Anda di halaman 1dari 6

OLEH :

JOEL NATALIUS SINAGA


NIM:3173121018

PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki keberagaman di dalamnya,
meskipun negara ini terdiri dari keberagaman hal itu pula yang menyatukan indonesia
menjadi negara kesatuan yang berdikari. Keberagaman menjadi nilai dasar dalam berdirinya
negara Indonesia sehingga muncullah pancasila sebagai dasar ideologi kebangsaan. Indonesia
memiliki 34 provinsi secara administrasi dan juga terdapat 1.340 suku bangsa menurut BPS.
Setiap daerah yang terdapat di Indonesia memiliki keanekaragaman masing-masing serta ciri
khas masing masing sehingga membuat bangsa ini terlihat lebih berwarna. Mari melihat
kepada salah satu provinsi yang berada di Sumatera Utara yang memiliki jumlah penduduk
sekitar 14.562.000 penduduk menurut data sensus BPS. Provinsi ini dihuni oleh banyak suku
bangsa yang tergolong dari melayu tua dan melayu muda. Penduduk asli provinsi ini terdiri
dari penduduk asli Suku Melayu, SukuKaro, Suku Batak ,Suku Angkola, Suku
Simalungun,Suku Nias, Suku Mandailing, Suku Pakpak. Daerah pesisir Sumatera Utara,yaitu
timur dan barat pada umumnya di diami oleh suku melayu dan suku mandailing yang hampir
seluruhnya beragama Islam. Sementara di daerah di daerah pegunungan terdapat suku batak
yang sebagian besarnya beragama Kristen. Selain itu juga ada suku Nias di kepulauan sebelah
barat. Kaum pendatang yang turut menjadi penduduk provinsi ini didominasi oleh suku Jawa.
Suku lain nya adalah suku Tionghoa dan beberapa minoritas lain. Sumatera Utara kaya
dengan budaya adat dan istiadat nya dan keindahan alam nya. Semua etnis memiliki nilai
budaya masing masing mulai dari tari daerah, jenis makanan nya, budaya dan pakaian adat
juga memiiki bahasa daerah masing – masing. Keragaman budaya ini sangat mendukung
pasar pariwisata di Sumatera Utara. Walaupun begitu banyak etnis budaya di Sumatera Utara
tidak membuat perbedaan antar etnis atau bermasyarakat karena tiap etnis dapat berbaur satu
sama lain dengan memupuk kebersamaan yang baik. Kalau dilihat dari berbagai daerah
bahwa hanya Sumatera Utara yang memiliki penduduk yang memiliki etnis yang berbeda dan
ini tentunya sangat memiliki nilai positif terhadap daerah Sumatera Utara. Kekayaan budaya
yang dimiiki berbagai etnis yaitu : Batak Toba dengan tarian Tortor, wisata danau toba wisata
megalithik ( kubur batu ), legenda ( cerita rakyat ), adat budaya yang bernilai tinggi dan
kuliner. Batak Karo yang terkenal dengan daerah Berastagi dengan alam yang sejuk dan
indah penghasil buah buahan dan sayuran yang sudah menembus pasar global dan juga
memiiki adat budaya yang masih tradisional. Etnis Melayu yang terkenal dengan berbagai
peninggalan sejarah seperti disana maimun, tari daerah dan peninggalan rumah melayu juga
masjid yang memiliki nilai sejarah yang tinggi serta peninggaan tanah adat yang luas. Etnis
Angkola yang terkenal kultur budaya yang beragam, mulai dari daerah adat istiadat dan
merupakan penghasil salak yang juga sudah dapat yang juga sudah menjadi salah satu
komoditi ekspor. Etnis Pakpak dairi yang terkenal dengan peninggalan sejarah megalithik
berupa mejan dan patung ulubalang. Etnis Simalungun juga memiliki peninggalan sejarah
berupa rumah Bolon atau yang dikenal dengan museum Lingga/ Rumah Bolon yang pada
tempat itu masih terdapat berbagai peninggalan sejarah dan etnis simalungun juga memiliki
adat istiadat dan budaya tersendiri. Etnis Nias memiliki daerah yang memiliki keindahan
alam yang sampai populer wisata mancanegara, daerah ini juga memiliki kekayaan situs
megalithik dan daerah ini masih tergolong daerah yang orisinil yang belum terlindas dengan
kemajuan zaman karena didaerah ini banyak peninggalan megalithik seperti kampung batu,
nilai budaya yang tradisional dan banyak lagi yang sangat bernilai tinggi. Dari semua etnis
tersebut maka dapatah dikatakan bahwa Sumatera Utara memiliki kebudayaan dan etnis juga
sejarah yang patut untuk diperhitungkan dan di jaga kelesterian nya demi mengangkat
martabat bangsa Indonesia di bidang kebudayaan dan Pariwisata. Seni dan Budaya yang
terdapat di Sumatera Utara
1. Musik
Musik yang biasa dimainkan cenderung tergantung dengan upacara upacara adat
yang diadakan tetapi lebih dominan dengan genderangnya. Seperti pada etnis
pesisir terdapat serangkaian alat musik yang dinamakan sikambang.

2. Tarian
Seni tari tradisional meliputi berbagai jenis. Ada yang bersifat magis, berupa
tarian sakral, dan ada yang bersifat hiburan saja yang berupa tari profan. Di
samping tari adat yang merupakan bagian dari upacara adat dan tarian juga
biasanya juga dipakai untuk menyambut kedatangan tamu kehormatan serta
dipakai di acara pernikahan dan acara adat tahunan lain nya.

3. Kerajinan
Tenunan merupakan seni kerajinan yang menarik yang merupakan salah satu hasil
kreatifitas yang berasal dari motif asli dari suatu suku sehingga memiliki daya
tarik tersendiri dengan motif yang menarik.
Sebagai masyarakat Indonesia tentunya kita sudah tidak asing lagi dengan batik yang
merupakan kain khas suku jawa dan telah menjadi budaya Indonesia sejak dahulu bahkan
batik pun telah mendapatkan pengakuan secara Internasional oleh badan dunia PBB yang
bernama Unesco pada tahun 2009 yang lalu, tapi bukan hanya itu Dibalik itu semua terdapat
salah satu suku yang berada pada provinsi Sumatera Utara, yaitu Suku Batak Toba detilnya
terdapat pada kabupaten samosir kecamatan pangururan yaitu desa lumban suhi suhi toruan
atau biasa juga disebut desa Hutaraja dimana di desa tersebut dijadikan sebagai salah satu
desa pengahasil pengrajin kain tenun khas batak dan telah diresmikan oleh pemerintah
setempat maupun pemerintah setempat dan juga mendapatkan dukungan langsung dari pada
presiden Joko Widodo serta peresmian langsung yang dilaksanakan pada kunjungan kerja
presiden 03/07/2019. Komunitas penghasil kain tenun ulos begitulah nama komunitas ini.
Desa Lumban Suhi Suhi atau desa hutaraja merupakan desa kecil yang terdapat di Samosir
yang kaya akan tradisi dan kebudayaan Bataknya. Pengarajin kain tenun Ulos terdiri dari para
pengrajin yang mempunyai kegemaran serta mempunyai kemampuan yang tidak diragukan
dalam bidang kain tenun batak. Sebagai kain khas etnik batak, Ulos telah menjadi ciri khas
Batak sejak masa dahulu dan biasanya dipakai ketika melakukan berbagai acara seperti
pernikahan, syukuran ataupun acara penting lainnya. Komunitas ini sebenarnya telah lama
terbentuk dengan tujuan untuk melestarikan kain khas tenun batak agar tidak punah seiring
dengan berkembang nya mode yang semakin lama menyebabkan warisan Indonesia tersebut
semakin tenggelam serta beberapa alasan lainnyan untuk mempertahankan eksistensi kain
ulos tersebut agar tetap digunakan pada momen momen tertentu. Motif ulos batak toba juga
beragam mulai dari sadum, sibolang , bintang maratur , jugia ,lobu lobu, suri suri ganjang,
ragi hotang dan lain lain. Pembuatan ulos biasanya memakan waktu satu minggu semakin
besar kain tenun, tentu akan semakin lama pengerjaan nya yang juga kan semakin lama
pengerjaan nya yang akan menentukan harga jualnya juga. Sebenranya pembuatan ulos sudah
banyak produk pabrikan nya tetapi mengapa desa hutaraja ini terkenal dengan hasil nya itu
disebabkan karena proses pengerjaannya yang masih mengandalkan mesin perajut kayu
sederhana serta masih mengandalkan tangan dan ketelitian yang maksimal karena setiap
proses pembuatan nya masih dikerjakan satu persatu. Kain tenun ini berawal dari sebuah
kebutuhan pada masa nya untuk melindungi diri dari udara panas dingin serta gangguan
lainnya yang mungkin dapat membahayakan juga. Disamping tujuan yang bersifat
melindungi ada juga yang sebagian untuk memberikan sebuah tanda kelas sosial
kemasyarakatan serta kekerabatan sehingga dapat diketahui dari jenis ulos apa yang dipakai
masyarakat batak dikenal dengan masyarakat yang sangat menjunjung tinggi adat istiadat
dimanapun mereka berada sistem kekerabatan itu akan sangat melekat kuat dan terjaga
sehingga kelak tidak menjadi alasan dimanapun mereka berada. Awal mula inilah yang
membuat atau masyarakat di desa hutaraja atau desa lumban suhi suhi untuk senantiasa
menjalankan identitas ini sampai era modern sekarang ini guna untuk melestarikan
kebudayaan agar tidak tergerus oleh dunia yang modern ini. Hal ini menyebabkan tingkat
kepercayaan masyarakat maupun konsumen dimana aktivitas perekonomian ini dapat
mendongkrak perekonomian di kabupaten samosir dan juga diharapkan bisa menjadi produk
lokal yang dapat bergerak di kancah internasional. Hal ini juga seharusnya didukung oleh
pemkab setempat dengan cara pembinaan atau pengawasan secara berkala kepada pengrajin
yang mengalami kendala sehingga proses produksi bisa berkembang dan berinovasi. Tidaklah
mudah untuk memulai kerja nyata serta proses perkembangan sehingga peran pemerintah
sangat crucial untuk menunjang produk lokal kepada pasar yang lebih luas. Pengrajin di desa
tenun ini sangat membutuhkan perhatian serta kepedulian pemerintah terkait dalam
pelaksanaan proses produksi maupun memperluas peta perdagangan dan teknik pemasaran
yang dapat bersaing secara konvensional maupun digital. Dalam hal ini dibutuhkan sinergitas
pemerintah dengan para pengrajin. Pengarajin juga diharapkan untuk meningkatkan kualitas
produksi baik secara estetika maupun bahan dasar yang otentik yang mampu menambah nilai
jual. Kain tenun khas batak ini juga biasa disebut dengan ulos, filosofi ulos telah diuraikan
secara komprehensif walaupun bisa dipahami masih dapat diberikan uraian yang lebih luas
untuk menambah pemahaman tentang makna penggunaan ulos dalam kehidupan masyarakat
batak. Suku bangsa batak merupakan salah satu dari sedikit suku bangsa di dunia yang telah
mengamalkan peradaban suku bangsa nya sendiri sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu. Ulos
adalah salah satu unsur budaya peradaban dunia yang mungkin hanya dimiliki oleh 24 suku
bangsa di bumi ini. Oleh karenanya kita patut berbangga hati menjadi bagian dari bangsa
Indonesia yang memiliki peradaban tinggi. Kualitas peradaban suku bangsa batak itu telah
turut ditentukan oleh penciptaan ulos dan pengalaman nilai nilai ulos. Suku bangsa batak
sebagai satu peradaban bangsa, memiliki 3 elemen kehidupan budaya yakni :
1. Darah, Sebagai suatu elemen budaya kekerabatan marga ( IUS SANGUINIS )
2. Nafas, Sebagai suatu elemen kepedulian akan harkat dan martabat sesama
manusia
3. Panas, sebagai satu kehangatan dalam kehidupan manusia
Dari uraian singkat diatas dapat diketahui bahwa makna dari kain tenun batak atau
juga ulos ini sangat berpengaruh bukan hanya sekedar simbol tetapi digunakan juga untuk
selebrasi acara adat istiadat, dan setiap motif atau warna yang terdapat pada ulos juga
memiliki arti tersendiri dan kegunaan masing masing, namun sebenarnya kain tenun khas
batak atau biasa disebut ulos ini adalah pakaian sehari hari pada masa nya namun seiring
dengan modernisasi budaya tersebut mulai terkikis. Budaya mangulosi atau memberikan ulos
saat ini hanya di acara tertentu saja seperti adat pernikahan,kelahiran dan kematian dan lain
lain nya.
Desa hutaraja dijadikan menjadi desa tenun sebab pada masa jaman leluhur desa ini
telah dijadikan tempat atau perkumpulan penenun sehingga proses ini terjadi hingga pada
masa sekarang ini. Desa ini diperkuat juga sebenarnya karena komunitas ini sangat kompak
dan sampai sekarang dapat mempertahankan kebiasaan ini sehingga dapat menjadi daerah
yang sah serta diresmikan secara langsung oleh pemerintah sebagai daerah tenun yang
dipercaya atau dijadikan cagar alam budaya. Hasil tenunan yang berasal dari desa hutaraja
juga tidak boleh diragukan selain motif nya yang bagus kain tenun ini sudah mencapai pasar
nasional.

Anda mungkin juga menyukai