Defenisi Kesehatan
1. Defenisi WHO
Kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera fisik (jasmaniah), dan social yang lengkap dan hanya bebas
dari penykakit atau kecacatan.
2. UUD kesehatan UU No. 9 Tahun 1960
“Kesehatan adalah keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental dan social dan bukan saja keadaan yang
bebas dari sakit, cacat dan kelemahan”
Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomis.
Menurut UU No. 3 Tahun 1966 tentang kesehatan jiwa adalah suatu kondisi yang memungkinkan perfisik,
intelektual dan emosional yang optimal dari sso dan perk itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain.
Dalam PPDGJ Gangguan jiwa di artikan sebagai “adanya kelompok gejala atau prilaku yang yang di
temukan secara klinis yang di sertai adanya penderitaan [“distress”]. Pada kebanyakan kasus dan
berkaitan dengan terganggunya fungsi sso.
• Menurut A. Maslow
a. Persepsi akurat terhadap realitas.
b. Menerima diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
c. Spontan.
d. Sederhana dan wajar.
• Menurut M. Yohada
a. Sikap positif terhadap diri sendiri.
b. Tumbuh kembang dan berkualitas diri.
c. Integrasi
Kemempuan untuk bertahan terhadap stress dan mengatasi kecemasan.
d. Otonomi
Menentukan diri sendiri, seimbang antara mandiri dan ketergantungan.
e. Persepsi realistic
Merubah persepsi dengan informasi baru, sensitive secara social, menaruh respek terhadap perasaan
arang lain.
f. Menguasai
Menguasai lingkungan dalam arti yang positif.
c. Prevensi tersier
Meliputi upaya menurunkan gejala sisa atau disabilitas akibat penyakit.
Fungsi perawat dalam upaya ini :
Meningkatkan keterampilan kerja pasien dan mempersiapkan rehabilitasi.
Menyediakan program perawatan lanjutan untuk pasien agar mampu menyesuaikan diri di masyarakat.
Melaksanakan pelayanan rawat siang.
2. Model mediakal
Penyimpangan perilaku : akibat/ manifestasi proses penyakit pada system syaraf pusat.
Proses terapeutik : berdasarkan kondisi sekarang, riwayat penyakit dan studi diagnistik.
Pengobatan sehubungan dengan diagnosa seringkali mencakup terapi somatik sebagai tambahan pada
berbagai tehnik hubungan interpersonal.
Pendekatan pengobatan di atur tergantung dari respon simptomatik.
Fase Terapeutik :
Ahli psikoanalisa menggali hal yang berhubungan dengan masa lalu (setiap saat perkembangan) dan
menempatkan mereka pada tahap perkembangan sebenatnya.
Respon klien pada terapis yang tidak disadari dimana perasaan dan sikapnya berasal/ b.d orang yang
terdekat pada awal kehidupannya, misalnya orang tua.
Peran Klien Tercapai :
Klien mengungkapkan semua pikiran dan mimpinya, mempertahankan interpretasi terapis tentang
perilakunya dan mengadakan perjanjian jangka panjang untuk terpi.
Peran Terapis :
Mendorong transference mengintepretasi pikiran, mimpi-mimpinya dan perilaku klien dalam hal konflik.
3. Model keperawatan (Dorothea orem)
Proses terapeutik :
Melaksanakan asuhan keperawatan.
Perencanaan di laksanakan secara mutual.
4. Model interpersonal
System self
BAD ME
GOOD ME
Hal ini di pengaruhi orang tua membesarkan anaknya. Jika anak selalu di larang dan di hukum, serta
selalu di katakan jelek maka akan terbentuk BAD ME
Jika anak ini selalu di beri reward dan membetulkan hal yang tidak tepat dan anak selalu di beri
pengertian, maka akan terbentuk GOOD ME
Penyimpangan Perilaku yang Timbul
Kecemasan timbul/ meningkat danalami dalam hubungan interpersonal.
Gejala timbul jika rasa aman tidak dapat melindungi self itu sendiri dari kecemasan.
Ketakutan dasar adalah takut terhadap rejective (penolakan).
Manusia membutuhkan rasa aman dan kepuasan yang merupakan hasil dari hubungan interpersonal
yang positif.
Proses terapeutik
Hubungan antar klien dan terapis membangun perasaan aman.
Terapis membantu klien untuk memperoleh pengalaman hubungan saling percaya dan meningkatkan
kepuasan interpersonal.
Klien kemudian di bantu untuk mengembangkan hubungan yang erat di luar situasi terapi.
5. Model social
Proses terapeutik
Klien di bantu dalam menangani system social dengan menggunakan krisis intervensi, manipulasi
lingkungan dan system pendukung social/ teman, keluarga dan masyarakat.
6. Model eksistensi
Penyimpangan perilaku :
Kehidupan akan berarti jika seseorang merasakan pengalaman hidupnya dan menerima hidupnya.
Penyimpangan perilaku adalah ekspresi individu (di mana ia termotivasi akan usahanya/ mnemukan
dan menerima dirinya.
Proses terapeutik
Membantu klien untuk mengeksplorasi dan menerima dirinya serta memperoleh keotentikan dalam
berhubungan.
Klien di bantu untuk mengontrol tingkah lakunya.
7. Model komunikasi
Penyimpangan perilaku
Penyimpangan perilaku terjadi jika peran tidak jelas di sampaikan/ di terima, pesan yang di sampaikan
tidak sesuai antara persepsi pengirim dengan penerima sehingga salah arti/ maksud.
Proses terapeutik
Polal komunikasi di analisa.
Umpan balik di berikan untuk mengklarifikasikan masalah.
Terpi keluarga seringkali di gunakan untk membantu memodifikasi kekurang lengkapan dalam
komunikasi.
8. Model behavioral
Teori belajar (learning theories)
Semua perilaku itu di pelajari.
Semua penyimpangan perilaku individu membentuk kebiasaan yang tidak menyenangkan.
Sesungguhnya penyimpangan yang di lakukan adalah usaha dia untuk menurunkan kecemasan yang
mungkin di subsitusikan.
Proses terapeutik
Terapi merupakan proses pendidikan.
Penyimpang perilaku tidak di beri reward.
Perilaku yang produktif lebih di tekan.