Anda di halaman 1dari 59

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berbagai penyakit infeksi pada anak antara lain poliomelitis, campak, diptheri,
pertusis tetanus dan Tubercolusis atau TBC dapat dicegah dengan pemberian imunisasi
pada bayi. Pemberian imunisasi pada anak sangat penting untuk mengurangi mortalitas
dan morbiditas terdapat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (Depkes RI,
1987).

1.2.Rumusan Masalah
Gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi @@

1.3.Tujuan Penelitian
Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi @@

1.4.Manfaat Penelitian
a.)Manfaat teoritis
Dapat memperkaya konsep/ teori yang menyokong perkembangan ilmu pengetahuan
khususnya yang terkait dengan tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar lengkap
pada bayi.

b). Manfaat praktis


Dapat memberikan masukkan yang berarti bagi ibu dalam meningkatkan pengetahuan
tentang imunisasi dasar lengkap pada bayi khususnya melalui perspektif motivasi.

c).Manfaat bagi peneliti


Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam membuat karya tulis ilmiah
(KTI) .

1
d).Manfaat bagi puskesmas
Untuk memberi tambahan informasi sebagai bahan acuan dalam melaksanakan
penyuluhan maupun pendidikan kepada masyarakat mengenai imunisasi.

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Konsep Dasar Pengetahuan

2.1.1.Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini adalah setelah orang melakukan
pengindraan obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni :
indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba yang sebagian besar
pengetahuan manusia melalui mata dan telinga (Notoadmojo, 2005).
Pada bagian lain pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior), karena dari pengalaman
dan penelitian ternyata perilaku akan lebih langgeng dari perilaku yang tidak didasari
oleh pengetahuan (Notoadmojo : 1997).
Benyamin Bloom (1980) seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku
manusia ke dalam 3 (tiga) domain, ranah atau kawasan yakni a) kognitif (cognitive), b)
afektif (affective) dan c) psikomotor (psychomotor) (Notoadmojo, 2003 : 121).

2.2.Tingkat Pengetahuan

Setelah ada beberapa definisi pengetahuan yang telah diuraikan di atas,


pengetahuan yang dicakup kognitif mempunyai 6 tingkatan yakni :
A).Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai pengikat suatu materi yang sah dipelajari sebelumnya,
termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengikat kembali (recal) terhadap
suatu spesifik dari seluruh badan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima,
oleh suatu sebab itu tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

B).Memahami (Comprehension)

3
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara besar
tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara
benar, menyebarkan contoh, menyimpulkan dan meramalkan obyek yang dipelajari
tersebut.

C).Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi dan kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi dapat diartikan sebagai
penggunaan hukum, rumus, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau sisi lain.

D).Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek
ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu organisasi tersebut dan
masih ada kaitannya satu sama lain.

E).Sintesis (syntesis)
Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan
kata lain sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi
yang ada.

F).Evaluasi (evaluation)
Berkenaan dengan kemampuan menggunakan pengetahuan untuk membantu
penilaian terhadap sesuatu berdasarkan maksud atau kriteria tertentu.

2.1.2Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Seseorang


Menurut Notoadmojo (2003 : 18-169) faktor-faktor yang mempengaruhi
terbentuknya pengetahuan yaitu :
A).Kecerdasan
Intelegensi (kecerdasan) merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang
memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu. Orang berpikir

4
menggunakan inteleknya atau pikirannya, cepat atau tidaknya dan terpecahkan tidaknya
suatu masalah tergantung kemampuan intelegensinya. Salah satu faktor yang
mempengaruhi penerimaan pesan dalam suatu komunikasi adalah taraf intelegensi
seseorang. Secara Common sense dapat dikatakan bahwa orang-orang yang lebih
intelegen akan lebih mudah menerima suatu pesan. Dari uraian tersebut dapat
disimpulkan bahwa orang yang mempunyai taraf intelegensi tinggi akan mempunyai
pengetahuan yang baik dan sebaliknya.

B).Pendidikan
Tugas dari pendidikan adalah memberikan atau meningkatkan pengetahuan,
menimbulkan sifat positif serta memberkan atau meningkatkan ketrampilan masyarakat
atau individu tentang aspek-aspek yang bersangkutan, sehingga dicapai suatu
masyarakat yang berkembang. Pendidikan dapat berupa pendidikan formal dan non-
formal. Sistem pendidikan yang berjenjang diharapkan mampu meningkatkan
pengetahuan melalui pola tertentu. Jadi tingkat pengetahuan seseorang terhadap suatu
obyek sangat ditentukan oleh tingkat pendidikannya.

C).Pengalaman
Menurut teori determinan perilaku yang disampaikan WHO (World Health
Organitation), menganalisa bahwa yang menyebabkan seseorang itu berperilaku
tertentu salah satunya disebabkan karena adanya pemikiran dan perasaan dalam diri
seseorang yang terbentuk dalam pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan-kepercayaan
dan penilaian-penilaian seseorang terhadap obyek tersebut, dimana seseorang dapat
mendapatkan pengetahuan baik dari pengalaman pribadi maupun pengalaman orang
lain.

D).Informasi
Teori depensi mengenai efek komunikasi massa, disebutkan bahwa media
massa dianggap sebagai informasi yang memiliki peranan penting dalam proses
pemeliharaan, perubahan dan konflik dalam tatanan masyarakat, kelompok atau
individu dalam aktivitas sosial dimana media massa ini nantinya akan mempengaruhi

5
fungsi cognitive, afektif dan behavior. Pada fungsi kognitif diantaranya adalah berfungsi
untuk menciptakan atau menghilangkan ambiguitas, pembentukan sikap, perluasan
sistem, keyakinan ambiguitas, pembentukan sikap, perluasan sistem, keyakinan
masyarakat dan penegasan atau penjelasan nilai-nilai tertentu.
Media ini menjadi tiga yaitu media cetak yang meliputi booklet, leaflet, rubik
yang terdapat pada surat kabar atau majalah dan poster. Kemudian media elektronik
yang meliputi televisi, radio, video, slide dan film serta papan (bilboard) (Notoadmojo,
2003 : 63).

E).Kepercayaan
Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai arah yang berlagu
bagi obyek sikap, sekali kepercayaan itu telah terbentuk, maka ia akan menjadi dasar
pengetahuan seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari obyek tertentu
(Saifudin A, 2002 ).

2.1.3.Kriteria Penilaian Pengetahuan


Untuk mengukur pengetahuan menggunakan rumus :
SP
P= x 100 %
SM
Keterangan :
P = Nilai pencapaian (%)
SP = Skor yang didapat
SM = Skor maximal semua pertanyaan yang di bawah ini dijawab
benar
Dalam pemberian skor untuk pertanyaan karakteristik tidak berarti skor,
sedangkan jawaban pertanyaan pengetahuan diberi skor 1 untuk jawaban yang benar
dan jawaban yang salah diberi skor 0.
Berdasarkan hasil pertimbangan kemudian hasilnya di interprestasikan pada
kriteria :
A).Pengetahuan baik = 76 – 100%
B).Pengetahuan cukup = 56 – 75 %

6
C).Pengetahuan kurang = 40 – 55 %
D).Pengetahuan tidak baik = < 40%
(Arikunto, 1998).

2.2.Konsep Dasar Imunisasi

2.2.1.Pengertian
Imunisasi merupakan suatu usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak
terhadap penyakit tertentu (Buku Pegangan Imunisasi Depkes, 1992 : 48).

2.2.2.Dua Jenis Kekebalan Yang Ada Pada Tubuh


2.2.2.1.Kekebalan Aktif
Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat sendiri oleh tubuh untuk
menolak terhadap penyakit tertentu dimana prosesnya lambat tetapi dapat bertahan
lama. Kekebalan aktif dibagi dalam 2 kategori :

A).Kekebalan aktif alamiah


Merupakan kekebalan yang dibuat oleh tubuh anak dengan sendiri setelah
mengalami atau sembuh dari suatu penyakit.
B).Kekebalan aktif buatan
Merupakan kekebalan yang dibuat tubuh setelah mendapat vaksin (imunisasi).

7
2.2.2.2.Kekebalan Pasif
Kekebalan pasif adalah kekebalan yang dibuat oleh tubuh anak tetapi tidak
membuat zat anti bodi sendiri tetapi kekebalan tersebut diperoleh dari luar setelah
memperoleh zat pendek, sehingga proses cepat tetapi tidak bertahan lama. Kekebalan
pasif dibagi dalam dua jenis :
A).Kekebalan pasif alamiah
Merupakan kekebalan yang diperoleh bayi sejak lahir dari ibunya.
B).Kekebalan pasif buatan
Merupakan kekebalan yang diperoleh setelah mendapat suntikan zat penolak.

2.2.3.Tujuan Dari Pemberian Imunisasi


a).Untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi tertentu
b).Mencegah gejala yang dapat menimbulkan cacat atau kematian (Buku Pegangan
Imunisasi Depkes, 1992).

2.2.4.Macam-Macam Imunisasi
2.2.4.1.Vaksin BCG
Pemberian imunisasi BCG bertujuan untuk menimbulkan kekebalan aktif
terhadap penyakit Tuberkulosis (TBC). Vaksin BCG mengandung kuman BCG
(Bacilus Calmette Guerin) yang masih hidup (A.H. Markum, 1997 : 15).
Pemberian imunisasi BCG sebenarnya dilakukan ketika bayi baru lahir sampai
berumur 12 bulan, tetapi sebaiknya pada umur 0 – 2 bulan. Imunisasi yang diberikan
pada usia di atas 2 bulan harus dilakukan tes dengan mauntok terlebih dahulu, untuk
mengetahui apakah anak sudah terjangkit penyakit TBC atau tidak. Apabila hasilnya
positif (+) tidak perlu diberikan imunisasi.
Biasanya setelah suntikan BCG bayi tidak akan menderita demam, bila ia
demam setelah imunisasi BCG umumnya disebabkan keadaan lain. Kekebalan yang
diperoleh tindakan mutlak 100%. Efek samping pada dasarnya tidak ada, tetapi reaksi
secara normal akan timbul selama 1 minggu, seperti pembengkakan kecil, merah pada
tempat penyuntikan yang kemudian akan menjadi pus kecil dengan garis tengah 10 mm.

8
Luka ini akan sembuh sendiri dan meninggalkan jaringan perut (scar) bergaris 3- 7 mm.
Tidak ada larangan untuk melakukan imunisasi BCG, kecuali pada anak yang
berpenyakit TBC atau menunjukkan uji mantoux positif.
Cara pemberian imunisasi adalah dengan tempat penyuntikan 1/3 bagian lengan kanan
atas (inertio musculus deltoideus) dilakukan dengna suntikan di dalam kulit (intra
cutan) dengan dosis 0,05 cc.

2.2.4.2.Vaksin DPT (Difteria, Pertitis, Tetanus)


Manfaat pemberian informasi ini ialah untuk menimbulkan kekebalan aktif
dalam waktu yang bersamaan terhadap penyakit difteria, pertusis (batuk rejan) dan
tetanus (A.H. Markum, 2002).
Difteria adalah suatu penyakit yang bersifat toxin mediated disease dan
disebabkan oleh kuman corynebacterivm dipteriae. Termasuk suatu hasil gram positif.
Pada dasarnya semua komplikasi difteria, beratnya penyakit dan komplikasi biasanya
tergantung dari luasnya kelainan lokal angka kematian difteria masih sangat tinggi dan
kelompok usia di bawah lima tahun merupakan kelompok terbesar yang mengalami
kematian.
Pertusis atau batuk rejan atau batuk seratus hari adalah suatu penyakit akut yang
disebabkan oleh bakteri bordetella pertuses. Pertusis juga merupakan penyakit yang
bersifat toxin-medicated dan toksin yang dihasilkan kuman (melekat pada bulu getar
saluran nafas atas) akan melumpuhkan bulu getar tersebut sehingga menyebabkan
gangguan aliran secret saluran pernafasan, dan berpotensi menyebabkan pneumonia.
Tetanus adalah suatu penyakit akut yang besifat fatal yang disebabkan oleh
oksitosin produksi kuman Clostridium tetanus, kuman tersebut berbentuk batang dan
bersifat anaerobik, gram positif yang mampu menghasilkan spora dengan berbentuk
drumstick, tetanus selain dapat ditemukan pada anak-anak juga dijumpai kasus tetanus
neonatal yang cukup fatal. Komplikasi tetanus yang sering terjadi antara lain :
laringospasme, infeksi nosokomial dan preumonia ortotastik. Pada anak besar sering
terjadi hiperpireksi yang juga merupakan tanda tetanus berat.
Imunisasi dasar DPT diberikan 3 kali, sejak bayi berumur 2 – 11 bulan dengan
selang waktu antara dua penyuntikan minimal 4 minggu. Imunisasi ulang lainnya

9
diberkan setelah umur 11/2 – 2 tahun. Diulang kembali dengan vaksin DT pada usia 5-6
tahun dan diulang lagi pada umur 10 tahun.
Reaksi yang mungkin terjadi biasanya demam ringan, pembengkakan dan rasa
nyeri ditempat suntikan selama 1 – 2 hari. Kekebalan yang diperoleh dari vaksin DPT
yaitu : vaksin dipteri 80 – 95%, pertusis 50 – 60%, dan tetanus 90 – 95%.
Kadang-kadang terdapat akibat efek samping yang lebih berat, seperti demam
tinggi atau kejang, yang biasanya disebabkan oleh vaksin pertusisnya.
Imunisasi DPT tidak boleh diberikan kepada anak yang sakit parah dan anak-
anak yang menderita penyakit kejang, demam kompleks, juga tidak boleh diberikan
kepada anak batuk yang diduga mungkin sedang menderita batuk rejan dalam tahap
awal atau pada penyakit gangguan kekebalan (defisiensi imunisasi). Juga tidak boleh
diberikan bila sakit batuk, pilek, demam atau diare yang sifatnya ringan bukan
merupakan indikasi kontra yang mutlak.
Pemberian tiga kali dengan dosis 0,5 cc dengan interval 4 minggu secara IM.

2.2.4.3.Vaksin Poliomyelitis
Imunisasi diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit
poliomyelitis. Vaksin polio mempunyai 2 kemasan yaitu vaksin yang mengandung virus
polio yang sudah dilemahkan (vaksin salk) dan vaksin yang mengandung virus polio
masih hidup yang telah dilemahkan (virus sabin).
Imunisasi diberikan sejak anak baru lahir atau beberapa hari dengan interval 4
minggu, pemberian ulangan pada umur 1½ - 2 tahun.
Biasanya tidak ada reaksi, namun dapat terjadi berak-berak ringan kekebalan
yang akan diperoleh sebesar 95 – 100%. Pada imunisasi polio hampir tidak terdapat
efek samping bila ada mungkin berupa kelumpuhan anggota gerak pada penyakit polio
sebenarnya. Pemberian vaksin polio tidak boleh diberikan pada anak dengan diare berat,
anak sakit parah dan anak penderita kekebalan.
Diberikan dengan cara diteteskan banyak 2 tetes 3 kali pemberian dengan
selama 4 minggu.

2.2.4.4.Vaksin Campak

10
Imunisasi diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit campak
secara aktif. Vaksin campak mengandung virus campak hidup yang telah dilemahkan.
Diberikan pada bayi umur 9 – 11 bulan dengan satu kali pemberian. Biasanya
tidak terdapat reaksi akibat imunisasi mungkin terjadi demam ringan dan tampak sedikit
bercak merah pada pipi di bawah telinga. Pada hari ke 7 – 8 setelah penyuntikan
mungkin pula terdapat pembengkakan pada tempat suntikan, pada tempat suntikan
kekebalan yang memperoleh yaitu 96 – 99%.
Sangat jarang mungkin dapat terjadi kejang yang ringan dan tidak berbahaya
pada hari ke 10 – 12 setelah penyuntikan. Selain itu dapat terjadi radang otak berupa
ensefalitis atau ensepalopati dalam waktu 30 hari setelah imunisasi.
Anak yang sakit parah, penderita TBC tanpa pengobatan, difisiensi gizi dalam
derajat berat, difisiensi kekebalan, demam yang lebih 38 derajat celcius dan riwayat
kejang. Di suntikkan 1/3 bagian lengan atas lengan kiri dengan dosis 0,5 cc.

2.2.4.5.Vaksin hepatitis B
Vaksinasi dimaksudkan untuk mendapat kekebalan aktif terhadap penyakit
hepatitis B.
Vaksinasi awal, diberkan 3 kali, jarak antara suntikan 1 ke II 1 – 2 bulan,
sedangkan suntikan ke III diberikan 6 bulan dari suntikan I, imunisasi ulang diberikan 5
tahun setelah imunisasi dasar.
Reaksi imunisasi yang terjadi biasanya berupa nyeri pada tempat suntikan,
yang mungkin disertai dengan timbulnya rasa panas atau pembengkakan, reaksi ini akan
menghilang dalam waktu 2 hari. Reaksi lain yang mungkin terjadi ialah demam ringan.
Kekebalan yang diperoleh cukup tinggi, berkisar antara 94 – 96%.
Selama pemakaian 10 tahun ini tidak dilaporkan adanya efek samping yang
berarti, berbagai suara di masyarakat tentang kemungkinan terjangkit oleh penyakit
AIDS akibat pemberian vaksin hepatitis B yang berasal dari plasma.
Imunisasi tidak dapat diberkan kepada anak yang menderita sakit berat.
Vaksinasi hepatitis B dapat diberikan kepada ibu hamil dengan aman dan tidak akan
membayangkan janin. Bahkan akan memberkan perlindungan kepada janin selama
dalam kandungan ibu maupun kepada bayi selama beberapa bulan terakhir lahir.

11
Penyuntikan diberikan intra muscular, dilakukan di daerah deltoid atau paha
antrolateral dengan dosis Hevac B dewasa 5mg, anak 2,5 mg, hepaccine deweasa 3 mg,
anak 1,5 mg, anak 1,5 mg, B hepavac II dewasa 10 mg dan engerix-B dewasa 20 mg,
anak 10 mg dan engerix-B dewasa 20 mg, anak 10 mg.

2.2.5.Jadwal Pemberian Imunisasi @@@

Waktu pemberian (umur / bulan)


Imunisasi
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
BCG
DPT I II III
Polio I II III IV
Campak
HB Unijec
Keterangan :
BCG diberikan pada umur 0 – 1 bulan
DPT diberikan pada umur 2 – 4 bulan
Polio diberikan pada umur 0 – 4 bulan
Campak diberikan pada umur 9 bulan
HB uniject diberikan pada umur 0 bulan
Sumber : Buku KIA 2010

2.3.Tujuan Program Imunisasi


2.3.1.Tujuan
Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian
dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pada saat ini penyakit-penyakit
tersebut adalah difteri, tetanus, batuk rejan (pertusius), campak (measles), polio dan
tuberkulose (Notoadmojo, 1997).

2.3.2.Sasaran
a).Bayi di bawah umur 1 tahun (0 – 11 bulan)

12
b).Ibu hamil (awal kehamilan – 8 bulan)
c).Wanita usia subur (calon mempelai wanita)
d).Anak sekolah dasar kelas I dan IV

2.3.3.Pemantauan
Pemantauan harus dilakukan oleh semua petugas baik pimpinan program,
supervisor dan petugas vaksinasi. Tujuan pemantauan untuk mengetahui :
a).Sampai dimana keberhasilan kerja kita
b).Mengetahui permasalahan yang ada
c).Hal-hal yang perlu dilakukan untuk exercise, perbaiki program
d).Bantuan yang diharapkan oleh petugas ditingkat bawah.

Hal-hal yang perlu dipantau (dimonitor) :


a).Angka drop out
b).Pengelola vaksin dan colk chain
c).Pengamatan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

Dilihat dari waktu, maka pemantauan dapat dilakukan dalam :


A)Pemantauan ringan
Pemantauan ringan memantaukan hal-hal sebagai berikut :
 Apakah pelaksanaan memantau sesuai dengan jadwal
 Apakah vaksin cukup
 Pengecekan lemari es setiap hari dan catat temperaturnya
 Melihat apakah suhu lemari es normal
 Hasil imunisasi dibandingkan dengan sasaran yang telah ditentukan
 Peralatan yang cukup untuk penyuntikan yang aman dan steril
 Adakah diantara 6 penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dijumpai dalam

B).Pemantauan bulanan
Jumlah bayi yang seharusnya diimunisasi setiap bulan :

13
target bayi 1 tahun
Target 1 bulan = 12

Presentasi bayi yang mendapat imunisasi setiap bulan :


Jumlah yang menerima ( missal DPT)
= 100 %
Target perbulan

Cara menghitung target perbulan dari penduduk :


target bayi pertahun
Untuk terget perbulan : 12
Cara untuk memantau cakupan imunisasi dapat dilakukan melalui beberapa cara antara
lain :
 Cakupan dari bulan ke bulan dibandingkan dengan garis target, dapat
digambarkan masing-masing bulan atau dengan cara kumulatif
 Hasil cakupan per triwulan untuk masing-masing desa
 Untuk mengetahui keberhasilan program dapat dengan melihat hal-hal sebagai
berikut :
 Bila garis pencapaian dalam a tahun terlihat antara 75 % - 100 % dari target,
berarti program sangat berhasil
 Bila garis pencapaian dalam a tahun terlihat antara 50 % - 100 % dari target,
berarti program cukup berhasil
 Bila garis pencapaian dalam a tahun terlihat di bawah 50 % dari terget, berarti
program belum berhasil
 Bila garis pencapaian dalam setahun terlihat di bawah 25% dari terget, berarti
program sama sekali tidak berhasil. Untuk tingkat kabupaten dari propinsi, maka
penilaian diarahkan pada penduduk tiap kecamatan atau dati II. Disamping itu,
pada kedua tingkat ini perlu memperhitungkan pula / memonitoring efisiensi
pemakaian vaksin.

Rendahnya cakupan imunisasi dapat disebabkan antara lain :


 Jadwal imunisasi kurang baik

14
 Jadwal yang sudah dibuat tidak ditepati
 Belum adanya sistim pemantauan yang baik
 Masyarakat belum menyadari pentingnya imunisasi

Hal-hal yang dapat meningkatkan cakupan imunisasi antara lain :


 Jadwal yang baik
 Jadwal yang sudah dibuat ditepati
 Adanya sistem pemantauan yang baik
 Penampilan petugas imunisasi cukup baik
(Depkes, 1987)

2.4.Kematian Bayi
Angka kematian bayi pada akhir pelita V, masih cukup tinggi yaitu 58
perseribu kelahiran hidup. Sekitar 38 % penyebab kematian bayi adalah akibat penyakit-
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Angka kematian bayi masih didapatkan
sebesar 10,6 per 1000 anak balita. Seperti halnya dengan bayi sekitar 31 % penyebab
kematian balita adalah penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi yaitu, saluran
pernafasan, polio dan lain-lain (Depkes RI, 1996).
Salah-satu indikator yang penting untuk mengetahui derajat kesehatan di suatu
Negara adalah banyaknya bayi (umur 0 – 12 bulan) yang meninggal per 1000 kelahiran
hidup yang disebut angka kematian bayi (AKB) (Suratmaja, 1995).
Jika imunisasi dilaksanakan dengan baik dan menyeluruh (paling sedikit 80 %
balita imunisasi) dengan keefektifan imunisasi mencapai 85 % - 90 %, lebih kurang
115.000 kematian balita dapat dicegah dengan hal ini tentu juga berpengaruh terhadap
AKB. Selain bahaya kematian seperti yang telah disebutkan di atas.

Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI adverse events following immunization) adalah
semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam masa 1 bulan setelah imunisasi

15
Tidak semua kejadian KIPI disebabkan oleh imunisasi karena sebagian besar ternyata
tidak ada hubungannya dengan imunisasi. Oleh karena itu untuk menentukan KIPI
diperlukan keterangan-keterangan mengenai :
 Besar frekuensi kejadian KIPI pada pemberian vaksin tertentu
 Sifat kelainan tersebut lokal atau sistemik
 Derajat sakit resipien, apakah memerlukan perawatan, menderita cacat, atau
menyebabkan kematian.
 Apakah penyebab dapat disebabkan, diduga atau tidak terbukti.
 Apakah dapat disimpulkan bahwa KIPI berhubungan dengan vaksin, kesalahan
produksi atau kesalahan prosedur.

Penyebab KIPI dibagi menjadi 5 kelompok:


 Karena kesalah program/teknik pelaksanaan imunisasi
 Reaksi suntikan
 Induksi vaksin
 Faktor kebetulan
 Penyebab tidak atau belum diketahui

Gejala klinis KIPI Jenis vaksin DPT HB kombinasi adalah :


 Syok anafilaksis
 Neuritis brakhial
 Komplikasi akut termasuk kecacatan dan kematian

Tindakan yang dilakukan apabila ditemukan gejala KIPI adalah :


 Rangsang dengan wangian atau dengan bahan yang merangsang
 Bila belum dapat diatasi dalam waktu 30 menit segera rujuk ke Puskesmas
terdekat
 Beri kompres hangat
 Jika nyeri mengganggu dapat diberikan paracetamol ½ - 1 tablet
 Beri Minum hangat

16
(Sumber : Dep.Kes.RI, 2006)

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1.Desain Penelitian
Desain penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam penelitian, yang
memungkinkan pemaksimalan kontrol faktor-faktor yang bisa mempengaruhi akurasi
suatu hasil.
Desain penelitian yang di gunakan dalam penlitian ini adalah penelitian yang
berbentuk penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode
penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau
deskriptif tentang suatu keadaan secara obyektif. (Notoatmodjo 2005)

3.2.Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan peneliti, sering
kali di katakan variabel penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperan dalam
peristiwa atau gejala yang akan di teliti (Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini
variabelnya adalah pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar lengkap pada bayi.

3.3.Definisi Operasional

Variabel Definisi Kriteria Alat ukur Skala


operasional
Pengetahuan Segala sesuatu Baik: 76-100% Quesioner Ordinal
, pemahaman yang dipahami, Cukup : 56-
imunisasi dimengerti oleh 75%
dan ibu tentang Kurang :
penerapan. imunisasi. 40-55%
Pengertian, Tidak baik :

17
tujuan manfaat, ≤40%
efek samping (Arikunto,2006)
dan
penatalaksanaan.

3.4.Populasi dan Sampel Penelitian

3.4.1Populasi
Adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan di teliti (Arikunto, 2006)
Berdasarkan pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa populasi adalah semua
objek yang di amati dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
ibu-ibu yang mempunyai bayi umur 0-12 bulan. Dalam penelitian ini populasinya
adalah 30 orang.
3.4.2.Sampel
Adalah sebagian dari keseluruhan objek yang di teliti dan di anggap
mewakili seluruh populasi (Arikunto,2006). Besarnya sampel dalam penelitian ini
adalah 30 orang / total sampling.(Arikunto,2006)

3.5.Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian di lakukan di Puskesmas Grajagan Kecamatan Purwoharjo .


Waktu penelitian di lakukan pada tanggal 4-14 agustus 2009.
Tehnik dan Instrumen Pengumpulan Data
Dari hasil data dengan menggunakan rekam medik secara deskripif melalui
tabel distribusi yang dikonfirmasikan dalam bentuk prosentase dan narasi.
Langkah – langkah pengolahan data sebagai berikut :
Editing
Proses editing dengan memeriksa kembali data yang telah dikumpulkan rekam
medik ini berarti semua data harus diteliti kelengkapan data yang diberikan.
Coding

18
Untuk memudahkan dalam pengolahan data maka untuk setiap jawaban dari
kuesioner yang telah disebarkan diberi kode sesuai dengan arakter.
Skoring
Tahap ini dilakukan setelah ditetapkan kode jawaban atau hasil observasi
sehingga setiap responden atau hasil observasi dapat diberikan skor. Tidak ada
pedoman yang baku untuk scoring namun scoring harus diberikan.
Tabulating
Mentabulasi dengan memuat tabel-tabel sesuai dengan analisis yang dibutuhkan.
Tehnik Analisa Data
Menurut Arikunto (2006) setelah data terkumpul melalui kuesioner
ditabulasi dan dikelompokkan sesuai dengan variable yang diteliti, jawban seluruh
responden dari masing-masing dikalikan 100% dan hasilnya berupa prosentase.

Selain itu juga dilakukan cara pemberian skore


dalam penelitian dimana tiap jawaban benar skornya 1 (satu) bila salah nilainya 0
(nol)
Cara pemberian skore dalam penelitian ini digunakan rumus:
P=
Keterangan
P = Prosentase
∑f = Skor yang didapat
h = Jumlah pertanyaan
Dengan kriteria nilai sebagai berikut:
Baik : 76-100% (13-16 jawaban yang benar)
Cukup : 56-75% (09-12 jawaban yang benar)
Kurang : 40-55% ( 05-08 jawaban yang banar)
Tidak baik : ≤40% ( 01-04 jawaban yang benar)
( Arikunto, 2006)
Etika Penelitian

19
Dalam melaksanakan penelitian ini terleih dahulu harus mengajukan izin
kepada Kepala Puskesmas Grajagan Kecamatan Purwoharjo yang digunakan
sebagai tempat penelitian. Setelah mendapat persetujuan kemudian di lakukan
penelitian dengan menekankan kepada masalah etika yang meliputi:
Informed Concent (Lembar persetujuan menjadi subjek)
Lembar persetujuan menjadi subjek akan diedarkan sebelum penelitian di
lakukan pada seluruh subjek yang akan di teliti. Hal ini akan dilakukan dengan
tujuan untuk menghindari kesalahpahaman dalam dan sesudah dilakukan
penelitian. Jika subjek bersedia di teliti maka subjek harus menandatangani
lembar persetujuan. Jika subjek menolak dijadikan responden maka peneliti tetap
menghormati hak-hak subjek.
Anomity
Demi menjaga kerahasiaan dan identitas subjek, maka peneliti tidak
mencantumkan nama subjek pada lembar kuisioner hanya saja lembar tersebut di
beri kode nomor tertentu.
Confidentiality (Kerahasiaan)
Informasi yang telah di kumpulkan subjek di jamin kerahasiaannya oleh
peneliti.
Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian dalam hal ini mencakup kelemahan atau hambatan
yang dirasakan dalam penelitian yaitu:
Sampel
Sampel yang digunakan terbatas sehingga untuk memperoleh hasil penelitian
yang akurat belum dapat di capai.
Waktu Penelitian Terbatas
Waktu penelitian sangat terbatas sehingga hasilnya kurang dari sempurna dan
kurang memuaskan.
Instrument Pengumpula Data
Instrument pengumpulan data memiliki jawaban yang banyak di pengaruhi
oleh sikap dan jawaban-jawaban pribadi sehingga hasilnya kurang memuaskan
secara kualitatif.

20
Peneliti
Peneliti belum memiliki pengalaman dan belum pernah meneliti sehingga
hasil penelitian yang di lakukan kurang sempurna.

3.2.Kerangka Kerja
Adalah langkah-langkah dalam aktifitas ilmiah yang dilakukan dalam
melakukan penelitian.

Populasi
Seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 2 – 11 bulan di Desa Ketapanrame
sebanyak 58 Ibu

Sampel
Sebagian ibu yang mempunyai bayi usia 2 – 11 bulan di Desa Ketapanrame
sebanyak 36 Ibu

Teknik Sampling
Consecutive Sampling

Pengumpulan data
Melakukan penyebaran kuisioner terhadap responden yang menjadi sampel
penelitian

Analisa data
Uji Chi Square

Kesimpulan

Bagan 3.2 Kerangka kerja hubungan pengetahuan ibu dengan ketepatan pemberian imunisasi DPT
HB kombinasi pada bayi 2 – 11 bulan

21
3.1 Sampling Desain
3.1.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek yang akan diteliti (Notoatmojo, 1993).
Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi umur 2 – 11 bulan baik
yang tepat pemberian imunisasi maupun yang tidak tepat pemberian imunisasinya di
Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto yaitu sebanyak 58 orang.

3.1.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti yang dianggap
mewakili seluruh populasi (Notoatmojo, 1993). Sampel dari penelitian ini adalah ibu
yang mempunyai bayi umur 2 – 11 bulan baik yang tepat pemberian imunisasi maupun
yang tidak tepat pemberian imunisasi yang memenuhi syarat penelitian.
3.1.2.1 Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
1) Ibu yang mempunyai bayi umur 2 – 11 bulan berdomisili di
Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto.
2) Ibu yang bersedia dilakukan penelitian
3) Ibu yang bisa membaca dan menulis
3.1.2.2 Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :
1) Ibu yang tidak mau mengisi kuisioner
2) Ibu yang tidak kooperatif dalam proses pengambilan data
3.1.2.3 Besar sampel

N
n=
1 + Ne
Keterangan :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan sampel : 2%, 5%, 10%.

3.1.3 Sampling

22
Teknik pengambilan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
dengan sampling tertentu untuk bisa memenuhi atau mewakili populasi (Nursalam,
2003 : 96). Dalam penelitian ini menggunakan Non Probability Sampling dengan teknik
consecutive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria penelitian
dimasukkan dalam penelitian sampel kurun waktu tertentu sehingga jumlah pasien yang
diperlukan terpenuhi ( Notoatmodjo, 2005 ).

3.2 Variabel Penelitian


Variabel adalah karakteristik yang diamati, yang mempunyai variasi nilai dan
merupakan operasional dari suatu konsep agar dapat diteliti secara empiris atau
ditentukan tingkatnya (Setiadi, 2007 : 161). Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu
variable independent dan variable dependent.

3.2.1 Variabel Independent (Variabel Bebas)


Variabel independet adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau
berubahnya variabel dependent. Variabel independent dalam penelitian ini adalah
pengetahuan ibu tentang imunisasi.
3.2.2 Variabel Dependent (Variabel Tergantung)
Variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2006 : 3). Variabel dependent dalam
penelitian ini adalah ketepatan waktu pemberian imunisasi DPT HB kombinasi I, II, III
dengan waktu interval empat minggu.

3.3 Definisi Operasional


Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati dari
sesuatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam, 2003 : 104). Adapun perumusan definisi
operasional dalam penelitian ini diuraikan dalam tabel berikut ini :

23
Tabel 3.5 Tabel Definisi Operasional Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Ketepatan Waktu
Pemberian Imunisasi DPT HB kombinasi Pada Bayi 2-11 bulan

No Variabel Definisi Operasional Indikator Instrumen Skala Skor

Dikategorikan
Variabel independent Segala sesuatu yang Pengertian imunisasi
Kuisioner Ordinal Baik =
pengetahuan ibu tentangdiketahui ibu Tujuan imunisasi (76% - 100%)
imunisasi DPT HB mempunyai bayi 2 – Manfaat imunisasi Cukup =

ombinasi 11 bulan tentang DPT HB Kombinasi (56% - 75%)


imunisasi DPT HB Waktu pemberian Kurang baik =
kombinasi imunisasi DPT HB Kombinasi (< 56%)
Berapa kali (Nursalam, 2003 :
pemberian imunisasi DPT HB 124)
Kombinasi Benar : 1
Reaksi setelah Salah : 0
pemberian imunisasi DPT HB
Pemberian imunisasi
Kombinasi
waktunya dengan

Variabel dependent interval 4 mingguKunjungan ibu yang mempunyai

ketepatan waktu pemberian bayi usia 2 – 11 bulan KMS buku KIANominal Tepat = sesuai jadwal

imunisasi DPT HB DPT HB Kombinasi I umur 2


bulan Tidak tepat = tidak
kombinasi I, II, III dengan
DPT HB Kombinasi II umur 3 sesuai jadwal = 0
interval 4 minggu
bulan
DPT HB Kombinasi III umur 4
bulan

24
3.4 Pengumpulan Data dan Analisa
3.4.1 Pengumpulan Data
3.4.1.1 Proses Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini proses pengumpulan data dilakukan dengan cara
pemberian kuisioner oleh peneliti kepada responden yang dijadikan sampel penelitian
sesuai criteria inklusi dan eksklusif. Sebelum melakukan pengumpulan data, penelitian
meminta surat persetujuan penelitian baik dari institusi pendidikan, institusi puskesmas
dan institusi desa, kemudian peneliti meminta inform consent (surat persetujuan) kepada
responden untuk dijadikan sampel penelitian, apabila responden setuju maka peneliti
memberikan kuisioner dan mengobservasi buku register imunisasi.
3.4.1.2 Instrumen Pengumpulan Data
Untuk mengukur pengetahuan ibu instrument penelitian yang digunakan adalah
kuisioner tertutup dengan jumlah 6 pertanyaan pengetahuan dan responden tinggal
memilih pilihan yang telah disediakan.
3.4.1.3 Waktu dan Tempat
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2010 dan dilakukan di
Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto.

25
3.4.2 Analisa Data
3.4.2.1 Data Pengetahuan
Untuk variabel indenpenden (pengetahuan ibu yang mempunyai bayi usia 2 –
11 bulan) jumlah skor yang didapat dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan
dikalikan 100% dan hasilnya berupa presentasi. Adapun rumus yang digunakan adalah :

Sp
N = x 100 %
Sm

Keterangan :
N = nilai yang di dapat
Sp = skor yang didapat
Sm = skor maksimal
Hasil presentase dari cara pemberian skor dan penilaian untuk setiap variabel
independen (pengetahuan) diinterpretasikan secara deskriptif yang menggunakan
kriteria kualitatif, yaitu :
1) Baik apabila mempunyai prosentase 76 % - 100 %
2) Cukup apabila mempunyai prosentase 56 % - 75 %
3) Kurang apabila mempunyai prosentase < 56 %
(Nursalam, 2003 : 124)

26
3.4.2.2 Data ketepatan pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi I, II,
III
Sedangkan untuk variabel dependen (ketepatan pemberian imunisasi DPT HB
Kombinasi) setelah data terkumpul melalui lembar observasi, apabila responden datang
ke posyandu untuk melakukan imunisasi DPT HB Kombinasi I, II, III dengan interval 4
minggu maka dikategorikan 1, dan apabila tidak sesuai dengan jadwal pemberian
imunisasi maka dikategorikan 0.
Langkah selanjutnya adalah analisa data dengan rumus sebagai berikut :

x
N = x 100 %
y

Keterangan :
x = frekwensi responden dengan karakteristik tertentu
y = jumlah responden seluruhnya
Data hasil prosentase pengolahan kemudian diinterpresentasikan
100 % : seluruhnya
76 % - 99 % : hampir seluruhnya
51 % - 75 % : sebagian besar
50 % : setengahnya
26 % - 59 % : hampir setengah
1 % - 25 % : sebagian kecil
0% : tidak satupun (Nursalam, 2003 : 133)
3.4.2.3 Data ketepatan waktu pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi
pada bayi usia 2 – 11 bulan ditinjau dari pengetahuan ibu
Untuk mengetahui hubungan antara dua variabel analisa data yang digunakan
ada Uji Chi Square dengan nilai kemaknaan 5 %. Adapun rumus dari Uji Chi Square
adalah sebagai berikut :

( fo − fh)
X =
fh

27
Fo = frekwensi observasi
Fh = frekwensi harapan

Dalam proses penghitungan Uji Chi Square, peneliti menggunakan alat bantu
software computer. Sedangkan interprestasinya adalah sebagai berikut : Apabila harga
X hitung > X tabel, maka keseimbangan adalah Ho ditolak ada hubungan yang
signifikan (Oktarina, 2005).
3.4.2.4 Langkah-langkah analisis
Pengolahan data dilakukan melalui proses sebagai berikut :

1) Editing
Data yang terkumpul diedit dan dikelompokkan sesuai dengan criteria dari
variabel. Peneliti melakukan pengecekan kelengkapan data, tulisan pada kuisioner dan
lembar observasi.
2) Coding
Memberikan kode setiap kriteria dari sub variabel. Memberikan kode pada
tiap-tiap data yang termasuk dalam kategori yang diteliti dengan tujuan untuk
mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisa data :
a) Data usia
Usia < 20 tahun : Kode 1
Usia 20 tahun sampai 35 tahun : Kode 2
Usia > 35 tahun : Kode 3
b) Data Pendidikan
Pendidikan SD : Kode 1
Pendidikan SMP : Kode 2
Pendidikan SMA : Kode 3
Pendidikan Perguruan Tinggi : Kode 4
c) Pekerjaan
Tidak bekerja atau IRT : Kode 1
Petani : Kode 2
Swasta : Kode 3

28
PNS : Kode 4
d) Informasi atau penyuluhan
Ya : mendapatkan informasi : Kode 1
(1) Tenaga kesehatan
(2) Media Massa (cetak dan elektronik)
(3) Keluarga
(4) Tetangga
Tidak : Kode 2
e) Paritas
1 : Kode 1
2 : Kode 2
3 : Kode 3
>3 : Kode 4
f) Dukungan Keluarga
Ya : Kode 1
Tidak : Kode 2
3) Scoring : memberikan skor pada masing-masing variabel
a) Untuk pengetahuan ibu jawaban yang benar dinilai 1 dan
jawaban yang salah diniali 0.
b) Untuk pencapaian ketepatan pemberian imunisasi DPT
HB Kombinasi I, II, III bila ya dinilai 1 dan bila tidak lengkap dinilai 0.

29
4) Tabulating
Kegiatan memasukkan data hasil penelitian ke dalam tabel kemudian diolah
dengan bantuan komputer. Data yang diperoleh akan diklasifikasikan dan dianalisis
dengan cara prosentase yang artinya data dibagi dalam beberapa kelompok dan diukur
dalam prosentase. Hasil scoring akan ditabulasi sesuai variabel yang diteliti. Data yang
diperoleh dari dijumlahkan dan dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan
kemudian dikalikan 100 dan hasilnya diprosentasekan (Arikunto, 1998).

3.5 Etika Penelitian


Sebelum melakukan penelitian peneliti mengajukan ijin kepada institusi
pendidikan dalam hal ini adalah prodi DIII Kebidanan Stikes Dian Husada Mojokerto
dan pihak institusi Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto,
kemudian peneliti melakukan pengumpulan data kepada responden dengan panduan
kuisioner yang telah dibuat dan menekankan pada masalah etika yang meliputi :
3.5.1 Informed Consent (Lembar Persetujuan Penelitian)
Lembar persetujuan ini diberikan kepada ibu bayi sesaat sebelum responden
diberkan kuisioner. Jika ibu bayi bersedia diteliti, maka diminta untuk tanda tangan di
lembar persetujuan tersebut, tetapi jika tidak bersedia maka peneliti menghormati hak
ibu bayi.

30
3.5.2 Anonymity (Tanpa Nama)
Kerahasiaan identitas tidak mencantumkan nama responden pada lembar
pengumpul data, yang diisi pada lembar tersebut dan hanya diberi kode tertentu.

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambar Lokasi Penelitian


Desa Ketapanrame terletak di sebelah Timur Kecamatan Trawas dengan luas
wilayah ± 461,30 km2 dan jumlah penduduk 4557 jiwa. Batas Desa Ketapanrame
sebelah utara Desa Kesiman, Kabupaten Pasuruan, sebelah barat Desa Trawas dan
sebelah Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan. Desa Ketapanrame terdiri dari 3 Dusun
antara lain yaitu Dusun Ketapanrame, Dusun Sukorame dan Slepi. Jumlah Posyandu

31
Desa Ketapanrame ada 3 yaitu : Posyandu Anggrek Dusun Ketapanrame, Posyandu
Cipta Kencana di Dusun Slepi, Posyandu Rambutan di Dusun Sukorame. Jumlah
Polindes Desa Ketapanrame 1. Data bayi di Desa Ketapanrame menunjukkan jumlah
bayi 58 bayi.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Data Umum
4.2.1.1 Karakteristik ibu bayi Menurut Umur Ibu
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi ibu bayi menurut umur ibu di Posyandu Desa Ketapanrame
Kecamatan Trawas pada bulan Desember 2010.

No Umur Frekuensi Prosentase


1 < 20 tahun 5 13,9 %
2 20-30 tahun 26 72,2 %
3 >30 tahun 5 13,9 %
Jumlah 36 100 %
Sumber : Hasil kuesioner bulan Desember 2010
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar ibu bayi berumur 20
– 30 tahun ( 72,2 % ) dan sebagaian kecil ibu bayi berumur < 20 tahun dan > 30 tahun
( 13,9 % ).
4.2.1.2 Karakteristik Pendidikan Ibu bayi
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu bayi di Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan
Trawas pada bulan Desember 2010.

No Pendidikan Frekuensi Prosentase


1 SMA 25 69,5 %
2 SMP 6 16,6 %
3 SD 2 5,6 %
4 Perguruan Tinggi 3 8,3 %
Jumlah 36 100 %
Sumber : Hasil kuesioner bulan Desember 2010
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar ibu bayi pendidikan
SMA 25 ibu bayi ( 69,5 % ) dan sebagian kecil berpendidikan SMP sebanyak 6 ibu bayi

32
( 16,6%) berpendidikan SD sebanyak 2 ibu bayi ( 5,6 % ) dan Peguruan Tinggi
sebanyak 3 ibu bayi ( 8,3 % ).
4.2.1.3 Karakteristik Pekerjaan Ibu bayi
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu bayi di Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan
Trawas.
No Pekerjaan Frekuensi Prosentase
1 Tidak Bekerja 31 86,1 %
2 Petani - 0%
3 Swasta 5 13,8 %
4 PNS - 0%
Jumlah 36 100 %
Sumber : Hasil kuesioner bulan Desember 2010
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa hampir seluruh ibu bayi tidak bekerja
(86,1%) dan sebagian kecil bekerja sebagai swasta (13,8%). Lainnya (0%).
4.2.1.4 Karakteristik Memperoleh Informasi
Tabel 4.5 Karakteristik ibu bayi memperoleh informasi tentang ketepatan pemberian imunisasi DPT
HB Kombinasi pada bayi 2-11 bulan di Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan
Trawas Kabupaten Mojokerto.

No Memperoleh Informasi Frekuensi Prosentase


1 Ya 36 100 %
2 Tidak - 0%
Jumlah 36 100 %
Sumber : Hasil kuesioner bulan Desember 2010
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian seluruh ibu bayi
memperoleh informasi tentang ketepatan pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi
( 100 % ).

4.2.1.5 Karakteristik Informasi


Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Sumber Informasi Ibu bayi di Posyandu Desa Ketapanrame
Kecamatan Trawas.

No Informasi Frekuensi Prosentase


1 Tenaga Kesehatan 22 61,1 %
2 Media Massa 9 25 %

33
3 Keluarga 3 8,3 %
4 Tetangga 2 5,6 %
Jumlah 36 100 %
Sumber : Hasil kuesioner bulan Desember 2010

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar ibu bayi


mendapatkan informasi tentang ketepatan pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi
oleh tenaga kesehatan yaitu sebanyak 22 ( 61,1 % ) dan sebagaian kecil ibu bayi
mendapatkan informasi dari tetangga yaitu 2 ( 5,6 % ).
4.2.1.6 Karakteristik Paritas
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Jumlah Anak ibu bayi di Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan
Trawas.
No Paritas Frekuensi Prosentase
1 1 13 36,1 %
2 2 16 44,4 %
3 3 7 19,4 %
4 Jumlah 36 100 %
Sumber : Hasil kuesioner bulan Desember 2010
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa hampir setengah ibu bayi
mempunyai paritas 2 orang yaitu 16 ( 44,4%) dan sebagaian kecil ibu bayi mempunyai
anak 3 orang yaitu sebanyak 7 (19,4 %).
4.2.17 Karakteristik Dukungan Keluarga
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga ibu bayi di Posyandu Desa Ketapanrame
Kecamatan Trawas.
No Dukunga Keluarga Frekuensi Prosentase
1 Ya 24 66,7 %
2 Tidak 12 33,3 %
Jumlah 36 100 %
Sumber : Hasil kuesioner bulan Desember 2010
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar ibu bayi didukung
keluarga tentang ketepatan pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi yaitu 24 ibu bayi (
66,7 % ) dan hampir setengahnya ibu bayi tidak didukung oleh keluarga yaitu 12 ibu
bayi ( 33,3 % ).

4.2.2 Data Khusus

34
4.2.2.1 Karakteristik Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi DPT HB Kombinasi I, II, III
Tabel 4.9 Distribusi Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi ibu bayi di Posyandu Desa
Ketapanrame Kecamatan Trawas bulan Desember 2010.

No Tingkat Pengetahuan Ibu Frekuensi Prosentase


tentang Imunisasi
1 Kurang 7 19,5 %
2 Cukup 11 30,5 %
3 Baik 18 50 ,0 %
Jumlah 36 100 %
Sumber : Hasil kuesioner bulan Desember 2010

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa setengah dari ibu bayi


berpengetahuan baik 18 ( 50 % ) dan hampir setengah dari ibu bayi berpengetahuan
cukup 11 ibu bayi ( 30,5 % ) dan sebagaian kecil berpengetahuan kurang 7 ( 19,5 % ).
4.2.2.2 Karakteristik Ketepatan Waktu Pemberian Imunisasi DPT HB
Kombinasi I, II, III
Tabel 4.10 Distribusi Ketepetan Waktu Pemberian Imunisasi DPT HB Kombinasi I, II, III ibu bayi
di Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas pada bulan Desember 2010

No Interval Waktu Pemberian Imunisasi Frekuensi Prosentase


DPT HB Kombinasi I, II, III
1 Tidak Tepat 18 50 %
2 Tepat 18 50 %
Jumlah 36 100 %
Sumber : Hasil kuesioner bulan Desember 2010
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa setengah dari ibu bayi yang
memberikan imunisasi DPT HB Kombinasi I, II, III yang tepat sebanyak 18 ibu bayi
( 50 % ) dan setengah dari ibu bayi yang tidak tepat sebanyak 18 ibu bayi ( 50 % ).

4.2.2.3 Hubungan Antara Pengetahuan Ibu dengan Ketepatan Waktu


Pemberian Imunisasi DPT HB Kombinasi I, II, III

35
Tabel 4.11 Hubungan Antara Pengetahuan Ibu dengan Ketepatan Waktu Pemberian Imunisasi DPT
HB Kombinasi I, II, III ibu bayi di Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas
pada bulan Desember 2010
No Pengetahuan Tidak Tepat Tepat Total Prosentase
(%) (%) (%)
1 Kurang 4 ( 22,2 ) 3 ( 16,6 ) 7 19,4 %
2 Cukup 5 ( 27,7 ) 6 ( 33,3 ) 11 30,6 %
3 Baik 9 ( 50 ) 9 ( 50 ) 18 50 %
Jumlah 18 ( 50 ) 18 ( 50 ) 36 100 %
Sumber : Hasil kuesioner bulan Desember 2010
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa setengah dari ibu bayi 18 ( 50 % )
berpengetahuan baik dan tepat dalam pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi dan
hampir setengah ibu bayi 11 ( 30,5 % ) berpengetahuan cukup dan tepat dalam
pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi dan sebagaian kecil ibu bayi berpengetahuan
kurang 7 (19,4 %) dan tepet dalam memberikan imunisasi DPT HB Kombinasi.
Berdasarkan hasil Uji Statistik Chi-Square di dapatkan nilai x2 hitung 0,24,
sedangkan nilai x2 tabel 2 dengan nilai x2 tabel > x2 hitung, maka H0 diterima yang
artinya tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan ketepatan waktu pemberian
imunisasi DPT HB Kombinasi pada bayi usia 2-11 bulan di Posyandu Desa
Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto.

36
4.3 Pembahasan
Merupakan kelanjutan dari bab yang sebelumnya, dan hal ini akan membahas
tentang hasil analisa data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilaksanakan di
Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto pada tanggal 1-
31 Desember 2010.
4.3.1 Pengetahuan Ibu
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan ibu setengah dari
ibu bayi berpengetahuan baik yaitu 18 orang (50 %) dan hampir setengah
berpengetahuan cukup yaitu 11 orang (30 %) dan sebagian kurang yaitu 7 orang (19,4
%).
Di tinjau dari karakteristik tingkat pendidikan ibu bayi menunjukkan bahwa sebagian
ibu bayi berpendidikan SMA yaitu sebanyak 25 orang (69,5%) dan sebagian kecil
berpendidikan dasar sebanyak 2 orang ( 5,6 % ).
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini adalah setelah orang melakukan pengindraan
obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni : indra
pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba yang sebagian besar pengetahuan
manusia melalui mata dan telinga ( Notoadmodjo, 2005 )
“Ilmu pengetahuan merupakan suatu wahana untuk mendasari seseorang berfikir
tingkatannya tergantung dari ilmu pengetahuan atau dasar pendidikan orang tersebut
untuk memperoleh pengetahuan dapat melalui bangku sekolah maupun lingkungannya”
(Notoadmodjo : 2005: 34).
Tidak semua berpendidikan tinggi mempengaruhi perilaku seseorang. Ketakutan dan
kecemasan juga mempengaruhi perilaku seseorang akan bertindak melakukan sesuatu.
Jadi dalam hal ini, pengetahuan ibu sangat berbeda-beda dan sangat dipengaruhi banyak
faktor, sehingga pengetahuan yang dimiliki ibu akan dapat berpengaruh terhadap
prilaku ibu itu sendiri. Maka untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang ketepatan
waktu pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi bayi, diperlukan kerja sama antara
petugas kesehatan (bidan) bersama dengan tokoh masyarakat dapat memberikan
pendidikan kesehatan (konseling) kesehatan dan melakukan penyuluhan tentang
ketepatan waktu, pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi pada bayi usia 2-11 bulan.

37
4.3.2 Ketepatan Waktu Pemberian Imunisasi DPT HB Kombinasi I, II, III
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa setengah dari ibu bayi yang
memberikan imunisasi DPT HB Kombinasi I, II, III yang tidak tepat sebanyak 18 ibu
bayi (50 %) dan setengah dari ibu bayi yang tepat pemberian imunisasi DPT HB
Kombinasi I, II, III sebanyak 18 ibu bayi (50 %).
Ketepatan adalah kepatuhan untuk mentaati suatu yang sudah diatur atau kebiasaan
(rutinitas) melakukan suatu yang sudah diatur (Wikiped Indonesian Ensiklopedia
Berbahasa Indonesia).
Imunisasi DPT HB Kombinasi ini diberikan 3 kali sejak bayi berusia 2 bulan dengan
selang waktu antara penyuntikan I, II, III minimal 4 minggu. Dengan selang waktu
tersebut vaksin HB dapat bekerja dengan efektif dan perlindungan yang diberikan bisa
mencapai maksimal, sehingga dapat mengurangi terjadi diphteria, pertusis, tetanus dan
hepatitis B (IKA FKUI, 1985).
Pada ibu yang memberikan imunisasi DPT HB Kombinasi secara tepat pada bayinya
didapatkan alasan agar bayinya tetap sehat juga karena anjuran dari petugas kesehatan
atau bidan untuk datang tepat waktu pemberian imunisasi ulang, ketidak tepatan waktu
pemberianimunisasi DPT HB Kombinasi I, II, III dapat terjadi di Posyandu Desa
Ketapanrame Kecamatan Trawas masih rendah dengan target 100 % dan tercapai 50%,
karena berbagai sebab antara lain, karena ibu bekerja pengasuh pengganti ibu enggan
membawa bayi ke Posyandu, sebab- sebab lain yaitu bayi sakit sehingga pemberian
imunisasi ulang menjadi mundur dan tidak tepat, juga disebabkan karena ibu tidak tahu
jadwal kegiatan Posyandu.

4.3.3 Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Dengan Ketepatan Waktu


Pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi I, II, III pada bayi
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa setengah dari ibu bayi18 (50%)
berpengetahuan baik dan tepat dalam pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi dan
hampir setengah ibu bayi 11 (30,5%) berpengetahuan cukup dan tepat dalam pemberian
imunisasi DPT HB Kombinasi dan sebagian kecil ibu bayi berpengetahuan kurang 7

38
( 19,4 % ) dan tepat dalam memberikan Imunisasi DPT HB Kombinasi. Pengetahuan
atau kognitif merupakan Domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang ( over behavior ), karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku
akan lebih langgeng dari perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan ( Notoadmodjo,
1997 )
Dengan pengetahuan yang baik tentang imunisasi DPT HB Kombinasi akan mendorong
ibu untuk memberikan imunisasi tersebut dengan tepat waktu dengan interval waktu
pemberiannya sesuai sehingga tercapai target imunisasi DPT HB Kombinasi.
Dari hasil Uji Statistik Chi-Square di dapatkan nilai x 2 hitung < x2 tabel, maka H0
diterima yang artinya tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan ketepatan waktu
pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi pada bayi usia 0-11 bulan di Posyandu Desa
Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto.

39
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan antara
tingkat pengetahuan dengan ketepatan waktu pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi
pada bayi usia 2-11 bulan di Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas
Kabupaten Mojokerto dapat disimpulkan :
5.1.1 Dari hasil penelitian didapatkan setengah dari ibu bayi berpengetahuan baik yaitu 18 ibu
bayi (50 %) dan hampir setengah ibu bayi berpengetahuan cukup yaitu 11 ibu bayi (30
%) dan sebagian kecil berpengetahuan kurang yaitu 7 ibu bayi (19,4 %).
5.1.2 Dari hasil penelitian didapatkan setengah dari ibu bayi yang memberikan imunisasi DPT
HB Kombinasi I, II, III yang tidak tepat sebanyak 18 ibu bayi ( 50 % ) dan yang tepat
sebanyak 18 ibu bayi ( 50 % ).
5.1.3 Dari hasil Uji Statistik Chi-Square di dapatkan nilai x 2 hitung 0,24, sedangkan nilai x2
tabel 2 dengan nilai x2 hitung < x2 tabel, maka H0 diterima yang artinya tidak ada
hubungan antara pengetahuan dengan ketepatan waktu pemberian imunisasi DPT HB
Kombinasi pada bayi usia 2-11 bulan di Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan
Trawas Kabupaten Mojokerto.

40
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Peneliti
Diharapkan untuk memperbanyak wawasan tentang imunisasi agar peneliti
selanjutnya lebih dikembangkan lagi sehingga lebih baik dan sempurna.

5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan


Diharapkan dengan memberikan masukan tentang hasil pelaksanaan penelitian ini
dapat digunakan sebagai penyempurnaan penelitian selanjutnya.

5.2.3 Bagi Tenaga Kesehatan


Diharapkan bagi petugas kesehatan khususnya bidan lebih meningkatkan
pengetahuan ibu dengan memberi penyuluhan tentang manfaat dan efek samping dari
imunisasi pada bayinya agar lebih mengerti dan memahami sehingga ibu tidak enggan
membawa bayinya pergi ke Posyandu atau Pukesmas.

5.2.4 Bagi Ibu bayi


Diharapkan bagi masyarakat khususnya ibu bayi usia 2-11 bulan untuk lebih
mengerti tentang hubungan antara pengetahuan ibu dengan ketepatan pemberian
imunisasi DPT HB Kombinasi I, II, III.

41
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta


Departemen Kesehatan RI. 2006. Buku Panduan Imunisasi
Departemen Kesehatan RI. 1992. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2005. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Pertemuan Kepala
Puskesmas Kota Surabaya. htm
Markum, A.H. 2002. buku Pelayanan Immunisasi EGC
Notoatmodjo. 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Notoatmodjo. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika
Oktarina. 2005. SPSS 13.0 Untuk Orang Awam. Bandung : Alfabeta
Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu
Departemen Kesehatan RI. 2005. Survei Kesehatan Rumah Tangga
Suraatmadja. 1995. Imunisasi. Arcan : Jakarta

42
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada
Ibu
Di Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Mojokerto
Dengan hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini , mahasiswa


xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Program Studi D-Ill Kebidanan Program
Khusus di Mojokerto.
Nama :
NIM :
Bersama ini kami mengajukan permohonan kepada ibu untuk menjadi
responden dalam penelitian berjudul Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Ketepatan
Waktu Pemberian Imunisasi DPT HB Pada Bayi 2-I I Bulan ibu di posyandu Desa
Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto.
Jawaban ibu kami jamin kerahasiaannya, oleh karena itu kami harap ibu
memberikan jawaban sesuai dengan kehendak.
Atas perhatian dan kerjasama untuk menjadi responden, kami mengucapkan
terima kasih.

Mojokerto, 20 Desember 2010

Penulis

43
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan dibawah ini Responden:

Umur : ……………………………………..
……………………………………..
Alamat : ……………………………………..
……………………………………..

Berdasarkan penjelasan yang telah diberikan, bersama ini saya menyatakan tidak
keberatan untuk menjadi responden dalam penelitian dengan judul Hubungan
Pengetahuan Ibu Dengan Ketepatan Waktu Pemberian Imunisasi DPT HB Pada Bayi
Usia 2-II bulan di Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten
Mojokerto.
Demikian peryataan ini saya buat, tanpa ada paksaan dan tekanan dari penulis.

Mojokerto, 20 Desember 2010

44
KUESIONER
Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu
Tentang Imunisasi Dasar
Di Puskesmas Batang Beruh

Nama :
Nomor :

Petunjuk pengisian
Pilihlah salah satu jawaban yang tersedia dengan memberi tanda huruf pada kotak di
sebelah jawaban yang anda pilih.

I. Karakteristik responden
1) Usia
a. < 20 tahun
b. 20 – 35 tahun
c. > 35 tahun

2) Pendidikan
a. Dasar (SD, SMP)
b. Menengah (SMA atau sederajat)
c. Tinggi (Diploma dan Sarjana)

3) Pekerjaan
a. Tidak Bekerja atau IRT
b. Petani atau Buruh
c. Wiraswasta / swasta
d. PNS

4) Berapakan jumlah anak ibu?

45
5) Pernahkan ibu mendapat penyuluhan tentang imunisasi?
a. Ya
b. Tidak

6) Apakah keluarga ibu mendukung jika bayi ibu dilakukan imunisasi?


a. Ya
b. Tidak

II. Pertanyaan Variabel Pengetahuan


1) Suatu cara untuk meningkatkan kekebalan tubuh pada bayi agar
terhindar dari penyakit disebut….
a. Imunisasi
b. Imun
c. Posyandu

2) Tujuan dari imunisasi adalah……….


a. Mencegah penyakit tertentu pada seseorang
b. Menambah penyakit tertentu pada seseorang
c. Memberikan penyakit tertentu pada seseorang

3) Manfaat dari pemberian imunisasi DPT HB adalah memberikan pada


penyakit………..
a. TBC
b. Campak
c. Diptheri, Pertusis, Tetanus, dan Hepatitis

4) Imunisasi DPT HB sebaiknya diberikan pada bayi berusia….


a. 0-7 hari
b. 2-11 bulan
c. 9-11 bulan

46
5) Imunisasi DPT HB sebaiknya diberikan pada bayi sebanyak….
a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali

6) Setelah diberikan imunisasi DPT HB pada bayi, biasanya akan


timbul…..
a. Panas
b. Borok
c. Diare

47
ABSTRAK

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dengan


Ketepatan Waktu Pemberian Imunisasi DPT HB Kombinasi
Pada Bayu 2 – 11 Bulan di Posyandu Desa
Ketapanrame Kecamatan Trawas
Kabupaten Mojokerto

Oleh :
xxxxxxx

Pengetahuan dasar dalam pemberian imunisasi dapat membantu seorang ibu untuk
mengetahui apa yang harus dilakukan. Dengan pengetahuan yang dimiliki ibu tentang
ketepatan waktu pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi pada bayi usia 2-11 bulan
akan membuat vaksin bekerja secara Efektif dan perlindungan yang diberikan bisa
mencapai maksimal dan pemberian imunisasinya bisa tepat waktu. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu dengan ketepatan waktu
pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi pada bayi usia 2-11 bulan di posyandu desa
Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto.
Penelitian ini Analitik yaitu suatu penelitian yang menyelidiki hubungan sebab
akibat antara variabel independent dan variabel dependent. Populasi penelitian adalah
ibu yang mempunyai bayi usia 2-11 bulan di Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas
Kabupaten Mojokerto. Besar sampel sebanyak 36 ibu bayi. Tehnik sampel yang
digunakan adalah Teknik Sampling Consucutive. Variabel yang diteliti yaitu
pengetahuan ibu sebagai variabel independent dan ketepatan waktu pemberian
imunisasi DPT HB Kombinasi pada bayi usia 2-11 bulan sebagai variable dependen.
Data dikumpulkan dari ibu bayi digunakan instrument kuesioner. Kemudian dianalisa
dengan Uji statistic chi Square (x2) dengan menentukan tingkat signifikan yang sesuai
0,01 atau 0,05.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa setengah dari ibu bayi 18
(50%) tepat dalam pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi dan setengah dari ibu bayi

48
18 (50%) tidak tepat dalam pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi. Hasil uji square
didapatkan nilai x2 hitung 0,24 sedangkan nilai x2 tabel 2 dengan nilai x2 hitung < x2
tabel hitung, maka H0 : diterima artinya tidak ada hubungan antara pengetahuan dan
ketepatan waktu pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi pada bayi usia 2-11 bulan di
Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto.
Pengetahuan ibu tentang imunisasi DPT HB Kombinasi sangat berbeda-beda dan
sangat dipengaruhi oleh banyak factor. Dengan pengetahuan ibu yang dimiliki
diharapkan berpengaruh baik terhadap ketepatan waktu pemberian imunisasi DPT HB
Kombinasi pada bayi usia 2-11 bulan.

Kata kunci : Pengetahuan ibu, ketepatan waktu pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi.

vi

49
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Persetujuan............................................................................................................i
Lembar Pengesahan..........................................................................................................ii
Lembar Pernyataan..........................................................................................................iii
Motto ....................................................................................................................iv
Kata Pengantar..................................................................................................................v
Abstrak vi
Daftar Isi vii
Daftar Tabel ix
Daftar Gambar...................................................................................................................x
Daftar Lampiran...............................................................................................................xi
Bab 1 Pendahuluan.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................................................4
Bab 2 Tinjauan Pustaka..........................................................................................6
2.1 Konsep Dasar Pengetahuan....................................................................6
2.2 Konsep Dasar Imunisasi......................................................................13
2.3 Tujuan Program Imunisasi...................................................................23
2.4 Kematian Bayi.....................................................................................27
2.5 Kerangka Konseptual...........................................................................30
2.6 Hipotesis Penelitian.............................................................................30
Bab 3 Metode Penelitian......................................................................................31
3.1 Desain Penelitian.................................................................................31
3.2 Kerangka Kerja....................................................................................31
3.3 Sampling Desain..................................................................................32
3.4 Variabel Penelitian...............................................................................34
3.5 Definisi Operasional............................................................................35
3.6 Pengumpulan Data dan Analisa...........................................................37

50
vii
3.7 Etika Penelitian....................................................................................43
Bab 4 Hasil dan Pembahasan...............................................................................45
4.1 Gambar Lokasi Penelitian...................................................................45
4.2 Hasil Penelitian...................................................................................45
4.3 Pembahasan........................................................................................52
Bab 5 Kesimpulan dan Saran...............................................................................56
5.1 Kesimpulan 56
5.2 Saran 57
Daftar Pustaka
Lembar konsultasi

viii
DAFTAR TABEL

51
Tabel 3.5 Tabel Definisi Operasional Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan
Ketepatan Waktu Pemberian Imunisasi DPT HB Kombinasi Pada Bayi 2 – 11
Bulan 35
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi ibu bayi menurut umur ibu di Posyandu Desa Ketapanrame
Kecamatan Trawas pada bulan Desember 2010..............................................................44
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden di Posyandu Desa Ketapanrame
Kecamatan Trawas pada bulan Desember 2010..............................................................45
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden di Posyandu Desa
Ketapanrame Kecamatan Trawas....................................................................................45
Tabel 4.5 Karakteristik memperoleh informasi tentang ketepatan pemberian
imunisasi DPT HB Kombinasi pada bayi 2-11 bulan di Posyandu Desa
Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto................................................46
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Sumber Informasi di Posyandu Desa Ketapanrame
Kecamatan Trawas..........................................................................................................46
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi paritas ibu bayi di Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan
Trawas. 47
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga ibu bayi di Posyandu Desa
Ketapanrame Kecamatan Trawas....................................................................................47
Tabel 4.9 Distribusi Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi ibu bayi di
Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas bulan Desember 2010......................48
Tabel 4.10 Distribusi Ketepetan Waktu Pemberian Imunisasi DPT HB Kombinasi I, II, III
responden di Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas pada bulan
Desember 201048
Tabel 4.11 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Ketepatan Waktu Pemberian
Imunisasi DPT HB Kombinasi I, II, III responden di Posyandu Desa
Ketapanrame Kecamatan Trawas pada bulan Desember 2010.......................................49

ix
DAFTAR GAMBAR

52
Halaman
Gambar 2.5 Kerangka Konseptual.........................................................................30
Gambar 3.2 Kerangka Kerja..................................................................................32

53
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Menjadi Responden


Lampiran 2 Surat Pernyataan Menjadi Responden
Lampiran 3 Kisi-Kisi Kuesioner Penelitian
Lampiran 4 Kuesioner
Lampiran 5 Surat Penghadapan Kepada Kepala Desa
Lampiran 6 Surat Keterangan dari Kesbang
Lampiran 7 Tabulasi Data
Lampiran 8 Langkah-langkah Uji Chi-Square

54
xi
MOTTO
Agar dapat membahagiakan seseorang, isilah
tangannya dengan kerja, hatinya dengan kasih
sayang, pikirannya dengan tujuan, ingatannya
dengan ilmu yang bermanfaat, masa depannya
dengan harapan dan perutnya dengan makanan.
(Frederick E. Crane)

Karya Tulis Ilmiah ini Kupersembahkan :


Allah SWT atas segala limpahan dan karunianya,
Suami, Putra-putriku tercinta, Dosen Pembimbing,
Rekan-rekanku, yang mau merelakan waktu untuk
ikut Berkorban demi terwujudnya Karya Tulis
Ilmiah ini.

ix

55
LEMBAR PERSETUJUAN

Oleh :
:
: Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dengan
Ketepatan Pemberian Imunisasi DPT HB Kombinasi pada Bayi 2-11 Bulan di Posyandu
Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto.
Karya Tulis ini telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis
Ilmiah pada tanggal

Oleh
Pembimbing I Pembimbing II

xxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxx
NPP : 111111111111 NPP : 222222222222

Mengetahui
xxxxxxxxxxcxzvdagdfbbgfb
Ketua

fawgfghrtsyuthngfn
NPP. 33333333333

56
LEMBAR PENGESAHAN

Telah diuji dan disahkan oleh Tim Penguji pada Ujian Sidang Proposal / KTI di !@#$%
$&*^%&^)&)&*)(*())&*() Mojokerto pada tanggal……………

Pembimbing I Pembimbing II

################## ###########
NPP : 444444444

Ketua Program Studi

$$$$$$$$$$$$$$$
NPP : 555555555

57
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
NIM :
Tempat Tanggal Lahir :

Menyatakan bahwa KTI yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi
Dengan Ketepatan Waktu Pemberian Imunisasi DPT HB Kombinasi pada Bayi 2-11
Bulan di Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto adalah
bukan KTI orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan
yang telah disebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila


pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi akademis.

Mojokerto, zzzzzzzzzzzzz

NIM. @!$@#%$#^$*^&

58
59

Anda mungkin juga menyukai