PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI 2020
SOAL UJIAN !!
Analisis Tentang Sistem Perwakilan (DPR) Indonesia Yg Terjadi Pada Saat 2
Fraksi Menolak UU Omnibuslaw Yaitu Fraksi PKS Yg Menolak Sejak Awal Pembahasan RUU Tsb Dan Fraksi Demokrat Yang Walk Out !!
JAWABAN :
telah mengesahkan omnibus law Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta
Kerja menjadi Undang-Undang (UU) melalui rapat paripurna, Senin (5/10/2020). Wakil Ketua DPR Azis Symasuddin mengetuk palu sebagai tanda pengesahan setelah mendapatkan persetujuan dari semua peserta rapat. Rapat paripurna ini terbilang kilat dan mengejutkan banyak pihak. Pasalnya, rapat tersebut hanya berjarak dua hari sejak pengesahan tingkat I pada Sabtu (3/10/2020) lalu. Dalam rapat paripurna, sembilan fraksi di DPR kembali menyampaikan pandangan mereka soal RUU Cipta Kerja. Hanya dua dari sembilan fraksi yang tetap menolak seluruh hasil pembahasan omnibus law RUU Cipta Kerja, yaitu Fraksi PKS dan Fraksi Partai Demokrat. Hasilnya, RUU Cipta Kerja tetap disahkan menjadi UU, karena mayoritas fraksi di DPR dan pemerintah sepakat.
Sebanyak 7 Fraksi Setuju Untuk Melanjutkan Pembahasan Ruu Omibus
Law Cipta Kerja (Ruu Ciptaker) Pada Rapat Paripurna Dpr Ri, Sementara 2 Fraksi Lain Menolak. Dua Fraksi Yang Menyampaikan Penolakan Pengesahan Ruu Itu Adalah Fraksi Demokrat Dan Pks. Sementara Tujuh Fraksi Lain Yang Menyetujui Ruu Ini Dibahas Pada Tingkat Selanjutnya Adalah Pdip, Gerindra, Golkar, Pkb, Nasdem, Pan Dan Ppp. Salah Satunya, Terkait Soal Pengaturan Kontrak Kerja Hingga Upah Kerja Yang Dianggap Merugikan Buruh Dan Justru Menguntungkan Pengusaha.Dalam Pandangannya, Fraksi Pks Yang Diwakili Ledia Hanifa Menyampaikan Sejumlah Catatan Terkait Pembahasan Ruu Tersebut. Pks Juga Menyoroti Bahwa Ruu Ciptaker Masih Membuat Substansi Yang Bertentangan Dengan Politik Hukum Indonesia. Sementara Itu, Perwakilan Fraksi Demokrat, Hinca Panjaitan Menyatakan Bahwa Ruu Ciptaker Tidak Memiliki Urgensi, Apalagi Di Masa Pandemi Covid-19 Saat Ini. Demokrat Juga Menilai Pembahasan Ruu Ini Cacat Prosedur, Sebab Tidak Banyak Melibatkan Banyak Pemangku Kebijakan Sehingga Pembahasan Dianggap Tidak Akuntabel Dan Transparan. Terkait Penolakan Tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto Menuturkan Pemerintah Tetap Akan Membuka Ruang Dialog Sebelum Rapat Paripurna Digelar. Ruu Ombinus Law Cipta Kerja Ini Diketahui Memuat 11 Klaster. Yakni Penyederhanaan Perizinan Tanah, Persyaratan Investasi, Ketenagakerjaan, Kemudahan Dan Perlindungan Umkm, Kemudahan Berusaha, Dukungan Riset Dan Inovasi.