METODE PERCOBAAN
persiapan bahan penelitian, pembuatan ekstrak rambut jagung (Zea mays L.),
terhadap bakteri penyebab infeksi secara difusi agar, pembuatan sediaan gel
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah simplisia rambut jagung (Zea
mays L), Ekstrak etanol rambut jagung (Zea mays L), Formulasi gel handsanitizer
ekstrak etanol limbah rambut jagung dengan konsentrasi 10%, 15%, dan 20%.
skrining fitokimia, evaluasi sediaan gel handsanitizer, dan nilai zona hambat
3.1.3 Parameter
32
33
kadar abu total, kadar abu tidak larut asam, kadar sari larut dalam air dan kadar
sari larut dalam etanol, uji evaluasi sediaan gel yaitu cycling test, uji organoleptis,
uji homogenitas, uji pH, uji viskositas, uji daya sebar, uji iritasi dan diameter zona
hambat.
petri, cawan krus bertutup, inkubator, autoklaf, oven listrik (Memmert), neraca
viskometer, jarum ose, lampu spiritus, mikroskop, stopwatch, alat tanur, jangka
Bahan – bahan yang digunakan adalah ekstrak rambut jagung (Zea mays L.),
etanol 70%, aquadest, gliserin, metil paraben, media Nutrient Agar ( NA),
Mannitol salt agar (MSA), media Mueller Hinton Agar ( MHA ), larutan NaCl
0,9%, toluen, asam klorida encer, asam klorida 2N, FeCl3, asam sulfat pekat,
dilarutkan dalam kalium iodide tersebut, lalu dicukupkan volumenya dengan air
Bismuth (III) nitrat sebanyak 0,85 g dilarutkan dalam 100 ml asam nitrat,
lalu ditambahkan 40 ml air suling. Pada wadah lain sebanyak 8 g kalium iodide
banyak dan disimpan dalam botol berwarna gelap (Depkes RI, 1995)
Kemudian pada wadah lain ditimbang sebanyak 5 g kalium iodide lalu dilarutkan
dalam 10 ml air suling. Kedua larutan dicampur dan ditambahkan air suling
dilarutkan dalam asam nitrat 0,5 N hingga 100 ml (Ditjen POM, 1979).
dengan tumbuhan yang sama dari daerah lain. Bahan yang digunakan untuk
penelitian adalah limbah rambut jagung (Zea mays L.), yang diperoleh dari pasar
dibersihkan dari pengotor yang melekat, kemudian dicuci dengan air mengalir lalu
ditiriskan. Setelah itu sampel disebar di atas kertas perkamen lalu dikeringkan di
lemari pengering sampai kering (kadar air <10%). Lalu sampel di rendam dengan
etannol 1:1,5 selama 24 jam kemudian di keringkan kembali, setelah itu sampel
serbuk halus simplisia. Serbuk rambut jagung diperoleh dari hasil pengeringan
selama 2 jam. Destilasi dihentikan dan dibiarkan dingin selama ±30 menit,
kemudiaan volume air dalam tabung penerima dibaca dengan ketelitian 0.05 ml.
yang telah ditimbang seksama lalu dipanaskan toluen selama 15 menit, setelah
toluen mendidih, kecepatan tetesan diatur 2 tetes per detik sampai sebagian besar
mendingin pada suhu kamar setelah air dan toluen memisah semourna. Volume
37
air dibaca dengan ketelitian 0,05 ml. Selisih kedua volume air yang terdapat
telah dipijarkan dan ditara kemudian krus dipijarkan perlahan-lahan hingga arang
didinginkan dan ditimbang hingga diperoleh bobot tetap. Kadar abu dihitung
Abu yang diperoleh pada penetapan kadar abu total, didinginkan dengan 25
ml asam klorida encer selama 5 menit, sebagian yang tidak larut dalam asam
dikumpulkan, disaring melalui kertas saring bebas abu, kemudian dicuci dengan
air panas, residu dengan kertas saring dipijarkan sampai bobot tetap,kemudiaan
didinginkan dan ditimbang. Kadar abu tidak larut dalam asam dihitung terhadap
24 jam dalam 100 ml air-kloroform (2,5 ml kloroform dalam air suling sampai 1
diuapkan sampai kering dalam cawan penguap berdasar rata yang telah
dipanaskan dan ditara. Sisa dipanaskan pada suhu 105°C sampai bobot tetap.
38
Kadar dalam persen sari yang larut dalam air dihitung terhadap bahan yang telah
dimaserasi selama 24 jam dalam 100 ml etanol 95% dalam labu bersumbat sambil
dikocok sesekali selama 6 jam pertama, kemudian dibiarkan selama 18 jam, lalu
diuapkan dan ditara. Sisa dipanaskan pada suhu 105°C sampai bobot tetap. Kadar
dalam persen sari larut dalam etanol 95% dihitung terhadap bahan yang telah
pelarut etanol.
larutan tersebut lalu didiamkan 5 hari terlindung dari cahaya matahari. Selama
proses ini, larutan tersebut setiap 6 jam sekali diaduk. Setelah 5 hari, campuran
larutan tersebut diperas dan dipisahkan filtrat dan residu larutan tersebut ( Maserat
I ).
Residu dicuci kembali dengan sisa penyari kemudian disaring (Maserat II).
cairan jernihnya lalu dipekatkan dengan alat rotary evaporator dengan temperatur
tidak lebih dari 50°C hingga diperoleh ekstrak kental (Depkes RI,1979).
39
triterpenoid / steroid.
ml asam klorida 2 N dan 9 ml air suling, dipanaskan diatas penangas air selama 2
busa setinggi 1-10 cm selama ± 10 menit dan tidak hilang dengan penambahan
sebanyakn 2 ml dan ditambahkan 1-2 tetes pereaksi FeCl3 jika terjadi warna biru
kering. Ke dalam residu ditambahkan 2 tetes asam asetat anhida dan 1 tetes asam
(Ditjen POM,1995).
filtrat ditambahkan 0,1 g serbuk magnesium 1ml asam klorida pekat dan 2 ml
amil alkohol, dikocok kuat dan dibiarkan memisah. Adanya flavonoid ditunjukkan
dengan timnulnya warna merah, kuning atau jingga pada lapisan amil alkohol
(Ditjen POM,1995).
41
dengan air (7:3) dan 10 ml H2SO4 2 N, direfluks selama 2 jam, didinginkan dan
disaring. Pada 20 ml filtrat ditambahkan 25 ml air dan 25 ml timbal (II) asetat 0,4
Dikumpulkan sari, lalu diuapkan pada temperatur tidak lebih dari 59°C, sisanya
atas penangas air. Pada sisanya ditambahkan 2 ml air suling dan ditambahkan 5
sulfat pekat. Glikosida positif apabila berbentuk cincin berwarna ungu pada batas
Carbopol 940 1g
TEA 2 Tetes
Etanol 70% 60 ml
Gliserin 1 ml
Aquadest ad 100 ml
42
Tabel 3.1 Komposisi Formula Sediaan Gel Handsanitizer dengan Ekstrak Etanol
Rambut Jagung
mortir panas setelah itu ditambahkan 2 tetes TEA digerus hingga terbentuk massa
pengujian daya sebar sediaan, pengujian viskositas, serta uji iritasi pada kulit.
ke dalam oven yang bersuhu 40±2°C selama 24 jam (satu siklus). Uji ini
1997).
sediaan harus menunjukkan susunan homogen dan tidak terlihat adanya butiran
pH netral (pH 7) dan larutan daffar pH asam (pH 4) hingga alat menunjukkan
harga pH tersebut. Kemudian alat dicuci dengan air suling, lalu dikeringkan
sediaan dan dilarutkan dengan 100 ml air suling. Kemudian pH meter dicelupkan
dalam larutan tersebut, sampai alat menunjukkan harga pH yang konstan. Angka
Sebanyak 0,5 gram sampel gel diletakkan di atas kaca bulat berdiameter
15 cm, kaca lainnya diletakkan di atasnya dan dibiarkan selama 1 menit. Diameter
didiamkan selama 1 menit lalu diukur diameter yang konstan (Astuti, et al., 2010).
sediaan yang dibuat dapat menyebabkan gatal, kemerahan, dan bengkak serta
pengkasaran kulit. Metode yang digunakan dalam uji adalah open test dilakukan
dengan cara mengoleskan sediaan 2-3 kali sehari di area uji yaitu kulit di belakang
telinga selama 2 hari. Reaksi iritasi positif ditandai oleh adanya gatal, kemerahan,
1. Alat -alat yang terbuat dari gelas seperti erlenmeyer, gelas tentukur
3. Jarum ose dan pinset disterilkan dengan cara dibakar pada lampu
bunsen.
(Lay,1994).
Pepton 5.0 g
Agar 15,0 g
1000 mL, kemudian dipanaskan sampai jernih. Setelah itu disterilkan di dalam
dilarutkan dalam air suling steril sedikit demi sedikit dalam labu takar 100 ml
sampai larut sempurna. Ditambahkan air suling steril sampai garis tanda,
46
dimasukkan dalam erlenmeyer steril bertutup lalu disterilkan pada autoklaf suhu
dikocok sampai homogen dan ditutup. Apabila kekeruhan hasil suspensi bakteri
reaksi, ditutup dan dibungkus lalu disterilkan kedalam autoklaf selama 15 menit
pada suhu 121°C kemudian tabung yang berisi agar diletakkan pada kemiringan
30-45°. Diperhatikan bahwa agar tidak menyentuh tutup tabung. Agar dibiarkan
yaitu dengan cara sebagai berikut, sebanyak 1 tetes NaCL diteteskan diatas kaca
melewatkanya diatas api. Dan siap diwarnai. Sebanyak 1 tetes larutan karbol
kristal ungu diteteskan pada preparat di atas dan dibiarkan selama 5 menit,
dibilas dengan alkohol 70% dengan cara diteteskan alkohol. Selanjutnya dicuci
diteteskan pada preparat dan dibiarkan selama 1 sampai 2 menit setelah itu dicuci
dengan air dan dibiarkan mengering. Bentuk dan warna sel bakteri dalam preparat
Koloni bakteri diambil dari stok kultur dengan menggunakan jarum ose
steril, lalu ditanam pada media Nutrient Agar (NA) miring dengan cara
dalam incubator pada suhu 36-37⁰C selama 18-24 jam (Ditjen POM,1995).
miring kemudian diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu 37°C (Ditjen POM,
1979).
bateri yang sama dengan kekeruhan standar Mc. Farland, ini bearti konsentrasi
yang berisi larutan NaCl 0.9 % sebanyak 9,9 ml dan dikocok homogen, maka
diperoleh suspensi bakteri dengan konsentrasi 106 CFU/ml (Ditjen POM, 1979).
sumuran.
Cara kerja: Kedalam cawan petri steril dimasukan suspensi inokulum bakteri
MHA steril yang telah dicairkan, setelah memadat, media dilubangi dengan
ke masing masing lubang yang telah di buat dengan berbagai variasi konsentrasi.
Pra inkubasi selama 15 menit, kemudia di inkubasi dengan suhu 36-37°C selama
49
18-24 jam, selanjutnya diameter daerah hambat disekitar lubang diukur dengan