Disusun oleh :
ZULKIFKLI (P201901036)
KASMAWATI (P201901020)
YAMIN (P201901014)
HILDAYANTI (P201901084)
JURUSAN KEPERAWATAN
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan karunia-Nya sehingga
ASKEP ini dapat diselesaikan dengan baik. ASKEP ini disusun untuk memenuhi tugas
Keperawatan maternitas. ASKEP ini disusun secara sederhana sehingga dapat
memudahkan mahasiswa dan pembaca dalam mempelajari materi yang kami sampaikan.
Pada kesempatan kali ini saya sampaikan terima kasih kepada ibu dosen selaku
dosen Keperawatan maternitas, yang telah membantu dalam penyelesaian askep
ini.Karena kurangnya pengetahuan dan pengalaman saya, saya menyadari bahwa
makalah ini belum sempurna dan masih terdapat kekurangan, oleh sebab itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak.Akhir kata
saya berharap semoga makalah ini dapat diterima, dipelajari dan bermanfaat bagi teman-
teman mahasiswa dan pembaca di kalangan masyarakat serta dapat digunakan sebagai
acuan dengan penyusunan askep yang lainnya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
1. PENGERTIAN
2. ANGKA KEJADIAN
3. ETIOLOGI
4. PATOFISIOLOGI
5. MANIFESTASI KLINIS
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
7. PENATALAKSANAAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
Menurut Soetjiningsih (2004) masa remaja merupakan masa peralihan antara
masa anak-anak yang dimulai saat terjadinya kematangan seksual yaitu antara usia 11
atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun, yaitu masa menjelang dewasa muda.
Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada wanita usia antara 14- 19
tahun baik melalui proses pra nikah atau nikah (Manuaba, 2007). Kehamilan remaja
adalah kehamilan yang terjadi sebelum usia 19 tahun. Kehamilan ini biasanya tidak
direncanakan dan di luar nikah. Kehamilan remaja masih dipandang sebagai hambatan
secara sosial, ekonomi, psikologis dan pendidikan bagi ibu. 7% dari semua kelahiran
terjadi pada remaja. (Muscari, 2005)
Kehamilan usia dini memuat risiko yang tidak kalah berat. Pasalnya, emosional
ibu belum stabil dan ibu mudah tegang. Sementara kecacatan kelahiran bisa muncul
akibat ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa penolakan secara emosional ketika
si ibu mengandung bayinya.
B. Angka Kejadian
Menurut Survei Kesehatan Remaja Republik Indonesia (2007) remaja usia 15-24
tahun yang tahu tentang masa subur sebesar 65%, remaja perempuan yang tidak
mengetahui sama sekali perubahan yang terjadi pada remaja laki-laki sebanyak 21%,
hanya 10% remaja pria yang tahu masa subur wanita dan baru 63% remaja yang
mengetahui jika melakukan hubungan seksual sekali beresiko kehamilan. Sedangkan
remaja yang memiliki teman untuk melakukan hubungan seks pranikah mencapai 82%
dan remaja mempunyai teman seks dan hamil sebelum menikah mencapai 66%.
Berdasarkan survei Riskesdas (2013) angka kehamilan penduduk perempuan 10-
54 tahun adalah 2,68 persen, terdapat kehamilan pada umur kurang 15 tahun, meskipun
sangat kecil (0,02%) dan kehamilan pada umur remaja (15-19 tahun) sebesar 1,97 persen.
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2012
membuktikan bahwa angka fertilitas remaja (AFR) pada kelompok usia 15-19 tahun
mencapai 48 dari 1.000 kehamilan (Fanaurora, 2013)
Sebuah penelitian Australian National University (ANU) bekerja sama dengan
Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia (UI) pada tahun 2010 bertempat di
Jakarta, Tangerang. Penelitian ini diterapkan kepada 3.006 responden berusia 17-24
tahun, ternyata 20% remaja hamil dan melahirkn sebelum menikah (Fanaurora, 2013).
C. Etiologi
1. Faktor medis
b) Faktor lingkungan
1) Orang tua
4) Perubahan zaman
D. Patofisiologi
E. Komplikasi
Dampak dari kehamilan resiko tinggi pada usia muda, antara lain (Manuaba,
2007):
1. Keguguran.
Keguguran pada usia muda dapat terjadi secara tidak disengaja, misalnya
karena terkejut, cemas, stres. Tetapi ada juga keguguran yang sengaja dilakukan
oleh tenaga non profesional sehingga dapat menimbulkan akibat efek samping
yang serius seperti tingginya angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang
pada akhirnya dapat menimbulkan kemandulan.
2. Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelainan bawaan.
Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia
makin meningkatkan terjadinya keracunan hamil dalam bentuk pre-eklampsia
atau eklampsia. Pre-eklampsia dan eklampsia memerlukan perhatian serius
karena dapat menyebabkan kematian.
F. Manifestasi klinis
Pada ibu yang memiliki risiko tinggi dalam kehamilan memiliki tanda bahaya
sebagai berikut :
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Ultrasonografi : mengkaji usia gestasi janin dan adanya gestasi multipel,
mendeteksi abnormalitas, melokalisasi plasenta dan kantung cairan amnion
pada amniosintesis.
2. Amniosintesis terhadap perbandingan lesitin terhadap sfingomielin (L/S) :
mendeteksi adanya fosfatidilgliserol (fg), mengukur densitas optikal cairan
untuk mendeteksi hemolisis dari ketidaksesuaian Rh atau infeksi pada cairan.
3. Tes toleransi glukosa: memeriksa diabetes melitus gestasional (DMG).
4. Jumlah trombosit: penurunan mungkin berhubungan dengan HAK dan
sindrom HELLP (hemolisis, peningkatan enzim hepar atau jumlah trombosit
rendah).
5. Golongan darah, kelompok Rh, dan pemeriksaan untuk antobodi pada klien
Rh-negatif/Du-negatif: mengidentifikasi risiko ketidaksesuaian.
6. Pemeriksaan koagulasi (masa tromboplastin parsial teraktivasi (APPT), masa
tromboplastin parsial (PTT), masa protrombin (PT), produk degradasi
lembaran fibrin (FSP atau FDP) : mengidentifikasi kelainan pembekuan bila
ada perdarahan.
7. Bilirubin, pemeriksaan fungsi hepar (AST, ALT, dan kadar LDH): mengkaji
masalah hepar hipersensitif.
8. Urinalisis, kultur atau sensitifitas: mendeteksi bakteuria, Dipstick:
menentukan kadar glukosa atau protein.
9. Pemeriksaan serologi, VDRL: memeriksa hepatitis, HIV AIDS, sifilis.
10. Profil kriteria biofisika (BPP): mengkaji kesejahteraan janin.
H. Penatalaksanaan
1. Melakukan skrining atau deteksi dini resiko tinggi ibu hamil atau dengan
macam faktor resiko
2. Menentukan ibu resti dengan pengertian kemungkinan terjadinya resiko
kehamilan atau kesakitan pada ibu dan bayi
3. Memantau kondisi ibu dan janin selama kehamilan
4. Mencatat dan melapor keadaan kehamilan
5. Memberi pedoman penyuluhan untuk persalinan aman berencana
6. Rujukan dini berencana atau rujukan in utera.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Adapun hal- hal yang perlu dikaji pada klien dengan kehamilan risiko tinggi
adalah sebagai berikut:
1. Biodata : mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi nama, umur,
agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, riwayat
perkawinan, lamanya perkawinan dan alamat.
2. Keluhan utama: kaji adanya perdarahan pervaginam.
3. Riwayat kesehatan:
a. Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke
rumah sakit atau puskesmas pada saat pengkajian. Manifestasi klinis yang
mengindikasikan kehamilan antara lain berhentinya periode menstruasi
dan adanya pembesaran payudara.
b. Riwayat kesehatan masa lalu.
c. Riwayat kesehatan keluarga.
4. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
b. Palpasi
1) Sentuhan: merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat
kelembaban dan tekstur kulit atau menentukan kekuatan kontrak
uterus.
2) Tekanan: menentukan karakter nadi, mngevaluasi edema,
memperhatikan posisi janin atau mencubitkan kulit mengamati
turgor. Pemeriksaan Leopold 1, leopold 2, leopold 3, dan leopold 4.
3) Pemeriksaan dalam: menentukan tegangan atau tonus otot atau
respon nyeri yang abnormal.
c. Perkusi
1) Menggunakan jari: ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang
menunjukkan ada tidaknya cairan, massa atau konsolidasi.
2) Menggunakan pali perkusi: ketuk lutut dan amati ada tidaknya
refleks atau gerakan pada kaki bawah, memeriksa refleks kulit perut
apakah ada kontraksi dinding perut atau tidak.
d. Auskultasi
5. Identifikasi umum
a. Lama kehamilan
b. Kapan terjadin perdarahan, berapa lama, banyaknya, dan aktivitas yang
mempengaruhi
c. Karakteristik darah: merah terang, kecokelatan, adanya gumpalan darah,
dan lendir
d. Sifat dan lokasi ketidaknyamanan seperti kejang, nyeri tumpul atau
tajam, mulas serta pusing.
6. Kaji status psikososial : respon remaja terhadap kehamilan dan persalinan,
tingkat perkembangan kognitif remaja, kemampuan menyelesaikan masalah,
gambaran tubuh, ketergantungan dan hubungan dengan teman sebaya serta
pasangan. Pada umumnya remaja menyangkal kehamilannya sehingga
pengenalan sejak awal oleh orang tua atau tenaga kesehatan sangat penting
untuk menentukan waktu awal perawatan pranatal.
7. Kaji sistem pendukung : orang tua, teman pria atau pacar atau suami.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan
yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik, penurunan simpanan
nutrisi, sekunder akibat masa remaja.
2. Kebutuhan pembelajaran mengenai proses kehamilan, kebutuhan individu,
harapan masa datang berhubungan dengan kurangnya informasi.
3. Risiko tinggi cidera terhadap janin berhubungan dengan malnutrisi ibu,
ketidakadekuatan perawatan dan skrinning pranatal.
4. Gangguan citra tubuh atau gangguan identitas pribadi berhubungan dengan
perubahan tubuh akibat kehamilan, krisis situasi dan maturasi, tidak adanya
sistem pendukung.
5. Risiko isolasi sosial berhubungan dengan respon kelompok sebaya terhadap
kehamilan.
C. Intervensi keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan
yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik, penurunan simpanan
nutrisi, sekunder akibat masa remaja
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan nutrisi klien dapat
terpenuhi.
N Intervensi Rasional
o
1 Kaji masukan makanan dalam 24 jam Membantu untuk
merencanakan perubahan
atau penambahan diet yang
adekuat.
2 Timbang berat badan klien dan Penambahan berat Penambahan berat badan
badan tentukan berat badan sebelum hamil. Berikan dibutuhkan selama
informasi tentang risiko diet dalam kehamilan kehamilan yang dihitung
sesuai tuntutan
pertumbuhan normal dan
berat badan sebelum
kehamilan. Keistimewaan
makanan, yang
dihubungkan dengan
tahap perkembangan bumil.
3 Berikan ketentuan pada individu akan penambahan Kalori adekuat perlu
berat badan berdasarkan kebutuhan pertumbuhan dan untuk persediaan protein
berat badan sebelum hamil, mengenali gaya dan menjamin masukan zat
hidup bumil dan kesukaan pada “makanan siap saji” besi
4 Tekankan pentingnya masukan vitamin atau zat besi Remaja yang hamil
setiap hari. cenderung mengalami
masalah malnutrisi dan
anemia, karena
pertumbuhan belum
lengkap dan atau atau
kebiasaan makan, yang
memerlukan peningkatan
protein, zat besi dan kalori.
5 Berikan informasi tentang peran Masukan protein yang tidak
protein dalam perkembangan adekuat
janin selama kehamilan,
khususnya
trimester pertama,
membuat
pertumbuhan janin
terhambat.
6 Kaji situasi klien, dan tentukan siapa yang Status ekonomi, atau
bertanggung jawab terhadap pembelanjaan dan kurangnya pengalaman
persiapan makanan. Berikan informasi tentang belanja dan penyediaan
cara- cara memperbaiki masukan nutrisi makanan dapat
mempengaruhi nutrisi yang
tepat.
No Intervensi Rasional
1 Evaluasi usia klien dan tahap perkembangan remaja Usia dan tahap remaja
akan mempengaruhi
pendekatan untuk
penyuluhan.
2 Kaji pemahaman klien tentang anatomi dan fisiologi Untuk klien yang hamil
pria atau wanita. Berikan informasi yang tepat; pada masa remaja awal,
perbaiki kesalahan konsep kehamilan dan menjadi
orangtua sering tidak
dikenali sebagai
kemungkinan hasil dari
aktivitas sosial
3 Kaji riwayat penggunaan atau penyalahgunaan Membantu mencegah
obat. Berikan informasi tentang efek negatif komplikasi janin.
yang mungkin terjadi pada janin.
4 Diskusikan tanda- tanda persalinan. Identifikasikan Klien perlu tahu kapan
yang membuat remaja berisiko untuk menghubungi dokter atau
persalinan atau kelahiran preterm pemberi pelayanan dan
bagaimana membedakan
antara persalinan palsu dan
sejati.
No Intervensi Rasional
1 Ciptakan hubungan terapeutik Penting untuk menciptakan
sikap saling percaya dan
kerjasama sehingga klien
bebas untuk mendengarkan
informasi yang tersedia.
2 Tanyakan perasaan klien tentang identitas atau peran Klien mungkin sulit untuk
seksual melihat dirinya sebagai
seorang ibu.
3 Diskusikan masalah dan rasa takut akan citra tubuh Membuat dasar untuk
dan perubahan sementara karena hamil pembelajaran masa datang
4 Diskusikan cara- cara untuk meningkatkan citra diri Membantu dalam
positif (misalnya gaya berpakaian, tata rias) mengatasi perubahan
penampilan dan
menunjukkan citra positif
DAFTAR PUSTAKA
Syafi’i, N. 2013. LP Kehamilan Pada Remaja. Diunduh tanggal 5 April 2014. Dari
http://www.scribd.com/doc/141594226/LP-Kehamilan-Pada-Remaja
Trihono. 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Diunduh tanggal 28 April 2014.
Dari depkes.go.id/downloads/riskesdas2013/Hasil%20Riskesdas%202013.pdf