Disusun Oleh:
Hafsa Ahdiyatunnisa
214120071
A. Definisi
Benigna prostat hyperplasia adalah suatu kondisi yang sering terjadi sebagai hasil
dari pertumbuhan dan pengendalian hormon prosta. ( Yuliana elin, 2011). Hiperplasia
prostat jinak (BPH) adalah pembesaran kelenjar prostat nonkanker, (Corwin,2009).
Hiperplasia prostat jinak (BPH) adalah penyakit yang disebabkan oleh penuaan
(Price&Wilson, 2005). Hiperplasia prostat jinak (BPH) adalah pembesaran prostat
yang jinak bervariasi berupa hiperplasia kelenjar atau hiperplasia fibromuskular.
Namun orang sering menyebutnya dengan hipertropi prostat namun secara histologi
yang dominan adalah hyperplasia (Sabiston, David C, 2005).
BPH ( Hiperplasia prostat benigna) adalah suatu keadaan dimana kelenjar prostat
mengalami pembesaran, memanjang ke atas ke dalam kandung kemih dan
menyumbat aliran urin dengan menutup orifisium uretra. BPH merupakan kondisi
patologis yang paling umum pada pria (Smeltzee dan Bare, 2002)
Dapat disimpulkan bahwa BPH (Benigna Prostatic Hyperplasia) merupakan
pembesaran pada kelenjar prostat yang dapat menyumbang aliran urin yang sering
terjadi umumnya oada pria.
Gambar 1.5 Obstruksi saluran kemih karena urin tidak mampu lewati prostat
C. Etiologi
Penyebab terjadinya BPH sampai sekarang belum diketahui. Namun yang
pasti kelenjar prostat sangat tergantung pada hormon androgen. Faktor lain yang erat
kaitannya dengan BPH adalah proses penuaan. Ada beberapa factor kemungkinan
penyebab antara lain (Roger Kirby, 1994:229)
1. Dihydrotestosteron
Peningkatan 5 alfa reduktase dan reseptor androgen menyebabkan epitel dan
stroma dari kelenjar prostat mengalami hiperplasi.
2. Perubahan keseimbangan hormon estrogen-testoteron
Pada proses penuaan pada pria terjadi peningkatan hormon estrogen dan
penurunan testosteron yang mengakibatkan hiperplasi stroma
3. Interaksi stroma-epitel
Peningkatan epidermal gorwth factor atau fibroblast growth factor dan
penurunan transforming growth factor beta menyebabkan hiperplasi stroma dan
epitel.
4. Berkurangnya sel yang mati
Estrogen yang meningkatkan menyebabkan peningkatan lama hidup stroma
dan epitel dari kelenjar prostat
5. Teori sel sterm
Sel stem yang meningkat mengakibatkan proliferasi sel transit (Basuki B
Purnomo,2008)
D. Tanda dan Gejala
Menurut Arora P.Et al 2006
1. Gejala iritatif meliputi:
a. Peningkatan frekuensi berkemih
b. Nokturia (Terbangun pada malam hari untuk buang air kecil)
c. Perasaan ingin miksi yang sangat mendesak atau tidak dapat ditunda (urgensi)
d. Nyeri pada saat miksi (disuria)
2. Gejala obstruktif meliputi:
a. Pancaran urin melemah
b. Rasa tidak puas sehabis buang air kecil, kandung kemih tidak kosong dengan
baik
c. Jika ingin buang air kecil harus menunggu lama
d. Volume urin menurun dan harus mengedan saat berkemih
e. Aliran urin tidak lancar atau terputus-putus
f. Urin terus menetes setelah berkemih
g. Waktu miksi memanjang yang akhirnya menjadi retensi urin dan inkontinensia
karena penumpukan berlebih.
h. Pada gejala yang sudah lanjut, dapat terjadi Azotemia (akumulasi produk
sampah nitrogen) dan gagal ginjal dengan retensi urin kronis dan volume residu
yang besar.
3. Gejala generalisasi seperti keletihan, anoreksia, mual dan muntah, dan rasa tidak
nyaman pada epigastrik.
Pembesaran prostat
Difisit Nutrisi
- Pengosongan urin inkomplit
- Retensi urin pada leher
kandung kemih prostat
meningkat
- Otot destrusor menebal dan
menegang
Nyeri Akut
Inkontinensia Urin Fungsional
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Urinalisa
Analisis urin dan mikroskopik urin penting untuk melihat adanya sel leukosit,
sedimen, eritrosit, bakteri dan infeksi. Bila terdapat hematuri harus diperhitungkan
adanya etiologi lain seperti keganasan pada saluran kemih, batu, infeksi saluran
kemih, walaupun BPH sendiri dapat menyebabkan hematuri.
Elektrolit, kadar ureum dan kreatinin darah merupakan informasi dasar dari
fungsi ginjal dan status metabolik.
Pemeriksaan prostate spesific antigen (PSA) dilakukan sebagai dasar
penentuan perlunya biopsi atau sebagai deteksi dini keganasan. Bila nilai PSA < 4
ng/ml tidak perlu biopsi. Sedangkan bila nilai PSA 4-10 ng/ml, dihitung Prostate
specific antigen density (PSAD) yaitu PSA serum dibagi dengan volume prostat.
Bila PSAD > 0,15, sebaiknya dilakukan biopsi prostat, demikian pula bila nilai
PSA > 10 ng/ml
2. Pemeriksaan darah lengkap
Perdarahan merupakan komplikasi utama pasca operatif maka semua defek
pembekuan harus diatasi. Komplikasi jantung dan pernafasan biasanya menyertai
penderita BPH karena usianya yang sudah tinggi maka fungsi jantung dan
pernafasan harus dikaji.
Pemeriksaan darah mencakup Hb, leukosit, eritrosit, hitung jenis leukosit, CT,
BT, golongan darah, Hmt, trombosit, BUN, kreatinin serum.
3. Pemeriksaan radiologis
Dilakukan foto polos abdomen, pielografi intravena, USG, dan sitoskopi.
Tujuan pencitraan untuk memperkirakan volume BPH, derajat disfungsi buli, dan
volume residu urin. Dari foto polos dapat dilihat adanya batu pada traktus
urinarius, pembesaran ginjal atau buli-buli. Dapat juga dilihat lesi osteoblastik
sebagai tanda metastase dari keganasan prostat serta osteoporosis akibat kegagalan
ginjal. Dari Pielografi intravena dapat dilihat supresi komplit dari fungsi renal,
hidronefrosis dan hidroureter, gambaran ureter berbelok-belok di vesika urinaria,
residu urin. Dari USG dapat diperkirakan besarnya prostat, memeriksa massa
ginjal, mendeteksi residu urin dan batu ginjal.
BNO /IVP untuk menilai apakah ada pembesaran dari ginjal apakah terlihat
bayangan radioopak daerah traktus urinarius. IVP untuk melihat /mengetahui
fungsi ginjal apakah ada hidronefrosis. Dengan IVP buli-buli dapat dilihat
sebelum, sementara dan sesudah isinya dikencingkan. Sebelum kencing adalah
untuk melihat adanya tumor, divertikel. Selagi kencing (viding cystografi) adalah
untuk melihat adanya refluks urin. Sesudah kencing adalah untuk menilai residual
urin.
H. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi pada pasien BPH antara lain: sering dengan
semakin beratnya BPH, dapatterjadi obstruksi saluran kemih, karena urin tidak
mampu melewati prostat. Hal ini dapat menyebabkan infeksisaluran kemih dan
apabila tidak diobati, dapat mengakibatkan gagal ginjal. (Corwin, 2000).
Kerusakan traktus urinarius bagian atas akibat dari obstruksi kronik mengakibatkan
penderita harusmengejan pada miksi yang menyebabkan peningkatan tekanan
intraabdomen yang akan menimbulkan herniadan hemoroid. Stasis urin dalam vesiko
urinaria akan membentuk batu endapan yang menambah keluhan iritasidan hematuria.
Selain itu, stasis urin dalam vesika urinaria menjadikan media pertumbuhan
mikroorganisme,yang dapat menyebabkan sistitis dan bila terjadi refluks
menyebabkan pyelonefritis (Sjamsuhidajat, 2005)
I. Penatalaksanaan Medis
Rencana pengobatan tergantung pada penyebab, keparahan obstruksi, dan kondisi
pasien. Jika pasien masuk RS dengan kondisi darurat karena ia tidak dapat berkemih
maka kateterisasi segera dilakukan. Pada kasus yang berat mungkin digunakan kateter
logam dengan tonjolan kurva prostatik. Kadang suatu insisi dibuat ke dalam kandung
kemih (sitostomi supra pubik) untuk drainase yang adekuat.
PRE OPERASI
No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Keperawatan
1 Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan
1. Manajemen Nyeri
Definisi : Sensori dan pengalaman keperawatan selama ….x 24 jam, Definisi : perubahan atau pengurangan nyeri ke tingkat kenyamanan
emosional yang tidak klien dapat: yang dapat diterima pasien
menyenangkan yang timbul dari
1. Mengontol nyeri Intervensi:
kerusakan jaringan aktual atau Definisi : tindakan seseorang - Kaji secara menyeluruh tentang nyeri, meliputi: lokasi, karakteristik,
potensial, muncul tiba-tiba atau untuk mengontrol nyeri waktu kejadian, lama, frekuensi, kualitas, intensitas/beratnya nyeri,
lambat dengan intensitas ringan ndikator: dan faktor-faktor pencetus
sampai berat dengan akhir yang § Mengenal faktor-faktor - Observasi isyarat-isyarat non verbal dari ketidaknyamanan, khususnya
bisa diantisipasi atau diduga dan penyebab dalam ketidakmampuan untuk komunikasi secara efektif
berlangsung kurang dari 6 bulan. § Mengenal onset/waktu kejadian - Berikan analgetik sesuai dengan anjuran
nyeri - Gunakan komunkasi terapeutik agar klien dapat mengekspresikan
Faktor yang berhubungan : § tindakan pertolongan non- nyeri
Agen injuri (biologi, kimia, fisik, analgetik - Kaji latar belakang budaya klien
psikologis) § Menggunakan analgetik - Tentukan dampak dari ekspresi nyeri terhadap kualitas hidup: pola
§ melaporkan gejala-gejala kepada tidur, nafsu makan, aktifitas mood, hubungan, pekerjaan,
Batasan karakteristik : tim kesehatan (dokter, perawat) tanggungjawab peran
- Laporan secara verbal atau non § nyeri terkontrol - Kaji pengalaman individu terhadap nyeri, keluarga dengan nyeri
verbal adanya nyeri kronis
- Fakta dari observasi - Evaluasi tentang keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri yang
- Posisi untuk menghindari nyeri 2. Menunjukkan tingkat nyeri telah digunakan
- Gerakan melindungi Definisi : tingkat keparahan dari - Berikan dukungan terhadap klien dan keluarga
- Tingkah laku berhati-hati nyeri yang dilaporkan atau - Berikan informasi tentang nyeri, seperti: penyebab, berapa lama
- Muka topeng ditunjukan terjadi, dan tindakan pencegahan
- Gangguan tidur (mata sayu, - Kontrol faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon
tampak capek, sulit atau gerakan Indikator: klien terhadap ketidaknyamanan (contoh : temperatur ruangan,
kacau, menyeringai) § Melaporkan nyeri penyinaran, dll)
- Terfokus pada diri sendiri § Frekuensi nyeri - Anjurkan klien untuk memonitor sendiri nyeri
- Fokus menyempit (penurunan § Lamanya episode nyeri - Ajarkan penggunaan teknik non-farmakologi
persepsi waktu, kerusakan proses § Ekspresi nyeri: wajah (ex: relaksasi, guided imagery, terapi musik, distraksi, aplikasi panas-
berpikir, penurunan interaksi § Posisi melindungi tubuh dingin, massase)
dengan orang dan lingkungan) § Kegelisahan - Evaluasi keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri
- Tingkah laku distraksi, contoh : § Perubahan Respirasirate - Modifikasi tindakan mengontrol nyeri berdasarkan respon klien
jalan-jalan, menemui orang lain § Perubahan Heart Rate - Tingkatkan tidur/istirahat yang cukup
dan/atau aktivitas, aktivitas § Perubahan tekanan Darah - Anjurkan klien untuk berdiskusi tentang pengalaman nyeri secara tepat
berulang-ulang) § Perubahan ukuran Pupil - Beritahu dokter jika tindakan tidak berhasil atau terjadi keluhan
- Respon autonom (seperti § Perspirasi - Informasikan kepada tim kesehatan lainnya/anggota keluarga saat
diaphoresis, perubahan tekanan § Kehilangan nafsu makan tindakan nonfarmakologi dilakukan, untuk pendekatan preventif
darah, perubahan nafas, nadi dan - monitor kenyamanan klien terhadap manajemen nyeri
dilatasi pupil)
- Perubahan autonomic dalam 2. Pemberian Analgetik
tonus otot (mungkin dalam Definisi : penggunaan agen farmakologi untuk mengurangi atau
rentang dari lemah ke kaku) menghilangkan nyeri
- Tingkah laku ekspresif (contoh : Intervensi:
gelisah, merintih, menangis, - Tentukan lokasi nyeri, karakteristik, kualitas,dan keparahan sebelum
waspada, iritabel, nafas pengobatan
panjang/berkeluh kesah) - Berikan obat dengan prinsip 5 benar
- Perubahan dalam nafsu makan - Cek riwayat alergi obat
dan minum - Libatkan klien dalam pemilhan analgetik yang akan digunakan
- Pilih analgetik secara tepat /kombinasi lebih dari satu analgetik jika
telah diresepkan
- Tentukan pilihan analgetik (narkotik, non narkotik, NSAID)
berdasarkan tipe dan keparahan nyeri
- Monitor tanda-tanda vital, sebelum dan sesudah pemberian analgetik
- Monitor reaksi obat dan efeksamping obat
- Dokumentasikan respon dari analgetik dan efek-efek yang tidak
diinginkan
- Lakukan tindakan-tindakan untuk menurunkan efek analgetik
(konstipasi/iritasi lambung)
POST OPERASI
1 Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama
1. Manajemen Nyeri
….x 24 jam, klien dapat: Definisi : perubahan atau pengurangan nyeri ke tingkat
Definisi : Sensori dan
1. Mengontol nyeri kenyamanan yang dapat diterima pasien
pengalaman emosional Definisi : tindakan seseorang untuk mengontrol Intervensi:
yang tidak menyenangkan nyeri - Kaji secara menyeluruh tentang nyeri, meliputi: lokasi,
yang timbul dari ndikator: karakteristik,waktu kejadian, lama, frekuensi, kualitas,
kerusakan jaringan aktual § Mengenal faktor-faktor penyebab intensitas/beratnya nyeri, dan faktor-faktor pencetus
atau potensial, muncul § Mengenal onset/waktu kejadian nyeri - Observasi isyarat-isyarat non verbal dari ketidaknyamanan,
tiba-tiba atau lambat § tindakan pertolongan non-analgetik khususnya dalam ketidakmampuan untuk komunikasi secara
dengan intensitas ringan § Menggunakan analgetik efektif
sampai berat dengan akhir § melaporkan gejala-gejala kepada tim kesehatan - Berikan analgetik sesuai dengan anjuran
yang bisa diantisipasi atau (dokter, perawat) - Gunakan komunkasi terapeutik agar klien dapat
diduga dan berlangsung § nyeri terkontrol mengekspresikan nyeri
kurang dari 6 bulan. - Kaji latar belakang budaya klien
2. Menunjukkan tingkat nyeri - Tentukan dampak dari ekspresi nyeri terhadap kualitas
Batasan karakteristik : Definisi : tingkat keparahan dari nyeri yang hidup: pola tidur, nafsu makan, aktifitas mood, hubungan,
- Laporan secara verbal dilaporkan atau ditunjukan pekerjaan, tanggungjawab peran
atau non verbal adanya - Kaji pengalaman individu terhadap nyeri, keluarga dengan
nyeri Indikator: nyeri kronis
- Fakta dari observasi § Melaporkan nyeri - Evaluasi tentang keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri
- Posisi untuk menghindari § Frekuensi nyeri yang telah digunakan
nyeri § Lamanya episode nyeri - Berikan dukungan terhadap klien dan keluarga
- Gerakan melindungi § Ekspresi nyeri: wajah - Berikan informasi tentang nyeri, seperti: penyebab, berapa
- Tingkah laku berhati-hati § Posisi melindungi tubuh lama terjadi, dan tindakan pencegahan
- Muka topeng § Kegelisahan - Kontrol faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi
- Gangguan tidur (mata § Perubahan Respirasirate respon klien terhadap ketidaknyamanan (contoh : temperatur
sayu, tampak capek, sulit § Perubahan Heart Rate ruangan, penyinaran, dll)
atau gerakan kacau, § Perubahan tekanan Darah - Anjurkan klien untuk memonitor sendiri nyeri
menyeringai) § Perubahan ukuran Pupil - Ajarkan penggunaan teknik non-farmakologi
- Terfokus pada diri § Perspirasi - (ex: relaksasi, guided imagery, terapi musik, distraksi,
sendiri § Kehilangan nafsu makan aplikasi panas-dingin, massase)
- Fokus menyempit - Evaluasi keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri yang
(penurunan persepsi telah digunakan
waktu, kerusakan proses - Berikan dukungan terhadap klien dan keluarga
berpikir, penurunan - Berikan informasi tentang nyeri, seperti: penyebab, berapa
interaksi dengan orang dan lama terjadi, dan tindakan pencegahan
lingkungan) - Kontrol faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi
- Tingkah laku distraksi, respon klien terhadap ketidaknyamanan (contoh : temperatur
contoh : jalan-jalan, ruangan, penyinaran, dll)
menemui orang lain - Anjurkan klien untuk memonitor sendiri nyeri
dan/atau aktivitas, - Ajarkan penggunaan teknik non-farmakologi
aktivitas berulang-ulang) - (ex: relaksasi, guided imagery, terapi musik, distraksi,
- Respon autonom (seperti aplikasi panas-dingin, massase)
diaphoresis, perubahan - Evaluasi keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri
tekanan darah, perubahan - Modifikasi tindakan mengontrol nyeri berdasarkan respon
nafas, nadi dan dilatasi klien
pupil) - Tingkatkan tidur/istirahat yang cukup
- Perubahan autonomic - Anjurkan klien untuk berdiskusi tentang pengalaman nyeri
dalam tonus otot (mungkin secara tepat
dalam rentang dari lemah - Beritahu dokter jika tindakan tidak berhasil atau terjadi
ke kaku) keluhan
- Tingkah laku ekspresif - Informasikan kepada tim kesehatan lainnya/anggota keluarga
(contoh : gelisah, merintih, saat tindakan nonfarmakologi dilakukan, untuk pendekatan
menangis, preventif
- monitor kenyamanan klien terhadap manajemen nyeri
2. Pemberian Analgetik
Definisi : penggunaan agen farmakologi untuk mengurangi
atau menghilangkan nyeri
Intervensi:
- Tentukan lokasi nyeri, karakteristik, kualitas,dan keparahan
sebelum pengobatan
- Berikan obat dengan prinsip 5 benar
- Cek riwayat alergi obat
- Libatkan klien dalam pemilhan analgetik yang akan
digunakan
- Pilih analgetik secara tepat /kombinasi lebih dari satu
analgetik jika telah diresepkan
- Tentukan pilihan analgetik (narkotik, non narkotik, NSAID)
berdasarkan tipe dan keparahan nyeri
- Monitor tanda-tanda vital, sebelum dan sesudah pemberian
analgetik
- Monitor reaksi obat dan efeksamping obat
- Dokumentasikan respon dari analgetik dan efek-efek yang
tidak diinginkan
- Lakukan tindakan-tindakan untuk menurunkan efek analgetik
(konstipasi/iritasi lambung)
3 Kurang pengetahuan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 1. Pendidikan kesehatan: Proses penyakit
tentang : penyakit, diet, x 24 jam pengetahuan klien dan keluarga
- Gali pengetahuan tentang proses penyakit
pengobatan meningkat tentang:
- Jelaskan patofisiologi penyakit
1. Proses penyakit
- Jelaskan tanda dan gejala penyakit
Definisi : tidak adanya Indikator:
- Terangkan proses penyakit
atau kurangnya informasi- Mengenal nama penyakit
- Identifikasi proses kemungkinan penyebab
kognitif sehubungan- Menjelaskan proses penyakit
- Berikan informasi tentang kondisi pasien
dengan topik spesifik - Menjelaskan penyebab/fakor yang
- Hindari memberi harapan palsu
Batasan karakteristik : berkontribusi
- Berikan informasi kondisi pasien pada keluarga
memverbalisasikan adanya- Menjelaskan factor-faktor resiko
- Diskusikan perubahan gaya hidup untuk mencegah
masalah, ketidakakuratan- Menjelaskan efek dari penyakit
komplikasi di masa depan
mengikuti instruksi,- Menjelaskan tanda-tanda dan gejala
- Diskusikan pilihan terapi
perilaku tidak sesuai. - Menjelaskan tentang komplikasi dan tanda
- Terangkan rasional tindakan
Faktor yang gejalanya
- Terangkan komplikasi kronik
berhubungan :- Menjelaskan tentang perawatan dirumah
- Terangkan tanda dan gejala yang harus dilaporkan
keterbatasan kognitif,
- Jelaskan cara mencegah atau meminimalkan efek samping
interpretasi terhadap2. Diet, dengan indikator:
penyakit.
informasi yang salah, - Menggambarkan diet yang dianjurkan
kurangnya keinginan - Menyebutkan keuntungan dari mengikuti
2. Ajarkan : Diet
untuk mencari informasi, anjuran diet
- Kaji pengetahuan klien tentang diet yang dianjurkan
tidak mengetahui sumber- - Menyebutkan tujuan dari diet yang yang
sumber informasi. dianjurkan - Tentukan sikap keluarga klien terhadap diet
- Menyebutkan makanan-makanan yang - Jelaskan tujuan diet
diperbolehkan dalam diet - Informasikan berapa lama diet harus diikuti
- Menyebutkan makanan-makanan yang - Anjarkan klien tentang makanan yang boleh dan tidak boleh
dilarang dimakan
- Memilih makanan-makanan yang dianjurkan - Bantu klien untuk mencatat makanan kesukaan dalam diet
dalam diet yang dianjurkan
- Observasi pilihan makanan klien sesuai dengan diet yang
3. Pengobatan, dengan indikator: dianjurkan
- Menggambarkan metode pengobatan yang - Anjurkan membuat rencana makan
tepat - Dorong untuk mengikuti informasi yang diberikan oleh
- Menggambarkan tindakan-tindakan dalam tenaga kesehatan lain
pengobatan - Konsul ahli gizi
- Menggambarkan efek samping dalam - Libatkan keluarga
pengobatan
- Menyebutkan interakasi obat dengan agen 2. Ajarkan : pengobatan
yang lainnya - Jelaskan klien utk mengenal karakteristik obat
- Menyebutkan rute pemberian obat yang tepat - Informasikan nama generik dan nama dagang
- Jelaskan tujuan dan kerja obat
- Jelaskan dosis, rute dan durasi obat
- Evaluasi kemampuan klien menggunakan obat
- Ajarkan klien untuk melakukan prosedur sebelum minum
obat
- Informasikan apa yang dilakukan jika dosis obat hilang
- Informasikan akibat tidak minum obat
- Informasikan efek samping obat
- Jelaskan tanda dan gejala over dosis obat
- Jelaskan cara menyimpan obat
- Jelaskan interaksi obat
- Jelaskan cara mencegah atau mengurangi efek samping obat
- Berikan informasi tertulis tentang aksi, tujuan, efek samping
obat, dll
4 Sindroma Defisit Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1.Bantu dalam perawatan diri (mandi, berpakaian, berhias,
Perawatan Diri … x 24 jam, klien mampu melakukan makan, toileting)
perawatan diri: Activities of Daily Living Definisi : membantu pasien untuk memenuhi ADL
(kurang perawatan diri :
(ADL), dengan indikator: Intervensi :
mandi, berpakaian, makan,
makan § Monitor kemempuan klien untuk perawatan diri yang
dan toileting)
berpakaian mandiri.
toileting § Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu untuk
Definisi :
mandi kebersihan diri, berpakaian, berhias, toileting dan makan.
Gangguan kemampuan
berhias § Sediakan bantuan sampai klien mampu secara utuh untuk
untuk melakukan ADL
hygiene melakukan self-care.
pada diri
oral hygiene § Dorong klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang
ambulasi: berjalan normal sesuai kemampuan yang dimiliki.
Batasan karakteristik :
ambulasi: wheelchair § Dorong untuk melakukan secara mandiri, tapi beri bantuan
ketidakmampuan untuk transfer performance ketika klien tidak mampu melakukannya.
mandi, ketidakmampuan § Ajarkan klien/ keluarga untuk mendorong kemandirian, untuk
untuk berpakaian, memberikan bantuan hanya jika pasien tidak mampu untuk
ketidakmampuan untuk melakukannya.
makan, ketidakmampuan § Berikan aktivitas rutin sehari- hari sesuai kemampuan.
untuk toileting § Pertimbangkan usia klien jika mendorong pelaksanaan
aktivitas sehari-hari.
Faktor yang
berhubungan :
kelemahan, kerusakan
kognitif atau perceptual,
kerusakan neuromuskular/
otot-otot saraf.
5. Disfungsi seksual Setelah dilakukan perawaatn selama 2-3 hari 1. Berikan keterbukaan pada pasien/orang terdekat untuk
pasien mampu mempertahankan fungsi membicarakan tentang masalah inkontinensia dan fungsi
seksualnya seksual
Kriteria = 2. Berikan informasi akurat ttg harapan kembalinya fungsi
- pasien menyadari keadaaannya dan akan seksual
memulai lagi interaksi seksual dan aktivitas 3. Diskusikan dasar anatomi, jujur dalam menjawab
secara optimal pertanyaan pasien
- pasien memahami situasi individual 4. Diskusikan ejakulasi retrograd bila pendekatan
- menunjukan ketrampilan pemecahan masalah transuretral/suprapubik digunakan
5. Rujuk ke penasehat seksual sesuai indikasi
6. P K : Perdarahan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Pantau tanda dan gejala hemoragi
4-5 hari perawat menagtasi dan meminimalkan 2. Pantau balutan, kateter, drain yang bervariasi tergantung
komplikasi vaskulair jenis pembedahan yg dilakuakan (TUR, suprpubik,
Kriteria = retropubik, perineal)
- tidak terjadi perdarahan 3. Instruksikan klien menghindari ngejan, tidak duduk di
- tidak pasien syok hemoragik kursi tegak lurus
4. Lakukan irigasi kandung kemih
5. Pastikan asupan cairan yang adekuat