Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

DIABETES MELITUS

A. KONSEP DASAR MEDIS


1. Pengertian
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit metabolik menahun akibat pankreas
tidak memproduksi cukup insulin atau kemampuan tubuh untuk bereaksi terhadap
insulin menurun. Akibatnya terjadi peningkatan glukosa didalam darah
(hiperglikemia) (Kemenkes RI, 2014)
Diabetes melitus atau penyakit gula atau kencing manis adalah penyakit yang
ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi normal (hiperglikemia) akibat
tubuh kekurangan insulin baik absolut maupun relatif. Tingkat kadar glukosa darah
menentukan apakah seserang menderita diabetes melitus atau tidak (Hasdinah, 2012)
Diabetes melitus adalah gangguan metabolik yang secara genetik dan klinis termasuk
heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toeransi karbohidrat. (Price & Wilson, 2010)
Kesimpulan dari diabetes melitus adalah kndisi dimana kadar gula darah dalam tubuh
melebihi batas normal, yang dapat disebebkan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut salah
satunya karena kerusakan pada organ pankreas yang tidak dapat memproduksi hormon
insulin sesuai kebutuhan tubuh, tingkat kadar glukosa darah menentukan seseorang menderita
diabetes melitus atau tidak (Hasdianah, 2012: Corwin, 2010; Riyadi & Sukarmin 2011)
2. Klasifikasi
Klasifikasi diabetes dibedakan atas beberapa bagian menurut
(Brunner & Suddarth 2013) yaitu:
a. Tipe I : Diabetes Melitus tergantung insulin (insulin dependent diabetes
mellitus (IDDM))
b. Diabetes Melitus tidak tergantung insulin (non insulin-dependent diabetes
mellitus (NIDDM)),
c. Diabetes Melitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya
d. Diabetes Melitus gestasional (gestasional diabetes mellitus (GDM))
3. Etilogi
a. Diabetes Tipe I
Beberapa penyebab pankreas tidak dapat menghasilkan cukup insulin pada
penderita diabetes tipe I ini adalah sebagai berikut (Fauzi, 2014:73-74):
 Keturunan atau genetik
Jika salah satu atau kedua orang tua dari seorang anak menderita diabetes
melitus maka salah satu dari anaknya beresiko terkena diabetes.
 Autoimunitas
Autoimunitas adalah tubuh mengalami alergi terhadap salah satu jaringan
atau jenis selnya sendiri. Oleh sebab itu tubuh kehilangan kemampuan
untuk membentuk insulin karena sisitem kekebaan tubuh menghancurkan
sel-sel yang memproduksi insulin.
 Virus atau zat kimia
Virus atau zat kimia yang menyebabkan kerusakan pada pulau sel atau
kempk sel dalam pancreas tempat insulin dibuat. Semakin banyak pulau
sel yang rusak, semakin besar kemungkinan seserang menderita diabetes.
b. Diabetes Tipe II
Beberapa penyebab utama diabetes tipe II menurut (Fauzi, 2014:75-76):
 Faktor keturuanan
Apabila orang tua atau saudara sekandung yang mengalami penyakit ini,
maka resiko diabetes tipe II ebih tinggi.
 Pola makan dan gaya hidup
Pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat menjadi pemicu utama
pankreas tidak dapat memproduksi insuin secara makimal.
Mengkomsumsi makanan cepat saji atau fast food yang menyajikan
makanan berlemak dan tidak sehat merupakan penyebab utama. Kurang
olahraga dan istirahat yang tidak mencukupi juga berpengaruh terhadap
munculnya penyakit ini.
 Kadar kolesterol tinggi
Kadar kolesterl dalam darah yang tinggi akan akan menyerap insulin yang
diproduksi leh pankreas. Pada akhirnya, tubuh tidak dapat menyerap
insulin ini untuk merubahnya menjadi energi.
 Obesitas
Obesitas atau kelebihan berat badan disebabkan oleh timbunan lemak yang
tidak positif bagi tubuh. Sepeti kolesterol, lemak juga akan menyerap
produksi insulin pankreas secara habis-habisan sehingga tubuh tidak
kebagian insuin untuk diproduksi sebagai energi.
c. Diabetes Jenis Lain
Misalnya disebabkan oleh karena kerusakan pancreas akibat kurang gizi, obat,
hormone atau hanya timbulpada saat hamil (Waspadji & Sukardji, 2013:4)

4. Manifestasi Klinis
 Menurut Fauzi (2014) pada permulaan gejala diabetes mellitus yang
ditunjukan melPolidipsia (banyak minum)
Rasa haus dan ingin minum terus. Kadang ha ini sering ditafsirkan
karena udara yang panas dan banyak kerja berat, padahal tanda-tanda
ini muncu sebagai awal gejaa penyakit DM
 Polifagia (banyak makan)
Penderita sering makan (banyak makan) ini terjadi akibat kadar gula
yang tinggi namun tidak dapat masuk kedaam seluntuk digunakan
dalam proses metabolisme. Ketika kadar gulah darah tidak dapat
masuk kedalam sel, tubuh berpikir belum mendapatkan asupan
makanan sehingga mengirim sinyal lapar untuk mendapatkan glukosa
lebih banyak agar sel-sel dapat berfungsi.
 Poliuria
Gejala yang sering dirasakan penderita adalah sering kencing dengan
volume urine yang banyak kencing yang sering pada malam hari
terkadang sangat mengganggu penderita.
 Penurunan berat badan (BB) dan rasa lemah
Penurunan berat badan dalam waktu relatif singkat, merupakan gejala
awal yang sering dijumpai.
a. Gejala kronik yang sering timbul adalah:
 Kesemutan
 Kulit terasa panas seperti tertusuk jarum, gatal dan kering
 Rasa tebal dikulit
 Kram
 Mudah leleh dan marah
 Mudah ngantuk
 Mata kabur
 Gatal disekitar kemaluan (keputihan)

5. Patofisiologi
Pada diabetes tipe 1 terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan Insulin karena
sel sel beta pankreas telah dihancurkan oleh prosesautoimun. Hiperglikemia terjadi
akibat produksi glukosa yang tidak oleh hati. Disamping itu, glukosa yang berasal
dari makanan tidak simpan dalam hati meskipun tetap berada dalam adarah dan
menimbulkan hiperglikemia postprandial (sesudah makan). Ketika glukosa berlebihan
disekresikan ke dalam urin,ekresi ini akan disertai pengeluaran cairan dan elektrolit
yang berlebihan. Keadaan ini disebut deuresis osmotik. Sebagai akibat dari
kehilangan cairan ,pasien akan mengalami peningkatan dalam berkemih (poliuria)
dan rasa haus (polidipsi).
Defisiensi insulin juga mengganggu metabolisme dan lemak yang menyebakan
penurunan berat badan. Pasien dapat mengalami peningkatan selera makan (polifagia)
akibat menurunnya simpanan kalori. Gejala lainnya mencakup kelemahan dan
kelelahan. Dalam keadaan normal insulin mengendalikan glikogenesis (pemecahan
glukosa yang disimpan).
Menurut Riyadi,S. dan Sukarmin (2011). Pemeriksaan gula darah pada pasien
Diabetes melitus antara lain :
a. Gula darah puasa (GDO ) 70 -110 mg/dl
Kriteria diagnostik untuk Diabetes melitus > 140 mg/dl paling sedikit
dalam dua kali pemeriksaan. Atau > 140 mg/dl disertai gejala klasik
hiperglikemia, atau IGT 115 – 140 mg/dl.
b. Gula darah 2 jam prandial < 140 mg/dl
Digunakan untuk skrining atau evaluasi pengobatan bukan diagnostik.
c. Gula darah sewaktu < 140 mg/dl
Digunakan untuk skrining bukan diagnostik.
d. Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)
GD < 115 mg/dl ½ jam , 1 jam, 1 ½ jam < 200 mg/dl,2 jam < 140 mg/dl.
TTGO dilakukan hanya pada pasien yang telah bebas dan diet .
Beraktivitas fisik 3 hari sebelum tes tidak dianjurkan pada:
 Hiperglikemi yang sedang puasa
 Orang yang mendapat thiazide, Dilantin, propanolol, lasik,
thyroid, Estrogen, pil KB, steroid.
 Pasien yang dirawat atau sakit akut atau pasien inaktif
e. Tes Toleransi Glukosa Intravena (TTGI)
Dilakukan jika TTGO merupakan kontra indikasi atau terdapat kelainan
gastrointestinal yang mempengaruhi absorpsi glukosa.
f. Glyeosatet hemoglobin
g. Cara menggunakan fasilitas perawatan kesehatan ( Atun M, 2010)

6. Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan pasien dengan Diabetes Melitus adalah mengontrol gula
darah dalam rentang normal. Untuk mengontrol gula darah, ada lima faktor penting
yang harus diperhatikan yaitu:
a. Asupan makanan atau manajemen diet.
b. Latihan fisik atau exercise.
c. Obat-obatan penurun gula darah.
d. Pendidikan kesehatan.
e. Monitoring.
Penatalaksanaan Diabetes Melitus bersifat individual artinya perlu dipertimbangkan
kebutuhan terhadap usia pasien, gaya hidup, kebutuhan nutrisi, kematangan, tingkat
aktivitas, pekerjaan, dan kemampuan pasien dalam mengontrol gula darah secara
mandiri (Tarwoto dkk, 2012).

7.

B. KONSEP DASAR ASKEP

Anda mungkin juga menyukai