Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

PERSONAL HYGIENE

MUHAMMAD ARIYANTO

1914201110035

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

BANJARMASIN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN

ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEMESTER II

TAHUN AKADEMIK 2019/2020

A. KONSEP PENYAKIT

1. ANATOMI DAN FISIOLOGI


Sistem intergumen terdiri atas kulit,lapisan subkutan dibawah kulit dan
perlengkapannya seperti kelenjar dan kuku,kulit,lapisan yaitu lapisan epidermis yang terdapat
pada bagian atas yang banyak mengandung sel-sel epitel. Sel – sel epitel ini mudah sekali
mengalami regenerasi .lapisan ini tidak mengandung pembuluh darah.
Lapisan dermis yang terdiri atas jaringan otot,saraf folikel rambut dan kelenjar. Pada kulit
terdapat 2 kelenjar yaitu :
a.       Kelenjar sebasea yang menghasilkan minyak yang disebut sebum yang berfungsi meminyaki
kulit dan rambut.
b.      Kelenjar serumen yang terdapat dalam telinga yang berfungsi sebagai pelumas dan berwarna
coklat.
Lapisan hypodermis atau subkutan  terdiri dari pembuluh darah,syaraf,limfa dan jaringan
pengikat yang berisi sel lemak.jaringan lemak adalah insulator panas bagi tubuh subkutan juga
menjadi pendukung lapisan kulit atas yang menahan stessor dan tekanan tanpa injury.
Kaki,tangan dan kuku selalu diperuntukkan untuk memberi perhatian yang khusus untuk
mencegah infeksi. Apakah ada luka pada kulit termasuk adakah pertumbuhan atau luka pada
kulit bagian atas,bisa nyeri dan pada pasien normal kemampuan berjalan.kuku adalah jaringan
epitel yang tumbuh dari akar nail bad,yang terletak dikulit pada nail groove yang disembunyikan
oleh fad kulit,disebut euticle.kuku juga memiliki body nail.itu berbentuk area putih disebut
lunula di bawah kuku terdapat lapisan epitel disebut nail bed kuku yang normal dan sehat
transparan .lembut dan konveks dengan warna nail bed merah jambu penyakit dapat
mempengaruhi bentuk ketebalan dan curvature dari kulit.
2. DEFINISI/PENGERTIAN
Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan
hygiene yang artinya sehat. Personal hygiene atau kebersihan diri adalah upaya seseorang dalam
memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya untuk memperoleh kesejahteraan fisik dan
psikologis.

Tujuan perawatan personal hygiene adalah :


a.       Meningkatkan derajat kebersihan dan kesehatan
b.      Memelihara kebersihan diri seseorang
c.       Memperbaiki personal hygiene yang kurang
d.      Pencegahan penyakit
e.       Meningkatkan percaya diri seseorang
f.       Menciptakan keindahan

Dampak yang muncul pada masalah personal hygiene adalah:


a.       Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan
perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit,
gangguan mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga serta gangguan fisik pada kuku.
b.      Dampak psikologi
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa
nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri dan kebutuhan interaksi social
3. ETIOLOGI
Adapun penyebab terjadinya defisit gangguan personal hygiene adalah:
a. Sakit, sehingga tidak dapat melakukan sendiri
b. Kurangnya pengetahuan dan informasi
c. Keterbatasan biaya
d. Lingkungan yang tidak mendukung
e. Tidak adanya fasilitas yang memadai
4. TANDA DAN GEJALA
Tanda – tanda:
a.       Fisik
1)      Badan bau, pakaian kotor
2)      Rambut dan kulit kotor
3)      Kuku panjang dan kotor
4)      Gigi kotor dan mulut bau
5)      Penampilan tidak rapi
b.      Psikologis
1)      Malas, tidak ada inisiatif
2)      Menarik diri
3)      Merasa rendah diri
c.       Sosial
1)      Interaksi kurang
2)      Tidak mampu berperilaku sesuai dengan norma (misalnya: cara makan berantakan dan
BAB sembarangan)
5. PATOFISIOLOGI
Personal hygiene adalah suatu upaya yang dilakukan seseorang untuk memelihara kebersihan
diri. Personal hygiene dapat terganggu apabila individu sedang sakit. Selan itu fasilitas yang
kurang, kurangnya pengetahuan tentang personal hygiene yang tepat, ekonomi yang kurang dan
faktor lingkungan sekitar. Akibatnya individu akan mrngalami defisit personal hygiene.
Apabila defisit personal hygiene individu terganggu, maka akan menimbulkan dampak
baik dilihat dari segi fisik maupun psikologis.
Dampak fisik yang mungkin muncul adalah:
a.       Gangguan integritas kulit
b.      Gangguan mukosa mulut
c.       Infeksi pada mata dan telinga
d.      Gangguan fisik pada kuku

Dampak psikologis yang mungkin muncul adalah:


a.       Kebutuhan harga diri
b.      Gangguan interaksi sosial
c.       Aktualisasi diri
d.      Gangguan rasa nyaman
e.       Kebutuhan mencintai dicintai
6. PATHWAY

7. Pemerikasaan Fisik
a.       Rambut
1.      Keadaan kesuburan rambut
2.      Keadaan rambut yang mudah rontok
3.      Keadaan rambut yang kusam
4.      Keadaan tekstur
b.      Kepala
1. Botak atau alopesia,ketombe,berkutu,adakah eritemia,kebersihan
c.       Mata
1.      Apakah sklera ikterik
2.      Apakah konjungtiva pucat
3.      Kebersihan mata
4.      Apakah gatal atau mata merah
d.      Hidung
1.      Adakah pilek
2.      Adakah alergi
3.      Adakah perubahan penciuman
4.      Kebersihan hidung
5.      Keadaan membrana mukosa
6.      Adakah septum deviasi
e.       Mulut
1. Keadaan mukosa mulut,kelembapan,adanya lesi,kebersihan
f.       Gigi
1. Adakah kurang gigi,adakah karies,kelengkapan gigi,pertumbuhan,kebersihan.
g.      Telinga
1. Adakah kotoran,adakah lesi,bentuk telinga,adakah infeksi
h.      Kulit
1. Kebersihan,adakah lesi,keadaan turgor,warna kulit,suhu,tekstur,pertumbuhan bulu
i.        Kuku
1. Bentuk,warna,adanya lesi,pertumbuhan
j.        Genetalia
1. Kebersihan,pertumbuhan rambut pubis,keadaan kulit,keadaan lubang
urethra,keadaan skrotum.
k.      Tubuh secara umum
1. Kebersihan,normal dan keadaan postur
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.                Prognosis
Rentan terhadap penyakit karena kuman-kuman menumpuk dibadan yang merupakan sumber
penyakit.
Kurang percaya diri akibat timbulnya bau badan yang menyengat dari metabolisme kuman.
2.             Therapy/tindakan penanganan
Tindakan yang dapat dilakukan keluarga/perawat bagi klien yang tidak dapat merawat diri

sendiri adalah :

1. Meningkatkan kesadaran dan percaya diri klien

1. Bina hubungan saling percaya

2. Bicarakan tentang pentingnya kebersihan diri

3. Kuatkan kemampuan klien untuk merawat diri

2. Membimbing dan mendorong klien merawat diri


1. Bantu klien merawat diri

2. Ajarkan ketrampilan secara bertahap

3. Buat kegiatan harian setiap hari

4. Ingatkan setiap kegiatan

5. Beri pujian serta kegiatan yang positif

2. Ciptakan lingkungan yang mendukung

1. Sediakan perlengkapan yang dibutuhkan (misal : sabun, odol, baju, dll)

2. Sediakan tempat yang aman dan nyaman bagi klien

2. Sikap keluarga

1. Sabar dan selalu siap membantu

2. Menerima dan memuji setiap upaya klien saat merawat diri

3. Tidak mencela atau menghina

2. Membantu klien untuk melakukan perawatan diri

3. Memberikan health education agar klien tahu dan sadar bahwa kebersihan diri penting
dijaga.

9. PENATALAKSANA

Tindakan keperawatan dengan melakukan perawatan pada kulit yang mengalami atau
beresiko terjadi kerusakan jaringan lebih lanjut khususnya pada daerah yang mengalami
tekanan (tonjolan). Dengan tujuan mencegah dan mengatasi terjadinya luka dekubitus
akibat tekanan lama dan tidak hilang. Tindakan keperawatan pada pasien dengan cara
mencuci dan menyisir rambut. Tujuannya adalah membersihkan kuman yang ada pada
kulit kepala, menambah rasa nyaman, membasmi kutu atau ketombe yang melekat pada
kulit dan memperlancar sistem peredaran darah di bawah kulit.

Tindakan keperawatan pada pasien dengan cara membersihkan dan menyikat gigi dan
mulut secara teratur. Tujuan perawatan ini mencegah infeksi pada mulut akibat kerusakan
pada daerah gigi dan mulut, membantu menambah nafsu makan dan menjaga kebersihan
gigi dan mulut. Tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu merawat kuku
secara sendiri. Tujuannya adalah menjaga kebersihan kuku dan mencegah timbulnya luka
atau infeksi akibat garukan dari kuku.

B. RENCANA KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a.       Riwayat keperawatan


1)      Keluhan utama
2)      Riwayat kesehatan sekarang
3)      Riwayat penyakit terdahulu
4)      Riwayat kesahatan keluarga
b.       Pengkajian Fisik
1)      Keadaan umum
2)      Tanda – tanda vital
3)      Pemeriksaan fisik

c.      Pola pemenuhan KDM


1)      Pola persepsi dan manajemen kesehatan
2)      Pola nutrisi-metabolik
3)      Pola eleminasi
4)      Pola aktivitas dan latihan
5)      Pola kognitif dan persepsi
6)      Pola persepsi - konsep diri
7)      Pola tidur dan istirahat
8)      Pola peran – hubungan
9)      Pola seksual – reproduksi
10)  Pola toleransi stress – koping
11)  Pola nilai – kepercayaan
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa 1
: defisit perawatan diri: makan kemungkinan berhubungan dengan ketidak nyamanan,
yang ditandai dengan ketidak mampuan mengambil makanan dan memasukan makanan
kemulut.
Diagnosa 2
: Defisit perawatan diri : berpakaian/berhias
Kemungkinan berhubungan dengan kendala lingkungan, yang ditandai dengan ketidak
mampuan menggunakan atribut pakaian
Diagnosa 3
: Defisit perawatan diri : eleminasi
Kemungkinan berhubungan dengan gangguan kognitif, yang ditandai dengan
Ketidakmampuan melakukan hygiene eleminasi yang tepat
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa 1
: 1.      Identifikasi diet yang diresepkan
2.      Bantu pasien menyiapkan makanan yang lunak
3.      Jelaskan tentang personal hygiene tentang pola makan
4.      Kolaborasikan dengan keluarga
Diagnosa 2
: 1.      Kaji hambatan partisipasi dalam perawatan diri
2.      Bantu pasien memilih pakaian
3.      Jelaskan tentang cara – cara personal hygiene yang tepat
4.      Libatkan keluarga
Diagnosa 3
: 1.      Kaji budaya pasien ketika mempromosikan aktivitas perawatan diri
2.      Bantu pasien ke toilet
3.      Berikan pengetahuan tentang personal hygiene
4.      Libatkan keluarga
Tujuan dan Hasil Kriteria (NIC)
Diagnosa 1 :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ...x 24 jam, px mampu makan secara
mandiri dan tepat, dengan KH:
1.     Px mampu mengambil makanan sendiri
2.     Px mampu makan sendiri dengan rapi
3.     Px meampu mengungkapkan kepuasan makan
Diagnosa 2 :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ...x 24 jam, px mampu mempertahankan
kebersihan diri dan kerapian, dengan KH:
1.      Penampilan rapi
2.      Rambut rapi dan bersih
3.      Mampu memakai pakaian dan berhias secara mandiri
Diagnosa 3 :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ...x 24 jam, px mampu melakukanaktivitas
eleminasi secara tepat, dengan KH:
1.      Px mampu duduk dan turun dari toilet
2.      Px mampu membersihkan diri setelah eleminasi secara mandiri/dibantu
Intervensi Keperawatan dan Rasional (NIC)
Diagnosa 1 :
1. Makanan disesuaikan dengan kondisi klien
2.      Pasien mungkin kesulitan mengambil makanan sendiri
3.      Menambah wawasan pasien dan keluarga tentang persoal hygiene: makan
4.      Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk membantu pasien
Diagnosa 2 :
1.      Menyiapkan untuk meningkatkan kemandirian
2.      Px mungkin membutuhkan berbagai bantuan dalam persiapan memilih pakaian
3.      Menambah pengetahuan pasien dan keluarga mengenai perawatan diri yang tepat
4.      Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk membantu pasien dan memberikan
motivasi
Diagnosa 3 :
1.      Mngetahui kebiasaan px dalam toileting
2.      Hambatan mobilitas menyebabkan px tidak mampu melakukan perawatan diri
secara mandiri
3.      Mengetahui pentingnya personal hygiene bagi pasien
4.      Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk membantu pasien

DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, Wahit Iqbal & Cahyani, Nurul. 2007. Kebutuhan Dasar. Jakarta : EGC

Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta:EGC

Tarwoto & Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi 3.
Jakarta: Salemba Medika

Wartonah,tarwoto,2006.Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.


Jakarta:Salemba Medika.

Wilkinson,judith M.2007.Buku Saku Diagnosis Keperawatan NIC NOC Edisi 7.Jakarta :


EGC
(http://www.asetmandiri.com/? Id :hidayat 2,)
(http://www.undip.ac.id)
Banjarmasin, 2020

Pembimbing
Akademik Pembimbing Klinik

(………………………………..) (………………………………..)

Anda mungkin juga menyukai