I.1 Definisi/deskripsi kebutuhan Kenyamanan adalah : suatu keadaan yang telah terpenuhi kebutuhan dasar klien. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan ketrampilan sehari- hari), kelegaan (kebutuhan yang terpenuhi) dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah nyeri). Kenyamanan sering diartikan sebagai suatu keadaan bebas dari nyeri Nyeri merupakan sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang berhubungan dengan kerusakan jaringan actual dan potensial. Gangguan kenyamanan berarti keadaan ketika klien mengalami sensasi tidak menyenangkan dalam berespon terhadap suatu rangsangan yang berbahaya. Nyeri merupakan perasaan dan pengalaman emosional yang timbul dari kerusakan jaringan yang actual dan potensional atau gambaran adanya kerusakan ( NANDA , 2015 ). I.2 Fisiologi sistem/fungsi normal sistem Nyeri merupakan reaksi fisik, emosi, dan prilaku. Nyeri memiliki 3 komponen penting yaitu : resepsi, persepsi, dan reaksi. a. Resepsi, proses perjalanan nyeri. Semua kerusakan seluler yang disebabkan oleh stimulus tormal mekanik, kimia atau stimulus listrik menyebabkan pelepasan terhadap stimulus yang menyebabkan subtansi C seperti histamine, bradikin dan kalium (akan bergabung dengan lokasi reseptor yang berespon terhadap stimulus yang mebahayakan) untuk memulai transmisi neural yang akan menghasilkan nyeri. b. Persepsi. Persepsi merupakan titik kesadaran terhadap nyeri, pada saat klien menjadi sadar akan nyeri , maka akan terjadi reaksi yang kompleks. Stimulus nyeri ditransmisiki naik kemedula spinalis kemudian ketalamus dan keotak tengah. Dari thalamus, serabut mentranmisikan pesan nyeri keberbagai areal otak, termasuk korteks sensori dan korteks asosiasi (di kedua lobus parietalis) , lobus frontalis dan system limbic. Ada sel – sel di dalam system limbic yang diyakini mengontrol emosi khususnya ansietas, dengan demikian system limbic berperan aktif dalam memproses reaksi emosi terhadap nyeri. Setelah transmisi saraf bereaksi di dalam pusat otak yang lebih tinggi. Maka klien mempresepsikan sensasi nyeri. c. Reaksi. Reaksi terhadap nyeri merupakan respon pisikologi dan prilaku yang terjadi setelah mempersepsikan nyeri. 1) Respon fisikologi Pada saat implus nyeri naik ke medulla spinalis menuju kebatang otak dan thalamus, system saraf otonom menjadi tesmulasi sebagai bagian dari respon stress. Nyeri dengan intensitas sebagai ringan hingga sedang dan nyeri yang superficial menimbulkan reaksi flight atau fight, yang merupakan sindrom adaaftasi umum. Stimulus pada cabang simpatis pada system syaraf otonom menghasilkan respon fisikologis. 2) Respon perilaku Pada saat nyeri dirasakan, pada saat itu juga dimulai suatu siklus, dan bila tidak di obati atau tidak dilakukan upaya untuk menghilangkannya, dapat mengubah kualitas kehidupan klien secara bermakna. I.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi sistem 1. Lingkungan 2. Umur 3. Jenis kelamin 4. Kelelahan 5. Budaya 6. Ansietas 7. Gaya koping 8. Pengalaman sebelumnya 9. Dukungan keluarga dan sosial I.4 Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada sistem 1. Nyeri akut 2. Nyeri kronik II. Rencana asuhan klien dengan gangguan kebutuhan II.1 Pengkajian Nama : An. L Umur : 18 tahun Jenis kelamin : Laki-laki II.1.1 Riwayat Keperawatan a. Keluhan utama : Saat masuk RS klien mengeluh nyeri pada bagian perut sebelah kanan b. Riwayat penyakit sekarang : a) Saat ini klien masih mengeluh nyeri pada bagian perut sebelah kanan dan kondisi tubuh pasien lemah b) Klien sudah sulit bergerak dan dibantu keluarga untuk bergerak c) Nafsu makan klien menurun. Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien makannya tidak teratur dan porsi yang dimakan sedikit. II.1.2 Pemeriksaan Fisik : data focus a. Data Subjektif a) Klien mengeluh nyeri pada bagian perut sebelah kanan tembus kebelakang b) Klien merasa lemah dan sulit bergerak b. Data Objektif a) Klien sudah sulit bergerak dan dibantu keluarga untuk bergerak b) Nafsu makan klien menurun. Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien makannya tidak teratur dan porsi yang dimakan sedikit. II.1.3 Pemeriksaan Penunjang II.2 Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul Diagnosa 1 : Nyeri akut b.d penurunan suplai O2 II.2.1 Definisi Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potesial atau yang di gambarkan sebagai kerusakan (International Association for the study of pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengaan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi. II.2.2 Batasan Karakteristik 1) Eksperesi wajah nyeri (mis, mata kurang bercahaya, tampak kacau, gerakan mata terpencar atau tetap pada satu focus, meringis). 2) Keluhan tentang karakteristik nyeri dengan menggunakan standar instrument nyeri 3) Laporan tentang perilaku nyeri/perubahan aktivitas (mis, anggota keluarga,pemberi asuhan) 4) Mengekspresikan perilaku (mis, gelisah,merengek, menangis, waspada ) 5) Perubahan pada parameter fisiologis (mis, tekanan darah, frekuensi jantung, frekuensi pernapasan, saturasi oksigen, dan entidal karbon dioksida 6) Perubahan posisi untuk menghindari nyeri 7) Perubahan selera makan 8) Putus asa 9) Sikap melindungi area nyeri II.2.3 Faktor yang berhubungan Agen cedera biologis(mis, infeksi, iskemia, neoplasma) Diagnosa 2 : Intoleransi Aktivitas b/d Imobilitas II.2.4 Definisi Ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis untuk mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari- hari yang harus atau yang ingin dilakukan II.2.5 Batasan Karakteristik 1) Keletihan 2) Ketidaknyamanan setelah beraktivitas 3) Perubahan Elektrokardiogram (EKG) 4) Respons frekuensi jantung abnormal terhadap aktvitas 5) Respons tekanan darah abnormal terhadap aktivitas II.2.6 Faktor yang berhubungan 1) Imobilitas 2) Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen 3) Tirah baring II.3 Perencanaan Diagnosa 1 II.3.1 Tujuan dan criteria hasil (outcomes criteria) : berdasarkan NOC NOC : 1) Pain level 2) Control Level 3) Comfort Level Kriteria Hasil : 1) Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan) 2) Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri 3) Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) 4) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang 5) Tanda vital dalam rentang normal II.3.2 Intervensi keperawatan dan rasional : berdasarkan NIC Manajemen Nyeri 1) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor pencetus 2) Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan 3) Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien 4) Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri 5) Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau 6) Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau 7) Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan 8) Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan 9) Kurangi faktor pencetus nyeri 10) Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter personal) 11) Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi 12) Ajarkan tentang teknik non farmakologi 13) Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri 14) Evaluasi keefektifan kontrol nyeri 15) Tingkatkan istirahat 16) Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil 17) Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri Diagnosa 2
II.3.3 Tujuan dan criteria hasil (outcomes criteria) : berdasarkan NOC
NOC : 1) Energy conservation 2) Self Care : ADLs Kriteria Hasil : 1) Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR 2) Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri II.3.4 Intervensi keperawatan dan rasional : berdasarkan NIC NIC : Manajemen Energi : 1) Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas 2) Dorong anal untuk mengungkapkan perasaan terhadap keterbatasan 3) Kaji adanya factor yang menyebabkan kelelahan 4) Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat 5) Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan 6) Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas 7) Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien Daftar Pustaka
Asmadi, 2008, Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi
Kebutuhan Dasar Klien, Jakarta: Salemba Medika Hidayat, A. Aziz Alimul & Uliyah,M. 2011. Praktikum Keterampilan dasar praktik klinik: Aplikasi dasar-dasar praktik keperawatan.. Jakarta : Salemba Medika NANDA. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015- 2017 Edisi 10 editor T Heather Herdman, Shigemi Komisuru. Jakarta : EGC. Nursing Interventions Classification (NIC) Edisi Bahasa Indonesia. 2015. Jakarta :ELSEVIER Nursing Outcomes Classification (NOC) Pengukuran Outcomes Kesehatan. 2015. Jakarta :ELSEVIER