0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
6 tayangan6 halaman
Berikut ringkasan dari dokumen panduan pelaksanaan ujian keperawatan komunitas dalam 3 kalimat:
Ujian keperawatan komunitas dilaksanakan secara daring untuk mengevaluasi pembelajaran mata kuliah keperawatan komunitas, mahasiswa akan menganalisis kasus kemudian menyusun diagnosa dan rencana asuhan keperawatan berdasarkan kasus yang diberikan dan dipresentasikan kepada dosen pembimbing. Nilai ujian ini akan menjadi nil
Berikut ringkasan dari dokumen panduan pelaksanaan ujian keperawatan komunitas dalam 3 kalimat:
Ujian keperawatan komunitas dilaksanakan secara daring untuk mengevaluasi pembelajaran mata kuliah keperawatan komunitas, mahasiswa akan menganalisis kasus kemudian menyusun diagnosa dan rencana asuhan keperawatan berdasarkan kasus yang diberikan dan dipresentasikan kepada dosen pembimbing. Nilai ujian ini akan menjadi nil
Berikut ringkasan dari dokumen panduan pelaksanaan ujian keperawatan komunitas dalam 3 kalimat:
Ujian keperawatan komunitas dilaksanakan secara daring untuk mengevaluasi pembelajaran mata kuliah keperawatan komunitas, mahasiswa akan menganalisis kasus kemudian menyusun diagnosa dan rencana asuhan keperawatan berdasarkan kasus yang diberikan dan dipresentasikan kepada dosen pembimbing. Nilai ujian ini akan menjadi nil
1. Ujian asuhan keperawatan komunitas adalah rangkaian kegiatan evaluasi untuk
pembelajaran mata kuliah keperawatan komunitas 2. Ujian bersifat wajib dan harus diikuti oleh semua mahasiswa 3. Nilai ujian akan dijadikan nilai UAS untuk mata kuiah keperawatan komunitas 4. Setiap kelompok akan mendapatkan satu kasus keperawatan komunitas yang selanjutnya kelompok harus menyusun diagnosa keperawatan komunitas dan rencana tindakan keperawatan komunitas dari kasus tersebut. 5. Kegiatan bimbingan serta Ujian dilaksanakan mulai tanggal 23 – 27 November 2020 dengan waktu menyesuaikan dengan masing-masing pembimbing 6. Pelaksanaan Ujian menggunakan metode Daring melalui Google Meet / Zoom Meeting / Whats App Group / Google Class Room 7. Rangkaian kegiatan ujian keperawatan komunitas dengan masing-masing pembimbing wajib dihadiri oleh seluruh anggota group 8. Diagnosa keperawatan dan rencana tindakan keperawatan yang dikembangkan harus dapat mengidentifikasi permasalahan serta mengatasi masalah keperawatan komunitas berdasarkan kasus yang sudah dibagikan 9. Asuhan keperawatan yang sudah dibuat kemudian di presentasikan dan dilakukan responsi dengan masing-masing dosen pembimbing 10. Kelompok diperbolehkan untuk menambahkan data dalam rangka penyusunan & penegakan diagnosa keperawatan & rencana tindakan keperawatan komunitas 11. Setiap anggota kelompok wajib berperan aktif dalam kegiatan ujian keperawatan komunitas 12. Mahasiswa yang teridentifikasi tidak aktif selama praktik akan dikurangi nilai sesuai dengan ketentuan DAFTAR NAMA KELOMPOK MAHASISWA KEPERAWATAN KOMUNITAS PRODI ILMU KEPERAWATAN STIKES BHAMADA SLAWI 2020 Kelas A PEMBIMBING NAMA KASUS Nurhakim Yudhi W Ade Arifiyah 1 Anisa Nur Maulidiani Dinda Khusnul Mashanti Fitri Liani Iqbal Wahyu Pratama Melina Indriana Putri Nida Azimatu 'Ulya Reffi Mulyadi Silviera Azmi 2 Umi Azizah Aksah Ainun Asri Bernika Sastya Fianti Ermiyanti Diyahayuning Gina Sonia Itta Ulfuskhati Nanda Salmi Aulia Shinta Tika Putri Dwi Budi P Mudita Ayu Zikro 3 Nurul Widia Sari Saeviana Pisca Bella Sri Antika Putri Widya Putri Utami Ajeng Lestari Ayundah Indriawati Ega Nova Shintya Fitria Saphira Kuswojo 4 Ismatul Maulana N Mizanah Khusnul S Nofi Ayu Ardila Rizky Maulana Firdaus Siti Nurhayatun Vina Inayati Tri Novia Syarifah Susi Muryani Alfiyan Fauzi 5 Danang Aditya Putra Fatmawati Ilenia Nurwanda P Johan Aviv Miftahufin Nabilla Adiba F Putri Syavna Kamil Salsa Nabilah Pramiyani Titi Ana Maliana 6 Wiwit Anang Wiyoga Andika Bagas Dias Putra Dian Yulia Sari Fina Nazhatina A Inggi Fahronisah Linda Mulyani Yusuf Budiman
DAFTAR KELOMPOK MAHASISWA
KEPERAWATAN KOMUNITAS PRODI ILMU KEPERAWATAN STIKES BHAMADA SLAWI 2020 Kelas B PEMBIMBING NAMA KASUS Susi Muryani Agus Priyanto 1 Anna Agustia Dinda Septianingrum Finarika Dwi Oktaviani Irva Ulfiatul Hidayah Sisi Restu Vandhira Nur Shinta Sani Salikhin Nafi Isbat Syafist Ikhsani 2 Windi Setyaningsih Ajeng Swastikaningrum Bella Nazila Azhar Eri Yulianti Fitri Masrokhatul J Jelsi Retno Amelia Muhammad Yuzril B Dwi Budi P Oktaviani Restu Gusti 3 Shelvia Ayu Safitri Tomi Handika Wulan Septianingrum Al Aziz Saputra Chindy Putri Juniar P Eyang Purnaya Sari Fauziyatun Nisa Kholifah 4 Nadiyah Ikhwana Ragil Amalia Silviani Amelia Putri Ulis Erliyana Yuyun Rislina Salsabila Andi Nurhakim Devi Safitri Nurhakim Yudhi W Fathi Rozak 5 Ian Fachri Nasrulloh Liana Oktaviani Neli Ana Afifah Retno Anindita Mellyta Devie Anna F Uswatun Khasanah Anggun Febriana S Dimas Eko Prabowo 6 Fepty Ayu Lestari Innayah Melin Suci Apriliana Nisrina Salsabila Rufi Azizatul Laeli Siti Nurkholisoh Wati Herita SOAL KASUS 1. Hasil pengkajian didesa A menunjukan bahwa total jumlah penduduk dengan usia kategori remaja sebanyak 35%, 15% adalah remaja bersekolah, 10% remaja yang sudah bekerja, 10% remaja penganguran. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak desa menyebutkan bahwa banyak remaja yang sering berkumpul pada malam hari, minum alkohol, merokok. Pihak desa menyampaikan bahwa angka kenakalan remaja meningkat tahun belakangan ini. Banyak ditemukan remaja yang sering berduaan dimalam hari, 10% dari total remaja menikah pada usia muda. 5% dari seluruh remaja yang sudah menikah mengalami abortus. Berdasarkan wawancara dengan pihak kader didapatkan data bahwa kegiatan belum ada sosialisasi pada kalangan remaja di desa tersebut. 25% dari total jumlah remaja berjenis kelamin perempuan, banyak yang mengalami sakit pada saat datang bulan. 2. Hasil pengakjian didesa B menunjukan bahwa jumlah KK sebanyak 300 KK dengan PUS sebanyak 55%. Kader kesehatan mengatakan bahwa 25% PUS menolak untuk melakukan KB, hal ini dikarenakan bahwa masyarakat mempercayai bahwa semakin banyak anak semakin banyak rejeki. Kader kesehatan merasa kewalahan dengan kondisi tersebut, ditambah lagi kader kesehatan yang aktif hanya berjumlah 2 orang. Banyak detemukan juga pasangan yang dengan usia beresiko masih memiliki anak dan menolak untuk dilakukan KB. Kader mengatakan ditemukan beberapa kasus kematian bayi karena usia orang tua yang sudah beresiko tinggi untuk kehamilan, ada 10% dari populasi KK yang memiliki anak lebih dari 4. Puskesmas terdekat berjarak 30 kilometer dari desa, dan hanya ada 1 bidan yang bertugas di desa tersebut. Masyarakat lebih memilih untuk melahirkan anak di dukun bayi yang sudah ada sejak dulu. 3. Data dari salah satu desa di wilayah kabupaten Tegal menyebutkan bahwa 65% KK yang ada di desa tidak memiliki Jamban, 70% KK tidak memiliki tempat pembuangan sampah, 45% KK masih mengandalkan sungai untuk memnuhi kebutuhan MCK. 10% dari total jumlah penduduk adalah BALITA dan ditemukan data bahwa banyak balita yang mengalami diare dan ISPA. Hasil wawancara dengan kader kesehatan ditemukan data bahwa ada beberapa balita yang menderita DBD, banyak dari masyarakat yang masih membuang sampah dan membakar sampah dengan sembarangan, banyak KK yang memiliki kandang ternak yang menyatu dengan rumah. Tidak ada fasilitas kesehatan di desa tersebut, kunjungan dari puskesmas hanya pada 1 bulan sekali. 4. Disalah satu sekolah ditemukan data bahwa ada beberapa masalah yang dialami murid yaitu; karies gigi,diare, DBD dan ISPA. Hasil observasi ditemukan bahwa banyak murid yang membeli jajan sembarangan, membuang sampah dengan sembarangan. Terlihat banyak barang bekas yang ditumpuk dibelakang sekolah, banyak genangan air yang disekitar sekolah. Hasil wawancara dengan guru sekolah didapatkan data bahwa dalam 1 bulan terkahir terdapat 5 murid yang menderita DBD, pada saat kunjungan oleh pihak puskesmas ditemukan hampir 60% murid menderita karies gigi serta diare. Guru menyebutkan belum adanya kegiatan yang memfokuskan peningkatan kesehatan disekolah. 5. Data dari desa C ditemukan bahwa 30% dari seluruh populasi adalah lansia. Sebagian lansia melakukan kegiatan sehari-hari hanya dirumah. Hasil wawancara dengan kader kesehatan ditemukan data yaitu sebanyak 15% dari keseluruhann jumlah lansia menderita Rhematoid artritis, mengeluhkan nyeri pada persendian dan hanya dipijat-pijat kalau terasa nyeri. 50% dari keseluruhan jumlah lansia menderita tekanan darah tinggi dengan keluhan nyeri pada tengkuk dan merasa pusing. Kader kesehatan mengatakan untuk konsumsi makanan sseadanya yang bisa dimakanan, lansia tidak memilih makanan untuk dikonsumsi. Rata-rata lansia berjenis kelamin laki-laki masih aktif merokok. Banyak ditemukan lansia yang menolak datang pada saat kegiata posyaandu lansia dengan alasan jaraknya jauh. Ditemukan data 5% dari penderita hipertensi mengalami stroke. Kader kesehatan mengatakan pasien yang menderita stroke tidak diberikan perawatan khusus oleh keluarga. 6. Disalah satu daerah yang merupakan kawasan pemukiman dekat dengan kawasan indsustri ditemukan data bahwa kondisi lingkungan banyak dipenuhi sampah dan sungai diwilayah tersebut banyak ditemukan pencemaran, banyak ditemukan asap yang dihasilkan pabrik disekitar pemukiman. Masyarakat mengeluhkan bau yang tidak sedap dari lingkungan tersebut, 40% wilayah penduduk adalah home insdustri. Kader kesehatan mengatakan bahwa banyak dari masyarakatnya menderita ISPA, diare serta penyakit kulit. Kondisi dan jarak rumah padat dengan lingkungan yang kurang bersih. Hasil dari wildshield survey ditemukan data banyak dari home industri yang membuat limbah dengan sembarangan, banyak dari pegawai yang tidak menggunakan APD dengan lengkap. Hasil wawancara dengan salah satu karyawan menyebutkan bahwa APD tidak disediakan ditempat kerja. Kader kesehatan mengatakan bahwa masyarakat sudah terbiasa dengan kondisi tersebut jadi masyarakat tetap menjalankan aktivitas seperti biasa setiap hari.