Anda di halaman 1dari 13

HUBUNGAN BERAT PLASENTA DENGAN BERAT

BADAN LAHIR BAYI DI RUANG BERSALIN


RSUD dr. LOEKMONO HADI KUDUS

MANUSCRIPT
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk
Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan (S-1)

Disusun Oleh:
NOORHADI SUPRAYITNO
NIM : E520173222

PEMBIMBING :
1. Noor Hidayah, A.Kep., M.Kes
2. Supardi, SE., M. Kes

JURUSAN S-1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN 2018
ABSTRAK

HUBUNGAN BERAT PLASENTA DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI DI


RSUD dr. LOEKMONO HADI KUDUS TAHUN 2018

Noorhadi Suprayitno¹, Noor Hidayah², Supardi³

Abstrak
Berat badan lahir merupakan salah satu indikator kesehatan bayi
baru lahir. Pertumbuhan dan perkembangan janin selama kehamilan
sangat tergantung kepada keutuhan dan kelancaran suplai vascular
uteroplasenta. Suplai uteroplasenta yang terganggu akan menyebabkan
gangguan fungsi plasenta dalam menyalurkan bahan makanan dan nutrisi
yang diperlukan bagi janin. Pada masa pertumbuhan dan perkembangan
janin dalam kandungan, dapat dilihat pula pertumbuhan plasenta. Berat
plasenta bertambah akibat dari pembentukan vilus. Vilus-vilus ini berperan
penting dalam menyalurkan bahan makanan dan nutrisi yang diperlukan
bagi janin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antaraberat
plasenta dengan berat badan lahir bayi di RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus.
Metode penelitian menggunakan jenis penelitian deskriptif analitik. Metode
pendekatan retrospektif, dengan sampel sebanyak 94 responden ibu bersalin di
RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus, sedangkan pengolahan data dilakukan
dengan uji korelasi Spearmen Rho dengan menggunakan software SPSS 16.
Berdasarkan hasil uji korelasi,berat plasenta berhubungan dengan berat
badan lahir bayi di RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus dengan p.value: 0,0001
dan r: 0,495. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang
bermakna antaraberat plasenta dengan berat badan lahir bayi di RSUD dr.
Loekmono Hadi Kudus tahun 2018 dan kekuatan hubungan cukup.

Kata Kunci : Plasenta, Berat Plasenta, Berat Badan Lahir Bayi

1
Mahasiswa Prodi S-1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Kudus
2
Dosen Prodi S-1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Kudus
3
Dosen Prodi S-1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Kudus
ABSTRACT
RELATIONSHIP OF PLACENTAL WEIGHT TO BIRTH WEIGHT INFANTS
IN RSUD dr. LOEKMONO HADI KUDUS

Abstract
Birth of weight is one of indicatora of the health of the newborn baby.
Growth and development of the fetus during pregnancy is dependent on the
integrity an continuity of uteroplacental vascular supply. Uteroplacental which is
disrupted supply will cause disruption of placental function in distributing food
and nutrition is needed for the fetus. During the process of growth and
development of the fetus in the pregnancy, can be seen growth of placental.
The increase weight of placental is concequence of villi growth. The villi is the
surface for exchange of nutrition, oxygen, and residual substances of fetus.
This study aims to know the relationship of placental weight to birth weight
infants in RSUD dr. Leokmono Hadi Kudus. The method of this study is use
analytic descriptive research. By using retrospective approach, with 94 sample
in RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus. Data analysis used univariate and
bivariate analysis with spearman test and SPSS 2016. The result showed that
there relationship of placental weight to birth weight infants in RSUD dr.
Leokmono Hadi Kudus is p.value: 0,0001 and r: 0,495. The conclusion is
placental weight had significant correlation with birth weightinfants in RSUD dr.
Loekmono Hadi Kudus and the power of correlation was intermediate.

Key Words : Placental, Weight Placental, Birth weight infants.

Pendahuluan konsepsi danpertumbuhan


zygot, nidasi pada uterus,
Kehamilan merupakan
pembentukan plasenta, dan
suatu anugrah yang
tumbuh kembang hasil konsepsi
didambakan oleh semua wanita
sampai aterm. Selama masa
sebagai calon ibu. Tidak semua
kehamilan, tubuh ibu akan
wanita yang sudah menikah
memerlukan pasokan nutrisi
mengalami hal yang dinamakan
yang lebih banyak dibandingkan
hamil atau mengandung.
dengan kondisi sebelum hamil
Proses kehamilan menurut
untuk memenuhi kebutuhan
Manuaba (2010) merupakan
bagi pertumbuhan dan
proses berkesinambungan yang
perkembangan janin serta
terdiri dari ovulasi, migrasi
spermatozoa dan ovum,
pendukungnya seperti plasenta, dan nutrisi yang diperlukan
membran, uterus. bagi janin. Sehingga pasokan
Saat ini Indonesia tengah nutrisi yang dialirkan dari
berpacu dengan target yang plasenta ke janin menjadi
akan dicapai, terutama dalam berkurang dan bisa
bidang kesehatan guna menuju mengakibatkan kelahiran BBLR
Indonesia sehat di tahun 2015. (Muklisan dkk, 2013).
Hal ini merupakan diferensiasi Berat badan lahir bayi
dari program berkala adalah berat badan neonatus
Internasional yang dikenal pada saat kelahiran,
dengan Millenium Development ditimbang dalam waktu satu
Goals (MDGs) atau disebut jam setelah lahir. Besar kecil
juga sasaranpembangunan nya berat badan lahir
Millenium. Enam point penting tergantung bagaimana
target MDGs yang akan pertumbuhan janin intrauterine
dicapai, dua diantara nya selama kehamilan. Bayi berat
adalah point ke empat dan lahir cukup adalah bayi
kelima yang berkaitan dengan dengan berat lahir 2500-4000
mengurangi tingkat kematian gram. Bayi berat lahir rendah
anak dan meningkatkan (BBLR) adalah bayi dengan
kesehatan ibu (Kemenkes RI, berat badan lahir 1500 - <2500
2014). gram (Triana, 2015).
Berat badan lahir Untuk menurunkan angka
merupakan salah satu kejadian BBLR di mulai dari
indikator kesehatan bayi baru perkembangan intrauterine,
lahir. Pertumbuhan dan diantaranya adalah
perkembangan janin selama perkembangan plasenta yang
kehamilan sangat tergantung akan menjadi penyalur oksigen
kepada keutuhan dan dan nutrisi dari ibu ke janin.
kelancaran suplai vascular Plasenta adalah jaringan yang
uteroplasenta. Suplai keluar dari rahim mengikuti
uteroplasenta yang terganggu janin yang baru lahir, selama
akan menyebabkan gangguan kehamilan penting untuk
fungsi plasenta dalam pertumbuhan dan
menyalurkan bahan makanan perkembangan embrio dan
janin. Plasenta normal pada berat plasenta dapat
saat aterm mempunyai dua menunjukkan keadaan
sisi yaitu sisi fetal dan maternal, pasokan nutrisi dan oksigen ke
plasenta berwarna merah tua janin (Mukhlisan dkk, 2013).
dengan berat pada kehamilan Berdasarkan penelitian
aterm adalah 1/6 kali berat bayi yang dilakukan oleh
sekitar 500-600 gram, Mukhlisan dkk (2013) dengan
diameter 15-25 cm dan tebal judul “Hubungan Berat Plasenta
sekitar 3 cm, akan tetapi ukuran Dengan Berat Badan Lahir Bayi
ini bervariasi tergantung di Kota Pariaman” didapatkan
bagaimana plasenta disiapkan hasil yaitu terdapat hubungan
(Muklisan dkk, 2013). yang bermakna antara berat
Selama proses plasenta dengan berat badan
pertumbuhan janin plasenta lahir bayi. Namun setelah
juga mengalami pertumbuhan dilihat dari beberapa BPM
yang terlihat dari pertambahan tidak terlihat dilakukannya
luas dan ketebalannya akibat penimbangan berat plasenta
pembentukan cabang-cabang setelah lahir, penilaian
dari vilus yang akan mencapai terhadap plasenta hanyalah
luas permukaan antara 4 – sekedar melihat robeknya
14 m2. Bertambahnya luas selaput ketuban dan
dan ketebalan plasenta ini kelengkapan kotiledon, tanpa
akan menambah berat plasenta. menilai berat plasenta yang
Hal tersebut memperlihatkan berpengaruh terhadap berat
bahwa salah satu variabel badan lahir bayi sebagai sarana
dalam menentukan efektifitas penyalur makanan dan oksigen
plasenta sebagai organ ke janin.
penyalur adalah berat plasenta Penelitian serupa juga
karena berat plasenta dilakukan oleh Mukhlisan dkk.
mencerminkan luas daerah (2013) tentang hubungan berat
yang tersedia untuk pertukaran plasenta dengan berat badan
melewati epitel trofoblas vilus lahir bayi di kota pariaman
yang mengalami pertumbuhan menunjukan adanya hubungan
tadi. Dari kenyataan diatas, yang bermakna antara berat
ukuran plasenta terutama plasenta dengan berat badan
lahir bayi dan kekuatan software computer yaitu SPSS
hubungan sedang. Berdasarkan 16 dan untuk analisa hasil
latar belakang tersebut, maka penelitiannya menggunakan uji
peneliti tertarik untuk melakukan korelasi Spearman Rho.
penelitan tentang hubungan Dengan tingkat pemaknaan p<
berat plasenta dengan berat 0.05.
badan lahir bayi di RSUD dr.
Hasil dan Pembahasan
Loekmono Hadi Kudus.
a. Berat Plasenta
Table 1 : Distribusi
frekuensi subjek penelitian
Metode
berdasarkan berat plasenta
Penelitiuan ini dilakukan di
Karakteristik Frekuensi Prosentase (%)
RSUD dr. Loekmono Hadi Kurang Normal (<
28 29,8
500 gram)
Kudus pada bulan Oktober Normal (500-600
65 69,1
gram)
sampai dengan Desember Lebih (>600 gram) 1 1,1
Total 94 100,0
2018. Dalam penelitian ini
Berdasarkan table diatas
memerlukan responden
didapatkan 28 responden
sebanyak 94 responden.
dengan berat plasenta < 500
Subjek penelitian ini adalah ibu
gram (29,8%), 65 responden
bersalin yang melahirkan di
dengan berat plasenta antara
RSUD dr. Loekmono hadi
500-600 gram (69,1%) dan 1
Kudus yang telah memenuhi
responden dengan berat
criteria inklusi dan eksklusi
plasenta > 600 gram (1,1%).
dengan menggunakan teknik
Plasenta merupakan organ
purposive sampling. Jenis
yang berasal dari trofoblas
penelitian yang digunakan
pada ovum yang dibuahi,dan
adalah penelitian deskriptif
terhubung dengan sirkulasi ibu
analitik dengan metode
untuk membantu fungsi yang
pendekatan retrospektif.
belum dapat dilakukan oleh
Instrumen yang diguanakn
janin dalam kandungan.
dalam penelitian ini adalah
Berat plasenta bertambah
rekam medik pasien bersalin.
akibat pertumbuhan vilus-vilus
Data yang telah diperoleh
plasenta. Vilus ini berfungsi
kemudian diolah dengan
sebagai tempat pertukaran
makanan, oksigen dan zat sisa perlengketan plasenta pada
janin, sehingga berat plasenta kehamilan sebelumnya serta
akan berperan penting dalam waktu pemulihan rahim yang
proses penyaluran nutrisi ke berkurang karena jarak
janin. kehamilan yang terlalu singkat.
Berat plasenta yang normal Dalam hasil penelitian
menunjukkan suplai nutrisi dari tersebut didapatkan pula 28
ibu ke janin berlangsung baik, responden (29,8%) dengan
begitu pula nutrisi untuk berat plasenta kurang dari
plasenta itu sendiri. normal yaitu kurang dari 500
Berdasarkan hasil penelitian gram. Sirkulasi darah ibu selain
plasenta yang memiliki berat untuk pertumbuhan janin dalam
normal (500-600 gram ) kandungan, juga berperan
dilahirkan dari ibu yang memiliki dalam pertumbuhan plasenta.
status gizi yang baik, dengan Pada plasenta yang memiliki
jarak kehamilan yang cukup, berat kurang dari normal
serta tingkat paritas yang tidak dilahirkan dari ibu dengan jarak
terlalu banyak. Sehingga hal kehamilan yang terlalu pendek,
tersebut memicu pertumbuhan sataus gizi yang kurang serta
plasenta yang baik. jumlah paritas yang terlalu
Status gizi ibu yang baik banyak. Hal tersebut
tidak hanya berpengaruh pada mengakibatkan pertumbuhan
pertumbuhan dan plasenta menjadi terhambat.
perkembangan janin saja, akan
tetapi juga pertumbuhan dan b. Berat Badan Lahir Bayi
perkembangan plasenta. Selain Table 2: Distribusi frekuensi
itu berdasarkan BKKBN (2008) subjek penelitian
angka paritas yang tinggi serta berdasarkan berat badan
jarak kehamilan yang terlalu lahir bayi
dekat dapat mempengaruhi
perekatan plasenta ke dinding
rahim. Pada ibu dengan multi
Prosentase
gravida, cenderung memiliki Karakteristik Frekuensi
(%)
kondisi rahim yang lemah BBLR (< 2500
10 10,6
gram)
karena adanya bekas BBLN (2500-4000
83 88,3
gram)
BBLL (>4000
1 1,1
singkat. Selain itu bayi tersebut
gram)
Total 94 100,0 rata-rata memiliki berat
plasenta yang normal.
Berdasarkan tabel diatas Berdasarkan hasil
didapatkan 10 responden penelitian didapatkan pula 10
dengan berat badan lahir bayi < responden (10,6%) dengan
2500 gram (10,6%), 83 berat badan lahir bayi rendah. 8
responden dengan berat badan dari 10 reponden yang memiliki
lahir bayi antara 2500-4000 berat badan lahir kurang dari
gram (88,3%) dan 1 responden normal dilahirkan dari ibu yang
dengan berat badan lahir bayi > memiliki status gizi kurang,
4000 gram (1,1%). dengan riwayat paritas yang
Berat badan lahir bayi tinggi, serta berat plasenta yang
adalah berat badan yang kurang dari normal.
ditimbang dalam waktu 1 jam Berat badan merupakan
pertama setelah lahir pada bayi hasil interaksi dari berbagai
yang lahir dari kehamilan 37 faktor yang berlangsung selama
minggu sampai 42 minggu berada dalam kandungan yaitu
dengan berat badan lahir 2500 ibu, plasenta dan janin itu
gram sampai dengan 4000 sendiri.
gram. Berat badan lahir normal
merupakan indikator pada bayi c. Hubungan Berat Plasenta
yang baru lahir dalam keadaan dengan Berat Badan Lahir
sehat. Berat badan merupakan Bayi
salah satu tolak ukur untuk Tabel 3: Hasil analisis
menentukan tingkat gizi, hubungan berat plasenta
tumbuh kembang, dan dengan berat badan lahir
kesehatan bayi baru lahir bayi
Hasil penelitian sebagian
besar yaitu 83 bayi yang
Berat Badan Lahir Bayi ρ
dilahirkan dengan berat badan BBLR BBLN BBLL
∑ value
lahir normal berasal dari ibu
Berat Kurang 10 18 0 28 0.000
dengan usia produktif, memiliki Plase normal 1
Normal 0 64 1 65
status gizi baik, dan jarak nta
Lebih 0 1 0 1
kehamilan yang tidak terlalu Total 10 83 1 94
Spearmen rho + 0.445
plasenta dengan berat badan
Berdasarkan table diatas lahir bayi.
dapat dilihat 66 responden ibu Berdasarkan penelitian
memiliki bayi dengan berat lahir yang telah dilakukan
bayi normal dengan berat didapatkan pula data 8
plasenta normal. Berat badan responden dengan berat
merupakan hasil interaksi dari plasenta kurang dari normal
berbagai faktor yang dan berat badan lahir bayi
berlangsung selama berada kurang dari normal. Hal ini
dalam kandungan yaitu ibu berbanding lurus dengan teori
(usia, status gizi, jarak yang menyatakan adanya
kehamilan, paritas, riwayat hubungan antara berat plasenta
penyakit), plasenta dan janin itu dengan berat badan lahir bayi.
sendiri. Sedangakan faktor Namun dalam penelitian ini juga
yang mepengaruhi berat banyak ditemukan19 responden
palsenta diantaranya status gizi dengan berat plasenta yang
ibu yang buruk serta adanya kurang dari normal tetapi berat
infeksi penyakit pada plasenta. bayi lahir normal.Hal ini tentu
Salah satu faktor tersebut dapat berbanding terbalik dengan
mempengaruhi variabel berat teori sebelumnya yang
badan lahir bayi dan berat menyatakan berat plasenta
plasenta. yang normal maka berat bayi
Berdasarkan hasil analisa pun akan normal.
hubungan berat plasenta Pada penelitian ini
dengan berat badan lahir bayi responden dipilih berdasarkan
di RSUD dr. Loekmono Hadi kriteria inklusi dan ekslusi yang
Kudus dengan menggunakan telah ditetapkan peneliti
uji korelasi Spearmen sebelumnya. Ketidaknormalan
diperoleh ρ value sebesar yang terjadi pada 8 responden
0,0001 ( kurang dari 0,05) yang memiliki berat plasenta
dengankriteria tingkat kurang dari normal dan berat
hubungan (koefisien korelasi badan lahir bayi yang kurang
sebesar 0,445 yang berarti dari normal merupakan akibat
memiliki hubungan yang cukup dari gangguan asupan nutrisi
(korelasi cukup) antara berat ibu hamil, sehingga
menyebakan plasenta tidak plasenta dengan berat badan
berkembang dengan baik. Hal lahir bayi yaitu koefisien
ini menyebabkan nutrisi serta korelasi sebesar 0,784 dan ρ
oksigen yang diberikan kepada value sebesar 0,0001. Hal ini
janin dalam kandungan menjadi sesuai dengan teori Manuaba
terganggu. (2010) yang menyatakan
Sedangkan untuk hasil bahwa salah satu penentu
penelitian yang menyatakan utama berat badan bayi adalah
dari 94 responden terdapat 19 berat plasenta. Hal ini
plasenta yang memiliki berat dikarenakan melalui plasenta
tidak normal akan tetapi berat nutrisi serta oksigen
badan lahir bayinya normal. didistribusikan dari ibu ke janin.
Berdasarkan asumsi dari Plasenta akan bertambah luas
peneliti, hal ini kemungkinan dan berat sesuai dengan
dipengaruhi oleh status gizi ibu pertambahan usia kehamilan
maupun kondisi kesehatan ibu akibat bertambahnya jumlah
selama proses kehamilan. vilus.
Apabila status gizi ibu selama
kehamilan tercukupi maka
kebutuhan nutrisi janin dalam Kesimpulan
kandungan akan terpenuhi,
namun tidak menutup 1. Berat badan lahir bayi pada
kemungkinan ibu mengalami ibu bersalin di RSUD dr.
gangguan kesehatan pada Loekmono Hadi Kudus
trimester akhir ( misalnya stress adalah sebanyak 83
) yang dapat menyebabkan responden (88,3%) berat
terjadinya pula gangguan dalam badan lahir normal, 10
pertumbuhan dan responden ( 10,6%) berat
perkembangan bayi dalam badan lahir rendah, dan 1
kandungan yang tadinya baik responden (1,1%) berat
menjadi berkurang. badan lahir lebih.
Hasil penelitian ini tidak 2. Berat plasenta pada ibu
jauh berbeda dengan penelitian bersalin di RSUD dr.
yang dilakukan oleh Mukhlisan Loekmono Hadi Kudus
(2013) tentang hubungan berat adalah 65 responden
(69,1%) memiliki berat lebih lanjut tentang
plasenta normal, 28 hubungan plasenta
responden (29,8%) dengan berat badan lahir
memiliki berat plasenta bayi.
kurang dari normal, dan 1 3. Bagi RSUD dr.
responden (1,1%) memiliki Loekmono Hadi Kudus
berat plasenta lebih dari Hasil penelitian
normal. diharapkan dapat
3. Terdapat hubungan yang digunakan oleh RSUD dr.
bermakna antara berat Loekmono Hadi Kudus
plasenta dan berat badan sebagai analisa
lahir bayi di RSUD dr. pelayanan kesehatan
Loekmono Hadi Kudus, yangan telah dilakukan,
hasil uji korelasi Spearman sehingga dapat
Rho didapatkan hasil nilai meningkatkan pelayanan
p = 0,0001 atau p > 0.05 kesehatan yang telah
yang berarti terdapat berlangsung selama ini.
hubungan yang bermakna 4. Bagi Peneliti Selanjutnya
antara dua variabel. Hasil penelitian ini
Saran diharapkan dapat
1. Bagi Peneliti digunakan sebagai
Penelitian ini literatur tambahan dan
diharapkan mampu bahan pertimbangan
menambah pengetahuan dalam membuat
peneliti mengenai penelitian lebih lanjut
hubungan plasenta tentang keperawatan
dengan berat badan lahir maternitas
bayi.
2. Bagi STIKES
Muhammadiyah Kudus Daftar Pustaka

Hasil penelitian ini Abdurrohman, Muhammad. (2013).


Analisis Hubungan Antara
diharapkan dapat
Dua Variabel Koefisisen
digunakan sebagai Korelasi Sederhana
literature tambahan dan Lambda.Bandung:ITDS
pertimbangan penelitian
Arikunto, Suharsini.(2012). Prosedur
Penelitian: Suatu
Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta

Ashgarnia.(2006).Hubungan Berat Plasenta dengan Karakteristik Maternal dan


Neonatal. Jurnal Kesehatan Andalas.

Badan Penelitian Statistik.(2015). Survei Sosial Ekonomi Nasonal (Susenas)


Tahun 2010. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan

BKKBN. (2008). Kesehatan Reproduksi. Jakarta. BKKBN

Bryant, Allison.(2017). Kelebihan dan Keurangan melahirkan Normal dan


Operasi Caesar. (Diakses tanggal 4 Januari 2019, dari
https://hellosehat.com/kehamilan/melahirkan/kelebihan-dan-kekurangan-
melahirkan-normal-vs-operasi-caesar/)

Dinas Kesehatan Kudus.(2015). Profil Kesehatan Propinsi Jawa Tengah: Dinas


Kesehatan Jawa Tengah.

Hidayat, Azis Alimul.(2010). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa


Data. Jakarta: Salemba Medika

Juniarti, R.(2012). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Berat Badan


Lahir Rendah di RSUD Senopati. Jurnal Kesehatan.

Kementerian Kesehatan RI.(2014). Millenium Development Goals. Jakarta:United


Nation

Kurnianingsih, Ika., (2016). Hubungan Berat Badan Bayi Lahir dengan Berat
Plasenta pada Ibu Preeklamsi di RSUD dr. Moewardi Surakarta. Other
Thesis Universitas Sebelas Maret.

Kosim,M.S.(2009).Buku AJar Neonatologi.Jakarta:IDAI.

Manuaba, I. G. (2010).Ilmu Kebidanan, Penyakit kandungan, KB. Jakarta: ECG

Kesehatan Andalas Volume


2.
Manuaba, I.G.(2007).Penuntun
Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Notoatmodjo, Soekidjo.(2010).
Ginekologi. Jakarta: ECG Metodologi Penelitian Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta
Mochtar.(2012).Sinopsis
Obstetri.Jakarta:EGC. Riwidikdo, Handoko.(2012). Statistik
Kesehatan. Yogyakarta:
Mukhlisan, H., Liputo, N.I., dan
Mitra Cendekia Press
Ermawati .(2013).
Hubungan Berat Plasenta Sarwono.(2010).Ilmu Kebidanan.
dengan Berat Badan Bayi Jakarta:PT Bina Pustaka
di Kota Pariaman. Jurnal
Setiawan, A. Lipoeto, N. I., dan Wagiyo.(2014).Asuhan
Izzah, A.Z.(2013). Keperawatan Antenatal,
Hubungan Kadar Intranatal, Postnatal dan
Hemoglobin Ibu Hamil Bayi Baru
Trimester III dengan Berat Lahir.Semarang:PT.
Badan Bayi Lahir di Kota Cahaya Sentosa.
Pariaman. Jurnal
Kesehatan Andalas Volume
2

Sugiyono.(2012). Metode Penelitian


Kuantitatif Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta

Sulistyaningsih.(2011). Metode
Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif. Yogyakarta:
Graha Ilmu.

Trianan, A. (2015). Buku Ajar


Kebidanan dan
Kegawatdaruratan
Maternal dan Neonatal
Penuntun Belajar Mata
kulih Asuhan Kebidanan
Kegawatdaruratan
Maternal dan Neonatal.
Yogyakarta: Deepublish

Oxom dan Forte.(2003).Patologi


dan Fisiologi
Persalinan.Jakarta:Garis
Buku.

WHO.(2012). Millenium
Development Goals.
Jakarta:United Nation

Wahyuni, A. Widya.(2015).
Hubungan Berat Plasenta
Dengan Berat Badan Lahir
Bayi Di BPM N Panyalaian.
LPPM Stikes Yarsi.

Widyastuti D.R.(2013).Panduan
Perkembangan Anak usia
0-1 tahun.Jakarta:Pustaka
Pembangunan.

Anda mungkin juga menyukai