PENYUSUN
TIM HPK
Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha ESA, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul “Pedoman Pelayanan Hak Pasien dan Keluarga Rumah
Sakit Hati Mulia” .
Tujuan dibuatnya pedoman pelayanan hak pasien dan keluarga yaitu agar
dapat memenuhi Standar Oprasinal Prosedur (SOP) Akreditasi Rumah Sakit Hati
Mulia Tahun 2020.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada selaku direktur Rumah
Sakit Hati Mulia.
DAFTAR ISI
Halaman Judul..................................................................................................i
Kata Pengantar..................................................................................................ii
Daftar isi...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
1.1. Latar Belakang...............................................................................
1.2. Ruang Lingkup...............................................................................
1.3. Batasan Operasional.......................................................................
1.4. Landasan Hukum………………………………………………...
BAB II STANDAR KETENAGAAN............................................................
2.1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia................................................
2.2. Distribusi Ketenagaan....................................................................
BAB III STANDAR FASILITAS..................................................................
3.1.Fasilitas dan Sarana........................................................................
3.2.Peralatan…………………………………………………………..
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN………………………………..
4.1.Tata Laksana Asesmen Hak Pasien dan Keluarga………………...
4.2.Tata Laksana Pemenuhan Kebutuhan Prifasi……………………..
4.3.Tata Laksana Perlindungan Harta………………………………..
4.4.Tata Laksana Perlindungan Terhadap Kekerasan Fisik…………..
4.5.Tata Laksana Penolakan Resusitasi dan Pengobatan……………..
4.6.Tata Laksana Informasi Pelayanan dan Pengambilan Keputusan..
4.7.Tata Laksana Menanggapi dan Pelayanan Keluhan……………....
4.8.Tata Laksana Pelayanan Kerohanian…...………………………...
BAB V LOGISTIK…………………………………………………………..
5.1.Penyediaan………………………………………………………...
5.2.Pengelolaan………………………………………………………..
BAB VI KESELAMATAN PASIEN………………………………………..
6.1.Pengertian……………………………………………………….....
6.2.Tujuan……………………………………………………………...
6.3.Tata Laksana Keselamatan Pasien………………………………....
BAB VII KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA……………….
7.1.Perlindungan Keselamatan Kerja dan Perlindungan Petugas……...
7.2.Petunjuk Pencegahan Infeksi Untuk Petugas Kesehatan…………..
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU…………………………………….....
8.1.Ketidaktepatan Identifikasi Pasien Rawat Inap……………………
8.2.Ketidaktepatan Identifikasi Pasien Rawat Jalan…………………....
8.3.Komunikasi yang Kurang Efektif……………………………….....
8.4.Angka Ketidak Patuhan cuci Tangan……………………………....
BAB IX PENUTUP……………………………………………………...…....
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring perkembangan tekhnologi dan tingkat pendidikan masyarakat dewasa
ini yang semakin maju maka Rumah Sakit pun dituntun berkembang selaras
dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknolgi kedokteran serta pelayanan
yang prima. Kepuasan pasien dan keluarga menjadi prioritas pelayanan di setiap
lini.
Demikian juga Rumah Sakit Hati Mulia memberikan pelayanan dengan
mengedepankan pelayanan kepada kepuasan pasien dan keluarga. Pasien dan
keluarga harus mengetahui hak-hak apa saja yang dimiliki serta kepuasan
terhadap proses pengobatan maupun pelayanan di Rumah Sakit, kemudahan
mencari informasi tentang penyakit atau fasilitas yang dimiliki Rumah Sakit serta
kewajiban Dokter dan Rumah Sakit harus dilaksanakan dengan benar sehingga
kejadian yang tidak diharapkan atau kesalahan pengobatan tidak terjadi, privasi
pasien serta pelayanan dapat terwujud dengan prima.
Adanya tuntutan jalur hukum semakin memacu Dokter dan Rumah Sakit
untuk melakukan proses perawatan pasien sesuai prosedur yang benar dan
menghargai hak-hak pasien dan keluarga. Dengan demikian pasien dan keluarga
merasa puas dan tidak dirugikan, Rumah Sakit semakin berkembang dan dapat
melakukan pelayanan yang prima.
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup hak pasien dan keluarga dapat dilihat dari berbagai dimensi
antara lain sasaran identifikasi hak pasien, menginformasikan hak pasien dengan
cara yang baik, mendukung dan memberikan hak pasien, edukasi staf tentang hak
pasien, general dan informed consent.
Identifikasi Hak Pasien :
1. Hak privasi yaitu mengidentifikasi harapan, kebutuhan dan keinginan pasien
untuk privasi, hormat pada setiap wawancara klinis, pemeriksaaan, prosedur
atau pengobatan dan transportasi.
2. Hak menentukan diri sendiri.
3. Hak mendapatkan perawatan yang optimal.
4. Hak untuk dilibatkan dalam pengobatan.
5. Hak mendapatkan pelayanan kerohanian, rumah sakit mengidentifikasi,
menghormati, mempraktikkan, memberikan pelayanan yang menghormati nilai
dan kepercayaan pasien, merespon permintaan yang bersifat rutin atau
kompleks serta permintaan untuk keperluan dukungan agama dan spiritual
pasien.
6. Hak keamanan barang milik pasien, rumah sakit menentukan tingkat tanggung
jawabnya terhadap barang milik pasien, pasien memperoleh informasi tentang
tanggung jawab rumah sakit dalam melindungi barang milik pasien,
mengambil alih tanggung jawab dalam keadaan pasien tidak mampu.
7. Hak perlindungan dari kekerasan fisik.
8. Hak bebas dari rasa nyeri.
C. Batasan Operasional
Batasan operasional diperlukan untuk menghindari timbulnya salah pengertian
atau salah penafsiran terhadap istilah-istilah. Oleh karena itu penulis
menggunakan penegasan istilah agar ruang lingkupnya tidak terlalu luas dan
terjadi persepsi serta pemahaman yang jelas.
1. Hak adalah kekuasaan atau kewenangan yang dimiliki oleh seseorang atau
suatu badan hukum untuk mendapatkan atau memutuskan untuk berbuat
sesuatu.
Hak pasien menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 44 tahun
2009 tentang Rumah Sakit pasal 32:
a. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan
yang berlaku di Rumah Sakit.
b. Pasien berhak memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
c. Pasien berhak memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa
diskriminasi.
d. Pasien berhak memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan
standar profesi dan standar prosedur operasional.
e. Pasien berhak memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga
pasien tehindar dari kerugian fisik dan materi.
f. Pasien berhak mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang
didapatkan.
g. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.
h. Pasien berhak meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya
kepada dokter lain yang mempunyai Surat Izin Praktek (SIP) baik di
dalam maupun di luar Rumah Sakit.
i. Pasien berhak mendapat privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data-data medisnya.
j. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara
tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko, dan
komplikasi yang mungkin terjadi dan prognosis terhadap tindakan yang
dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
k. Pasien berhak memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang
akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
l. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
m. Pasian berhak menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang
dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
n. Pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama
dalam perawatan di Rumah Sakit.
o. Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perilaku Rumah
Sakit terhadap dirinya.
p. Pasien berhak menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai
dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya.
q. Pasien berhak menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah
Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik
secara perdata atau pidana.
r. Pasien berhak mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai
dengan standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Kewajiban adalah sesuatu yang harus diperbuat atau yang harus dilakukan
oleh seseorang atau suatu badan hukum.
Kewajiban Pasien:
1. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala aturan dan
tata tertib Rumah Sakit.
2. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter dan perawat
dalam pengobatannya.
3. Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan
selengkapnya tentang penyakit yang diderita kepada dokter yang merawat.
4. Pasien dan atau penanggung jawabnya berkewajiban untuk melunasi
semua biaya atas jasa pelayanan Rumah Sakit / dokter.
5. Pasien dan atau penanggung jawabnya berkewajiban memenuhi hal-hal
yang telah disepakati / perjanjian yang telah dibuatnya.
3. Pasien, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, adalah orang yang sakit.
Pasien dalam praktik sehari-hari sering dikelompokkan menjadi:
a. Pasien dalam atau rawat inap, yaitu pasien yang memperoleh pelayanan
tinggal atau dirawat khusus pada suatu unit pelayanan kesehatan tertentu
dengan cara menginap dan dirawat di rumah sakit.
b. Pasien jalan atau luar atau rawat jalan, yaitu pasien yang hanya
memperoleh pelayanan kesehatan, biasanya pasien yang sudah sembuh
tapi masih dalam perobatan juga.
4. Keluarga Pasien
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah
suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga terdekat adalah
suami atau istri, ayah atau ibu kandung, anak-anak kandung, saudara-saudara
kandung atau pengampunya.
Ayah:
- Ayah kandung
- Termasuk “Ayah“ adalah ayah angkat yang ditetapkan berdasarkan
penetapan pengadilan atau berdasarkan hukum adat.
Ibu:
- Ibu kandung
- Termasuk “Ibu” adalah ibu angkat yang ditetapkan berdasarkan penetapan
pengadilan atau berdasarkan hukum adat.
Suami:
- Seorang laki-laki dalam ikatan perkawinan dengan seorang perempuan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Istri:
- Seorang perempuan yang dalam ikatan perkawinan dengan seorang laki-
laki berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
- Apabila yang bersangkutan mempunyai lebih dari satu istri persetujuan
atau penolakan dapat dilakukan oleh salah satu dari mereka.
Wali:
- orang yang menurut hukum menggantikan orang lain yang belum dewasa
untuk mewakilinya dalam melakukan perbuatan hukum, atau orang yang
menurut hukum menggantikan kedudukan orang tua.
Induk semang:
- orang yang berkewajiban untuk mengawasi serta ikut bertanggung jawab
terhadap pribadi orang lain, seperti pemimpin asrama dari anak perantauan
atau kepala rumah tangga dari seorang pembantu rumah tangga yang
belum dewasa.
5. Rumah Sakit adalah gedung tempat menyediakan dan memberikan
pelayanan kesehatan yang meliputi berbagai masalah kesehatan dan
memberikan layanan, pengobatan,dan perawatan bagi penderita berbagai
penyakit yang dilengkapi dengan perlengkapan medis yang lengkap dengan
dokter dan perawatnya (kamus besar bahasa Indonesia)
Hak Rumah Sakit
a. Rumah Sakit berhak menentukan jumlah, jenis, dan kualifikasi sumber
daya manusia sesuai dengan klasifikasi Rumah Sakit.
b. Rumah Sakit berhak menerima imbalan jasa pelayanan serta menentukan
remunerasi, insentif, dan penghargaan sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.
c. Rumah Sakit berhak melakukan kerja sama dengan pihak lain dalam
rangka mengembangkan pelayanan.
d. Rumah Sakit berhak menerima bantuan dari pihak lain sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
e. Rumah Sakit berhak menggugat pihak yang mengakibatkan kerugian.
f. Rumah Sakit berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan.
g. Rumah Sakit berhak mempromosikan layanan kesehatan yang ada di
Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
h. Rumah Sakit berhak untuk mendapatkan insentif pajak bagi Rumah Sakit
publik dan Rumah Sakit yang ditetapkan sebagai Rumah Sakit pendidikan.
Kewajiban Rumah Sakit
a. Rumah Sakit wajib memberikan informasi yang benar tentang pelayanan
Rumah Sakit kepada masyarakat.
b. Rumah Sakit memberikan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti
diskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai
dengan standar pelayanan Rumah Sakit.
c. Rumah Sakit wajib memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien
sesuai dengan kemampuan pelayanannya.
d. Rumah Sakit wajib menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat
tidak mampu atau miskin.
e. Rumah Sakit wajib melaksanakan fungsi sosial antara lain dengan
memberikan fasilitas pelayanan pasien tidak mampu/miskin, pelayanan
gawat darurat tanpa uang muka, ambulan gratis, pelayanan korban bencana
dan kejadian luar biasa, atau bakti sosial bagi misi kemanusiaan.
f. Rumah Sakit wajib membuat, melaksanakan, dan menjaga standar mutu
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit sebagai acuan dalam melayani
pasien.
g. Rumah Sakit wajib menyelenggarakan rekam medis.
h. Rumah Sakit wajib menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak
antara lain sarana ibadah, parkir, ruang tunggu, sarana untuk orang cacat,
wanita menyusui, anak-anak, dan lanjut usia.
i. Rumah Sakit wajib melaksanakan sistem rujukan.
j. Rumah Sakit wajib menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan
standar profesi dan etika serta peraturan perundang-undangan.
k. Rumah Sakit wajib memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur
mengenai hak dan kewajiban pasien.
l. Rumah Sakit wajib menghormati dan melindungi hak-hak pasien.
m. Rumah Sakit wajib melaksanakan etika Rumah Sakit.
n. Rumah Sakit wajib memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan
penanggulangan bencana.
o. Rumah Sakit wajib melaksanakan program pemerintah di bidang
kesehatan baik secara regional maupun nasional.
p. Rumah Sakit membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktik
kedokteran dan melaksanakan peraturan internal Rumah Sakit (Hospital
by laws).
q. Rumah Sakit wajib melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semua
petugas Rumah Sakit dalam melaksanakan tugas.
r. Rumah Sakit memberlakukan seluruh lingkungan Rumah Sakit sebagai
kawasan tanpa rokok.
6. Dokter dan Dokter Gigi adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi, dan
dokter gigi spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi baik
di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik
Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Hak Dokter:
a. Dokter berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
sesuai dengan profesinya.
b. Dokter berhak untuk bekerja menurut standar pelayanan serta berdasarkan
hak otonomi.
c. Dokter berhak untuk menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan,profesi,dan etika.
d. Dokter berhak menghentikan jasa profesionalnya kepada pasien apabila
misalnya hubungan dengan pasien sudah berkembang begitu buruk
sehingga kerja sama yang baik tidak mungkin diteruskan lagi,kecuali
untuk pasien gawat darurat dan wajib menyerahkan pasien kepada orang
lain.
e. Dokter berhak atas privasi.
(Berhak menuntut apabila nama baiknya dicemarkan oleh pasien dengan
ucapan atau tindakan yang melecehkan atau memalukan).
f. Dokter berhak mendapat informasi lengkap dari pasien yang dirawatnya
atau dari keluarganya.
g. Dokter berhak atas informasi atau pemberitahuan pertama dalam
menghadapi pasien yang tidak puas terhadap pelayanan.
h. Dokter berhak untuk diperlakukan adil dan jujur, baik oleh Rumah Sakit
maupun oleh pasien.
i. Dokter berhak untuk mendapat imbalan atas jasa profesi yang
diberikannya berdasarkan perjanjian dan atau ketentuan/peraturan yang
berlaku di rumah Sakit.
Kewajiban Dokter:
a. Dokter wajib mematuhi peraturan Rumah Sakit sesuai dengan hubungan
hukum antara dokter dengan Rumah sakit.
b. Dokter wajib memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar
pelayanan kedokteran dan menghormati hak-hak pasien.
c. Dokter wajib merujuk pasien ke dokter lain atau Rumah Sakit lain yang
mempunyai keahlian/kemampuan yang lebih baik, apabila ia tidak mampu
melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan.
d. Dokter wajib memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa
dapat berhubungan dengan keluarga dan dapat menjalankan ibadah sesuai
keyakinannya.
e. Dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang
penderita, bahkan juga setelah penderita itu meninggal dunia.
f. Dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas
perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu
memberikannya.
g. Dokter wajib memberikan informasi yang adekuat tentang perlunya
tindakan medik yang bersangkutan serta risiko yang dapat ditimbulkannya.
h. Dokter wajib membuat rekam medis yang baik secara lengkap dan
berkesinambungan berkaitan dengan keadaan pasien.
i. Dokter wajib terus menerus menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti
perkembangan ilmu kedokteran/kedokteran gigi.
j. Dokter wajib memenuhi hal-hal yang telah disepakati/perjanjian yang
telah dibuatnya.
k. Dokter wajib bekerja sama dengan profesi dan pihak lain yang terkait
secara timbal balik dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
l. Dokter wajib mengadakan perjanjian tertulis dengan pihak Rumah Sakit.
D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
4. Surat Edaran Direktur Jenderal Pelayanan Medik Nomor Y.M 0.2 .
04.3.5.2504 tanggal 10 juni 1997 tentang Pedoman Hak dan Kewajiban
Pasien, Dokter, dan Rumah Sakit
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
290/MENKES/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
Tim HPK berjumlah 2 orang dan sesuai dengan struktur organisasi tim HPK
terbagi menjadi ketua, sekretaris, Penanggung jawab pelayanan kerohanian,
pendampingan pasien kritis dan pelayanan tahap terminal, Penanggung jawab
persetujuan tindakan kedokteran (informed consent) dan penolakan tindakan
kedokteran, Penanggung jawab perlindungan kebutuhan privasi, pemberian
informasi pelayanan dan penyelesaian keluhan, Penanggung jawab perlindungan
harta dan kekerasan fisik.
BAB III
STANDAR FASILITAS
Standar Fasilitas
1. Fasilitas dan Sarana
Setiap pasien yang mendapat pelayanan di RSU. Hati Mulia akan dilayani
oleh petugas mulai dari bagian penerimaan baik rawat jalan maupun rawat
inap.Informasi tentang hak dan kewajiban pasien, fasilitas layanan di RSU.
Hati Mulia sudah di dapat di bagian penerimaan, informasi lain mengenai
proses pemeriksaan,pelayanan medis maupun non medis akan didapat di
unit-unit terkait. Di masing-masing unit juga disediakan loker khusus
untuk penyimpanan barang berharga milik pasien, adanya CCTV di setiap
unit terutama di lokasi yang terpencil atau terisolasi, detektor asap di
masing-masing unit, alarm kebakaran, dan tersedianya apar di setiap unit.
2. Peralatan
Peralatan yang tersedia adalah formulir serah terima barang pasien, lembar
persetujuan tindakan, lembar penolakan tindakan, informasi hak dan
kewajiban pasien, CCTV di setiap unit dan lokasi yang terpencil atau
terisolasi.
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Tata Laksana Asesmen Hak Pasien dan Keluarga
Pengertian : pengkajian yang dilakukan oleh staf rumah sakit untuk
mengidentifikasi kebutuhan akan hak pasien dan keluarga.
Tujuan : Mengidentifikasi, melindungi dan meningkatkan hak
pasien
Memberitahukan pasien tentang hak mereka
Melibatkan keluarga pasien, bila mungkin dalam
keputusan tentang pelayanan pasien
Mendapatkan persetujuan tindakan (informed consent)
Mendidik staf tentang hak pasien
Pelaksanaan : Semua pasien yang masuk di RSU. Hati MULIA
dilakukan asesmen tentang hak pasien dan keluarga
Hasil pengkajian hak pasien dan keluarga dicatat di
rekam medik
Pasien dan keluarga mendapat pemenuhan kebutuhan
privasi
Pasien dan keluarga mendapat perlindungan harta
Pasien dan keluarga mendapat perlindungan terhadap
kekerasan fisik
Pasien dan keluarga berhak menolak resusitasi dan
pengobatan
Pasien dan keluarga memperoleh informasi hasil
pengobatan
Pasien dan keluarga mendapat tanggapan akan keluhan
Pasien dan keluarga mendapat pelayanan kerohanian
BAB V
LOGISTIK
A. Penyediaan
1. Lembar pemberian informasi kepada pasien dan keluarga rangkap dua,
satu untuk diserahkan ke pasien, satu lembar untuk dokumen rekam medis
2. Lembar rencana pelayanan
3. Lembar serah terima barang
4. Lembar permintaan pelayanan kerohanian
5. Lembar persetujuan tindakan
6. Lembar penolakan tindakan
7. Loker penyimpanan barang pasien yang dititipkan di masing-masing unit
8. Pesawat telepon di masing-masing unit 24 jam
9. Kamera CCTV di masing-masing unit dan tempat yang terisolasi
10. Pesawat HT diberikan pada satuan pengamanan
11. Papan petunjuk dokter yang mempunyai surat izin praktik di rumah sakit
12. Apar pemadam kebakaran di masing-masing unit dan di setiap lobi rumah
sakit
B. Pengelolaan
1. Pengelolaan lembar pemberian informasi kepada pasien dan keluarga,
lembar rencana pelayanan, lembar serah terima barang, lembar pelayanan
kerohanian, lembar persetujuan tindakan, dan lembar penolakan tindakan
disediakan dan dikelola oleh instalasi rekam medis rumah sakit.
2. Loker penyimpanan barang pasien dikelola oleh masing-masing unit.
3. Kamera CCTV dan pesawat HT dikelola oleh satuan pengamanan.
4. Apar pemadam kebakaran dikelola oleh unit teknisi.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu sistem di mana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman. Hal ini termasuk asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan
hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya risiko.
Sedangkan insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian atau situasi yang
dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm (penyakit, cidera,
cacat, kematian, dan lain-lain) yang tidak seharusnya terjadi.
B. Tujuan
Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil. Selain itu sistem keselamatan pasien ini mempunyai
tujuan agar tercipta budaya keselamatan pasien di rumah sakit, meningkatkannya
akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat, menurunnya kejadian
tidak diharapkan di rumah sakit, dan terlaksananya program-program pencegahan
sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.
Prinsip dasar upaya peningkatan mutu pelayanan adalah pemilihan aspek yang
akan ditingkatkan dengan menetapkan indikator, kriteria, serta standar yang akan
digunakan untuk mengukur mutu pelayanan. Dengan adanya tim HPK,
diharapkan dapat meningkatkan dan melindungi hak pasien dan keluarganya serta
pasien memahami haknya selama mendapat pelayanan kesehatan di rumah sakit
secara menyeluruh, staf rumah sakit lebih menghargai hak-hak pasien dalam
proses pelayanan kesehatan. Indikator Mutu pada Tim HPK RS WARAS WIRIS
mengacu pada Pedoman Indikator Mutu RS WARAS WIRIS yaitu:
1. Ketidaktepatan Identifikasi Pasien Rawat Inap
Ruang Lingkup : Ketidaktepatan identifikasi pasien yang dirawat RS
Dimensi Mutu : Keselamatan pasien
Tujuan : Tercapainya Keselamatan Pasien rawat inap
Definisi : Ketidaktepatan identifikasi pasien adalah kesalahan
Operasional penentuan identitas pasien sejak awal pasien masuk
sampai dengan pasien keluar terhadap semua
pelayanan yang diterima oleh pasien.
Kriteria Inklusi : - Ketidaktepatan penulisan identitas (nama,
tanggal lahir, alamat, nomor RM)
- Ketidaktepatan pemilihan gelang identitas
- Ketidaktepatan prosedur konfirmasi identitas
pasien (antara lain konfirmasi dengan pertanyaan
terbuka)
Kriteria Eksklusi : -
Numerator : Jumlah ketidaktepatan identifikasi pasien
Denominator : Jumlah pasien yang menggunakan gelang identitas
Standar : 0%
BAB IX
PENUTUP