DIABETES MELITUS
4. Manifestasi Klinis
Menurut Fauzi (2014) pada permulaan gejala diabetes mellitus yang
ditunjukan melPolidipsia (banyak minum)
Rasa haus dan ingin minum terus. Kadang ha ini sering ditafsirkan
karena udara yang panas dan banyak kerja berat, padahal tanda-tanda
ini muncu sebagai awal gejaa penyakit DM
Polifagia (banyak makan)
Penderita sering makan (banyak makan) ini terjadi akibat kadar gula
yang tinggi namun tidak dapat masuk kedaam seluntuk digunakan
dalam proses metabolisme. Ketika kadar gulah darah tidak dapat
masuk kedalam sel, tubuh berpikir belum mendapatkan asupan
makanan sehingga mengirim sinyal lapar untuk mendapatkan glukosa
lebih banyak agar sel-sel dapat berfungsi.
Poliuria
Gejala yang sering dirasakan penderita adalah sering kencing dengan
volume urine yang banyak kencing yang sering pada malam hari
terkadang sangat mengganggu penderita.
Penurunan berat badan (BB) dan rasa lemah
Penurunan berat badan dalam waktu relatif singkat, merupakan gejala
awal yang sering dijumpai.
a. Gejala kronik yang sering timbul adalah:
Kesemutan
Kulit terasa panas seperti tertusuk jarum, gatal dan kering
Rasa tebal dikulit
Kram
Mudah leleh dan marah
Mudah ngantuk
Mata kabur
Gatal disekitar kemaluan (keputihan)
5. Patofisiologi
Pada diabetes tipe 1 terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan Insulin karena
sel sel beta pankreas telah dihancurkan oleh prosesautoimun. Hiperglikemia terjadi
akibat produksi glukosa yang tidak oleh hati. Disamping itu, glukosa yang berasal
dari makanan tidak simpan dalam hati meskipun tetap berada dalam adarah dan
menimbulkan hiperglikemia postprandial (sesudah makan). Ketika glukosa berlebihan
disekresikan ke dalam urin,ekresi ini akan disertai pengeluaran cairan dan elektrolit
yang berlebihan. Keadaan ini disebut deuresis osmotik. Sebagai akibat dari
kehilangan cairan ,pasien akan mengalami peningkatan dalam berkemih (poliuria)
dan rasa haus (polidipsi).
Defisiensi insulin juga mengganggu metabolisme dan lemak yang menyebakan
penurunan berat badan. Pasien dapat mengalami peningkatan selera makan (polifagia)
akibat menurunnya simpanan kalori. Gejala lainnya mencakup kelemahan dan
kelelahan. Dalam keadaan normal insulin mengendalikan glikogenesis (pemecahan
glukosa yang disimpan).
Menurut Riyadi,S. dan Sukarmin (2011). Pemeriksaan gula darah pada pasien
Diabetes melitus antara lain :
a. Gula darah puasa (GDO ) 70 -110 mg/dl
Kriteria diagnostik untuk Diabetes melitus > 140 mg/dl paling sedikit
dalam dua kali pemeriksaan. Atau > 140 mg/dl disertai gejala klasik
hiperglikemia, atau IGT 115 – 140 mg/dl.
b. Gula darah 2 jam prandial < 140 mg/dl
Digunakan untuk skrining atau evaluasi pengobatan bukan diagnostik.
c. Gula darah sewaktu < 140 mg/dl
Digunakan untuk skrining bukan diagnostik.
d. Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)
GD < 115 mg/dl ½ jam , 1 jam, 1 ½ jam < 200 mg/dl,2 jam < 140 mg/dl.
TTGO dilakukan hanya pada pasien yang telah bebas dan diet .
Beraktivitas fisik 3 hari sebelum tes tidak dianjurkan pada:
Hiperglikemi yang sedang puasa
Orang yang mendapat thiazide, Dilantin, propanolol, lasik,
thyroid, Estrogen, pil KB, steroid.
Pasien yang dirawat atau sakit akut atau pasien inaktif
e. Tes Toleransi Glukosa Intravena (TTGI)
Dilakukan jika TTGO merupakan kontra indikasi atau terdapat kelainan
gastrointestinal yang mempengaruhi absorpsi glukosa.
f. Glyeosatet hemoglobin
g. Cara menggunakan fasilitas perawatan kesehatan ( Atun M, 2010)
6. Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan pasien dengan Diabetes Melitus adalah mengontrol gula
darah dalam rentang normal. Untuk mengontrol gula darah, ada lima faktor penting
yang harus diperhatikan yaitu:
a. Asupan makanan atau manajemen diet.
b. Latihan fisik atau exercise.
c. Obat-obatan penurun gula darah.
d. Pendidikan kesehatan.
e. Monitoring.
Penatalaksanaan Diabetes Melitus bersifat individual artinya perlu dipertimbangkan
kebutuhan terhadap usia pasien, gaya hidup, kebutuhan nutrisi, kematangan, tingkat
aktivitas, pekerjaan, dan kemampuan pasien dalam mengontrol gula darah secara
mandiri (Tarwoto dkk, 2012).
7.