Anda di halaman 1dari 17

RESUME MATERNITAS

Dosen Pengajar: Asmawati, S.Kp.,MKep

Disusun Oleh:
Widya Andriani
P0 5120219 089
2B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
PRODI DIII KEPERAWATAN BENGKULU
JURUSAN KEPERAWATAN
BENGKULU
TAHUN 2020

A. Anatomi Sistem Reproduksi Wanita


1. Genetalia Eksterna (vulva)

Yang terdiri dari:

a. Tundun (Mons veneris)

Bagian yang menonjol meliputi simfisis yang terdiri dari jaringan dan
lemak, area ini mulai ditumbuhi bulu (pubis hair) pada masa pubertas.
Bagian yang dilapisi lemak, terletak di atas simfisis pubis

b. Labia Mayora

Merupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk lonjong. Kedua


bibir ini bertemu di bagian bawah dan membentuk perineum. Labia
mayora bagian luar tertutp rambut, yang merupakan kelanjutan dari
rambut pada mons veneris.
c. Labia Minora

Bibir kecil yang merupakan lipatan bagian dalam bibir besar (labia
mayora), tanpa rambut. Setiap labia minora terdiri dari suatu jaringan
tipis yang lembab dan berwarna kemerahan;Bagian atas labia minora
akan bersatu membentuk preputium dan frenulum clitoridis, sementara
bagian. Di Bibir kecil ini mengeliligi orifisium vagina bawahnya akan
bersatu membentuk fourchette
d. Klitoris

Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil.


Glans clitoridis mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf
sensoris sehingga sangat sensitif.
e. Vestibulum (serambi)

Merupakan rongga yang berada di antara bibir kecil (labia minora).


Pada vestibula terdapat 6 buah lubang, yaitu orifisium urethra eksterna,
introitus vagina, 2 buah muara kelenjar Bartholini, dan 2 buah muara
kelenjar paraurethral.
f. Himen (selaput dara)
Terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastic. Lapisan tipis ini yang
menutupi sabagian besar dari liang senggama, di tengahnya berlubang
supaya kotoran menstruasi dapat mengalir keluar.

g. Perineum (kerampang)

Terletak di antara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4 cm.


Dibatasi oleh otot-otot muskulus levator ani dan muskulus coccygeus.
Otot-otot berfungsi untuk menjaga kerja dari sphincter ani

2. Genetalia Internal
a. Vagina

Merupakan saluran muskulo-membraneus yang menghubungkan


rahim dengan vulva.
Fungsi utama vagina:
1) Saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi.
2) Alat hubungan seks.
3) Jalan lahir pada waktu persalinan.

b. Uterus
Merupakan Jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis minor diantara
kandung kemih dan rektum. Dinding belakang dan depan dan bagian
atas tertutup peritonium, sedangkan bagian bawah berhubungan dengan
kandung kemih.

d. Tuba Fallopii

Tuba fallopii merupakan tubulo-muskuler, dengan panjang 12 cm dan


diameternya antara 3 sampai 8 mm. fungsi tubae sangat penting, yaiu
untuk menangkap ovum yang di lepaskan saat ovulasi, sebagai saluran
dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi, tempat terjadinya konsepsi,
dan tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai
mencapai bentuk blastula yang siap melakukan implantasi.

e. Ovarium

Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan


uterus di bawah tuba uterina dan terikat di sebelah belakang oleh
ligamentum latum uterus. Ovarium yang disebut juga indung telur,
mempunyai 3 fungsi:
a. Memproduksi ovum
b. Memproduksi hormone estrogen
c. Memproduksi progesteron

B. Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita

1. Hormon Reproduksi pada wanita


a. Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel
folikel sekitar sel ovum.
b. Hormon Estrogen yang berfungsi merangsang sekresi hormone LH.
c. Hormon LH yang berfungsi merangsang terjadinya ovulasi (yaitu
proses pematangan sel ovum).
d. Hormon progesteron yang berfungsi untuk menghambat sekresi FSH
dan LH
 D. Hormon-Hormon Reproduksi

1. Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi
yang paling penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna
untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu
pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll. Estrogen
juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan
endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina
sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.

2. Progesteron
Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone
mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima
implantasi zygot. Kadar progesterone terus dipertahankan selama
trimester awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon
HCG.

3. Gonadotropin Releasing Hormone


GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak.
GNRH akan merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di
hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan
umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH akan menjadi
rendah, begitupun sebaliknya.

4. FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone)


Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang
diproduksi oleh hipofisis akibat rangsangan dari GNRH. FSH akan
menyebabkan pematangan dari folikel. Dari folikel yang matang akan
dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum
dan dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.

5. LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating


Hormone)
Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH,
LH berfungsi memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel
granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan
siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH meningkatkan dan
mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam
menghasilkan progesteron. Pelepasannya juga periodik / pulsatif,
kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh
eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat.

6. HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)


Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan
trofoblas (plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan
kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian
turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik
kembali sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml).
Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum
dan produksi hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa
kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi imunologik. Deteksi
HCG pada darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan
adanya kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dsb).

7. LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin


Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu /
meningkatkan produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di
ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi pematangan sel telur dan
mempengaruhi fungsi korpus luteum. Pada kehamilan, prolaktin juga

2. Anatomi Sistem Reproduksi pada Pria


Secara anatomi, sistem reproduksi pria terdiri dari genitalia

eksternal dan genitalia internal . Genitalia eksternal terdiri dari

penis dan skrotum, sedangkan genitalia internal terdiri dari testis

dan organ-organ penunjang fungsinya, yaitu epididimis, duktus

deferens (vas deferens), vesikula seminalis, duktus ejakulatorius,

glandula prostatica, dan glandula bulbouretralis (glandula

cowperi).

Genitalia eksternal

• Penis

Secara anatomi organ penis dibagi menjadi dua yaitu pars

occulta dan pars

libera. Pars occulta yang disebut juga radiks penis atau pars fiksa

adalah

• Skrotum

Skrotum merupakan kantong yang terdiri dari jaringan kutis dan

subkutis yang terletak dorsal dari penis dan kaudal dari simfisis

pubis.

Genitalia internal

• Testis

Merupakan organ berbentuk ovoid dengan jumlah dua buah,

biasanya testis sebelah kiri lebih berat dan lebih besar daripada

yang kanan. Testis terletak di dalam skrotum dan dibungkus oleh

tunica albuginea, beratnya 10-14 gram, panjangnya 4 cm,

diameter anteroposterior kurang lebih 2,5 cm. Testis merupakan

kelenjar eksokrin (sitogenik) karena pada pria dewasa

menghasilkan spermatozoa, dan disebut juga kelenjar endokrin


karena menghasilkan hormon untuk pertumbuhan genitalia

eksterna.

• Epididimis

Merupakan organ yang berbentuk organ yang berbentuk seperti

huruf C, terletak pada fascies posterior testis dan sedikit

menutupi fascies lateralis.

 Vesikula seminalis

Adalah organ berbentuk kantong bergelembung-gelembung yang

menghasilkan cairan seminal. Jumlahnya ada dua, di kiri dan

kanan serta posisinya tergantung isi vesika urinaria.

 Glandula prostatica

Merupakan organ yang terdiri atas kelenjar-kelenjar

tubuloalveolar. Terletak di dalam cavum pelvis sub peritoneal,

dorsal symphisis pubis, dilalui urethra pars prostatica.


Fisiologi Sistem Reproduksi pada Pria

Genitalia Eksternalis

• Penis

Berfungsi sebagai saluran yang menyalurkan sperma kepada

vagina wanita.

• Skrotum

Berfungsi sebagai kantung kulit khusus yang melindungi testis

dan epididimis dari cedera fisik dan merupakan pengatur suhu

testis.

1.2 Genitalia Internalis

• Testis

Berfungsi sebagai penghasil sperma dan mensekresikan hormon

testosteron.

• Epididimis

Berfungsi sebagai tempat sekresi sperma dari testis, sebagai

pematangan motilitas dan fertilitas sperma,

memekatkan/mengentalkan dan menyimpan sperma.

• Duktus deferens (Vas Deferens)

Berfungsi sebagai pembawa spermatozoa dari epididimis ke

duktus ejakulatorius dan menghasilkan cairan semen yang

berfungsi unutk mendorong sperma keluar dari dukrus

ejakulatorius dan uretra.

• Vesikula seminalis

Berfungsi sebagai penghasil fruktosa untuk memberi nutrisi

sperma yang dikeluarkan, mengeluarkan prostaglandin yang

merangsang motilitas saluran reproduksi pria untuk membantu

mengeluarkan sperma, menghasilkan sebagian besar cairan


semen, menyediakan precursor (proses biologis) untuk

pembekuan semen.

• Duktus ejakulatorius

Berfungsi membawa spermatozoa dari vas deferens menuju ke

basis prostat.

• Glandula prostatica

Berfungsi mengeluarkan cairan basa yang menetralkan sekresi

vagina yang asam, memicu pembekuan semen untuk menjaga

sperma tetap berada dalam vagina pada saat penis dikeluarkan.

• Glandula bulbuurethralis (Glandula Cowperi)

Berfungsi mengeluarkan mucus untuk pelumasan.

1.3 Hormon pada Pria

2.3.1 Hormon testosteron

Dihasilkan oleh sel interstitial yang terletak antara tubulus

seminiferus. Testosteron yang tidak terikat pada jaringan dengan

cepat diubah oleh hati menjadi aldosteron dan

dehidroepialdosteron.

Fungsi testosteron adalah sebagai berikut :

a) Efek desensus (penempatan) testis

Hal ini menunjukkan bahwa testosteron merupakan hal yang

penting untuk perkembangan seks pria selama kehidupan

manusia dan merupakan faktor keturunan.

b) Perkembangan seks primer dan sekunder

Sekresi testosteron setelah pubertas menyebabkan penis,

testis, dan skrotum membesar sampai usia 20 tahun serta

mempengaruhi pertumbuhan sifat seksual sekunder pria

mulai pada masa pubertas.


Hormon gonadtropin

Kelenjar hipofisis anterior menghasilkan dua macam hormone

yaitu Lutein hormone (LH) dan Folicle Stimulating Hormon

(FSH).

Hormon estrogen

Dibentuk dari testosteron dan dirangsang oleh hormon

perangsang folikel. Hormon ini memungkinkan

spermatogenesis untuk menyekresi protein pengikat endogen

untuk mengikat testosterone dan estrogen serta membawa

keduanya ke dalam cairan lumen tubulus seminiferus untuk

pematangan sperma.

Hormon pertumbuhan (Growth Hormone)

Hormon ini diperlukan untuk mengatur latar belakang fungsi

metabolism testis secara khusus dan untuk meningkatkan

pembelahan awal spermatogenesis.

3. Proses menstruasi
Siklus mnstruasi terbagi menjad 4. wanita yang sehat dan tidak
hamil, setiap bulan akan mengeluarkan darah dari alat
kandungannya.
a. Stadium menstruasi (Desquamasi), dimana endometrium
terlepas dari rahim dan adanya pendarahanselama 4hari.
b. Staduim prosmenstruum (regenerasi), dimana terjadi proses
terbentuknya endometrium secara bertahap selama 4hr
c. Stadium intermenstruum (proliferasi), penebalan endometrium
dan kelenjar tumbuhnya lebih cepat.
d. Stadium praemenstruum (sekresi), perubahan kelenjar dan
adanya penimbunan glikogen guna mempersiapkan
endometrium.

Hormon Menstruasi yang Memengaruhi


Proses menstruasi dipengaruhi oleh beberapa hormon, antara lain:
1. Hormon estrogen
Hormon estrogen berperan penting dalam pembentukan fisik dan organ
reproduksi wanita, misalnya dalam menumbuhkan kelenjar payudara
dan rambut di sekitar organ intim, memproduksi sel telur di dalam
ovarium, serta mengatur siklus menstruasi. Estrogen akan meningkat
pada fase ovulasi dan menurun pada fase luteal.
2. Hormon progesteron
Salah satu fungsi hormon progesteron adalah merangsang lapisan
dinding rahim untuk menebal dan siap menerima sel telur yang telah
dibuahi. Kadar hormon ini sangat rendah pada fase folikular dan akan
mengalami peningkatan pada fase luteal. Hormon ini akan diproduksi
setelah melewati fase ovulasi.
3. Gonadotrophin-releasing hormone (GnRh)
Hormon ini diproduksi di dalam otak bagian hipotalamus dan berfungsi
merangsang kelenjar pituitari untuk mengeluarkan follicle stimulating
hormone dan luteinizing hormone.
4. Follicle stimulating hormone (FSH)
Hormon ini berperan dalam produksi sel telur. Dalam siklus menstruasi,
kadar hormon ini akan meningkat sebelum fase ovulasi.
5. Luteinizing hormone (LH)
Hormon ini berfungsi merangsang ovarium untuk melepaskan sel telur
selama ovulasi. Jika sel telur bertemu sperma dan dibuahi, hormon ini
akan merangsang korpus luteum untuk memproduksi hormone
progesteron.
Proses menstruasi yang normal akan terjadi dengan fase-fase seperti di
atas dan berlangsung secara teratur tiap bulannya.

Proses pembuahan dimulai ketika sel sperma bertemu dengan sel telur
di dalam rahim. Tidak ada orang yang tahu pasti saat pembuahan terjadi,
hingga akhirnya muncul tanda-tanda kehamilan. Selanjutnya, dokter
akan menghitung usia kehamilan Anda berdasarkan hari pertama haid
terakhir (HPHT).
Sel telur dalam tubuh wanita, matang pada periode tertentu setiap
bulannya. Sementara tubuh pria senantiasa memproduksi jutaan sperma.
Namun dari sekitar 350 juta sperma yang diproduksi saat ejakulasi,
paling tidak hanya satu sperma yang berhasil membuahi sel telur.

Agar peluang terjadinya pembuahan dan kehamilan lebih tinggi, jumlah


dan kualitas sperma serta sel telur harus dalam kondisi yang baik.
4.Proses Pembuahan
Saat mencapai orgasme, pria mengeluarkan cairan mani yang
kaya akan sperma. Cairan ini melesat ke dalam rahim mencari jalan
untuk bertemu dengan sel telur. Posisi seks tertentu, seperti posisi
misionaris dipercaya dapat mempermudah masuknya sperma ke dalam
rahim, sehingga memungkinkan terjadinya kehamilan.
Kontraksi lembut pada rahim membantu sperma dalam saluran
reproduksi wanita hingga mencapai sel telur. Sperma-sperma akan
melakukan perjalanan sepanjang kurang lebih 18 cm dari leher rahim
ke tuba falopi, yaitu lokasi sel telur berada. Sperma pertama yang
bertemu dengan sel telur akan berusaha menembus cangkang sel telur
agar terjadi pembuahan.
Umumnya sperma-sperma ini dapat berenang dengan kecepatan
2,5 cm tiap 15 menit. Sebagian sperma dapat menghabiskan waktu
setengah hari untuk mencapai tujuan. Waktu paling cepat sperma
mencapai sel telur dalam waktu 45 menit.
Pembuahan harus terjadi dalam waktu 24 jam setelah sel telur
dihasilkan. Setelah salah satu sperma berhasil menembus sel telur, maka
sel telur akan berubah bentuk dan membentuk lapisan sehingga sperma
lain tidak bisa menembus masuk. Inilah yang disebut proses
pembuahan, dan akan berlanjut menjadi proses kehamilan. Pada kasus
tertentu, proses pembuahan bisa menghasilkan lebih dari 1 janin
atau kehamilan gemeli.
Namun, jika sperma tidak juga menemukan sel telur untuk dibuahi,
mereka dapat tetap bertahan dalam tuba falopi hingga tujuh hari setelah
hubungan seksual. Jika dalam tujuh hari tersebut wanita
mengalami ovulasi, maka masih ada kemungkinan akan terjadi
pembuahan dan kehamilan. Ovulasi adalah pelepasan sel telur dari salah
satu indung telur di dalam rahim untuk dibuahi oleh sperma.
Setelah Sel Telur Dibuahi
Setelah proses pembuahan, materi genetik dalam sperma dan sel telur
yang telah dibuahi atau zigot berkombinasi membentuk sel-sel baru.
Sel-sel yang terbentuk kemudian akan menuruni tuba falopi menuju
rahim.
Dalam perjalanan menuju rahim, sel-sel tersebut terus membelah diri
hingga menjadi lebih dari 100 sel saat tiba di rahim, menjadi embrio.
Kehamilan baru akan terjadi ketika embrio telah menanamkan diri pada
dinding rahim untuk kemudian berkembang.  Proses ini disebut
implantasi.
Sebagian wanita mengalami pendarahan ringan saat implantasi, yaitu
sekitar 1-2 hari. Saat dinding rahim menguat, leher rahim juga tertutup
dengan cairan, sehingga menjadi tempat yang layak sebagai tempat bayi
berkembang.
Ada kalanya terjadi kehamilan ektopik, yaitu ketika sel telur yang telah
dibuahi tertanam di luar rahim, contohnya di tuba falopi. Kondisi ini
merupakan kondisi gawat yang memerlukan penanganan medis segera. 
Kehamilan ektopik sering ditandai dengan nyeri perut, pendarahan dan
nyeri pada bahu.
Terkadang, embrio atau bakal janin bisa saja tidak terbentuk setelah
terjadi pembuahan. Kondisi ini disebut hamil anggur atau penyakit
trofoblastik gestasional.
Proses pembuahan adalah awal dari kehamilan. Meski Anda tidak dapat
merasakan proses tersebut, segeralah periksakan diri ke dokter
kandungan setelah muncul tanda-tanda kehamilan. Kemudian lakukan
pemeriksaan kehamilan secara teratur sesuai anjuran dokter untuk
memantau kesehatan janin dan ibu.

4 proses kehamilan terjadi


Kehamilan menjadi hal paling dinanti oleh setiap pasangan yang
menginginkan keturunan.. Ada beberapa fase yang terjadi dalam proses
terjadinya kehamilan, di antaranya:
1. Ovulasi
Ovulasi adalah proses terlepasnya sel telur dari indung telur atau
ovarium. Masa ovulasi terjadi setiap bulan di mana ovarium melepaskan
sel telur yang matang untuk dibuahi. Awalnya, di dalam ovarium
terdapat sekelompok sel telur yang tumbuh dalam kantong kecil berisi
cairan (folikel). Kemudian, salah satu sel telur yang matang akan keluar
dari folikel. Proses ini terjadi sekitar 2 minggu setelah periode
menstruasi yang terakhir.
2. Penebalan lapisan rahim
Setelah ditinggalkan sel telur, folikel akan berkembang menjadi korpus
luteum (suatu massa jaringan di dalam ovarium). Lalu, korpus luteum
akan melepaskan hormon yang membantu menebalkan lapisan rahim
untuk menyambut sel telur yang dibuahi.
3. Perjalanan sel telur dan sperma di tuba falopi
Setelah sel telur lepas dari ovarium, sel tersebut akan pindah ke tuba
falopi (saluran yang menghubungkan ovarium dengan rahim). Sel telur
akan tetap berada di sana selama 24 jam menunggu sel sperma
membuahinya.Setelah salah satu sperma berhasil menembus sel telur,
maka sel telur akan berubah bentuk dan membentuk lapisan agar sperma
lain tidak bisa menembus masuk. Inilah yang disebut proses
pembuahan, yang akan berlanjut menjadi proses kehamilan.Sementara
itu, ketika ejakulasi, seorang pria mungkin mengeluarkan 40-150 juta
sperma yang mulai berenang menuju saluran tuba untuk membuahi sel
telur. Sperma pun kira-kira dapat hidup selama 2-3 hari.Dari sekian juta
sperma, hanya beberapa ratus yang berhasil mendekati sel telur karena
banyaknya penghalang alami dalam tubuh wanita. Bahkan yang berhasil
membuahi sel telur hanya ada satu sperma.Sperma yang berenang
dengan cepat mampu mencapai sel telur hanya dalam waktu setengah
jam, sementara yang lain mungkin memerlukan waktu berhari-
hari.Namun, jika tak ada sperma yang membuahi, maka sel telur akan
berjalan menuju uterus, menebal, kemudian luruh melalui vagina, atau
dikenal sebagai menstruasi. Tak hanya itu, kadar hormon pun akan
kembali normal.
4. Pembuahan sel telur oleh sel sperma
Diperlukan waktu sekitar 24 jam bagi sel sperma untuk membuahi sel
telur. Ketika sperma berhasil bertemu dengan sel telur dan menembus
lapisannya, maka permukaan sel telur pun akan berubah sehingga tak
ada sperma lain yang bisa masuk.Ketika pembuahan atau proses
fertilisasi terjadi, susunan genetik calon janin juga sudah lengkap karena
terjadi penggabungan materi genetik antara sel sperma dan sel
telur.Pada proses kehamilan ini, jenis kelamin calon bayi juga
ditentukan. Jika sperma membawa kromosom Y, maka bayi akan
berjenis kelamin laki-laki. Sementara, jika membawa kromosom X,
maka akan berjenis kelamin perempuan.
5. Implantasi
Selanjutnya, sel telur yang dibuahi akan tumbuh dengan cepat dan
membelah menjadi banyak sel. Lalu, membentuk buntalan (blastokista)
yang meninggalkan tuba falopi dan mulai memasuki rahim sekitar 3-4
hari setelah pembuahan.Pada saat kehamilan, proses implantasi terjadi
pada dinding rahim. Implantasi pada proses kehamilan adalah peristiwa
menempelnya blastokista pada lapisan rahim (endometrium).
Kemudian, implantasi ini akan berkembang menjadi embrio dan
plasenta. Dalam 3 minggu, sel saraf pertama janin akan
terbentuk.Lapisan rahim pun menjadi lebih tebal, dan serviks tertutup
oleh sumbatan lendir yang akan tetap seperti itu hingga bayi siap
dilahirkan. Selama 1 atau 2 hari sekitar waktu implantasi, sebagian
wanita mungkin mengeluarkan flek atau bercak darah.Sementara, jika
sel telur yang telah dibuahi malah menempel pada tuba falopi, kondisi
ini disebut dengan kehamilan ektopik yang dapat membahayakan ibu.
6. Mengetahui kehamilan
Implantasi menjadi langkah pertama dalam proses pembentukan janin
dalam tubuh yang ditandai dengan tubuh mulai memproduksi
hormon hCG (human chorionic gonadotropin). Untuk mengetahui dan
memastikan awal kehamilan, tes kehamilan dapat dilakukan untuk
mendeteksi adanya kadar hCG.
7. Perkembangan janin
Dalam minggu 5-6 kehamilan, jantung janin mulai berdetak. Otak,
sumsum tulang belakang, dan organ lain pun mulai
terbentuk.Sementara, pada minggu ke-8 janin terus berkembang, bahkan
panjangnya kurang lebih mencapai 1 cm lebih. Janin pun terus tumbuh
hingga umumnya dilahirkan pada minggu ke-40.

Anda mungkin juga menyukai