Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Keluarga

1. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau

lebih masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri

dari bapak, ibu, adik, kakak, dan nenek. (Raisner dalam mubaroq,

2009). Duvall (1986, dalam Efendi, 2009 ), menguraikan bahwa

keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,

kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,

mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik,

mental, emosional, serta sosial dari setiap anggota keluraga.

Keluarga yang berorientasi tradisional, yaitu sebagai berikut:

keluarga terdiri atas individu yang bergabung bersama oleh ikatan

pernikahan, darah, atau adopsi dan tinggal dalam rumah angga yang

sama. Saat ini, definisi keluarga tradisional terbatas, baik dalam

penerapannya maupun inklusivitasnya (U.S Bureau of the Cencus

dalam Friedman, 2010).

Keluarga merupakan sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup

bersama – sama dengan keterkaitan aturan emosional dan individu

mempunyai peran masing – masing yang merupakan bagian dari

keluarga. Keadaan ini perlu kita sadari sepenuhnya bahwa setiap

10
11

individu merupakan bagiannya dan dikeluarga semua juga dapat

diekspresikan tanpa hambatan yang berarti (Suprajitno, 2012).

Keluarga menurut Friedman (2009), memberikan pandangan

tentang definisi keluarga yang berorientasi kepada tradisi, yaitu :

a. Keluarga terdiri dari orang – orang yang disatukan oleh ikatan

perkawinan, darah, ikatan adopsi.

b. Anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama – sama

dalam satu rumah tangga atau jika mereka hidup secara

terpisah mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut

sebagai rumah tangga mereka.

c. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama

lain dalam peran sosial keluarga seperti halnya peran sebagai

suami dan istri, ayah dan ibu, anak laki – laki dan anak

perempuan.

d. Keluarga bersama – sama menggunakan kultur yang sama yaitu

kultur yang diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik

tersendiri.

2. Fungsi keluarga

Menurut Friedman (2010), mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga

yaitu :

a. Fungsi afektif

Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang

merupakan basis kekuatan keluarga. Berguna untuk pemenuhan


12

kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif

tampak pada kebahagian dan kegembiraan dari seluruh anggota

keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim

yang positif. Hal tersebut dipelajari dan dikembangan melalui

interaksi dan hubungan dalam kelurga. Dengan demikian kelurga

yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh keluarga dapat

mengembangkan konsep diri yang positif. Komponen yang perlu

dipenuhi oleh keluarga dalam fungsi afektif adalah :

1) Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima,

saling mendukung antar anggota keluarga. Setiap anggota yang

mendapatkan kasih sayang dan dukungan dari anggota yang

lain maka kemampuan untuk memberikan kasih sayang akan

meningkat yang pada akhirnya tercipta hubungan yang hangat

dan saling mendukung. Hubungan intim didalam keluarga

merupakan modal dasar memberi hubungan dengan orang lain

dilihat keluarga atau masyarakat.

2) Saling menghargai bila anggota keluarga saling menghargai

dan mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga

serta selalu mempertahankan iklim yang positif maka fungsi

afektif akan tercapai.

3) Ikatan dan identifikasi, ikatan dimulai sejak pasangan sepakat

memulai hidup baru. Ikatan anggota keluarga dikembangkan

melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada berbagai


13

aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus

mengemban proses identifikasi yang positif sehingga anak-

anak dapat meniru perilaku yang positif tersebut.

Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan

kebahagian keluarga keretakan keluarga. Keretakan keluarga,

kenakalan anak atau masalah keluarga timbul karena fungsi

afektif keluarga tidak terpenuhi.

b. Fungsi sosialisasi

Individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar

berperan dalam lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak lahir,

keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi.

Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui

interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan

dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma-

norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dengan

keluaarga.

c. Fungsi reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan

menambah sumber daya manusia.

d. Fungsi ekonomi

Keluarga memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang

seperti kebutuhan makanan, tempat tinggal dan lain sebagainya.


14

e. Fungsi perawatan kesehatan

Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan

kesehatan yaitu mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan

merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga

memberikan asuahan kesehatan mempengaruhi status kesehatan

keluarga. Kesanggupan kelurga melaksanakan pemeliharaan

kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang

dilaksanakan.

Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut :

1) Mengenal masalah.

2) Membuat keputusan tindakan yang tepat.

3) Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit.

4) Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.

5) Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat

3. Tipe dan Bentuk Keluarga

Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari

berbagai macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial

maka tipe keluarga berkembang mengikuti. Agar dapat mengupayakan

peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan maka

perawat perlu mengetahui berbagai tipe keluarga (Suprajitno, 2008).

Friedman (2008) membagi tipe keluarga seperti berikut :

Anda mungkin juga menyukai