Anda di halaman 1dari 15

IDENTIFIKASI TANAMAN BIOFARMAKA

Mata kuliah : Pengantar pertanian


Materi kuliah : Teknik Budidaya Tanaman Biofarmaka dan Pemanfaatan Teknologi
Hari/Tanggal : Rabu,20 Januari 2021
Nama mahasiswa : Zurwan Mufaidillah
NIREM : 03.06.20.0175
Prodi : Teknologi benih
Dosen pengampu : Suharno, SP.MP
: Dr. Ananti Yekti, SP.MP
: Ir. Ali Rahman, SP.,M.Sc
Asisten dosen : Annisa Khoiriyah.SP.,M.Sc

Tanaman Biofarmaka adalah tanaman yang bermanfaat untuk obat-obatan, kosmetik


dan kesehatan yang dikonsumsi atau digunakan dari bagian-bagian tanaman seperti daun,
batang, bunga, buah, umbi (rimpang) ataupun akar. Adapun jenis-jenis tanaman biofarmaka
serta klasifikasi, morfologi, kandungan senyawa metabolit sekunder, manfaat untuk
kesehatan dan cara budidaya.
A. Kunyit ( Curcuma domestica Val. )
Kunyit merupakan tanaman obat berupa semak dan bersifat tahunan
(perenial) yang tersebar di seluruh daerah tropis.
 Klasifikasi
Klasifikasi dari tanaman kunyit ini sendiri antara lain adalah sebagai
berikut;

 Kingdom : Plantae
 diviso : Spermatophyta
 Sub-diviso : AngiospermaeKelas : Liliopsida (tanaman monokotil)
 Ordo : Zingiberales
 Kelas : Monocotyledoneae
 Famili : Zingiberaceae
 Genus : Curcuma
 Species : Curcuma domestica Val.
 Morfologi
Tanaman kunyit tumbuh bercabang dengan tinggi 40-100 cm. Batang
merupakan batang semu, tegak, bulat, membentuk rimpang dengan warna
hijau kekuningan dan tersusun dari pelepah daun (agak lunak). Daun tunggal,
bentuk bulat telur (lanset) memanjang hingga 10-40 cm, lebar 8-12,5 cm dan
pertulangan menyirip dengan warna hijau pucat. Berbunga majemuk yang
berambut dan bersisik dari pucuk batang semu, panjang 10-15 cm dengan
mahkota sekitar 3 cm dan lebar 1,5 cm, berwarna putih/kekuningan. Ujung
dan pangkal daun runcing, tepi daun yang rata. Kulit luar rimpang berwarna
jingga kecoklatan, daging buah merah jingga kekuning-kuningan.
 Kandungan senyawa metabolit sekunder
Ada tiga jalur utama untuk pembentukan metabolit sekunder, yaitu 1) Jalur
Asam Malonat Asetat, 2) Jalur Asam Mevalonat Asetat dan 3) Jalur Asam
Shikimat.
 Jalur Asam Malonat Senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan
melalui jalur asam malonat diantaranya: asam lemak (laurat, miristat,
palmitat, stearat, oleat, linoleat, linolenic), gliserida, poliasetilen,
fosfolipida, dan glikolipida.
 Jalur Asam Mevalonat Senyawa metabolit sekunder dari jalur ini
diantaranya adalah Essential oil, Squalent, Monoterpenoid, Menthol,
Korosinoid, Streoid, Terpenoid, Sapogenin, Geraniol, ABA, dan GA3.
 Jalur Asam Sikhimat Metabolit sekunder yang disintesis melalui jalur
asam shikimat diantaranya adalah Asam Sinamat, Fenol, Asam
benzoic, Lignin, Koumarin, Tanin, Asam amino benzoic dan Quinon.
 Manfaat untuk kesehatan
Kunyit banyak digunakan sebagai ramuan jamu karena berkhasiat
menyejukkan, membersihkan, mengeringkan, menghilangkan gatal, Menjaga
Kesehatan Perut, Mencegah Kepikunan atau Alzheimer, Menjaga Kesehatan
Kulit dan program diet, serta menyembuhkan kesemutan. Manfaat utama
tanaman kunyit, yaitu: sebagai bahan obat tradisional, bahan baku industri
jamu dan kosmetik, bahan bumbu masak, peternakan dll. Disamping itu
rimpang tanaman kunyit itu juga bermanfaat sebagai anti inflamasi, anti
oksidan, anti mikroba, pencegah kanker, anti tumor, dan menurunkan kadar
lemak darah dan kolesterol, serta sebagai pembersih darah.
 Cara budidaya

Cara budidaya

meliputi Persyaratan Penyiapan Teknik penyiapan Pemindahan


bibit bibit bibit bibit
Pembibitan

Persiapan lahan Pembukaan lahan Pembentukan bedengan Pemupukan (sebelum tanam)


meliputi
Pengelolaan media
tanam

Pemupukan
Teknik penanaman meliputi Penentuan pola Pembuatan Cara penanaman Periode tanam
konvensional
tanam lubang tanam
Pemupukan
meliputi
Pemeliharaan penyulaman penyiangan pembubunan pemupukan organik Pengairan dan penyiraman
tanaman

Pengendalian hama meliputi Gulma (alang-alang,rumput teki,rumput Pengendalian hama/penyakit


Hama (ulat Penyakit (busuk bakteri
dan penyakit penggerek akar) rimpang dan karat daun lulangan,ageratum, dan gulma berdaun lebar) secara organik
kunyit)

panen Ciri dan umur panen (8-18 Cara panen (membongkar Periode panen (musim Periode panen (musim
meliputi
bulan atau 11-12 bulan) dengan cangkul/garu) kemarau) kemarau)

Pasca panen meliputi Penyortiran dan perajangan pengeringan Penyortiran kering pengemasan penyimpanan
pencucian

Tahapan pengolahan
lanjutan
B. Jahe (Zingiber officinale Rosc)
Jahe (Zingiber officinale Rosc) adalah tanaman herba tahunan yang bernilai ekonomi
tinggi. Tanaman ini umumnya dipanen pada kisaran umur 8-12 bulan, tergantung
keperluan.
 Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Viridiplantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber Mill
Spesies : Zingiber officinale Roscoe
 Morfologi
Tinggi 30 cm - 1 m, rimpang bila dipotong berwarna kuning atau jingga. Daun
sempit, panjang 15 – 23 mm dan lebar 8 – 15 mm, tangkai daun berbulu
panjang 2 – 4 mm, bentuk lidah daun memanjang panjang 7,5 – 10 mm dan
tidak berbulu, seludang agak berbulu. Perbungaan berupa malai tersembul
dipermukaan tanah, berbentuk tongkat atau bundar telur yang sempit 2,75 – 3
cm kali lebarnya, sangat tajam, panjang malai 3,5 – 5 cm, lebar 1,5 – 1,75 cm ,
gagang bunga hampir tidak berbulu, panjang 25 cm, rahis berbulu jarang, sisik
pada gagang terdapat 5 – 7 buah, berbentuk lanset, letaknya berdekatan atau
rapat, hampir tidak berbulu, panjang sisik 3 – 5 cm; daun pelindung berbentuk
bundar telur terbalik, bundar pada ujungnya, tidak berbulu, berwarna hijau
cerah, panjang 2,5 cm, lebar 1 – 1,75 cm ; mahkota bunga berbentuk tabung 2
– 2,5 cm, helainya agak sempit, berbentuk tajam, berwarna kuning kehijauan,
panjang 1,5 – 2,5 mm, lebar 3 – 3.5 mm, bibir berwarna ungu, gelap,
berbintik-bintik berwarna putih kekuningan, panjang 12 – 15 mm, kepala sari
berwarna ungu, panjang 9 mm, tangkai putik 2.
 Kandungan senyawa metabolit sekunder
Kandungan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada tanaman jahe
terutama golongan flavonoida, fenolik, terpenoida, dan minyak atsiri Senyawa
fenol jahe merupakan bagian dari komponen oleoresin, yang berpengaruh
dalam sifat pedas jahe.sedangkan senyawa terpenoida adalah merupakan
komponen-komponen tumbuhan yang mempunyai bau, dapat diisolasi dari
bahan nabati dengan penyulingan minyak atsiri. Monoterpenoid merupakan
biosintesa senyawa terpenoida, disebut juga senyawa “essence” dan memiliki
bau spesifik. Senyawa monoterpenoid banyak dimanfaatkan sebagai
antiseptik, ekspektoran, spasmolitik, sedative, dan bahan pemberi aroma
makanan dan parfum. Senyawa-senyawa metabolit sekunder golongan fenolik,
flavanoiada, terpenoida dan minyak atsiri yang terdapat pada ekstrak jahe
diduga merupakan golongan senyawa bioaktif yang dapat menghambat
pertumbuhan bakeri.
 Manfaat untuk kesehatan
Rimpang jahe dapat digunakan sebagai bumbu masak, pemberi aroma
dan rasa pada makanan seperti roti, kue, biskuit, kembang gula dan berbagai
minuman. Jahe juga dapat digunakan pada industri obat, minyak wangi,
industri jamu tradisional, diolah menjadi asinan jahe, dibuat acar, lalap,
bandrek, sekoteng dan sirup.
Dewasa ini para petani cabe menggunakan jahe sebagai pestisida alami.
Dalam perdagangan jahe dijual dalam bentuk segar, kering, jahe bubuk dan
awetan jahe. Disamping itu terdapat hasil olahan jahe seperti: minyak astiri
dan koresin yang diperoleh dengan cara penyulingan yang berguna sebagai
bahan pencampur dalam minuman beralkohol, es krim, campuran sosis dan
lain-lain.
Adapun manfaat secara pharmakologi antara lain adalah sebagai
karminatif
(peluruh kentut), anti muntah, pereda kejang, anti pengerasan pembuluh
darah, peluruh keringat, anti inflamasi, anti mikroba dan parasit, anti piretik,
anti rematik, serta merangsang pengeluaran getah lambung dan getah
empedu.
 Cara budidaya

Cara budidaya

Pembibitan tiga jenis jahe, yaitu jahe putih besar (gajah), jahe putih kecil (jahe emprit) dan jahe merah. Jenis tanaman jahe yang hendak dibudidayakan sebaiknya dipilih dari
varietas unggul yang mempunyai potensi produksi tinggi. produksi tinggi.

Pembibitan Jahe diperbanyak dengan menggunakan stek rimpang. Untuk mendapatkan benih yang baik rimpang perlu diseleksi. Benih yang akan digunakan harus jelas asal
usulnya, sehat dan tidak tercampur dengan varietas lain.

Persiapan lahan Tujuan pengolahan tanah adalah untuk menciptakan tanah menjadi gembur, subur, berhumus, berdrainase baik dan beraerasi baik, serta membersihkan dari gulma.
mencangkul tanah sedalam 30 cm, Lebar bedengan berkisar antara 60-120 cm, tinggi bedengan 25-30 cm dan lubang tanam sedalam 5-7 cm.

Penanaman Benih jahe ditanam sedalam 5-7 cm dengan tunas menghadap ke atas, jangan terbalik, Jarak tanam jahe putih besar 80 cm x 40 cm atau 60 cm x 40 cm, dan jahe
putih kecil dan jahe merah jarak tanam digunakan 60 cm x 40 cm.

pemupukan agar unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman tersedia cukup. pupuk organik untukmemperbaiki tekstur tanah dan aerasi tanah, dan pupuk anorganik terutama N,
P, dan K.jahe putih gajah 300-400 kg/ha,jahe putih kecil 200-300 kg/ha, dan jahe merah 200-300 kg/ha.

Penyulaman,pembubu Penyulaman dilakukan terhadap tanaman yang mati atau pertumbuhannya tidak baik Penyulaman dilakukan pada umur 1-1,5 bulan, Pembumbunan dilakukan guna

nan dan penyiangan menggemburkan tanah, dan Penyiangan dilakukan untuk menghindari gulma yang dapat menurunkan hasil produksi sampai 60% saat jahe berumur 6-7 bulan.
meliputi

Pengendalian hama Hama yang dijumpai pada tanaman jahe adalah Kepik, menyerang daun tanaman hingga berlubang-lubang. Ulat penggesek akar, menyerang akar tanaman jahe hingga menyebabkan
dan penyakit tanaman jahe menjadi kering dan mati. dan Kumbang. serta penyakit yang di jumpai adalah penyakit layu bakteri,penyakit busuk rimpang, dan penyakit bercak daun.

Panen dan pasca jahe dipanen setelah umur 8-12 bulan, Panen dilakukan dengan cara membongkar seluruh tanaman menggunakan cangkul atau garpu. Pada penanganan pasca panen jahe masuk
panen proses Perajangan rimpang dilakukan melintang dengan ketebalan kira-kira 5 mm – 7 mm, pengeringan dengan panas matahari atau dengan pengeringan buatan/oven pada suhu 36-
46oC.
Tahapan pengolahan
lanjutan
C. Kumis kucing ( Orthosiphon spp. )
Kumis kucing merupakan tanaman obat berupa tumbuhan berbatang basah yang
tegak.
 Klasifikasi

Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Angiospermae
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Dicotyledonae
Sub Kelas : Asteridae
 Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Orthosiphon
Spesies : Orthosiphon spp.
 Morfologi
Tanaman terna yang tumbuh tegak, pada buku-bukunya berakar tetapi tidak
tampak nyata, tinggi tanaman sampai 2m. Batang bersegi empat agak beralur.
Helai daun berbentuk bundar telur lonjong, lanset, lancip atau tumpul pada
bagian ujungnya, ukuran daun panjang 1 – 10cm dan lebarnya 7.5mm –
1.5cm, urat daun sepanjang pinggir berbulu tipis atau gundul, dimana kedua
permukaan berbintik-bintik karena adanya kelenjar yang jumlahnya sangat
banyak, panjang tangkai daun 7 – 29cm. Kelopak bunga berkelenjar, urat dan
pangkal berbulu pendek dan jarang sedangkan di bagian yang paling atas
gundul. Bunga bibir, mahkota berwarna ungu pucat atau putih, dengan ukuran
panjang 13 – 27mm, di bagian atas ditutupi oleh bulu pendek yang berwarna
ungu atau putih, panjang tabung 10 – 18mm, panjang bibir 4.5 – 10mm, helai
bunga tumpul, bundar. Benang sari ukurannya lebih panjang dari tabung
bunga dan melebihi bibir bunga bagian atas. Buah geluk berwarna coklat
gelap, panjang 1.75 – 2mm.
 Kandungan senyawa metabolit sekunder
Jika ditinjau dari segi pengetahuan kimia, tumbuhan herbal ini kaya akan
kandungan glikosida orthosiphonin, kandungan zat ini bermanfaat sebagai zat
yang dapat melarutkan fosfor serta asam urat yang ada dalam tubuh kita,
terutama pada bagian empedu serta kandung kemih.
Kumis kucing mengandung minyak atsiri 0,02-0,06% terdiri dari 60 macam
sesquiterpens dan senyawa fenolik. 0,2% flavonoid lipofil dengan kandungan
utama sinensetin, eupatorin, skutellarein, tetrametil eter, salvigenin,
rhamnazin; glikosida flavonol, turunan asam kafeat (terutama asam rosmarinat
dan asam 2,3-dikaffeoil tartarat), metilripariokromen A 6-(7,8-dimetoksi-2,2-
dimetil [2H,1-benzopiran]-il), saponin serta garam kalsium (3%) dan
myoinositol.4,9,13). Hasil ekstraksi daun dan bunga Orthosiphon
aristatus ditemukan metilripariokromen A atau 6-(7,8-dimetoksietanon). Selain
itu, juga ditemukan senyawa golongan flavonoid antara lain:
 Sinensetin ( 5,6,7,3′,4′- pentametoksi flavon )
 Tetrametilskutellarein (5,6,7,4′-tetra metoksi flavon)
 5-hidroks i 6,7,3′,4′ tetrametoksi flavone.
 Salvigenin (5-hidroksi-6,7,4′-trimetoksi flavon)
 Kirsimaritin (5,6-dihidroksi-7,4′-dimetoksi flavon)
 Pilloin (5,3’-dihidroksi-7,4’-dimetoksi flavon)
 Rhamnazin (3,5,4′-trihidroksi-7,3′-dimetoksi flavon).
Di dalam kumis kucing ditemukan 9 macam golongan senyawa flavon dalam
bentuk aglikon, 2 macam glikosida flavonol, 1 macam senyawa kumarin, asam
kafeat dan 7 macam senyawa depsida turunan asam kafeat, skutellarein, 6-
hidroksiluteolin, sinensetin.
 Manfaat untuk kesehatan
Daun kumis kucing basah maupun kering digunakan sebagai bahan obat-
obatan.
 Obat Radang ginjal
 Obat Batu ginjal
 Obat Kencing manis
 Obat Albuminuria
 Obat Syphilis
 Obat Hipertensi
 Obat untuk memperlancar pengeluaran air kemih (diuretik)
 Obat Rematik
 Obat Batuk
 Obat Encok
 Obat Masuk Angin
 Obat Sembelit
 Obat Sakit Pinggang
Di Indonesia daun yang kering dipakai (simplisia) sebagai obat yang
memperlancar pengeluaran air kemih (diuretik) sedangkan di India untuk
mengobati rematik.
 Cara budidaya

Cara budidaya

Pembibitan Penyiapan Bibit Potong-potong batang menjadi stek berukuran 15–20 cm berbuku 2-3. jarak tanam 40 x 40 cm diperlukan 50.000-62.500 stek/ha. Teknik
Penyemaian Bibit digunakan jarak tanam 10x10 cm langsung ditanam sedalam 20 cm. Setelah itu disirami 1-2 kali sehari.

Persiapan Tanah diolah 30-40 cm, gulma dan tanaman lain dibuang. Setelah diolah, tanah dibiarkan 15 hari, Pembentukan Bedengan dibuat selebar 100-120 cm
Pengolahan media
tinggi 30 cm dan jarak antar bedengan 40-50 cm. dan diberikan pupuk kandang sebanyak 50 – 60 ton per hektar, dan Pemupukan (sebelum tanam) pupuk kandang
tanam
sebanyak 2,4-3,2 kg/lubang dan Campur tanah bedengan dengan 15-20 kg/ha pupuk.

Teknik penanaman Waktu tanam terbaik adalah di awal musim hujan (Oktober-Desember) Pembuatan Lubang Tanam Buat lubang tanam berukuran 30x30x30 cm dengan jarak tanam
40 x 40 cm dan Cara Penanaman Tanamkan bibit/stek tegak lurus sedalam 5 cm atau 1/3 bagian dari pangkal batang stek. Setiap lubang diisi 4-6 bibit/stek.

Pemeliharaan Penyulaman Dilakukan antara 1-15 hari setelah tanam dilakukan terutama pada tanaman yang mati atau tumbuh tidak normal Penyiangan Gulma disiangi secara
tanaman kontinyu untuk mengurangi persaingan unsur hara harus tetap dilakukan agar tidak mengganggu tanaman.

Pemupukan secara organic dengan menggunakan pupuk kompos pupuk kompos organic dapat diberikan setiap bulan sekali sebanyak 1 – 2kg, pada tanaman
pemupukan
dewasa yaitu setiap 2 – 3 minggu sekali sebesar 1.5 – 3kg per tanaman, dan Pemupukan Konvensional Dosis pupuk anjuran adalah 75 kg/ha urea yang diberikan
setiap 3 kali.

Pengairan dan Pada awal pertumbuhan, tanaman diairi/disiram 1-2 kali sehari. Penambahan air dapat dilakukan dengan cara disiram atau menggenangi saluran di antara bedengan

penyiraman dengan air.

Hama yang sering ditemukan adalah kutu daun dan ulat daun. Penyakit yang menyerang disebabkan oleh jamur upas (Upsia salmonicolor atau Corticium salmonicolor).
Pengendalian hama Pengendalian dilakukan dengan perbaikan tata air, meningkatkan kebersihan kebun, memotong bagian yang sakit, pergiliran tanaman dan penyemprotan pestisida selektif. Dan
dan penyakit Gulma yang banyak tumbuh di lahan pertanaman kumis kucing cukup bervariasi dan kebanyakan dari jenis gulma kebun seperti rumput teki, lulangan, ageratum, alang-alang.

Panen dan pasca Kumis kucing berumur 1 bulan setelah tanam, tangkai bunga belum muncul dan tinggi tanaman sekitar 50 cm. Cara panen dengan Daun dipanen dengan cara memetik pucuk bedaun
panen 3-5 helai kemudian merempal daun-daun tua di bawahnya sampai helai ke 10. Panen dilaksanakan dalam periode 2-3 minggu sekali dihasilkan daun basah 6-9 ton/ha
yang setara dengan 1-2 ton/ha daun kering. Pasca panen terdiri dari penyortiran,Pengeringan didalam oven dilakukan pada suhu 50oC - 60oC setelah kadar airnya dibawah 5%,
pengemasan, dan penyimpanan dengan Kondisi gudang tidak lembab dan suhu tidak melebihi 30oC, dan harus memiliki ventilasi baik dan lancar, tidak bocor.
Tahapan pengolahan
lanjutan
 Daftar pustaka
 Kunyit
 Mentri pertanian. 2019. Tanaman kunyit; klasifikasi,ciri
morfologi,manfaat dan cara budidaya. Diakses dari
https://dosenpertanian.com pada 20 januari 2021.
 Samanhudi, S., Yunus, A., & Pujiasmanto, B. Budidaya Organik
Kunyit pada Kluster Biofarmaka Kabupaten Karanganyar. Caraka
Tani: Journal of Sustainable Agriculture, 33(1), 34-41.
 Anonim. KUNYIT ( Curcuma domestica Val. ). Diakses dari Referensi
Budidaya Tan Biofarmaka - Google Drive pada 20 januari 2021 .
 Jahe
 Rina nisrina mawaddah. Metabolit pada jahe. Diakses dari Metabolit
pada Jahe (slideshare.net) pada 20 januari 2021
 Balai besar pengkajian dan pengembangan teknologi pertanian bada
penelitian dan pengembangan pertanian. 2008. Teknologi budidaya
jahe. Diakses dari Referensi Budidaya Tan Biofarmaka - Google Drive
pada 20 janiari 2021.
 Anonim. JAHE ( Zingiber Officinale ). Diakses dari Referensi
Budidaya Tan Biofarmaka - Google Drive pada 20 januari 2021.
 Lestari, S., Astuti, Y., Malik, R. J., & Kardiyanto, E. (2019). Keragaan
Pertumbuhan Tanaman Jahe Merah (Zingiber officinale Rosc.) pada
Kondisi Cekaman Kekeringan Di Provinsi Banten: Growth
Performance of Red Ginger Plant (Zingiber officinale Rosc.) on
Drought Stress Condition In Banten Province. Jurnal Online
Agroekoteknologi, 7(1), 140-148.
 Kumis kucing
 Delyani, R., Kurniawati, A., Melati, M., & Faridah, D. N. (2017).
Produksi simplisia kumis kucing dengan perbedaan cara pemupukan
dan ketinggian pangkas pada rotasi panen tiga minggu. Jurnal
Hortikultura Indonesia, 8(3), 209-217.
 Sains gudang inspirasi dan inovasi. Metabolit Sekunder pada Pegagan
dan Kumis Kucing. Diakses dari https://eduscience14.wordpress.com
pada 21 januari 2021
 Anonim. KUMIS KUCING( Orthosiphon spp. ). Diakses dari
Referensi Budidaya Tan Biofarmaka - Google Drive pada 20 januari
2021 .
 Anonim. 2014. Klasifikasi Tanaman Kumis Kucing. Diakses dari
https://klasifikasitanaman.blogspot.com pada 21 januari 2021.

Anda mungkin juga menyukai