungi warganya
terutama dalam kaitannya dengan perlindungan hak-hak asasinya. Adapun tujuan
negara yang merupakan tujuan yang tidak pernah berakhir (never ending goal)
adalah sebagai berikut :

1) Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.

2) Untuk memajukan kesejahteraan umum.

3) Mencerdaskan kehidupan bangsa.

4) Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,


perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Tujuan Negara Indonesia sebagai negara hukum yang bersifat formal maupun
material tersebut mengandung konsekuensi bahwa negara berkewajiban untuk
melindungi seluruh warganya dengan suatu undang-undang terutama untuk
melindungi hak-hak asasi manusia demi untuk kesejahteraan hidup bersama.

Berdasarkan pada tujuan Negara sebagai terkandung dalam Pembukaan UUD 1945
tersebut, Negara Indonesia menjamin dan melindungi hak-hak asasi manusia pada
warganya terutama dalam kaitannya dengan kesejahteraan hidupnya baik jasmaniah
maupun rohaniah, antaralain berkaitan dengan hak-hak asasi di bidang politik,
ekonomi, sosial, kebudayaan, pendidikan, dan agama.

2.4.3 Sifat spesifik UUD 1945 berkaitan dengan HAM.


Pasal 21 sampai dengan pasal 33 UUD 1945 berbicara tentang hak – hak warga
Negara,bukan hak – hak manusia sebagai manusia. Ada suatu pertanyaan yang
mengatakan “Mengapa UUD 1945 membahas mengenai hak – hak warga Negara
bukan berbicara tentang hak asasi manusia?”. Jawabannya adalah suatu hak
kemanusiaan sebenarnya baru menjadi permasalahan apabila seseorang berada dalam
lingkungan manusia lainnya. Secra teoritis abstrak kita dapat membayangkan hak
manusia yang mutlak tanpa melakukan perumusan dalam hubungannya dengan
masyarakat. Dalam rangka pemikiran inilah rumusan perlindungan hak – hak
kemanusiaan di dalam UUD 1945, kita terjemahkan dengan hak – hak warga Negara
dan mengenai kedudukan penduduk. Rumusan lebih lanjut dalam perundang –
undangan harus mengikuti petunjuk – petunjuk dan dimungkinkan adanya
pembatasan – pembatasan terhadap sifat mutlak manusia yang lazim dikaitkan pada
masalah kemanusiaan. Pasal – pasal mengenai hak warga Negara termuat dari pasal
21 hingga pasal 33 UUD 1945 yang dapat kita pelajari sendiri.
HAM yang mempergunakan istilah UUD 1945 yaitu hak – hak warga Negara juga
harus diakui dan dijunjung tinggi karena mempunyai arti yang sama dengan hak
asasi manusia yang harus dihormati.

2.5 Kasus pelanggaran HAM di Indonesia.

2.5.1 Kasus pelanggaran HAM di sekitar masyarakat dengan cara meminimalisirnya.


Manusia merupakan makhluk yang bisa berpikir dan juga memiliki hati nurani.
Sebagai manusia, tentu saja kedua hal ini harus selalu dijalankan untuk tercipta
pembangunan negara yang memenuhi aspek kemanusiaan.
Jika hanya akal pikiran saja, maka akan lahir budaya dimana yang kuat akan
menindas yang lemah. Hal ini sudah sering terjadi di dunia dan terkadang tindak
kejahatan tersebut sampai tergolong kedalam kategori pelanggaran HAM berat.
Berikut contoh pelanggaran HAM di lingkungan masyarakat :
1) Tawuran Antar Warga
Dalam lingkup ini juga masih sering terjadi kasus pelanggaran HAM. Contoh
yang paling menonjol adalah tawuran antar desa, RT, maupun RW. Hal tersebut
dapat terjadi saat para warga mudah emosi. Bila kasus ini sudah terjadi, maka
harus sampai ke tingkat kepolisian untuk dapat memberikan solusi. Pembelajaran
moral sangat perlu untuk dilakukan, agar seluruh warga tidak mudah diadu
domba dan juga emosi.
2) Menghalangi Kebebasan Beribadah
Indonesia memiliki beragam suku, agama, ras, dan juga golongan.
Membudayakan toleransi akan mnejadi hal yang sangat penting. Maka dari itu,
menghalangi suatu masyarakat untuk beribadah dapat dikatakan sebagai tindakan
pelanggaran HAM.
Bila ada orang yang melakukan tindakan seperti ini harus diperingatkan dengan
keras. Bila pelaku semakin parah, maka tindakan tersebut dapat diperkarakan ke
polisi. Namun, bila pelaku meminta maaf dan tidak pernah mengulangi lagi
sebelum sampai ke polisi, maka maafkanlah.
3) Pencurian.
Bangsa Indonesia termasuk kedalam bangsa yang konsumtif. Kejadian ini dapat
dijadikan pelajaran bagi para orangtua untuk mendidik anaknya menjadi generasi
yang produktif dan bukan konsumtif. Dengan membudayakan perbuatan
produktif, maka besarnya pendapatan akan menjadi lebih besar dibandingkan
dengan pengeluaran.
Selain dari pendidikan moral menjadi lebih produktif, pendidikan agama juga
perlu untuk dipelajari lebih lanjut. Setiap agama selalu melarang pencurian yang
mana mengambil hak yang menjadi hak dari orang lain. Pencurian juga dapat
terjadi akibat tingginya kesenjangan sosial dan banyaknya pengangguran.
4) Pemerkosaan.
Pemerkosaan tergolong kedalam salah satu pelanggaran HAM. Pelanggaran yang
satu ini bisa jadi akibat kurangnya iman dan kurang tegasnya hukuman yang
dijatuhkan kepada pelaku pemerkosaan. Terkadang pakaian model jaman
sekarang untuk perempuan juga terlalu terbuka, hal itu membuat kasus
pemerkosaan semakin meningkat. Bila setiap pelaku pemerkosaan langsung
dikebiri, maka hal ini akan menjadi terapi shock yang akan membuat orang lain
enggan untuk melakukannya.
Kita sebagai warga negara harusnya saling hidup rukun antar sesama manusia, supaya
senantiasa aman dan damai. Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi
pelanggaran HAM di lingkungan masyarakat seperti berikut:

1) Menumbuhkan rasa toleransi, saling menghargai, dan sikap gotong royong


sehingga setiap individu dapat saling menghargai antar sesama.

2) Meningkatkan keamanan dengan kontribusi masyarakat dan aparat keamanan


sehingga dapat mengurangi tindak kejahatan yang ada.

3) Meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat sehingga setiap


kehidupan masyarakat menjadi terjamin dan tidak merasa yang paling berkuasa.
2.5.2 Kasus pelanggaran HAM didalam Negara dengan cara meminimalisirnya.
Pelanggaran HAM berat juga pernah terjadi di dunia belahan lain, selain Indonesia.
Sedihnya lagi masih saja ada kasus pelanggaran HAM berat yang masih berlangsung
hingga hari ini. Sebagai generasi muda, Anda harus turut peduli mengenai berita
seperti ini.
Kejadian seperti itu, harus dijadikan pelajaran untuk selalu membuat Indonesia
menjadi negara yang aman dan tentram jauh dari kasus pelanggaran HAM. Beberapa
kasus dari pelanggaran HAM skala Internasional dapat disimak sebagai berikut :
1) Pelanggaran Israel dan Palestina
Kasus yang satu ini masih berlangsung sampai hari ini. Pada awalnya, Israel
melakukan pengungsian kearah Palestina. Negara Palestina mau saja membantu
dan menerima para pengungsi Israel. Maka dari itu, jaman dahulu Anda dapat
melihat adanya negara Palestina di buku-buku peta dunia. Hanya saja, saat ini
negara Palestina justru malah dijajah oleh Israel. Kemudian, bangsa pengungsi
yang berkhianat tersebut memiliki kekuatan politik yang lebih kuat, sehingga
akhirnya mampu menghapuskan Palestina dari peta dunia.
Bahkan, saat ini Palestina hanya memiliki wilayah kekuasaan yang semakin
mengecil. Itu saja, para warga sipil Palestina sering diserang dengan berbagai
peluru, rudal, dan senjata lainnya. Saat ini Palestina sedang berjuang untuk
mendapatkan pengakuan dari PBB mengenai wilayah yang dulunya miliknya dan
direbut, dan saat ini, PBB sudah mengakui bahwa Palestina merupakan suatu
negara.
2) Kekejaman Adolf Hitler.
Adolf Hitler merupakan salah satu dari pemimpin yang pernah berkuasa di
Jerman. Tokoh ini menerapkan sistem otoriter dalam melaksanakan
pemerintahan. Ada banyak sekali kasus pembunuhan masal yang terjadi terhadap
bangsa Yahudi. Sampai sekarang, kasus kekejaman Adolf Hitler pada bangsa
Yahudi ini masih banyak dibicarakan oleh orang-orang. Ragam peninggalannya
juga diabadikan dan jejaknya dibukukan.
3) Kasus muslim Rohingya di Myanmar.
Muslim Rohingya tinggal di negara bagian Rakhine, Myanmar. Mereka sudah
tinggal di tempat itu sejak nenek moyang mereka. Namun, pada tahun 2015,
Pemerintah Myanmar, mengusir mereka dan membantai mereka yang tidak mau
pindah. Mereka diberantas haknya karena mereka adalah kaum minoritas dan
dianggap tidak memiliki kewarganegaraan.
“ Pada tahun pertama, sebanyak 80.000 warga Rohingya kehilangan tempat
tinggal, 1200 warga hilang” ungkap salah seorang warga . Menurut laporan
Reuters, sebanyak 700.000 warga etnis Rohingnya melarikan diri dari serangan
militer Myanmar selama pelanggaran HAM yang berlangsung dari tahun 2016
hingga 2017.
4) Kekejaman Husni Mubarak di Mesir.
Husni Mubarak adalah diktator Mesir yang berkuasa selama 30 tahun, yaitu sejak
1981 sampai 2011. Ia didesak mundur oleh para pendemo di Kairo. Para
pendemo ini kemudian ditembaki oleh pasukan pengikut Mubarak hingga ratusan
demonstran tewas.
Mubarak juga terkenal otoriter dan kejam. Selama masa kepemimpinannya,
banyak terjadi kasus penyiksaan dan penculikan yang dibuat-buat oleh polisi.
Target polisi tersebut adalah orang-orang oposisi. Selain itu, banyak tahanan
yang mengalami perlakuan kejam. Sehingga, dilaporkan bahwa, dari tahun 2000
hingga 2009, ada 125 kasus penyiksaan yang berakibat tewasnya tahanan.
5) Tragedi Trisakti.
Tragedi Trisakti terjadi pada 12 Mei 1998. Dalam tragedi ini terjadi peristiwa
penembakan mahasiswa Universitas Trisakti.Pada tahun 1998, terjadi krisis
moneter yang berakibat ke banyak sektor.Keadaan ini mengundang aksi protes
mahasiswa.
Pada tanggal tersebut mahasiswa Universitas Trisakti mengadakan longmarch
menuju gedung MPR/DPR untuk kemudian melakukan demo. Namun, sebelum
sampai di gedung tersebut, aksi ini ditentang oleh polisi. Setelah kedua pihak
berunding, disepakati bahwa Polisi dan mahasiswa sama-sama mundur. Saat
mahasiswa mundur kembali ke kampus mereka, terjadi sebuah provokasi yang
menyebabkan beberapa mahasiswa terpancing. Akhirnya kerusuhan pun terjadi,
polisi melakukan penembakan sehingga empat mahasiswa tewas dan beberapa
luka-luka.
6) Pembunuhan Munir
Munir Said Thalib adalah seorang aktivis HAM. Ia telah banyak melakukan
pembelaan hukum pada orang-orang tertindas. Salah satunya adalah menjadi
pembela keluarga korban penculikan paksa yang terjadi pada tahun 1997 dan
1998. Munir juga merupakan pengkritik pemerintah yang berkuasa saat itu.
Di tahun 2004, Munir ditemukan tewas dalam pesawat yang menuju Amsterdam.
Hasil autopsi yang dilakukan oleh tim forensik Belanda menemukan adanya
senyawa arsenik dalam jasad Munir.Hasil ini mengindikasikan bahwa aktivis
HAM ini sengaja diracun oleh pihak tertentu yang bermaksud menyingkirkannya.
Upaya pencegahan pelanggaran HAM di Indonesia dapat dilakukan dengan
beberapa hal diantaranya :
1) Melakukan pendekatan hukum dan pendekatan dialogis
2) Sentralisasi kekuasaan yang terjadi selama ini perlu dibatasi.

3) Mematuhi instrumen-instrumen HAM yang telah ditetapkan.

4) Melaksanakan hak asasi yang dimiliki dengan penuh tanggung jawab.

5) Memahami bahwa selain memiliki hak asasi, setiap orang juga memiliki
kewajiban asasi yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab.

6) Tidak semena-mena terhadap orang lain.

7) Menghormati hak-hak orang lain.

2.5.3 Cara untuk meminimalisir kasus pelanggaran HAM di Indonesia.


1) Menyampaikan laporan atau pengaduan atas terjadinya pelanggaran hak asasi
manusia kepada komnas HAM atau lembaga berwenang lainnya.
2) Masyarakat juga dapat berpartisipasi dalam bentuk uslan mengenai perumusan
kebijakan yang berkaitan dengan hak asasi manusia kepada Komnas HAM atau
lembaga terkait lainnya.

3) Masyarakat juga dapat bekerja sama dengan Komnas HAM untuk meneliti,
memberi pendidikan dan menyebarluaskan informasi mengenai HAM pada
segenap lapisan masyarakat.

4) Mempelajari, memahami dan menerapkan pentingnya HAM dalam kehidupan


sehari hari.

5) Meningkatkan kerjasama yang harmonis antan kelompok dan golongan dalam


masyarakat.

6) Menolak dengan tegas setiap terjadinya pelanggaran HAM dengan alasan


bahwa pelanggaran HAM pada dasarnya adalah pelanggaran atas harkat dan
martabat manusia.

7) Mendukung dengan tetap bersikap kritisw terhadap upaya penegakan HAM


dengan cara mendukung upaya penegakan HAM yang dilakukan oleh
pemerintah maupun lembaga perlindungan HAM lainnya.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan :

Hak asasi manusia merupakan hak dasar yang melekat dan dimiliki setiap manusi sejak lahir
sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Kesadaran akan hak asasi manusia didasarkan pada
pengakuan bahwa semua manusia sebagai makhluk Tuhan memiliki derajat dan martabat yang
sama. Dengan pengakuan akan prinsip dasar tersebut maka setiap manusia memiliki hak dasar
yang disebut hak asasi manusia. Jadi hal tersebut dapat ditarik kesimpulan adanya hak asasi
manusia tumbuh dari pengakuan manusia sendiri bahwa mereka semua adalah sama dan
sederajat.
Berdasarkan Undang – Undang No.39 Tahun 1999 tentang hakasasi manusia, dinyatakan bahwa
hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh Negara hukum, pemerintahan, dan setiap orang demi
kehormatan, serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
Latar belakang sejarah hak asasi manusia, pada hakikatnya muncul karena inisiatif manusia
terhadap harga diri dan martabatnya, sebagai akibat dari tindakan sewenang – wenang dari para
penguasa, penjajahan, perbudakan, ketidakadilan, kelaziman. Perkembangan pengakuan hak
asasi manusia berjalan secara perlahan-lahan dan beraneka ragam. Hak-hak asasi manusia
sebenarnya tidak dapat dipisahkan dengan pandangan filosofis tentang manusia yang
melatarbelakanginya. Menurut Pancasila sebagai dasar dari bangsa Indonesia hakikat manusia
adalah tersusun atas jiwa dan raga, kedudukan kodrat sebagai makhluk Tuhan dan makhluk
pribadi, adapun sifat kodratnya sebagai mahluk individu dan makhluk sosial. Dalam pengertian
inilah maka hak-hak asasi manusia tidak dapat dipisahkan dengan hakikat kodrat manusia
tersebut. Konseksuensinya dalam realisasinya maka hak asasi manusia senantiasa memilik
hubungan yang korelatif dengan wajib asasi manusia karena sifat kodrat manusia sebaga individu
dan mahluk sosial. Tujuan Negara Indonesia sebagai negara hukum yang bersifat formal maupun
material tersebut mengandung konsekuensi bahwa negara berkewajiban untuk melindungi
seluruh warganya dengan suatu undang-undang terutama untuk melindungi hak-hak asasi
manusia demi untuk kesejahteraan hidup bersama. Berdasarkan pada tujuan Negara sebagai
terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 tersebut, Negara Indonesia menjamin dan melindungi
hak-hak asasi manusia pada warganya terutama dalam kaitannya dengan kesejahteraan hidupnya
baik jasmaniah maupun rohaniah, antaralain berkaitan dengan hak-hak asasi di bidang politik,
ekonomi, sosial, kebudayaan, pendidikan, dan agama.
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Winarno, S. M. (2017). Pendidikan Kewarganegaraan . Jakarta: PT Bumi Aksara.

R, E. M. (n.d.). Retrieved from https://wonkdermayu.wordpress.com/artikel/penjabaran-hak-


azasi-manusia-dalam-uud-1945/

Setiardja, P. D. (1993). HAK - HAK ASASI MANUSIA BERDASARKAN IDEOLOGI


PANCASILA. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Sigit Dwi Nuridha, Y. S. (2017). Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: Intan
Pariwara.

(n.d.). Retrieved from https://cerdika.com/contoh-kasus-pelanggaran-ham-di-indonesia-dan-


dunia/

Anda mungkin juga menyukai