Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KEPERAWATAN KOMUNITAS

OLEH

Afita 1420118119

PROGRAM STUDI ILMUKEPERAWATAAN

SEKOLAHTINGGI ILMU KESEHATAN

MALUKU HUSADA

AMBON

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat
dan hidayah-Nyalah sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah
Keperawatan Komunitas ini tepat pada waktu yang telah ditentukan. Makalah ini
diajukan guna memenuhi tugas yang diberikan dosen mata kuliah Keperawatan
Komunitas.
Pada kesempatan ini juga kami berterima kasih atas bimbingan dan
masukan dari semua pihak yang telah memberi kami bantuan wawasan untuk
dapat menyelesaikan makalah ini baik itu secara langsung maupun tidak langsung.
Kami menyadari isi makalah ini masih jauh dari kategori sempurna, baik
dari segi kalimat, isi maupun dalam penyusunan. oleh karen itu, kritik dan saran
yang membangun dari dosen mata kuliah yang bersangkutan dan rekan-rekan
semuanya, sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan makalah-
makalah selanjutnya.

Penulis

Afita
DAFTAR ISI
Sampul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Lampiran
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penulisan
1.3 Metode Penulisan
1.4 Sistimatika Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Asuhan keperawatan komunitas dalam rentang sehat sakit
2.1.1 Tujuan dan Sasaran keperawatan komunitas
2.1.2 Strategi keperawatan komunitas (berikan contoh pada setiap starategi
pelayanan keperawatan komunitas )
2.1.3 Intervensi pelayanan keperawatan komunitas (Promotif, Preventif,
Kuratif, Kolaboratif) ( berikan contoh pada setiap intervensi)
2.1.4 Implementasi pelayanan keperawtan komunitas (Primer, Sekunder,
Tersiar) ( berikan contoh pada setiap intervensi)
2.1.5 focus pelayanan Keperawatan Komunitas
2.2 Konsep Rentang sehat sakit
2.2.1 Paradigma kesehatan (gambarkan dalam bentuk bagan)
2.2.2 Konsep sehat,
2.2.3 Konsep sakit,
2.2.4 Indikator dan karakteristik sehat
2.2.5 Prilaku hidup sehat
2.3 Standar praktek dalam keperawatan komunitas
(sesuai materi saya,silakan di jelaskan dgn bahasa sendiri perstandar dan
memberikan contoh sederhana pada setiap standar)
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Standar praktek dalam keperawatan komunitas (sesuai materi saya,silakan
di jelaskan dgn bahasa sendiri perstandar dan memberikan contoh sederhana
pada setiap standar)
3.2 Masalah Kesehatan Komunitas Yang terjadi pada setiap standar
3.3 Kelamahan yang sering di temui pada setiap standar
3.4 Kelebihan/keunggulan pada setiap standar
(poin 3,2-3,4 menggunakan nalar masing2 individu)
BAB IV. KESIMPULAN & SARAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan komunitas merupakan suatu sistem dari praktek keperawatan
dan praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta
memelihara kesehatan penduduk.
Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan pelayanan
kesehatan menuntut perawat saat ini memiliki pengetahuan dan keterampilan di
berbagai bidang. Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang, dimana
perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara komprehensif.
Perawat dianggap sebagai salah satu profesi kesehatan yang harus dilibatkan
dalam pencapaian tujuan pembangunan kesehatan baik di dunia maupun di
Indonesia.
Dalam menjalankan visi misinya tentu perawat komunitas memiliki peran
dan fungsi. Diataranya Peran yang dapat dilaksanakan adalah sebagai pelaksana
pelayanan keperawatan, pendidik, koordinator pelayananan kesehatan,
pembaharu(innovator), pengorganisasian pelayanan kesehatan (organizer),
panutan (role model), sebagai fasilitator (tempat bertanya), dan sebagai pengelola
(manager). Selain peran perawat juga memiliki fungsi, diantaranya adalah fungsi
independen, fungsi dependen dan fungsi interdependen. Dengan tanggung jawab
fungsi dan peran tersebut kehadiran perawat diharapkan mampu meningkatkan
status kesehatan masyarakat indonesia.
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Untuk mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan komunitas dalam
sehat sakit
1.2.2 Untuk Mngetahui konsep rentang sehat akit
1.2.3 Untuk Mngetahui standar praktek dalam keperawatan komunitas
1.3 Metode Penulisan.
Metode penulisan ini menggunakan metode dengan artikel, buku pada
asuhan keperawatan komunitas yang di dapatkan dengan menggunakan geogle
schoral dan artikel dari beberapa yang di ambil dari geogle
1.4 Sistimatika Penulisan
Pendahuluan, Pembahasan dan Penutup
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep dasar asuhan keperawatan komunitas dalam rentang sehat sakit
Asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan pada
praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien /pasien di
berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah
keperawatan sebagai suatu profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat
keperawatan,bersifat humanistic,dan berdasarkan pada kebutuhan objektif klien
untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien.
2.1.1 Tujuan dan sasaran keperawatan komunitas
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan
dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut.
1) Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,
keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.
2) Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general
community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan
masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga, individu, dan kelompok.
Selain itu, secara khusus diharapkan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat memiliki kemampuan untuk:
a. Identifikasi masalah kesehatan yang dialami;
b. Mendefinisikan masalah kesehatan dan memprioritaskannya;
c. Otonomi Klien Otonomi klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih
atau melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah
kesehatan yang ada (Mubarak, 2009).
Sasaran Keperawatan Komunitas Sasaran dari perawatan kesehatan
komunitas adalah individu, keluarga, kelompok khusus, komunitas yang sehat
atau sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan, sasaran ini terdiri
dari:
a. Individu Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari
aspek biologi, psikologi, sosial dan spiritual.
b. Keluarga Keluarga merupakan hubungan erat secara terus menerus dan terjadi
interaksi satu sama lain baik secara individu maupun individu yang secara
bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara
keseluruhan.
c. Kelompok Khusus Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang
mempunyai jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi
sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Termasuk di antaranya adalah:
1) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat sebagai
perkembangan dan pertumbuhannya, seperti;
• Ibu hamil
• Bayi baru lahir
• Balita
• Anak usia sekolah
• Usia lanjut
2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan keperawatan, di antaranya adalah:
• Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit kelamin
lainnya. Penderita dengan penyakit menular, seperti: penyakit diabetes
mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain-lain.
3) Kelompok yang mempunyai risiko terserang penyakit, di antaranya:
• Wanita tuna susila
• Kelompok narkoba dan narkoba
• Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain
4) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, di antaranya adalah:
• Panti werdha
• Panti asuhan
• Pusat-pusat rehabilitasi cacat fisik, mental dan sosial
• Penitipan balita
2.1.2 Strategi Keperawatan Komunitas
Berbagai upaya strategi dapat dilakaukan dalam rangkan mealakukan
upaya pencegahan risiko penyalahgunaan narkoba pada remaja, upaya di
dilakukan dalam rangka meningkatkan keterlibatan dan peran serta aktif semua
pihak (Allender & Spradly, 2005). Menurut Stanhope & lanscater (2004), Strategi
yang dilakukan dalam keperawatan komunitas meliputi proses kelompok,
pendidikan kesehatan, membangun patnership, dan pemberdayaan dengan
menggunakan prinsip pengorganisasian masyarakat.
Berikut ini akan dipaparkan beberapa strategi yang akan digunakan untuk
melakukan pencegahan risiko penyalahgunaan narkoba pada remaja disekolah
yaitu:
1) Pendidikan kesehatan
2) Proses kelompok
3) Pemberdayaan masyarakat (empowerment)
4) Kemitraan (partnership).
Pendidikan kesehatan, merupakan strategi pembelajaran yang dapat
mendukung perilaku sehat atau merubah perilaku tidak sehat (Fredman, Bowdwn,
& Jones, 2003). Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan memberikan
pengetahuan sebagai upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan, dalam bentuk
mencegah terjadinya penyakit (health prevention), maupun melindungi diri dari
berbagai masalah kesehatan (health protection) yang dilakukan dengan cara
penyebaran informasi, dan peningkatan motivasi masyarakat untuk berperilaku
hidup sehat (Pender, Murdaugh, & Parson, 2006). Pendidikan kesehatan bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi ketidakmampuan untuk
mencapai aktualisasi potensi kesehatan dari individu, keluarga, komunitas dan
masyarakat (Nies & McEwen, 2007).
Istilah pendidikan kesehatan telah berkembang menjadi promosi
kesehatan yang mempunyai makna lebih luas. Menurut Pender et al, (2006 dalam
Elligott et al, 201 0), promosi kesehatan merupakan perilaku yang termotivasi
oleh keinginan untuk meningkatkan kesehatan dan mewujudkan potensi kesehatan
manusia. Notoatmodjo (2007) promosi kesehatan merupakan bentuk intervensi
yang ditujukan kepada perubahan perilaku sehingga perilaku tersebut kondusif
dengan kesehatan. Dengan kata lain promosi kesehatan mengupayakan agar
perilaku individu, kelompok, atau masyarakat berpengaruh positif terhadap
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Pendidikan kesehatan yang dapat
dilakukan perawat dalam rangka melakukan pencegahan risiko penyalahgunaan
narkoba dapat dilakukan melalui pelatihan terhadap kelompok sebaya yang telah
dibentuk, penyebaran leaflet, pemasangan poster, melakukan guidence, coaching,
konseling serta menggunakan media massa (Helvie, 1998; Ervin, 2002).
Proses kelompok, merupakan strategi intervensi keperawatan komunitas
yang dilakukan bersama-sama dengan sekolah atau masyarakat melalui
pembentukan kelompok. Dukungan kelompok sangat penting dalam pelaksanaan
praktik keperawatan komunitas untuk melakukan pencegahan risiko
penyalahgunaan narkoba pada remaja khususnya disekolah. Proses kelompok
dilakukan melalui pembentukan peer educator dan kader kesehatan sekolah yang
disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan di sekolah (Stanhope & Lancaster,
2004; Hitchock, Schuber & Thomas, 1999). Menurut Helvie (1998), proses
kelompok bertujuan meningkatkan kualitas kelompok, sehingga kelompok
mampu melakukan keterampilan tertentu.
Proses kelompok pada masalah risiko penyalal1gunaan narkoba pada
remaja di sekolah dilakukan untuk memberikan pelatihan keterampilan terhadap
siswa dan guru. Kelompok yang dibentuk merupakan kelompok siswa dan guru
yang diberikan pelatihan pencegahan penyalahgunaan narkoba secara terpisah.
Kegiatan yang melibatkan kelompok seperti siswa atau remaja, dan kelompok
yang berisiko tinggi serta bekerjasama dengan sekolah, dan masyarakat
memudahkan dan dapat diterimanya program pencegahan risiko penyalahgunaan
narkoba pada remaja (Hitchcock, et all., 1999; stanhope & Lancaster, 2004).
Pemberdayaan masyarakat, Menurut Kreisberg (1992, dalam Helvie,
2003) pemberdayaan merupakan proses pengembangan pengetahuan dan
ketrampilan untuk meningkatkan kemampuan seseorang mengambil keputusan
yang mempengaruhi kehidupan seseorang. Pemberdayaan masyarakat merupakan
upaya untuk membangun daya, mendorong, memotivasi, dan membangkitkan
kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk
mengembangkannya (Sumodiningrat, 1996). Perawat menggunakan strategi
pemberdayaan untuk membantu masyarakat mengembangkan keterampilan dalam
menyelesaikan masalah, menciptakan JeJanng, r~gosiasi, lobbying, dan
mendapatkan informasi untuk meningkatkan kesehatan (Nies & McEwen, 2007).
Dalam upaya mencegah risiko penyalahgunaan narkoba di SMK TB residen
membangun hubungan kerjasama dengan guru dan siswa disekolah.
Kemitraan (partner.ship), adalah suatu proses distribusi informasi,
fleksibel dan negosiasi kekuatan masing-masing pihak yang terlibat dalam upaya
membuat perubahan meningkatkan untuk kesehatan masyarakat (Helvie, 1998).
Kemitraan merupakan bentuk kerjasama aktif antara perawat komunitas,
masyarakat, maupun lintas sektor dan program. Bentuk kegiatannya adalah
kolaborasi, negosiasi dan sharing dilakukan untuk saling menguntungkan
(Stanhope & Lancaster, 2004).
2.1.3 Intervensi pelayanan keperawatan komunitas
 Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:
1) Penyuluhan kesehatan masyarakat
2) Peningkatan gizi
3) Pemeliharaan kesehatan perseorangan
4) Pemeliharaan kesehatan lingkungan
5) Olahraga secara teratur
6) Rekreasi
7) Pendidikan seks
 Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan
gangguan terhadap kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat melalui kegiatan:
1) Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui Posyandu, Puskesmas maupun
kunjungan rumah
3) Pemberian vitamin A dan yodium melalui Posyandu, Puskesmas ataupun di
rumah
4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan meyusui
 Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota
keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah
kesehatan, melalui kegiatan:
1) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari Puskesmas dan
rumah sakit.
3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas.
4) Perawatan payudara
5) Perawatan tali pusat bayi baru lahir
 Kolaboratif
Kolaborasi dengan berbagai jenis profesi, organisasi dan perkumpulan
merupakan cara paling efektif untuk mempromosikan dan melindungi kesehatan
orang-orang. Menciptakan kondisi dimana komunitas selalu sehat kemungkinan
sangat kompleks, proses sumber daya yang intensif. Perawat kesehatan komunitas
bekerja sama dengan disiplin ilmu lain dari berbagai bidang dan profesi dalam
upaya meningkatkan kesehatan populasi. Hal ini meliputi identifikasi perawat
kesehatan komunitas akan pentingnya tindakan legislatif dan keterlibatan
kebijakan sosial dan kesehatan di semua tingkat. Kolaborasi ini kemungkinan
terjadi dalam sistem pelayanan ksehatan dan pemerintah mengadopsi program
promotif dan kebijakan yang perlu direvisi.
2.1.4 implementasi pelayanan Keperawatan komunitas

1) primer
Upaya kesehatan primer terdiri atas dua bentuk upaya sebagai berikut.
a. Pelayanan kesehatan perorangan primer Pelayanan kesehatan perorangan
primer adalah pelayanan kesehatan sejak kontak pertama secara perorangan
sebagai proses awal pelayanan kesehatan. Penekanannya pada pemberian layanan
pengobatan, pemulihan tanpa mengabaikan upaya peningkatan dan pencegahan,
termasuk di dalamnya pelayanan kebugaran dan gaya hidup sehat (healthy life
style).
Pelayanan kesehatan perorangan primer diselenggarakan oleh tenaga
kesehatan berkompetensi seperti yang ditetapkan, sesuai dengan ketentuan yang
berlaku serta dapat dilaksanakan di rumah, tempat kerja, maupun fasilitas
pelayanan kesehatan perorangan primer, baik Puskesmas dan jejaringnya, fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya milik pemerintah, masyarakat, maupun swasta.
Dilaksanakan dengan dukungan pelayanan kesehatan perorangan sekunder dalam
sistem rujukan yang timbal balik. Penyelenggaraannya berdasarkan kebijakan
pelayanan kesehatan yang ditetapkan oleh Pemerintah dengan memperhatikan
masukan dari Pemerintah Daerah, organisasi profesi, dan/atau masyarakat.
Selain itu, dapat diselenggarakan sebagai pelayanan yang bergerak
(ambulatory), menetap, atau dapat dikaitkan dengan tempat kerja, seperti klinik
perusahaan atau dapat disesuaikan dengan lingkungan atau kondisi tertentu
(kesehatan matra, seperti: kesehatan haji, kesehatan pada penanggulangan
bencana, kesehatan transmigrasi, kesehatan di bumi perkemahan, kesehatan dalam
penanggulangan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat, kesehatan dalam
operasi dan latihan militer di darat, kesehatan kelautan dan bawah air, kesehatan
kedirgantaraan atau penerbangan, dan kesehatan dalam situasi khusus dan/atau
serba berubah).
b. Pelayanan kesehatan masyarakat primer (PKMP) Pelayanan kesehatan
masyarakat primer adalah pelayanan peningkatan dan pencegahan tanpa
mengabaikan pengobatan dan pemulihan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan
masyarakat.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat primer didukung kegiatan lainnya,
seperti surveilans, pencatatan, dan pelaporan yang diselenggarakan oleh institusi
kesehatan yang berwenang. Pemerintah/Pemerintah Daerah dapat membentuk
fasilitas pelayanan kesehatan yang secara khusus ditugaskan untuk melaksanakan
upaya kesehatan masyarakat sesuai keperluan. Pembentukan fasilitas pelayanan
kesehatan tersebut dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2) Sekunder
Upaya kesehatan sekunder adalah upaya kesehatan rujukan lanjutan, yang
terdiri atas pelayanan kesehatan perorangan sekunder dan pelayanan kesehatan
masyarakat sekunder.
a) Pelayanan Kesehatan Perorangan Sekunder (PKPS) Pelayanan kesehatan
perorangan sekunder adalah pelayanan kesehatan spesialistik yang menerima
rujukan dari pelayanan kesehatan perorangan primer, yang meliputi rujukan kasus,
spesimen, dan ilmu pengetahuan serta dapat merujuk kembali ke fasilitas
pelayanan kesehatan yang dirujuk.
b) Pelayanan Kesehatan Masyarakat Sekunder (PKMS) Pelayanan kesehatan
masyarakat sekunder menerima rujukan kesehatan dari pelayanan kesehatan
masyarakat primer dan memberikan fasilitasi dalam bentuk sarana, teknologi, dan
sumber daya manusia kesehatan serta didukung oleh pelayanan kesehatan
masyarakat tersier. Penyelenggaraan pelayanan ini menjadi tanggung jawab Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dan/atau Provinsi sebagai fungsi teknisnya, yakni
melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat yang tidak sanggup atau tidak
memadai dilakukan pada pelayanan kesehatan masyarakat primer. Dalam
penanggulangan penyakit menular yang tidak terbatas pada suatu batas wilayah
administrasi pemerintahan (lintas kabupaten/kota), maka tingkat yang lebih tinggi
(provinsi) yang harus menanganinya.
3) Tersier
Tersier Upaya kesehatan tersier adalah upaya kesehatan rujukan unggulan
yang terdiri atas pelayanan kesehatan perorangan tersier dan pelayanan kesehatan
masyarakat tersier.
a) Pelayanan Kesehatan Perorangan Tersier (PKPT). Pelayanan kesehatan
perorangan tersier menerima rujukan subspesialistik dari pelayanan kesehatan di
bawahnya, dan dapat merujuk kembali ke fasilitas pelayanan kesehatan yang
rujukannya dilaksanakan oleh dokter subspesialisatau dokter spesialis yang telah
mendapatkan pendidikan khusus atau pelatihan serta mempunyai izin praktik yang
didukung oleh tenaga kesehatan lainnya yang diperlukan.
Pelayanan kesehatan ini dilaksanakan di rumah sakit umum, rumah sakit
khusus setara kelas A dan B, baik milik Pemerintah, Pemerintah Daerah maupun
swasta yang mampu memberikan pelayanan kesehatan subspesialistik dan juga
termasuk klinik khusus, seperti pusat radioterapi. Pelayanan kesehatan
perorangan tersier wajib melaksanakan penelitian dan pengembangan dasar
maupun terapan dan dapat dijadikan sebagai pusat pendidikan dan pelatihan
tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan.
b) Pelayanan Kesehatan Masyarakat Tersier (PKMT) Pelayanan kesehatan
masyarakat tersier menerima rujukan kesehatan dari pelayanan kesehatan
masyarakat sekunder dan memberikan fasilitasi dalam bentuk sarana, teknologi,
sumber daya manusia kesehatan, serta rujukan operasional, melakukan penelitian
dan pengembangan bidang kesehatan masyarakat, penapisan teknologi, serta
produk teknologi yang terkait.
2.1.5 Focus pelayanan keperawatan komunitas
Fokus utama kegiatan pelayanan keperawatan kesehatan komunitas adalah
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan, Page 4 8 membimbing
dan mendidik individu, keluarga, kelompok, masyarakat untuk menanamkan
pengertian, kebiasaan dan perilaku hidup sehat sehingga mampu memelihara dan
meningkatkan derajad.

2.2 Konsep Rentang Sehat Sakit


2.2.1 Paradigma Kesehatan
2.2.2 Konsep sehat
Konsep “sehat”, World Health Organization (WHO) merumuskan dalam
cakupan yang sangat luas, yaitu “keadaan yang sempurna baik fisik, mental
maupun sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan/cacat”. Dalam
definisi ini, sehat bukan sekedar terbebas dari penyakit atau cacat. Orang yang
tidak berpenyakit pun tentunya belum tentu dikatakan sehat. Dia semestinya
dalam keadaan yang sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial.
2.2.3 konsep Sakit
Konsep sakit menurut WHO, yakni suatu keadaan yang disebabkan oleh
bermacam-macam keadaan, bisa suatu kelainan, kejadian yang dapat
menimbulkan gangguan terhadap susunan jaringan tubuh manusia, dari fungsi
jaringan itu sendiri maupun fungsi keseluruhan dari anggota tubuhnya. Definisi
sakit menurut Depkes RI adalah seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita
penyakit menahun (kronis), atau gangguan kesehatan lain yang menyebabkan
aktivitas kerja/kegiatannya terganggu. Walaupun seseorang sakit (istilah sehari
-hari) seperti masuk angin, pilek, tetapi bila ia tidak terganggu untuk
melaksanakan kegiatannya, maka ia dianggap tidak sakit.
2.2.4 Indikator dan Karakteristik Sehat
 Indikator sehat menurut WHO :
a.Indikator yang berhubungan dengan keadaan status kesehatan
masyarakat,meliputi :
 Indikato komprehensif, angka kematian kasar/CDR (crue date
rate)menurun, rasio angka kematian (mortalitas) proposional menurun,
danusia harapan hidup meningkat (life expectency rate)
 Indikator spesifik, angkat kematian ibu dan anak menurun, angkatkematian
karena penyakit menular menurun, dan angka kelahiranmenurun.
b. Indikator pelayanan kesehatan
 Rasio antara tenaga kesehatan dan jumlah penduduk seimbangan
 Distribusi tenanga kesehatan merata
 Informasi lengkap tentang jumlah tempat tidur dirumah sakit dan
fasilitaskesehatan lain
 Informasi tentang jumlah sarana pelayanan kesehatan, diantaranya :
RS,Puskesmas, rumah bersalin, poli klinik dan pelayanan kesehatan
lainnya
 Karakteristik sehat
1. Adanya peningkatan kemampuan dari masyarakat untuk hidup sehat
2. Mampu mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya
pengangkatankesehatan (Health Promotion), pencegahan penyakit (Health
Prevention), penyembuhan penyakit (Curative Health), dan pemulihan kesehatan
( Rehabilitatif Health), terutama untuk ibu dan anak.
3. Berupaya untuk meningkatkan kesehatan lingkungan, terutama
penyediaansanitasi dasar yang dikembangkan dan di manfaatkan oleh masyarakat
untukmeningkatkan mutu lingkungan hidup.
4. Selalu meningkatkan status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan
statussosial ekonomi masyarakat.
5. Berupaya selalu menurunkan angka kesakitan dan kematian dari berbagai
sebabdan penyakit.Berikut adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya
atau kegiatan
2.2.5 perilaku hidup sehat
Penerapan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) sudah seharusnya
menjadi kebiasaan sehari-hari. Meski terkesan sederhana, pada kenyataannya,
masih banyak orang yang kurang memperhatikan pentingnya PHBS bagi
kesehatan diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar.
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) adalah gerakan yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat. PHBS dapat
diterapkan di lingkungan rumah tangga, sekolah, tempat kerja, maupun
masyarakat umum.
PHBS mencakup beberapa indikator berikut ini:
1. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
2. Menggunakan toilet untuk buang air besar maupun kecil dan menjaga
kebersihannya
3. Menggunakan air bersih
4. Mengonsumsi makanan sehat dan bersih, termasuk sayur dan buah-buahan
5. Menjaga kebersihan diri dengan cara mandi, memotong kuku yang panjang,
dan menyikat gigi 2 kali sehari
6. Memberantas jentik nyamuk
7. Berolahraga secara rutin
8. Membuang sampah pada tempatnya
9. Menghentikan kebiasaan merokok
10. Menghindari dan tidak mengonsumsi narkoba, psikotropika, dan zat adiktif
lainnya (NAPZA)
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Standar Praktek dalam Keperawatan Komunitas


Standar praktek keperawatan komunitas merupakan salah satu
karakteristik perawat komunitas untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan,
meminimalkan tindakan-tindakan, menjaga mutu asuhan keperawatan yang di
berikan pada klien di masyarakat kimunitas, kelompok, dan keluarga.
• Standar Pengkajian : Mengumpulkan data dari berbagai surnber yang
berhubungan dengan masyarakat skala luas atau komunitas khusus.
• Standar Prioritas dan diagnosa komunitas : Mendapatkan prioritas atau
diagnosis komunitas berdasarkan pengkajian data seperti input dari
komunitas.
• Standar identifikasi hasil : Melibatkan komunitas, profesional lain, organisasi,
dan pemangku kepentingan dalam merumuskan hasil yang diharapkan.
Mempertimbangkan kepercayaan dan nilai komunitas, risiko, keuntungan,
biaya bukti ilmiah terkini, dan keahlian ketika merumuskan prioritas dan hasil
yang diharapkan.
• Standar perencanaan : Memasukkan pendekatan promosi dan pemulihan
kesehatan; pencegahan penyakit, kecelakaan, atau penyakit; serta respons dan
persiapan keadaan gawat darurat yang menjadi perhatian atau kebutuhan
komunitas.pengkajian dan strategi implementasi dalam perencanaan yang
menggambarkan bukti yang ada, meliputi data, penelitian, literatur, dan
pengetahuan kesehatan masyarakat.
• Standar implementasi : Mengimplementasikan rencana yang diidentifikasi
secara arnan, sesuai jadwal, dan berkolaborasi dengan tim multi-sektor
• Standar koordinasi : Menjadi pemimpin dalam memberikan program yang
terintegrasi, program surveilans dan pelayanan, serta implemetasi kebijakan
publik.
• Standar pendidikan dan promosi kesehatan : strategi pendidikan untuk
promosi kesehatan, mencegah penyakit, dan meyakinkan lingkungan yang
nyaman.
• Standar konsultasi : Mendokumentasikan lingkup dan efektivitas dari
konsultasi yang diberikan komunitas.Sintesis data dari pemerintah pusat,
provinsi, daerah, serta sumber lain dengan kerangka kerja teoretis dan bukti
untuk menyediakan konsultasi ahli dalam implementasi program dan
pelayanan.
• Standar Evaluasi : Mendokumentasikan hasil dari evaluasi termasuk
perubahan atau rekomendasi untuk meningkatkan efektivitas intervensi.
• Standar kualitas praktik : Mengembangkan implementasi serta prosedur
evaluasi dan prosedur untuk meningkatkan kualitas praktik.
• Standar pendidikan : kesehatan komunitas memperoleh pengetahuan dan
kompetensi yang menggambarkan praktik keperawatan kesehatan komunitas
terkini.
• Standar kolaborasi : Melakukan kerja sama dengan disiplin i1mulain dalam
pengajaran, pengembangan program, implementasi, penelitian, serta advokasi
kebijakan masyarakat.
• Standar etik : Membantu individu, kelompok, dan komunitas dalam
mengembangkan keterampilan untuk advokasi diri.
• Standar penelitian : Menggunakan bukti terbaik yang ada, termasuk hasil
penelitian untuk panduan dalarn praktik, kebijakan, dan keputusan pemberian
layanan.
• Standar advokasi : Menyatukan identifikasi kebutuhan komunitas dalam
pengembangan kebijakan, program, atau rencana pelayanan.
3.2 Masalah kesehatan komunitas yang terjadi pada setiap standar
Pada pengkajian kurangnya data-data identifikasi sumber-sumber yang ada
di komunitas,kurangnya perencanaan komunitas untuk mengidentifikasi rencana
tindakan untuk mencapai hasil yang di harapkan, kurangnya pengetahuan untuk
memperoleh praktik keperwatan komunitas.

3.3 Kelemahan yang sering ditemui pada setiap standar


Kurangnya tenaga kesehatan, kurangnya hubungan kesejawatan dalam
berinteraksi organisasi dalam pelayanan.
3.4 Kelebihan atau keunggulan paa setiap standar
Perawat komunitas dapat mengintregasikan nilai-nilai etik asuhan keperawatan
komunita Dan melindungi kesehatan, keamanan, dan hak-hak komunitas
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN
Keperawatan komunitas adalah suatu bidang perawatan khusus yang
merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat
dan merupakan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat
secara keseluruhan dalam meningkatkan dedrajat kesehatan, penyempumaan
kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan
bahaya yang lebih besar, dan ditujukan kepada individu, keluarga, yang
mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara
keseluruhan.

4.2 SARAN
Semoga dengan makalah ini agar bisa memahami dan mempelajari lebih
dalam lagi tentang keperawatan komunitas, terutama bagi mahasiswa
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

- https://books.google.co.id/books/about/Perawatan_Pulpa_Gigi_Endodonti.html
?hl=id&id=rtg4qFWVOSUC&redir_esc=y
- https://id.scribd.com/presentation/385201011/6-Strategi-Implementasi-
Keperawatan-Komunitas
- http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Keperawatan-Keluarga-dan-Komunitas-Komprehensif.pdf
- http://eprints.ners.unair.ac.id/500/1/KEPERAWATAN%20KESEHATAN
%20KOMUNITAS.pdf
- http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37097/4/Chapter#
- https://www.academia.edu/7323027/PAPER_KEPERAWATAN_KOMUNITAS_III
- https://www.alodokter.com/pentingnya-menerapkan-phbs-perilaku-hidup-bersih-
dan-sehat-dalam-kehidupan-sehari-hari

Anda mungkin juga menyukai