Anda di halaman 1dari 6

PENGGUNAAN KAPPA CARAGENAN SEBAGAI BAHAN

PENGENKAPSULASI Lactobacillus acidophilus


TERHADAP VIABILITAS DAN “Shelflife”

Dwi Setijawati*

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya


Jl.Veteran 65145 Malang, Indonesia

*Koresponden penulis : dwisetyawati@ub.ac.id

Abstrak

Tujuan penelitian adalah mencari pengaruh penggunaan kappa caragenan sebagai bahan pengenkapsulasi
Lactobacillus acidophilus terhadap viabilitas dan shelflife. Metode penelitian adalah laboratorium
eksperimental desain dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), ANOVA, dilanjutkan dengan uji Fisher,s
untuk menguji perbedaan. Analisa data menggunakanMinitab 16 software. Perlakuan penelitian adalah
konsentrasi kappa caragenan dengan sub perlakuan sebagai berikut : A1 (2%);A2 (2,5%);A3 (3,0%);A4
(3,5%);A5 (4,0%);A6(4,5%).Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan kappa caragenan dengan
konsentrasi berbeda sebagai bahan pengenkapsulasi Lactobacillus acidophilus memberikan pengaruh
berbeda sangat nyata terhadap viabilitas Lactobacillus acidophilus dan yield enkapsulasi. Viabilitas
meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi kappa caragenan yang digunakan. Viabilitas tertinggi
sebesar 8.71 log CFu/mL didapatkan dengan menggunakan konsentrasi kappa caragenan 4,5% dengan
perhitungan Shelflife sebesar 65,73 tahun penyimpanan pada suhu 5oC . Saran penelitian adalah pengujian
mikrokapsul Lactobacillus acidophilus yang terenkapsulasi kappa caragenan 4,5% pada larutan simulasi GI
Tract.

Kata Kunci : Eucheuma cottonii, mikroenkapsulasi, emulsifikasi

Abstract

The aim of the study was to find out the effect of using kappa caragenan as an Lactobacillus acidophilus
encapsulating material on viability and “shelflife”. The research method was an experimental laboratory
design with Completely Randomized Design (CRD), ANOVA, followed by the Fisher test, to test for
differences. Data analysis using Minitab 16 software. The research treatment was the concentration of
kappa caragenan with sub-treatment as follows: A1 (2%); A2 (2.5%); A3 (3.0%); A4 (3.5%); A5 (4.0%);
A6 (4.5%) The results showed that the use of different concentrations of kappa caragenan as an
encapsulation material for Lactobacillus acidophilus had a very significant difference effect on the viability
of Lactobacillus acidophilus and encapsulation yield. Viability increases with increasing concentration of
kappa caragenan used. The highest viability of 8.71 log CFu / mL was obtained using a 4.5% kappa
caragenan concentration with a “Shelflife” calculation of 65.73 years of storage at 5oC. The research
suggestion was testing 4.5% Lactobacillus acidophilus microcapsules encapsulated by kappa carrageenan
in GI Tract simulation solution.

Keywords: Eucheuma cottonii, Microencapsulation, Emulsification

PENDAHULUAN asam laktat. Miroenkapsulasi Lactobacillus


bulgaricus dengan menggunakan bahan
Pemanfaatan Eucheuma sp dengan hasil caragenan dan Locust Bean Gum sudah
ekstrak caragenan beserta sifat fungsionalnya dilakukan dan menghasilkan viabilitas
dapat digunakan sebagai bahan sebesar [1]. Caragenan dapat dihasilkan
pengenkapsulat pada proses melalui ekstraksi kelompok Rhodophyceae
mikroenkapsulasi. Kemampuan caragenan red hidrokoloid seperti Eucheuma sp,
untuk membentuk gel dapat dimanfaatkan Chondrus sp dan Irish Moss.
sebagai media pengenkapsulat seperti Hasil ekstraksi rumput laut merah
mengkapsul bakteri probiotik atau bakteri dengan menggunakan air panas (hot water)
Article history: ©2019 at http://jfmr.ub.ac.id
Diterima / Received 7 Desember 2018
Disetujui / Accepted 25 Juli 2019

Diterbitkan / Published 31 Juli 2019


Setijawati / Journal of Fisheries and Marine Research Vol.3 No.2 (2019) 260-265

atau larutan alkali pada suhu tinggi akan Metode penelitian


menghasilkan Caragenan yang memiliki
polisakarida linier dan berat molekul yang Metode penelitian yang digunakan
terdiri atas 1000 lebih residu galaktosa yaitu adalah metode laboratorium eksperimental
ester, kalium, natrium dan kalium sulfat desain dengan menggunakan rancangan
dengan galaktosa dan 3,6 Acak lengkap, yang dianalisa dengan
anhydrogalaktokopolimer. Eucheuma Analysis of Variance (ANOVA) untuk
cottonii penghasil caragenan tipe kappa. Sifat mengetahui pengaruh, kemudian dilanjutkan
gel kappa caragenan adalah kuat, mudah dengan uji Fisher,s Test untuk mengetahui
patah dan sineresis. Pemilihan bahan perbedaan diantara perlakuan. Analisa uji
pengenkapsulat merupakan kriteria penting dilakukan dengan SPSS 16 Software.
untuk menentukan tujuan penggunaan Perlakuan konsentrasi bahan pengenkapsulasi
teknologi mikroenkapsulasi untuk sebagai variable bebas dengan sub level
meningkatkan viabilitas atau “shelflife” dan perlakuan terdiri dari : A1 (2%); A2 (2,5%)
menjamin kemampuan “controle and release” ;A3 (3,0%); A4 (3,5%); A5 (4,0%); A6
yang sesuai dengan target. Mikroenkapsulasi (4,5%). Analisa dilanjutkan dengan
probiotik seperti L acidophilus. Dimana L pengujian normalitas menggunakan metode
acidophilus adalah salah satu spesies bakteri Kolmogorov-Smirnov, analisis sidik ragam
probiotik yang termasuk dalam genus (ANOVA), uji Fisher,s.Analisa
Lactobacillus. Sel probiotik harus hidup saat menggunakan Minitab 16 software.
dikonsumsi dan mencapai target
mempertahankan viabilitas dan stabilitas a) Pembuatan kappa caragenan dengan
mencapai jumlah yang memadai yaitu metoda PNG (Philipine Natural Grade)
sebesar 1x107 colony-forming unit (cfu)/ml. [3]
Menurut [2], hasil enkapsulasi menggunakan
whey protein yang digunakan bahan Rumput laut E. cottonii yang diambil
pengenkapsulat dapat digunakan untuk dari Madura Kep, Indonesia.dicuci kemudian
memperkirakan jumlah sel awal dikeringkan. Tahapan dalam pembuatan
Lactobacillus sp serta memperkirakan waktu kappa caragenan dari rumput laut E. cottonii
simpan sampai bakteri tersebut tidak menggunakan metode PNG (Philipine
bermanfaat lagi, karena seluruh sel telah Natural Grade), melalui langkah sebagai
mati. Sehingga penelitian mengenai L. berikut: Rumput laut E. cottonii kering dicuci
acidophilus yang terenkapsulasi caragenan sampai bersih masing-masing ditimbang
dengan konsentrasi berbeda terhadap sebanyak 25 gram. Rumput laut yang sudah
viabilitas dan daya simpan (shelf life) sel ditimbang kemudian ditambah air dan KOH
perlu penelitian mengenai hal tersebut. 6%. Kemudian dipanaskan dengan suhu ±
70oC selama ± 120 menit. Setelah itu
MATERI DAN METODE PENELITIAN diangkat dan dinetralkan dengan air sampai
pH netral, kemudian dipotong-potong dengan
Bahan penelitian dan Alat penelitian ukuran 3-5 cm, dijemur, setelah kering
dihaluskan dengan blender.
Bahan utama yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kappa caragenan dan b) Pembuatan mikrokapsul Lactobacillus
maltodekstrin. Bahan tambahan lain untuk acidophilus dengan kappa caragenan dari
proses analisis antara lain : KOH teknis, KCL ekstraksi Eucheuma cottonii
teknis, MRS-Agar dan NaCl. Alat yang
digunakan terdiri dari Laminar Air Flow, Pembuatan mikroenkapsulasi L.
stirrer incubator, vortex mixer, acidophilus dari kappa caragenan [4] yang
spektrofotometer Infra red Shimizu model sudah dilakukan modifikasi melalui langkah
IR-430, tensile strength instrument merek langkah sebagai berikut :Pertama tama sol
Imada/ZP-200 N, Viscometer Brookfield. caragenan disiapkan kemudian dipanaskan
pada suhu ± 96oC selama ± 5-6 menit setelah
itu suhu diturunkan dan diatur pada suhu ±
40-45oC. Kemudian sol caragenan yang telah

246 ©2019 at http://jfmr.ub.ac.id


Setijawati / Journal of Fisheries and Marine Research Vol.3 No.2 (2019) 260-265

dipanaskan kemudian dimasukan ke dalam tegangan 220 V - 240 V, kemudian di ON


suspensi bakteri sebanyak 10 mL. Pekerjaan kan sehingga komputer secara otomatis akan
selanjutnya adalah tahapan persiapan mencatat gaya (N) dan jarak yang ditempuh
pembuatan emulsi. Emulsi dibuat dari oleh tekanan atau tarikan terhadap sampel.
pencampuran 50 mL minyak sayur
(mengandung 0,1% tween 80).Minyak sayur e) Pengujian kappa caragenan dari ekstraksi
yang telah disiapkan kemudian diaduk Eucheuma cottonii menggunakan Fourier
dengan stirrer hotplate pada suhu ± 40oC Transform Infrared Spectrometer (FT-IR)
selama ± 2-3 menit. Tahap selanjutnya
adalah sol kappa caragenan dan sel Pengujian FT-IR ini dilakukan untuk
ditambahkan ke dalam emulsi berupa minyak mengetahui gugus fungsional dari kappa-
sayur sebagai pengemulsi. Hasil maltodekstrin. Adapun prinsip pengujian FT-
percampuran kemudian distirrer hotplate IR adalah absorbsi gugus karbonil
selama ± 10 menit dengan kecepatan 500 menggunakan serapan inframerah.
rpm lalu ditambah 75 mL KCl 3,9 M Pengukuran absorbsi radiasi infrared pada
sehingga diperoleh fase minyak dan kapsul. berbagai panjang gelombang dilakukan
Fase minyak dipisahkan dari kapsul dan dengan spektrofotometer Infra red Shimizu
disentrifus dengan kecepatan 875 rpm selama model IR-430.
± 10 menit. Kapsul dicuci sebanyak 2 kali
menggunakan KCl 3,9 M dengan sentrifugasi f) Pengujian Viabilitas Lactobacillus
yang sama kemudian disimpan pada suhu ± acidophilus
4,4oC sehingga diperoleh mikroenkapsulat.
Prosedur kerja dari analisis viabilitas L.
c) Pengujian viskositas bahan kappa acidophillus adalah sebagai berikut :
caragenan dari ekstraksi Eucheuma Mikrokapsul diambil sebanyak 0,1 g.
cottonii Dimasukan ke dalam 10 mL larutan NaFis.
Dihomogenkan menggunakan vortex mixer
Pengujian larutan caragenan dengan selama 10 menit. Dilakukan pengenceran
konsentrasi 1,5% dipanaskan dalam air bertingkat dan dilakukan penenaman dengan
mendidih sambil diaduk secara teratur metode tuang dalam media MRS-Agar.
sampai suhu mencapai 75oC. Viskositas Diinkubasi dalam kondisi anerob pada
diukur dengan Viscometer Brookfield. inkubator dengan suhu 37oC selama 48 jam.
Spindel terlebih dahulu dipanaskan pada Dilakukan perhitungan viabilitas bakteri
suhu 75oC kemudian dipasang ke alat ukur menggunakan metode perhitungan Total
Viscometer Brookfield. Posisi spindel dalam Plate Count (TPC) dalam satuan log
larutan panas diatur sampai tepat, viskometer CFU/mL.
dihidupkan dan suhu larutan diukur. Ketika
suhu larutan mencapai 75oC dan nilai Pengujian Yield Enkapsulasi
viskositas diketahui dengan pembacaan
viskometer pada skala 1 sampai 100. Yield enkapsulasi menurut [5]
Pembacaan dilakukan setelah satu menit merupakan efisiensi dari penyalut dengan
putaran penuh 2 kali untuk spindel no 1. jumlah bakteri yang mampu untuk bertahan
hidup setelah proses enkapsulasi dihitung
d) Pengujian Gel kappa caragenan dari sebagai Encapsulation Yield (EY). Rumus
ekstraksi Eucheuma cottonii untuk menghitung yield enkapsulasi adalh
sebagai berikut :
Prosedur pengujian melalui langkah
kappa Caragenan dan maltodekstrin masing- EY = N/N0
masing 1,6% dipanaskan dalam air mendidih
dengan volume larutan 50 mL dan diaduk Keterangan :
secara teratur sampai suhu 80°C, kemudian N = Jumlah sel hidup setelah proses
diletakkan sampel pada tensile strength pengeringan.
instrument dengan merek Imada/ZP-200 N, N0 = Jumlah sel hidup yang ditambahkan
spesifikasi digital force gauge dengan (kepadatan awal)

247 ©2019 at http://jfmr.ub.ac.id


Setijawati / Journal of Fisheries and Marine Research Vol.3 No.2 (2019) 260-265

g) Pengujian “Shelflife” Lactobacillus Tabel 1. Bilangan gelombang gugus fungsi kappa


caragenan yang diekstraksi dari Eucheuma
acidophilus yang terenkapsulasi kappa cottonii menggunakan FTIR dibandingkan
caragenan dengan standar
Bilangan Gelombang
Viabilitas Lactobacillus acidophilus dan Kappa (*) Kappa (**)
struktur mikroenkapsulat pada masa simpan Ester Sulfat 1261,8 1258
14 hari 5oC dan 37oC, uji waktu simpan sel Ikatan Glikosidik 1068,7 1070
terenkapsulat menggunakan persamaan : 3,6 AG 929,8 937,7
D-galaktan-4SO4 844,9 847,7
D-galaktan-2SO4 - -
D-gal-6S - -
3.6-AG-2SO4 802,5 -
Keterangan : (*) standar
Dimana: (**) hasil penelitian
So = viabilitas pada saat nol hari atau segera
dihitung viabilitas setelah proses Hasil penelitian yang diamati pada
enkapsulasi Gambar serta tersaji pada Tabel
Sac = survival rate setelah disimpan selama menunjukkan intensitas serapan yang
14 hari pada suhu optimal ditunjukkan oleh ester sulfat, ikatan
pertumbuhan sel. glikosidik dan galaktosa sangat kuat yang
T = masa simpan sel terenkapsulat. diamati bedasarkan bilangan gelombang.
Caragenan ditandai dengan dengan gugus
HASIL DAN PEMBAHASAN fungsi ester sulfat yang terdapat pada
bilangan gelombang 1210-1260 cm-1, ikatan
Karakteristik Kappa caragenan dari glikosidik pada 1010-1080 cm-1. Anhidro-
ekstraksi Eucheuma cottonii Galaktosa (AG) pada 928-933 cm-1,
galaktosa sulfat pada 840-850 cm-1, dan
Hasil ekstraksi didapatkan kappa galaktosa 2 sulfat pada 800-805 cm-1.
caragenan. Penentuan kappa caragenan dapat Intensitas serapan yang diyunjukkan oleh
diamati berdasarkan gugus fungsi pada ester sulfat, ikatan glikosidik dan galaktosa
bilangan gelombang. Penentuan gugus fungsi sangat kuat. Eucheuma cottonii mengandung
berdasarkan bilangan gelombang kappa caragenan yang tersusun dari (1,3) D-
menggunakan FTIR dapat dilihat pada Galaktosa-4-sulfat dan (1,4)-3,6-Anhidro-D-
Gambar 1. Galaktosa. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa bahan Eucheuma cottonii Bahan yang
digunakan dalam penelitian adalah
Eucheuma cottonii yang dipanen dari daerah
Lombok Kep, Indonesia dengan metoda
ekstraksi menggunakan alkali. adalah
penghasil kappa caragenan.

Karakteristik Fisikokimia Kappa


Caragenan yang diekstraksi dari
Eucheuma cottonii

Karakteristik fisikokimia Kappa


Gambar 1. Gugus fungsi kappa caragenan yang Caragenan yang diekstraksi dari Eucheuma
diekstraksi dari Eucheuma cottonii menggunakan cottonii dapat dilihat pada Tabel 2.
FTIR

248 ©2019 at http://jfmr.ub.ac.id


Setijawati / Journal of Fisheries and Marine Research Vol.3 No.2 (2019) 260-265

kappa caragenan yang meningkat dan diikuti


Tabel 2. Karaketristik Fisikokimia Kappa Caragenan dengan daya gelasi yang juga meningkat.
konsentrasi 4,5% Daya gelasi meningkat seiring dengan
Kappa caragenan dari peningkatan konsentrasi. Konsentrasi bahan
ekstraksi Eucheuma
cottonii
meningkat menyebabkan sistim gelasi
Kadar Air (%) 12% meningkat maka pembentukan wall atau
Gel Strength (N) 4,9 N dinding mikrokapsul akan semakin tebal.
Viskositas (Cps) 825 Ketebalan dinding mikrokapsul yang
Gelling Point (oC) 25,2 oC semakin tebal dapat meningkatkan daya
Melting Point (oC) 82 oC perlindungan terhadap isi atau bakteri
didalamnya. Ketebalan dinding akan diikuti
Proses pembuatan kappa caragenan dengan kerapatan matriks dinding
dengan metoda PNG merupakan salah satu mikrokapsul sehingga dapat
cara dalam meningkatkan kekuatan gel mempeertahankan bakteri dari tekanan
caragenan. Penggunaan larutan alkali pada eksternal seperti suhu , pH, oksigen serta
suhu proses 75-80 oC adalah dalam rangka tahapan dalam proses pembuatan
pemutusan gugus ester sulfat menjadi gugus mikrokapsul.
3,6 AG. Adanya gugus 3,6 AG dapat Hal ini sejalan dengan pendapat [6]
mempengaruhi kekuatan gel. Kekuatan gel bahwa Kappa caragenan tersusun dari (1,3)-
dapat meningkat seiring dengan peningkatan D-galaktosa-4-sulfat dan (1,4)-3,6-anhidro-
konsentrasi. Kemampuan membentuk gel D-galaktosa dan mempunyai D-galaktosa-6-
pada kappa caragenan merupakan faktor sulfat ester dan 3,6-anhidro-D-galaktosa-2-
dalam pembentukan beads mikrokapsul. sulfat ester. pemberian alkali seperti K+
dalam proses ekstraksinya akan terjadi
Pengaruh Perlakuan konsentrasi Kappa pergantian atau pemutusan gugusan 6-sulfat,
Caragenan Terhadap viabilitas sehingga menghasilkan 3,6-anhidro-D-
Lactobacillus acidophilus. galaktosa.
Adanya gugusan 6-sulfat, dapat
Pengaruh perlakuan kappa caragenan menurunkan daya gelasi dari caragenan.
dengan konsentrasi berbeda terhadap Sedangkan hubungan daya gelasi dengan
viabilitas Lactobacillus acidophilus dan yield peningkatan viabilitas adalah pengkerasan
enkapsulasi ditunjukkan pada Tabel 3. butiran atau pembentukan droplets didalam
fase minyak pada proses pembuatan
Tabel 3. Pengaruh perlakuan kappa caragenan dengan mikrokapsul sangat tergantung dengan
konsentrasi berbeda terhadap viabilitas kekuatan gel dan viskositas bahan
Lactobacillus acidophilus dan yield pengenkapsulasi. Pengkerasan pada kulit
enkapsulasi
Viabilitas log Yield bagian luar mikrokapsul terjadi secara cepat,
Perlakuan ketika berkontak dengan bahan atau larutan
Cfu/mL enkapsulasi (%)
A1 6.43±0,05d 71.44±0,56a pengkeras atau penstabil yaitu ketika ion
A2 6.71±0,09c 74.59±1,03a Ca2+ atau K+ merembes masuk dalam
A3 7.52±0,13b 83.63±1,51b
A4 7.61±0,06b 84,62±0,71b
rangka meningkatkan ketebalan layer
A5 8.67±0,05a 93.62±0,55c alginate dan mengeraskannya. Stabilitas
A6 8.71±0,02a 97.73±0,23d meningkat seiring dengan peningkatan
Keterangan : rata-rata dengan notasi yang sama konsentrasinya.
menunjukkan tidak berbeda nyata
Penentuan “ Shelflife” Lactobacillus
Dari hasil penelitian yang diamati
acidophilus yang terenkapsulasi Kappa
melalui Tabel 2 didapatkan bahwa semakin Caragenan dari hasil perlakuan terbaik
meningkat konsentrasi bahan
pengenkapsulasi, maka viabilitas bakteri Penentuan “Shelflife” Lactobacillus
Lactobaciluus acidophilus juga semakin acidophilus yang terenkapsulasi Kappa
meningkat serta yield enkapsulasi juga Caragenan yang diekstraksi dari Eucheuma
semakin besar. Hal ini disebabkan karena cottonii mengunakan rumus Sakane Dan
peningkatan derajad keseragaman molekul Kuroshima didapatkan 65,43 tahun pada suhu

249 ©2019 at http://jfmr.ub.ac.id


Setijawati / Journal of Fisheries and Marine Research Vol.3 No.2 (2019) 260-265

penyimpanan 5oC. Sehingga “Shelflife” Lactobacillus bulgaricus in carrageenan-


bakteri Lactobacillus acidophilus yang locust bean gum coated milk
ternkapsulasi kappa caragenan yang microspheres with double layer structure.
diekstraksi dari rumput laut Eucheuma LWT - Food Science and Technology,
cottonii dengan menggunakan metode 54(1), 147–151.
Emulsifikasi adalah 65,79 tahun sampai https://doi.org/10.1016/j.lwt.2013.05.027
bakteri tersebut tidak bisa digunakan dan
kehilangan viabilitasnya. [2] Triana, E. E, Yulianto. N, Nurhidayat.
2006. Uji Viabilitas Lactobacillus sp.
KESIMPULAN Mar 8 Terenkapsulasi. Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI). Bogor.
Penggunaan Kappa Caragenan dengan Halaman 114-117.
konsentrasi berbeda sebagai bahan
enkapsulasi Lactobacillus acidophilus [3] Setijawati, D., S. Wijana, dan I. Santosa.
memberikan pengaruh berbeda sangat nyata 2011. “Viabilitas Dan Struktur
terhadap viabilitasnya dan yield enkapsulasi. Mikrokapsul Lactobacillus acidophillus
Semakin tinggi penggunaan konsentrasi Dengan Bahan Penyalut Karaginan Semi
Kappa Caragenan memberikan hasil yang Murni Jenis Eucheuma cottoni.” Jurnal
semakin meningkat pada viabilitas Teknologi Pangan 2 (1): 50–67.
Lactobacillus acidophilus dan yield
enkapsulasi. Viabilitas Lactobacillus [4] Adhikari. K, Mustapha A, and L.U Grun,
acidophilus dan yield enkapsulasi tertinggi 2003. Survival and Metabolic Activity of
didapatkan pada perlakuan A6 yaitu Microencapsulated Bifidobacterium
penggunaan konsentrasi 4,5% viabilitas longum in stirred Yogurt.
sebesar 8,71 Log Cfu/mL dan yield sebesar
97,73% dengan perhitungan “Shelflife” pada [5] Chavarri, M., Maranon, I., Ares, R.,
suhu penyimpanan 5oC sebesar 65,79 tahun. Ibanez, F. C., Marzo, F., & Villarán, M.
D. C. 2010. Microencapsulation of a
SARAN probiotic and prebiotic in alginate-
chitosan capsules improves survival in
Konsentrasi 4,5% Kappa Caragenan simulated gastro-intestinal conditions.
yang diekstraksi dari Eucheuma cottonii International Journal of Food
memberikan viabilitas Lactobacillus Microbiology, 142(1-2), 185–9
acidophilus yang memenuhi standar WHO
sebesar 107 Cfu/mL .Akan tetapi perlu [6] Winarno, 1996. Teknologi Pengolahan
dilakukan penelitian tentang viabilitas Rumput Laut. Jakarta: Pustaka Sinar
Lactobacillus acidophilus setelah melewati Harapan
pH GI Tract sebagai indicator keberhasilan
proses mikroenkapsulasi Lactobacillus
acidophilus.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih disampaikan


kepada Institusi Fakultas Perikanan Dan Ilmu
Kelautan Universitas Brawijaya Malang yang
telah memberikan dukungan dana bagi
terselesaikan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Shi, L.-E., Li, Z.-H., Zhang, Z.-L., Zhang,


T.-T., Yu, W.-M., Zhou, M.-L., & Tang,
Z.-X. (2013). Encapsulation of

250 ©2019 at http://jfmr.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai