Anda di halaman 1dari 9

PENGENALAN LABORATORIUM KIMIA DASAR

Steven (2201730910)
Bayu Memdrawan / Sarah Avilia / Anastasia Stella
Departemen Teknologi Pangan
1. Tujuan
Mempelajari pembuatan ion kompleks dan kelarutannya dalam
air dan mempelajari sifat fisik senyawa ion kompleks.
2. Metodologi
2.1. Alat
1. 6 buah gelas beaker 250 ml
2. Pengaduk gelas
3. Gelas ukur
2.2. Bahan
1. Larutan NiSO4 1M
2. Larutan NH3 5M
3. Larutan 25% etilen diamin
4. Larutan 1% dimetil glioksin
5. Larutan KCN 1M
6. Aquades
2.3. Diagram alir
2.3.1. Pembuatan senyawa ion kompleks

Siapkan 6 buah
gelas beaker

3 ml 3 ml 3 ml 3 ml
15 ml 3 ml
larutan larutan larutan larutan A
aquades + larutan
A + 0,25 A + 0,50 A + 0,75 + 1,25
10 ml NiSO4 A + 2 ml
etilen etilen etil etilen
(larutan A) NH3
diamin diamin diamin diamin
25% 25% 25% 25%

1
2.3.2. Sifat fisik senyawa ion kompleks

Siapkan 4 buah
gelas beaker

32,5 ml 13,5 ml +
30 ml
5 ml NiSO4 + larutan C + larutan D +
larutan B +
25 ml 1,5 ml etilen 1,5 ml
2,5 ml
H2O(larutan B) diamin dimetil
larutan NH3
(larutan D) glioksin

3. Hasil dan Pembahasan


3.1. Hasil
3.1.1. Tabel 1. Pembuatan senyawa ion kompleks.

No Bahan Senyawa kompleks pengamatan


1 15 ml aquades + [Ni(H2O)]SO4 (Hijau muda)
10 ml NiSO4(aq)
(larutan A)

Gambar 1. 15 ml
aquades + 10 ml
NiSO4(aq)
(Data Praktikum)
2 2 ml larutan A + [Ni(NH3)(H2O)SO4 (biru keputihan)
2 ml NH3

2
3 2 ml larutan A + [Ni(en)2(H2O)]SO4 (biru bening)
0,25 etilen
diamin 25%

Gambar 3. 2 ml
larutan A + 0,25 etilen
diamin 25%
(Data Praktikum)
4 2 ml lautan A + [Ni(en)2(H2O)]SO4 (biru muda)
0,50 etilen
diamin 25%

Gambar 4. 2 ml
lautan A + 0,50 etilen
diamin 25%
(Data Praktikum)
5 2 ml larutan A + [Ni(en)4(H2O)]SO4 (biru agak tua)
0,75 etilen
diamin 25%

3
Gambar 5. 2 ml
larutan A + 0,75 etilen
diamin 25%
(Data Praktikum)

6 2 ml larutan A + [Ni(en)4(H2O)]SO4 (ungu cerah)


1,25 etilen
diamin

Gambar 6. 2 ml
larutan A + 1,25 etilen
diamin
(Data Praktikum)

3.1.2. Tabel 2. Sifat fisik senyawa dan kompleks.

No Bahan Senyawa kompleks pengamatan


1 5 ml [Ni(H2O)]SO4 (hijau muda)
NiSO4 +
25 ml
H2O
(larutan

4
B)

Gambar 1. 5 ml
NiSO4(aq) + 25 ml
H2O(aq)
2 30 ml [Ni(NH3)(H2O)]SO4 (hijau bening)
larutan B
+ 2,5 ml
NH3(aq)
(larutan
C)

Gambar 2. 30 ml
larutan B + 2,5 ml
NH3(aq)
(Data Praktikum)
3 32,5 ml [Ni(NH3)(en)2(H2O)]SO4 (biru bening)
larutan C
+ 1,5 ml
etilen
diamin
(larutan
D)

Gambar 3. 32,5 ml
larutan C + 1,5 ml
etilen diamin
(Data Praktikum)
4 13,5 ml [Ni(NH3)(DmG)4(H2O)]SO4 (merah muda)
larutan D
+ 1,5 ml
dimetil
glioksin

5
Gambar 4. 13,5 ml
larutan D + 1,5 ml
dimetil glioksin
(Data Praktium)

3.2. Pembahasan
Senyawa kompleks adalah senyawa yang terbentuk dari ion
logam yang berikatan dengan ligan dan senyawa kompleks
biasanya disebut dengan kompleks koordinasi. Ligan adalah
molekul atau ion yang mengelilingi logam dalam ion kompeks
yang bertindak sebagai basa lewis yang artinya sebagai pendonor
elektron. Atom pusat akan diberikan pasangan elektron oleh ligan
saat atom pusat menyediakan orbital kosong (Chang,2015).
Ligan dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu bergigi tunggal atau
monodenat dan bergigi dua atau bidenat dan polidenat Monodenat
adalah ligan yang memiliki satu atom donor untuk mengikat atom
pusat, contohnya amonia. Bidenat adalah ligan yang mempunyai
dua atom untuk mengikat atom pusat, contohnya glisin, etilen
diamin, dan lain – lain. Polidenat adalah ligan yang dapat
mendonorkan lebih dari 2 atom untuk mengikat atom pusat.(Skoog,
Donald, West, James, and Stanley, 2013).
Contoh ligan sebagai berikut :
[Cu(NH3)4]2, ligannya adalah NH3
K[Ag(CN)2], ligannya adalah CN
Cara menamai senyawa ion kompleks adalah sebagai berikut :
1. Ligan diberi nama sesuai urutan abjad. Sebagai contoh
[Co(NH3)(OH)3. huruf A pada amonia mendahului huruf H pada
hidroksida. Jadi amonia ditulis terbelih dahulu dan disusul oleh
hidroksida. Untuk menamai awalan ligan digunakan di, tri, tetra,
penta, heksa, dan lain –lain (Moore & Stanitski, 2014).
2. Kation kompeks selalu diberi nama terlebih dahulu. Awalan
pada kation kompels, ion logam dan tigkat oksidasi megikuti

6
nama ligan. Untuk anion kompleks nama ion logam pusat
diakhiri dengan at serta diikuti status oksidasi dengan
menggunakan tanda kurung (Moore & Stanitski, 2014).
3. Nama pada ion bermuatan negatif diberi akhiran o, seperti (CN)
adalah siano, (H2O) adalah akuo, (NO) adalah nitroso
Ion kompleks memiliki beberapa karakteristik yaitu pertama,
kation logam transisi berikatan dengan dua atau lebih anion atau
molekul netral. Kedua, kation logam unsur transisi dinamakan atom
pusat, dan anion terikat pada atom pusat (Tro, 2015).
Senyawa kompleks dapat bewarna karena adanya energi yang
diserap oleh senyawa tersebut pada daerah sinar tampak dengan
tujuan untuk melakukan transisi elektronik pada atom pusat.
Hampir semua kompleks logam transisi memiliki warna cerah.
Warna – warna tersebut muncul karena adanya transisi eletron,
transisi ini juga disebut sebagai transisi d ke d, artinya himpunan
orbital atom berenergi rendah ke orbital atom d yang memiliki
energi lebih tinggi dari ion logam. Perbedaan energi antara atom
yang berada dalam keadaan dasae dengan yang berada dalam
keadaan tereksitasi sama dengan energi foton yang diserap dan
berbanding terbalik dengan gelombang cahaya. Contohnya larutan
[Co(NH3)5 Cl]2+ yang dapat meyerap paling kuat sekitar panjang
gelombang 530 nm, yang berupa daerah spektrum kuning – hijau.
Hanya komponen biru dan mrah dari cahaya putih yang dapat
ditransmisikan yang menghasilkan warna abu atau hitam, dan
menyerap dengan lemah atau tidak sama sekali dia daerah tidak
berwarna (Oxtoby, 2016).
Pada percobaan pertama dilakukan pembuatan senyawa ion
kompleks. Pertama disiapkan 6 gelas beaker. Gelas beaker pertama
diisi dengan 15 ml H2O + 10 ml NiSO4. Berikut persamaan reaksi
gelas beaker pertama.
NiSO4(aq) + H2O(l) [Ni(H2O)]SO4(aq)
Gelas beaker kedua diisi degan 3 ml [Ni(H2O)]SO4(aq) + 2 ml NH3.
Berikut persamaan reaksi gelas beaker kedua.
[Ni(H2O)]SO4(aq) + NH3(aq) [Ni(NH3)(H2O)]SO4(aq)
Gelas beaker ketiga diisi [Ni(H2O)]SO4(aq) + 0,25 etilen diamin
2,5%. Berikut persamaan reaksi gelas beaker ketiga.
[Ni(H2O)]SO4(aq) + (en)2(aq) [Ni(en)2(H2O)]SO4(aq)
Gelas beaker keempat diisi dengan [Ni(en)2(H2O)]SO4(aq) + 0,5
etilen diamin 2,5%. Berikut persamaan reaksi gelas beaker
keempat.

7
[Ni(H2O)]SO4(aq) + (en)2(aq) [Ni(en)2(H2O)]SO4(aq)
Gelas beaker kelima diisi dengan [Ni(en)2(H2O)]SO4(aq) + 0,75
etilen diamin 2,5%. Berikut persamaan reaksi gelas beaker kelima.
[Ni(H2O)]SO4(aq) + (en)4(aq) [Ni(en)4(H2O)]SO4(aq)
Gelas beaker keenam diisi dengan [Ni(en)4(H2O)]SO4(aq) + 1,25
etilen diamin 2,5%. Berikut persamaan reaksi gelas beaker keenam.
[Ni(H2O)]SO4(aq) + (en)4(aq) [Ni(en)4(H2O)]SO4(aq)
Pada percobaan kedua diamati sifat fisik senyawa ion kompleks.
Pertama siapkan 4 gelas beaker. Gelas beaker pertama diisi dengan
5 ml NiSO4 + 25 ml H2O. Berikut persamaan reaksi gelas beaker
pertama.
NiSO4(aq) + H2O(l) [Ni(H2O)]SO4(aq)
Gelas beaker kedua diisi dengan [Ni(H2O)]SO4(aq) + NH3(aq). Berikut
persamaan reaksi gelas beaker kedua.
[Ni(H2O)]SO4(aq) + NH3(aq) [Ni(NH3)(H2O)]SO4(aq)
Gelas beaker ketiga diisi dengan 32,5 ml [Ni(NH3)(H2O)]SO4(aq) +
1,5 ml etilen diamin. Berikut persamaan reaksi gelas beaker ketiga.
[Ni(NH3)(H2O)]SO4(aq) + (en)2 [Ni(NH3)(en)2(H2O)]SO4
Gelas beaker keempat diisi dengan 13,5 ml [Ni(NH 3)
(en)2(H2O)]SO4 + 1,5 ml dimetil glioksin. Berikut persamaan reaksi
gelas beaker keempat.
[Ni(NH3)(en)2(H2O)]SO4 + (DmG)4 Ni(NH3)
(en)2(DMG)4(H2O)]SO4
Pada percobaan pertama, gelas beaker pertama merupakan
ligan monodentat karena hanya terdapat 1 ligan yang mengikat
atom pusat. Pada gelas beaker kedua, ketiga, keempat, kelima, dan
keenam merupakan ligan bidentat karena memiliki 2 ligan yang
berikatan dengan atom pusat.
Pada percobaan kedua, gelas beaker pertama merupakan ligan
monodenat karena hanya memiliki 1 ligan yang mengikat atom
pusat. Gelas beaker kedua merupakan ligan bidenat karena
memiliki 2 ligan. Gelas beaker ketiga dan keempart memrupakan
ligan polidentat karena memiliki ligan lebih dari 2.
Dari kedua percobaan yang telah dilakukan, menghasilkan
banyak warna karena ligan – ligan yang mengikat atom pusat
membelah orital dengan tingkat energi yang berbeda (Brady, 2008).

8
4. Kesimpulan
Senyawa - senyawa kmpleks memiliki warna karena senyawa
senyawa tersebut menyerap sinar di daerah tampak. Terjadi perubahan
warna pada senyawa ion kompleks karena ada orbital kosong di
subkulit d sehingga menyebabkan terjadinya penyerapan gelombang
foton.
5. Daftar Pustaka
Chang, R. (2015). Chemistry 12th Edition. New York : The McGraw-
Hill Companies,Inc.
Moore, J. W., & Stanitski, C. L. (2014). Chemistry The Molecular
Science. Cengage Learning.
Skoog, Douglas A., Donald M. West, F. James Holler, and Stanley
Crouch. (2013). Fundamentals of Analytical Chemistry. Nelson
Education
Oxtoby, D. (2016). Prinsip-Prinsip Kimia Modern Edisi 4 Jilid 2.
Jakarta : Erlangga.
Brady, E, james. (2008). Kimia Universitas Asas dan Struktur :
Jakarta. Binarupa Askara.

Anda mungkin juga menyukai