Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sejarah Perkembangan Keperawatan Jiwa Dalam sejarah evolusi keperawatan jiwa, kita
mengenal beberapa teori dan model keperawatan yang menjadi core keperawatan jiwa, yang
terbagi dalam beberapa periode. Pada awalnya perawatan pasien dengan gangguan jiwa tidak
dilakukan oleh petugas kesehatan (Custodial Care) (tidak oleh tenaga kesehatan). Perawatan
bersifat isolasi dan penjagaan. Mereka ditempatkan dalam suatu tempat khusus, yang kemudian
berkembang menjadi Primary Consistend of Custodial Care.
Kesehatan Jiwa adalah Perasaan Sehat dan Bahagia serta mampu mengatasi tantangan
hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya serta mempunyai sikap positif terhadap
diri sendiri dan orang lain.
Kesehatan jiwa meliputi:
         Bagaimana perasaan anda terhadap diri sendiri
         Bagaimana perasaan anda terhadap orang lain
         Bagaimana kemampuan anda mengatasi persoalan hidup anda Sehari - hari.
Keperawatan jiwa dimulai antara tahun 1770 dan 1880 seiring dengan
kejadian penanganan pada seorang penyakit mental. Sebelumnya, pada masa peradaban dimana
roh-roh dipercaya sebagai penyebab gangguan dan mengusirnya agar sembuh. Para leluhur
Yunani, Romawi dan Arab percaya bahwa gangguan emosional diakibatkan tidak berfungsinya
organ pada otak. Mereka menggunakan berbagai pendekatan tindakan seperti : ketenangan, gizi
yang baik, kebersihan badan yang baik, musik dan aktivitas rekreasi.Selama abad 7 sebelum
masehi, Hippocrates menjelaskan perubahan perilaku atau watak dan gangguan mental
disebabkan oleh perubahan 4 cairan tubuh atauhormon, yang dapat menghasilkan panas, dingin,
kering dan kelembaban. Aristotle melengkapi dengan hati, dan Seorang Dokter Yunani, Galen
:menyatakan emosi atau kerusakan mental dihubungkan dengan otak. Orang Yunani
menggunakan kuil sebagai rumah sakit dan memberikan lingkungan udara bersih, sinar matahari
dan air bersih untuk menyembuhkan penyakit jiwa/mental. Bersepeda, Jalan-jalan, dan
mendengarkan suara air terjun ini sebagai contoh penyembuhan.
Falsafah biasanya diartikan sebagai suatu pandangan dan pengetahuan yang mendasar,
yang selanjutnya digunakan untuk mengembangkan dan membangun suatu persepsi atau asumsi
tertentu tentang kehidupan. Falsafah memberikan suatu gambaran atau pandangan terhadap suatu
sistem nilai dan keyakinan. Bagi setiap individu, falsafah berperan dalam membantu seseorang
memahami makna dari pengalaman hidup yang dijalaninya serta berfungsi sebagai penuntun
dalam bersikap dan berperilaku. Falsafah hidup seseorang berkembang melalui dari hasil belajar,
hubungan interpersonal, pendidikan formal maupun informal, agam, dan dipengaruhi oleh latar
belakang budaya serta lingkungan.

B.     Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana sejarah keperawatan jiwa dan trend issu keperawatan jiwa.

2. Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa mengetahui Sejarah Keperawatan Jiwa
b. Agar mahasiswa mengetahui trend issu keperawatan jiwa

C.      Manfaat
Manfaat yang diharapkan oleh penulis adalah sebagai berikut :
1. Untuk masyarakat : sebagai bahan informasi untuk menambah pengetahuan kesehatan
2. Untuk Mahasiswa : di harapkan makalah ini dapat bermanfaat sebagai bahan
pembanding tugas serupa.
3. Untuk tenaga kesehatan : makalh ini bisa di jadikan bahan acuan untuk melakuakan
tindakan asuhan keperawatan pada kasus yang ser
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sejarah Perkembangan Keperawatan Jiwa


a.       Sejarah keperawatan jiwa di dunia
Keperawatan jiwa mulai berkembang di dunia pada tahun 1770. Hal ini disebabkan seiring
dengan kejadian penanganan pada orang dengan penyakit mental. Penanganan yang di lakukan
pada awal perkembangan terhadap orang dengan penyakit mental dianggap terlalu primitif dan
kejam. Adapun persepsi tentang keperawatan jiwa di mulai dari masa peradaban sampai
sekarang.( Keliat, Budi Anna, 1998).

1.      Zaman mesir kuno


Pada zaman ini, gangguan jiwa dianggap disebabkan karena adanya roh jahat yang
bersarang di otak. Banyak cara yang dilakukan untuk mengusir roh tersebut agar penderita
sembuh. Salah satunya dengan membuat lubang pada tengkorak kepala untuk mengeluarkan roh
jahat yang bersarang di otak tersebut, terbukti dengan ditemukannya lubang di kepala orang yang
pernah mengalami gangguan jiwa, adanya prasasti mesir kuno yang bertuliskan nama orang yang
dimasuki roh jahat dan telah dilubangi kepalanya. Tahun berikutnya penanganan di lakukan lebih
kejam lagi, seperti dibakar, dipukuli, diceburkan dalam air yang dingin atau pemberian syok
terapi dengan harapan agar gangguannya menghilang.
2.      Zaman yunani
Pada zaman ini, gangguan jiwa sudah dianggap suatu penyakit. Para leluhur yunani
percaya bahwa gangguan emosional diakibatkan karna tidak berfungsinya organ pada otak.
Upaya pengobatannya dilakukan oleh dokter , walaupun sebagian orang masih ada yang berdoa
untuk mengeluarkan roh jahat. Mereka menggunakan pendekatan tindakan seperti : ketenangan,
gizi yang baik, kebersihan badan yang baik, musik dan aktivitas rekreasi.
Selama abad 7 sebelum masehi, hypocrates menjelaskan perubahan prilaku dan gangguan
mental disebabkan oleh perubahan 4 cairan hormon yang dapat menghasilkan panas, dingin,
kering dan kelembaban. Seorang dokter yunani yang bernama Galen menegaskan bahwa emosi
atau kerusakan mental di hubungkan dengan otak.
Pada zaman ini, orang yunani menjadikan kuil sebagai rumah sakit jiwa dan
menyediakan lingkungan udara bersih, sinar matahari dan air yang bersih, melakukan aktivitas
bersepeda dan mendengarkan suara air terjun sebagai contoh penyembuhan penyakit jiwa.
Namun, rumah sakit jiwa lebih banyak digunakan sebagai tempat penampungan orang gangguan
jiwa yang miskin, sehingga keadaannya sangat kotor dan jorok. Sementara orang kaya yang
mangalami gangguan jiwa dirawat di rumah sendiri.
Pada tahun 1841, Dorothea Line Dick melihat keadaan perawatan gangguan jiwa. Ia
tersentuh hatinya, sehingga berusaha memperbaiki pelayanan kesehatan jiwa. Bersamaan dengan
itu, Herophillus dan Erasistratus meriset gagasan yang dikemukakan oleh dokter Galen tentang
hubungan emosional dengan otak. Mereka memikirkan apa yang sebenarnya ada dalam otak,
sehingga mereka mempelajari anatomi otak pada binatang. Kurang puas hanya mempelajari otak,
sehingga mereka berusaha mempelajari seluruh sistem tubuh hewan.
3.      Zaman vesalius
Vesalius tidak yakin hanya dengan mempelajari anatomi hewan saja, sehingga ia ingin
mempelajari otak dan sistem tubuh manusia. Namun, membelah kepala manusia untuk dipelajari
merupakan hal yang mustahil, apalagi mempelajari seluruh sistem tubuh manusia. Akhirnya, ia
berusaha mencuri mayat manusia untuk dipelajari. Sayangnya kegiatannya tersebut diketahui
masyarakat, sehingga ia ditangkap, diadili, dan diancam hukuman mati (pancung). Namun, ia
bisa membuktikan bahwa kegiatannya itu untuk kepentingan keilmuan, maka akhirnya ia
dibebaskan. Versailus bahkan mendapat penghargaan karena bisa menunjukkan adanya
perbedaan antara manusia dan binatang. Sejak saat itu dapat diterima bahwa gangguan jiwa
adalah suatu penyakit. Namun kenyatannya, pelayanan di rumah sakit jiwa tidak pernah berubah.
Orang yang mengalami gangguan jiwa dirantai, karena petugasnya khawatir dengan keadaan
pasien.
4.      Masa pertengahan dan zaman revolusi prancis I
Setelah gangguan jiwa dinyatakan sebagai penyakit pada zaman vesalius. Pada era ini
disebut juga era alienation, social exclusion, confinement. Para dokter menjelaskan gejala yang
sering terjadi seperti : Depression, Paranoid, Delusions, Hysteris, Nightmares. Pembentukan
rumah sakit jiwa pertama terjadi pada masa ini yaitu di england dengan nama Bethlehem Royal
Hospital. Kemudian diikuti oleh Philipe Pinel, seorang dokter Perancis yang membuka sebuah
rumah sakit untuk seorang penderita jiwa / mental di pilih kota La Bicetre, Paris. Dia memulai
dengan tindakan kemanusiaan dan advokasi, melalui observasi perilaku, riwayat perkembangan
dan menggunakan komunikasi dengan penderita.
Phillipe Pinel, saat itu menjabat sebagai direktur di RS Bicetri Prancis, berusaha
memanfaatkan Revolusi Prancis untuk membebaskan belenggu pada pasien gangguan jiwa.
Revolusi Prancis ini dikenal dengan revolusi humanisme dengan semboyan utamanya “Liberty,
Equality, Fraternity”. Ia meminta kepada walikota agar melepaskan belenggu untuk pasien
gangguan jiwa. Pada awalnya, walikota menolak. Namun, Pinel menggunakan alasan revolusi,
yaitu “Jika tidak, kita harus siap diterkam binatang buas yang berwajah manusia”. Perjuangan ini
diteruskan oleh murid-murid Pinel sampai Revolusi II. Tidak sampai disitu, muncul juga Wayer
sebagai dokter jiwa pertama di jerman yang bisa menjelaskan gangguan jiwa melalui kategori
diagnostiknya.
5.      Revolusi kesehatan jiwa II
Dengan diterima gangguan jiwa sebagai suatu penyakit, maka terjadilah perubahan
orientasi pada organo biologis. Pada saat ini, Qubius menuntut agar gangguan jiwa masuk dalam
bidang kedokteran. Oleh karena itu, ganguan jiwa dituntut mengikuti paradigma natural
sciences, yaitu ada taksonomi (penggolongan penyakit) dan nosologi (ada tanda/gejala penyakit).
Akhirnya, Emil Craepelee mampu membuat penggolongan dari tanda-tanda gangguan jiwa.
Sejak saat itu, kesehatan jiwa terus berkembang dengan berbagai tokoh dan spesfikasinya
masing-masing.
Sebut saja Bejamin Rush, dia disebut Bapak Psikiatric Amerika. Pertama menulis buku
tentang Pskiatric Amerika dan banyak tindakan kemanusian untuk penderita penyakit
mental/jiwa. Tahun 1783, masa tindakan moral dan bekerjasama dengan rumah sakit
Pennsylvania. Tahun 1843, Thomas kirkbridge memberikan pelatihan di rumah sakit
Pennsylvania untuk membantu dokter merawat pasien penyakit jiwa. Tahun 1872, New England
Hospital dibuka untuk perempuan  & anak, dan Women’s Hospital di Philadelphia mendirikan
sekolah perawat, tetapi tidak untuk pelayan pskiatrik. Setelah itu Dorothea Lynde Dix, seorang
pengajar yang memberikan contoh penderita penyakit jiwa.
Tahun 1882 Pendidikan keperawatan jiwa pertama di McLean Hospital di Belmont,
Massachusetts. Dan Tahun 1890 siswa perawat menjadi staff keperawatan di rumah sakit jiwa.
Perawat mendapat tugas dan diharapkan mengembangkan ketrampilan dalam memberikan
pengobatan melalui asuhan keperawatan. Diakhir abad 19 mengalami perubahan atau
perkembangan menjadi cohtoh pengobatan dari perawat pskiatrik.
6.      Revolusi kesehatan jiwa III
Pada masa abad 20, perubahan mengenai kesehatan mental sangat besar dipengaruhi oleh
Clifford Beers dengan diterbitkannya buku yang berjudul A Mind That Found Itself (1908). Dia
menulis bukunya berdasarkan pengalaman dan observasi selama 3 tahun sebagai pasien di rumah
sakit jiwa. Beers menggunakan pengaruhnya untuk membentuk  National Society for Mental
Hygiene tahun 1909, sekarang dikenal dengan National Association for Mental Health. Sebagai
hasilnya, banyak dibangun rumah sakit jiwa di daerah pedesaan, dimana pasien akan
mendapatkan udara segar, sinar matahari dan lingkungan alami.
Pada tahun 1915, Linda Richards, lulusan Perawat pertama di AS dan sering disebut
sebagai perawat psikiatrik pertama di AS, menganjurkan pelayanan yang sama terhadap pasien
penyakit jiwa dengan pasien penyakit fisik. Dia menempatkan asuhan pada pasien penyakit jiwa
memerlukan tingkat kesabaran yang tinggi dan siswa tidak terpengaruh. Pengalaman klinik di
rumah sakit jiwa memberikan kesempatan kepada siswa perawat untuk mempunyai kemampuan
tersebut. Banyak kemajuan terlihat di National Commettee on Mental Hygiene and the American
Nurses Association yang mempromosikan pendidikan kepada pasien penyakit jiwa dengan
menerbitkan journal. Buku – buku tentang keperawatan jiwa  ditulis dan dewan National League
for Nursing mendiskusikan pendidikan Diploma keperawatan psikiatrik (1915-1935).
Pengalaman klinik di Rumah Sakit Jiwa merupakan bagian terpenting dari dasar
pengalaman siswa perawat dan sudah distandarisasikan pada tahun 1937. Pada tahun 1939
hampir semua sekolah perawatan memberikan pembelajaran keperawatan psikiatri untuk siswa,
tetapi belum dapat diakui sampai dengan tahun 1955. Pada tahun 1963, Gerakan Kesehatan
Mental Masyarakat mendirikan pusat kesehatan masyarakat.
Maka pada perkembangan berikutnya dikembangkanlah basis komunitas (community
base) dengan adanya upaya pusat kesehatan mental komunitas (community mental health centre)
yang dipelopori oleh J.F. Kennedy. Pada saat inilah disebut revolusi kesehatan jiwa III.
B. Tren Issu Keperawatan Jiwa

Menjadikan kesehatan jiwa sebagai prioritas global dengan cara meningkatkan


pelayanan kesehatan jiwa lewat advokasi dan aksi masyarakat. Perkembangan teknologi digital
membuat dunia terasa semakin sempit, informasi dari aneka belahan dunia mampu di akses
dalam waktu yang sangat cepat, perkembangan pengetahuan, perkembangan terapi menjadi
sebuah media perubahan dalam proses penatalaksanaan gangguan jiwa, berlandaskan isu diatas
maka advokasi dan aksi masyarakat menjadi salah satu langkah awal untuk menekan
penderita gangguan jiwa di indonesia pada khususnya dan dunia pada umumnya.

Dua tindakan nyata diatas menjadi tanggung jawab kita semua, tuntutan material,
tuntutan hedonisme dan kesenangan duniawi mampu membuat beberapa manusia mengalami
goncangan dalam kehidupannya, ketika agama tidak lagi menjadi pegangan, ketika nafsu
duniawi menjadi tuhan maka mau banyak perilaku tidak wajar yang muncul, tekanan ekonomi,
tekanan sosial, tekanan psikologis dan tekanan – tekanan yang lain mampu membuat ego defence
mechanisme seseorang menjadi terganggu. Seseorang pada intinya ingin dianggap penting,
perilaku agar dianggap atau terlihat penting ini yang terkadang merusak integritas pribadinya
sendiri.

Trend dan Isu dalam keperawatan jiwa ialah kasus-kasus yang sedang hangat dibicarakan dan
dianggap penting. Kasus-kasus tersebut bisa dianggap ancaman atau tantangan yang mau
berdampak besar pada keperawatan jiwa baik dalam tatanan regional maupun global. Secara
umum ada beberapa tren penting yang menjadi perhatian dalam keperawatan jiwa di antaranya
ialah sebagai berikut :

1. Kesehatan jiwa dimulai masa konsepsi


2. Trend peningkatan kasus kesehatan jiwa
3. Kecenderungan dalam penyebab gangguan jiwa
4. Kecenderungan situasi di era global
5. Globalisasi dan perubahan orientasi sehat
6. Kecenderungan penyakit jiwa
7. Meningkatnya post traumatik sindrom
8. Meningkatnya kasus psikososial
9. Trend bunuh diri pada anak
10. Kasus AIDS & NAPZA
11. Pattern of parenting
12. Perspektif life span history
13. Kekerasan
14. Kasus ekonomi & kemiskinan

 Definisi Trend dan Issu

1. Definisi Trend

Trend adalah hal yang sanat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa, tren juga dapat di
definisikan salah satu gambar ataupun informasi yang terjadi pada saat ini yang biasanya sedang
popular di kalangan masayarakat.

Trend adalah sesuatu yang sedang dibicarakan oleh banyak orang saat ini dan kejadiannya
berdasarkan fakta.

Beberpa contoh trend pada kesehatan jiwa, antara lain :

 Penggunaan Narkoba bagi generasi muda

Banyak alasan mengapa narkoba diantaranya agar dapat diterima oleh lingkungan,
mengurangi stres, mengurangi kecemasan, agar bebas dari murung, mengurangi keletihan, dan
mengatasi masalah pribadi. Akan tetapi, terlepas dari semua itu, remaja memakai narkoba karena
narkoba membuatnya merasa nikmat, enak, dan nyaman pada awal pemakaian. Alasan remaja
memakai narkoba dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Anticipatory beliefs, yaitu anggapan bahwa jika memakai narkoba, orang akan menilai
dirinya hebat, dewasa, mengikuti mode, dan sebagainya.
2. Relieving beliefs, yaitu keyakinan bahwa narkoba dapat digunakan untuk mengatasi
ketegangan, \cemas, dan depresi akibat stresor psikososial.
3. Facilitative atau permissive beliefs, yaitu keyakinan bahwa pengguna narkoba merupakan
gaya hidup atau kebiasaan karena pengaruh zaman atau perubahan nilai, sehingga dapat
diterima.

Jadi, penggunaan narkoba berawal dari persepsi, anggapan, atau keyakinan keliru yang tumbuh
di masyarakat. Maka tidak mau memahami atau tidak mau menerima kenyataan dan fakta yang
dapat dibuktikan secara ilmiah dan sah menurut hukum.

Mengapa Remaja Menyalahgunakan Narkoba ?

1. Budaya Mencari Kenikmatan Sesaat (Hedonistik)

Dewasa ini masyarakat cenderung mudah memakai obat untuk mengubah suasana hati,
sehingga pemakaian jenis narkoba diterima dengan tangan terbuka. Contoh : rokok, alkohol, dan
juga obat penghilang rasa nyeri yang mudah dibeli. Pesta ulang tahun atau akhir pekandilalui
dengan minuman beralkohol, rokok, ganja, ekstasi, yang didukung pula faktor kemudahan untuk
memperolehnya.

Remaja mempunyai pola serupa dengan orang dewasa. Umumnya penyalahgunaan


narkoba pada remajabersifat hedonistik, yakni bertujuan mencari kesenangan. Alasan yang sering
dikemukakan adalah ingin tahu dan ingin mencari kesenangan atau kenikmatan.

1. Kepribadian Remaja

Masa romantisme remaja dan nostalgia orang dewasa terhadap masa itu berada sekitar
ekspoitasi masa remaja yang mengandung resiko. Contoh : berselancar, ngebut, dan mencoba
narkoba. Remaja berada diantara masa kanak – kanak dan dewasa, baik secara biologis maupun
psikologis. Di satu pihak, remaja memiliki kemampuan orang dewasa, tetapi di lain pihak belum
memiliki kewenangan untuk manggunakan kemampuan itu.

Keterbatasan perspektif remaja menyebabkan remaja sulit menunda pemuasan keinginan


seketika, sehingga remaja lebih mirip anak kecil yang berbadan besardaripada orang dewasa.
Penyalahgunaan narkoba memperburuk keadaan. Narkoba memperlemah kemauan, mendorong
pemuasan keinginan segera, dan melemahkan daya pikir ke depan.
Narkoba memberikan pemuasan keinginan segera, melemahkan kemampuan untuk
berpartisipasi terhadap bahaya dan kemampuan untuk menangkal kenikmatan sesaat. Remaja
yang terlalu dikendalikan dengan orang tua akan gagal memenuhi fungsi kemandirian orang
dewasa, sehingga ia tidak mampu menghargai dirinya sebagai individu yang mendiri. Berlainan
dengan penampilan luarnya, remaja ini sangat rawan terhadap tekanan kelompok sebaya. Mereka
akan menyerahkan diri terhadap tuntutan orang lain. Mereka akan mevcari kebebasan semu dan
kepribadian semu pada teman sebayanya untuk menggantikan fungsi orang tua.

1. Tekanan Kelompok Sebaya

Tekanan kelompok sebaya berpengaruh kuat terhadap terjadinya penyalahgunaan


narkoba. Semua orang pasti merasan cemas jika ditolak oleh lingkungan sehingga berusaha
mencari persetujuan kelompoknya. Konflik orang tua dan remaja sebenarnya adalah konflik
loyalitas, yaitu loyalitas terhadap orang tua dengan loyalitas terhadap teman sebaya.

Remaja sangat peka terhadap nilai – nilai kelompok sebaya dalam penampilan, perilaku,
dan sikap. Jarang seorang remaja yang memiliki kemauan ego kuat berdiri teguh, terpisah dari
nilai – nilai kelompok sebayanya. Suasana hatinya sebagian besar berasal dari perjuangan terus –
menerus untuk memenangkan peperangan itu dan untuk berada dalam persetujuan dengan
kelompok sebaya. Di kalangan remaja, penyalahgunaan narkoba digunakan untuk maksud
rekreasi atau bersenang – senang sebagai kegiatan sosial yang diterima remaja. Karena itu,
remaja rawan terhadap penyalahgunaan narkoba.

1. Keterasingan Remaja

Keterasingan adalah adanya hubungan antar remaja dan nilai orang tua dan masyarakat
secara cita – cita , tradisi, dan kerohanian. Keterasingan dapat diartikan sebagai dimensi spiritual,
karena meliputi penolakan terhadap nilai – nilai yang berharga, yang memotivasi atau memimpin
sesorang melalui keluarga, sekolah, dan masyarakat. Ada juga komponen emosional pada
keterasingan. Remaja yang terasing adalah remaja yang marah, yang secara tidak sadar
meluapkan perasaan dikhianati karena merasa nilai – nilainya ditolak. Dengan perkataan lain,
remaja yang terasing adalah remaja yang diabaikan atau tidak dipedulikan oleh keluarga atau
masyarakat. Dari keterasingan itu, remaja memilih jalan untuk mencoba – coba berteman dengan
narkoba.

1. Sters

Banyak sekali sumber stres. Pengalaman terhadap stres itu sendiri merupakan interaksi
faktor luar sebagai penyebab stres (disebut stresor) dan faktor dalam yang disebut keterampilan
mengatasi masalah (coping skills). Orang dengan sejumlah besar stresor, seperti kehilangan,
penyakit, dan trauma dikatakan mengalami banyak stres. Di lain pihak, seseorang yang kurang
terampil mengatasi masalah menganggap dirinya ‘sangat stres’ dibandingkan orang lain yang
lebih terampil mengatasi masalah. Gejala stres termasuk gelisah dan cemas, mudah tersinggung
dan teragitasi, sulit tidur atau mengalami gangguang tidur, sulit berkonsentrasi, mengalami
gangguan dalam selera makan, dan penyalahgunaan narkoba.

Penelitian membuktikan bahwa lingkungan keluarga yang tidak berfungsi baik dan
kejadian – kejadian yang membuat stres, berkaitan erat dengan penyalahgunaan narkoba.
Penelitian pada sejumlah siswa penyalahguna yang mengikuti perawatan terapi, menunjukkan
tingkat stres yang tinggi, penilaian diri yang rendah, keluarga yang mereka nilai sebagai ‘penuh
permusuhan dan kebencian’, serta orang tua yang kurang komunitkatif dan terlalu banyak
menuntut.

Tidak semua penyalahguna narkoba datang dari keluarga yang tidak berfungsi baik.
Namun, faktor stres dirumah tidak boleh diabaikan. Umumnya remaja memakai narkoba guna
menghilangkan stres, sebagai cara untuk mengatasi masalah yang kronis dan tidak ada jalan
keluarga.

1. Rasa Tidak Aman dan Penilaian Diri Rendah

Penilaian diri negatif dipengaruhi oleh penyalahgunaan narkoba. Sebaliknya, penilaian


diri rendah mendorong terjadinya penyalahgunaan narkoba. Proses yang menyebabkan seseorang
memiliki penilaian diri rendah adalah dinamika yang dibangun sejak usia dini. Penilaian diri
dibangun karena keberhasilan seseorang mengatasi masalah dan memenangkan tantangan dalam
kehidupannya. Seperti halnya individuasi, motivasi terbentuknya penilaian diri berasal dari
dalam. Orang tua berperang penting dalam membangun penilaian diri. Bimbingan, intruksi, dan
bantuan orang tua yang efektif dan melibatkan diri dalam kehidupan anak, akan mendukunga
terbentuknya penilaian diri.

 Terjadinya perang, konflik, lilitan krisis ekonomi yang mengakibatkan peningkatan


masalah kesehatan jiwa .

Masalah jiwa akan meningkat di era globalisasi. Sebagai contoh jumlah penderita sakit
jiwa di propinsi lain dan daerah istimewa Yogyakarta terus meningkat. Penderita tidak lagi
didominasi masyarakat kelas bawah. Kalangan pejabat dan masyarakat lapisan menengah ke
atas, juga tersentuh gangguan psikotik dan depresif..Apalagi untuk individu yang rentan terhadap
kondisi lingkungan dengan timgkat kemiskinan terlalu menekan.Kasus-kasus gangguan kejiwaan
yang ditangani oleh para psikiater dan dokter di RSJ menunjukkan bahwa penyakit jiwa tidak
mengenal baik strata sosial maupun usia. Ada orang kaya yang mengalami tekanan hebat, setelah
kehilangan semua harta bendanya akibat kebakaran. Selain itu kasus neurosis pada anak dan
remaja, juga menunjukkan kecenderungan meningkat. Neurosis adalah bentuk gangguan
kejiwaan yang mengakibatkan penderitanya mengalami stress, kecemasan yang berlebihan,
gangguan tidur, dan keluhan penyakit fisik yang tidak jelas penyebabnya. Neurosis menyebabkan
merosotnya kinerja individu. Mereka yang sebelumnya rajin bekerja, rajin belajar menjadi lesu,
dan sifatnya menjadi emosional. Melihat kecenderungan penyakit jiwa pada anak dan remaja
kebanyakan adalah kasus trauma fisik dan nonfisik. Trauma nonfisik bisa berbentuk musibah,
kehilangan orang tua, atau masalah keluarga.Tipe gangguan jiwa yang lebih berat, disebut
gangguan psikotik. Klien yang menunjukkan gejala perilaku yang abnormal secara kasat mata.
Inilah orang yang kerap mengoceh tidak karuan, dan melakukan hal-hal yang bisa
membahayakan dirinya dan orang lain, seperti mengamuk.Terjadinya perang, konflik, lilitan
krisis ekonomi berkepanjangan merupakan salah satu pemicu yang memunculkan stress, depresi,
dan berbagai gangguan kesehatan jiwa pada manusia. Menurut data World Health Organization
(WHO), masalah gangguan kesehatan jiwa di seluruh dunia memang sudah menjadi masalah
yang sangat serius. WHO (2001) menyataan, paling tidak, ada satu dari empat orang di dunia
mengalami masalah mental. WHO memperkirakan ada sekitar 450 juta orang di dunia yang
mengalami gangguan kesehatan jiwa. Sementara itu, menurut Uton Muchtar Rafei, Direktur
WHO wilayah Asia Tenggara, hamper satu per tiga dari penduduk di wilayah ini pernah
mengalami gangguan neuropsikiatri. Buktinya, bisa kita cocokkan dan lihat sendiri dari data
Survei Kesehatan Rumah Tangga ( SKRT); tahun 1995 saja, di Indonesia diperkirakan sebanyak
264 dari 1.000 anggota rumah tangga menderita gangguan kesehatan jiwa.

2. Definisi Issu

Issu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak terjadi
pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, social, politik, hokum,
pembanguanan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian ataupun tentang krisis.

Issu adalah suatu yang sedang di bicarakan oleh banyak namun belum jelas faktanya atau
buktinya.

Beberapa contoh issu dalam keperawatan jiwa di antaranya, yaitu :

 Menjadikan kesehatan jiwa sebagai prioritas global dengan cara meningkatkan pelayanan
kesehatan jiwa melalui advokasi dan aksi masyarakatPerkembangan teknologi digital
membuat dunia terasa semakin sempit, informasi dari berbagai belahan dunia mampu di
akses dalam waktu yang sangat cepat, perkembangan pengetahuan, perkembangan terapi
menjadi sebuah media perubahan dalam proses penatalaksanaan gangguan jiwa,
berdasarkan isu diatas maka advokasi dan aksi masyarakat menjadi salah satu langkah
awal untuk menekan penderita gangguan jiwa di indonesia pada khususnya dan dunia
pada umumnya.

Dua tindakan nyata diatas menjadi tanggung jawab kita semua, tuntutan material,
tuntutan hedonisme dan kesenangan duniawi mampu membuat beberapa orang mengalami
goncangan dalam kehidupannya, ketika agama tidak lagi menjadi pegangan, ketika nafsu
duniawi menjadi tuhan maka akan banyak perilaku tidak wajar yang muncul, tekanan ekonomi,
tekanan sosial, tekanan psikologis dan tekanan – tekanan yang lain mampu membuat ego defence
mechanisme seseorang menjadi terganggu. Seseorang pada intinya ingin dianggap penting,
perilaku agar dianggap atau terlihat penting ini yang terkadang merusak integritas pribadinya
sendiri, contoh : “agar kelihatan kaya melakukan hutang dengan beban angsuran diluar
kemampuan, akhirnya harus gerilya dengan debt collector, setiap debt collector datang harus
bersembunyi atau bahkan melarikan diri agar hutangnya tidak ditagih, jika perlu pindah rumah
kontrakan”. Kejaran dari debt collector bisa membuat seseorang menjadi tertekan secara
psikologis.

Anda mungkin juga menyukai