Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN HASIL PRAKTIK PROFESI

PELAYANAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS: FOKUS PADA


MASALAH COVID DAN STUNTINGDI DUSUN II, DESA MANUSAK, KEC
KUPANG TIMUR

14 AGUSTUS 2020

PROPOSAL

OLEH

KELOMPOK 2

1. Adriaana Mella, S.Kep 1. Masdoli Nurhayati, S.Kep


2. Arnoldus Tano, S.Kep 2. Neni A.Simon, S.Kep
3. Benyamin Abang, S.Kep 3. Placida G. Pereira, S.Kep
4. Fransiskus A.Fouk, S.Kep 4. Rudolof Alokafani, S.Kep
5. Ferdi B.Moru, S.Kep 5. Siti Rohani Karabi, S.Kep
6. Ferdianus D.Dapa, S.Kep 6. Thresia M.Hosana ,S.Kep
7. Heldai I.Sabuna ,S.Kep 7. Yusta A.M. Liu, S.Kep
8. Kanisius G. Wolla ,S.Kep 8. Yuniati Yohanis, S.Kep
9. Maria Maro, S.Kep 9. Yuliana R.Abuk, S.Kep
10. Melfi Ballo, S.Kep 10. Yultiana Lampur, S.Kep
11. Yohana K.Jenat, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA
KUPANG
2020

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
American Nurses Association (ANA) mendefinisikan keperawatan kesehatan komunitas atau
keperawatan kesehatan masyarakat sebagai sintesis praktik keperawatan klinis dan kesehatan
masyarakat yang bersifat komprehensif, holistik dan berlangsung secara terus menerus,
diaplikasikan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan populasi dengan fokus praktik
pada upaya‘promotif dan preventif tanpa mengabaikan kuratif dam rehabilitatif serta ditujukan
pada masyarakat secara keseluruhan baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat (Ervin,
2002; Nies&Swansons, 2002; Stanhope&Lancaster, 2016).
Komunitas atau masyarakat adalah kumpulan orang yang hidup bersama . di suatu daerah
atau suatu lokasi, membentuk budaya dan wing berinteraksi satu déngan lainnya, bersifat
kontinyu serta terikat oleh identitas bersama (Stanhope&Lancaster, 2016). Komunitas/
masyarakat dalam terminologi ini antara lain komunitas dalam satu rukun tetangga (RT); rukun
warga (RW); kelurahan; kecamatan; kabupaten; dan lingkup masyarakat yang lebih luas. Adapun
asuhan keperawatan komunitas diberikan oleh perawat (vokasi, profesi Ners dan Ners Spesialis)
yang bertugas di sarana pelayanan kesehatan dasar (Puskesmas) dan sarana pelayanan kesehatan
lain termasuk rumah sakit yang memiliki fasilitas pelayanan komunitas.
Asuhan keperawatan komunitas diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan
komunitas dengan menggunakan proses keperawatan. Proses keperawatan komunitas terdiri dari
pengkajian, perumusan diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian
(evaluasi). Asuhan keperawatan ini harus didokumen tasikan dengan baik sebagai dokumen dan
pembuktian legal terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan. Menurut North American
Nursing Diagnosis Association (NANDA 2015-2017), diagnosis keperawatan adalah
”Interpretasi ilmiah atas data hasil pengkajian dan interpretasi ini digunakan perawat untuk
membuat rencana, melakukan implementasi serta evaluasi.”
Penerapan proses keperawatan dan dokumentasisampai saat ini masih menemui berbagai
kendala antara lain sulitnya merumuskan diagnosis keperawatan dan belum seragamnya
diagnosis yang ditetapkan sehingga praktisi keperawatan tidak melakukan praktik keperawatan
menggunakan pendekatan proses keperawatan dan menyulitkan dalam penetapan imbal jasa
antara lain menggunakan Diagnosis Related Group (DRG’S system). Hal serupa terjadi di area

2
praktek keperawatan komunitas. lain komunitas dalam satu rukun tetangga (RT); rukun warga
(RW); kelurahan; kecamatan; kabupaten; dan lingkup masyarakat yang lebih luas. Adapun
asuhan keperawatan komunitas diberikan oleh perawat (vokasi, profesi Ners dan Ners Spesialis)
yang bertugas di sarana pelayanan kesehatan dasar (Puskesmas) dan sarana pelayanan kesehatan
lain termasuk rumah sakit yang memiliki fasilitas pelayanan komunitas.
Asuhan keperawatan komunitas diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan
komunitas dengan menggunakan proses keperawatan. Proses keperawatan komunitas terdiri dari
pengkajian, perumusan diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian
(evaluasi). Asuhan keperawatan ini harus didokumen tasikan dengan baik sebagai dokumen dan
pembuktian legal terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan. Menurut North American
Nursing Diagnosis Association (NANDA 2015-2017), diagnosis keperawatan adalah
”Interpretasi ilmiah atas data hasil pengkajian dan interpretasi ini digunakan perawat untuk
membuat rencana, melakukan implementasi serta evaluasi.”
Penerapan proses keperawatan dan dokumentasisampai saat ini masih menemui berbagai
kendala antara lain sulitnya merumuskan diagnosis keperawatan dan belum seragamnya
diagnosis yang ditetapkan sehingga praktisi keperawatan tidak melakukan praktik keperawatan
menggunakan pendekatan proses keperawatan dan menyulitkan dalam penetapan imbal jasa
antara lain menggunakan DiagnosisRelated Group (DRG’S system). Hal serupa terjadi di area
praktek keperawatan komunitas.
Diagnosis di area praktek keperawatan komunitas yang telah dikembangkan belum dapat
diadopsi langsung oleh perawat/mahasiswa keperawatan karena respon sistem klien baik
individu, keluarga, kelompok ataupun komunitas sangatlah unik. Keunikan tersebut dipengaruhi
lingkungan dimana mereka berada serta kualifikasi pendidikan perawat yang ada saat ini
terutama yang melaksanakan praktik keperawatan kesehatan komunitas masih bervariasi.
Berbagai level pendidikan perawat mulai dari perawat Vokasi, Nets, Ners Spesialis Keperawatan
Komunitas, dan Doktor Keperawatan menjadikan pentingnya disusun dan disepakati bersama
sebuah panduan pendokumentasian pelayanan keperawatan komunitas termasuk penetapan
diagnosis keperawatan. Sistem dokumentasi ini disusun menggunakan modifikasi
NANDA/Intemational Classifications for Nursing Practice (ICNP), NOC dan .NIC. Sistem ini
digunakan dalam perumusan diagnosis keperawatan pada area keperawatan komunitas untuk
merumuskan diagnosis, menyusun rencana intervensi, implementasi dan evaluasi, yang

3
diharapkan rencana intervensi yang dipilih dapat diintegrasikan dengan berbagai referensi lain
yang berhubungan dengan diagnosis terpilih.
‘Panduan dokumentasi asuhan keperawatan komunitas ini berlaku pada sistem klien individu,
keluarga, kelompok dan komunitas. Lingkup sistem klien ini berlaku pada mata ajar yang
dikelola oleh Keilm-uan/ Departemen/ bagian Keperawatan Komunitas, sehingga panduan ini
dapat digunakan sebagai acuan/pedoman pada mata ajar ' Keperawatan Komunitas, Keluarga,
dan Gerontik.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dalam program profesi ners praktik komonitas di Desa Manusak diharapakan
mahasiswa mampu memberikan Asuha Keperawatan komonitas dan keluraga sesuai konsep
dan teori keperawatan komonitas.
2. Tujuan Khusus
Dalam program profesi Ners praktik komonitas di Desa Manusak diharapkan mahasiswa
mampu :
a. Mengidentifikasi data yang diperlukan.
b. Mengumpulka data (pengakajian) dengan menggunakan metode survey (kosuener) dan
wawancara.
c. Menganalisis data yang di dapatkan berdasarkan hasil pengakajian.
d. Menentukan masalah kesehatan dan masalah keperawatan.
e. Menetapkan prioritas kebutuhan kesehatan dan masalah keperawatan berdasarkan kriteria
tertentu.
f. Melaksanakan rencana keperawatan
g. Melakuakan evaluasi keperawatan.

C. Manfaat Praktik
1. Dapat menerapkan ilmu pengetahuan keperawatan, khususnya keperawatan komonitas.
2. Dapat bekerja sama dengan masyarakat menemukan maslah kesehatan serta memecahkan
masalah kesehatan
3. Dapat meminimalakan masalah kesehatan masyarakat baik kesadaran masyarakat dalam
pentingnya kesehatan secara individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

4
D. Waktu Pelaksanaan Praktik Keperawatan
Pelaksanaan keperawatan Profesi Ners STIKes Maranatha Kupang dalam praktik
keperawatan kominitas dimulai pada tanggal 13 juli 2020 sampai pada tanggal 15 agustus 2020.

E. Tempat Pelakasanaan Praktik Keperawatan


Praktik keperawatan komunitas bertempat di Desa Manusa, Dusun 2, RT 04, 05, 15, 16,
18, 19, 20, 25, 24, 21, 14, 17, 06, RW 02, 06, 07, 08.

F. Karakteristik Komunitas
1. Data Demografi
Desa manusak dulunya merupakan Dusun 1 yang disebut juga dengan Tetelek yang
merupakan pemekaran dari Desa Pukdale Kecamatan Kupang Timur. Sebagai salah satu
dusun terjauh dengan jarak kurang lebih 7 km dari pusat desa (Kantor Desa Pukdale) tentu
mengalami kesulitan untuk mendapatkan pelayanan baik pelayan pemerintah desa maupun
pelayanan kesehatan. Alasan inilah yang menjadi pertimbangan dimekarkan dusun ini
menjadi desa pada tahun 2004 telah ada upaya dari Pemdes Pukdale dan masyarakat dusun 1
untuk mengusulkan kepada pemerintah kabupaten agar segera dimekarkan dusun 1 Menjadi
desa defenitif dengan alasan pendekatan pelayanan umum namun usulan tersebut belum
sepenuhnya diterima. Meskipun demikian, upaya demi upaya tak henti-hentinya dilakukan.
Setahun kemudian, tepatnya pada tahun 2005, usulan pemekaran tersebut dijawab oleh
pemerintah kabupaten dan saat itulah secara resmi dusun 1 dimekarkan menjadi desa
devenitif dan dinamakan Desa Manusak hingga sekarang.
Batas administrasi desa dan luas wilayah, Desa Manusak merupakan 1 dari 13 wilayah desa
dan kelurahan yang berada di kecamatan Kupang Timur. Desa Manusak merupakan desa
pemekaran dari desa Pukdale yang mulai dimekarkan sejak tahun 2005 dan defenitif pada
tahun 2006. Luas wilayah desa mencapai 2.500 ha. Jarak dari kota kecamatan 7 km. Jarak
dari kota kabupaten 5 km.
Sebagai sebuah wilayah administrasi pedesaan, desa Manusak memiliki batas-batas
wilayah defenitif yakni:
a. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Naibonat.
b. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Raknamo, Desa Naunu.

5
c. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Pukdale, desa Fatuteta, Desa Kuanheum, Desa
Oefeto.
d. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Naibonat dan Desa Naunu.
Gambaran Umum Demografis
Berdasarkan hasil pengkajian yang didapatkan, dusun II terdiri dari 275 kepala keluarga
dan terdiri dari 1.403 jiwa. Hal yang terjadi pada saat pendataan ada keluarga yang tidak
berada ditempat dan ada beberapa keluarga yang sudah menikah tapi belum memiliki kartu
keluarga sendiri serta ada beberapa keluarga yang menolak untuk dilakukan pengkajian.
2. Persiapan dan Pelaksanaan
a. Persiapan Kemasyarakatan
Pada tahap awal kelompok mahasiswa melakukan pre-conferens, pertemuan dengan
kepala dusun II Desa Manusak serta survey 13 RT didusun II , dan kader kesehatan.
b. Pelaksanaan
Pengakajian dilakukan di Desa Manusak, Dusun II yang terdiri dari 13 RT dan 4 RW
yang dilakukan tanggal 15-18 Juli 2020, oleh mahasiswa Profesi Ners STIKes Maranatha
Kupang sebanyak 21 orang. Tahap pelaksanaan terdiri dari atas pengkajian:
a. Pengkajian
1. Pengumpulan data
Tahap pengumpulan data yang dilakukan meliputi :
a. Melakukan pengumpulan data dengan cara mengunjungi masing – masing
rumah penduduk, wawancara langsung kepada pihak keluarga serta observasi
kondisi dirumah dan lingkungan sekitarnya selama 10-15 menit . Kegiatan
pengumpulan data dilakukan tanggal 15 sampai 18 Juli 2020 (pagi dan sore).
b. Melakukan tabulasi data dari hasil pengumpulan data yang telah dilakukan
terhitung dari tanggal 16 – 20 Juli 2020.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Teori
1. Konsep Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas terdiri dari tiga kata yaitu keperawatan, kesehatan dan
komunitas, dimana setiap kata memiliki arti yang cukup luas. Azrul Azwar (2016)
mendefinisikan ketiga kata tersebut sebagai berikut :
a. Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia yang dapat mempengaruhi perubahan, penyimpangan atau tidak
berfungsinya secara optimal setiap unit yang terdapat dalam sistem hayati tubuh manusia,
baik secara individu, keluarga, ataupun masyarakat dan ekosistem.
b. Kesehatan adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan manusia mulai dari tingkat
individu sampai tingkat ekosistem serta perbaikan fungsi setiap unit dalam sistem hayati
tubuh manusia mulai dari tingkat sub sampai dengan tingkat sistem tubuh.
c. Komunitas adalah sekelompok manusia yang saling berhubungan lebih sering
dibandingkan dengan manusia lain yang berada diluarnya serta saling ketergantungan
untuk memenuhi keperluan barang dan jasa yang penting untuk menunjang kehidupan
sehari-hari.
 Menurut WHO (2017 ), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang
merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan
bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna
meningkatkan kesehatan, penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik,
rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu,
keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara
keseluruhan.
2. Tujuan Keperawatan Komunitas
Tujuan keperawatan komunitas adalah mempertahankan sistem klien dalam. keadaan
stabil melalui upaya prevensi primer, sekunder, dam tersier (Pacala, 2007; Wallace, dalam
Allender; Rector; &Warner, 2018). Adapun penjelasan mengenai upaya prevensi tersebut
adalah sebagai berikut:

7
a. Prevensi Primer
Prevensi primer. ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
yang sehat. Bentuk tindakan keperawatan yang dabat dilakukan adalah promosi kesehatan
dan perlindungan spesifik agar terhindar dari masalah/ penyakit. Contohnya adalah
memberikali imunisasi pada balita, pemberian vaksin, serta promosi kesehatan tentang
perilaku hidup bersih dan sehat.
b. Prevensi Sekunder
Prevensi sekunder ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
yang berisiko mengalami masalah kesehatan Bentuk intervensi yang dapat dilakukan
adalah pelayanan/ asuhan keperawatan mencakup identifikasi masyarakat atau kelompok
yang berisiko mengalami masalah kesehatan, melakukan penganggulangan masalah
kesehatan secara tepat dan cepat, upaya penemuan penyakit sejak awal (skrining
kesehatan), pemeriksaan kesehatan berkala} serta melakukan rujukan terhadap
masyarakat yang memerlukan penatal'aksanaan lebih lanjut.
c. Prevensi Tersier
Prevensi tersier ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat pada
masa pemulihan setelah mengalami masalah kesehatan. Bentuk intervensi yang dapat
dilakukan adalah upayé rehabilitasi pasca perawatan di fasilitas tatanan pelayanan
kesehatan lain untuk mencegah ketidakr'nampuan, ketidakberdayaan atau kecacatan lebih
lanjut. Contoh tindakan yang dilakukan adalah melatih , rentang pergerakan sendi/
rangeofmotion (ROM) pada klien pasca stroke, atau mélakukan kegiatan pemulihan
kesehatan pasca bencana.

8
3. Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas
a. Pengkajian
Hal yang perlu di kaji pada komunitas atau kelompok, antara lain sebagai berikut :
Inti (Core) meliputi:
Data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri atas usia yang berisiko,
pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan, serta riwayat
timbulnya kelompok atau komunitas.
Mengkaji 8 susbsistem yang mempengaruhi komunitas, antara lain :
a) Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi, bagaimana kepadatannya
karena dapat menjadi stressor bagi penduduk
b) Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan
untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat.
c) Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan keamanan
dilingkungan tempat tinggal, apakah masyarakat merasa nyaman atau tidak,
apakah sering mengalami stress akibat keamanan dan keselamatan yang tidak
terjamin.
d) Politik dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah cukup
menunjang, sehingga memudahkan masyarakat mendapatkan pelayan di
berbagai bidang termasuk kesehatan.
e) Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini dan
merawat/ memantau gangguan yang terjadi.
f) System komunikasi, sarana komunikasi apa saja yang tersedia dan dapat di
manfaatkan di masyarakat tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait
dengan gangguan penyakit.
g) System ekonomi, tingkat social ekonomi masyakarat secara keseluruhan,
apakah pendapatan yang diterima sesuai dengan kebijakan Upah Minimun
Regional (UMR) atau sebaliknya di bawah upah minimum.
h) Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka, apakah
biayanya dapat di jangkau oleh masyakarat.

9
b. Diagnosa
Diagnosis di tegakkan berdasarkan tingkat reaksi komunitas terhadap stressor
yang ada.
c. Intervensi
Intervensi yang dapat dilakukan berkaitan dengan diagnosis keperawatan
komunitas yang muncul.
d. Implementasi
Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah di
rencanakan
e. Evaluasi
1) Menilai respon verbal dan non verbal komunitas setelah di lakukan intervensi .
2) Menilai kemajuan yang di capai oleh komunitas setelah dilakukan intervensi
keperawatan
3) Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke RS.

10
BAB III
HASIL PENGKAJIAN

A. Data Demografi
1. Umur
Gambar 1
Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur
Di Dusun II Desa Manusak
600

511
500

400

319
300

189 200
200

100 89
71
24
0
<12 bulan 1-5 tahun 6-12 tahun 13-21 tahun 22-55 tahun 46-50 tahun >60 tahun

Sumber: Data Primer, 2020


Berdasarkan Gambar 1, penduduk dengan umur paling dominan yaitu 22-45
tahun sebanyak 511 jiwa dengan presentase 36,4%, sedangkan umur yang paling
sedikit 0-12 bulan 24 jiwa dengan presentase 1,7%.
2. Jenis kelamin
Gambar 2
Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Dusun II Desa Manusak
708 707
706

704

702

700

698
696
696

694

692

690
laki-laki perempuan

Sumber : Data Primer, 2020

11
Berdasarkan Gambar 2, distribusi jenis kelamin perempuan lebih dominan
dengan presentase 50,4% (707 jiwa) dibanding laki-laki 49,6% (696 jiwa).
3. Agama

Gambar 3
Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama
di Dusun II Desa Manusak
1200

998
1000

800

600

400 348

200
57
0
islam kristen katholik

Sumber : Data Primer, 2020


Berdasarkan Gambar 3, distribusi penduduk dengan agama yang paling
dominan yaitu Katolik sebanyak 998 jiwa dengan presentase 71,1% diikuti dengan
agama Protestan yaitu 24,8% dan sedangkan penduduk dengan agama yang paling
sedikit Islam (57 jiwa) dengan presentase 4,1% .

12
4. Pendidikan
Gambar 4
Distribusi jumlah penduduk berdasarkan pendidikan
Di dusun 2 desa Manusak
350
317
300 294
280 273

250

199
200

150

100

50
27
13
0
Tidak pernah Tidak tamat Tamat SD/ MI Tamat SLTP/ Tamat SLTA/ Tamat D1/ Tamat PTt
sekolah SD/MI MTS MA D2/ D3

Sumber : Data Primer, 2020


Berdasarkan data yang didapatkan kebanyakan masyarakat di dusun 2 desa
manusak pendidikan terakhirnya adalah SMA atau kebanyakan masyarakat dusun 2
telah tamat SMA
5. Status perkawinan
Gambar 5
Distribusi jumlah penduduk berdasarkan status perkawinan
Di dusun 2 desa manusak
1000

900 878

800

700

600

500 480

400

300

200

100
12 33
0
Kawin Belum kawin Cerai hidup Cerai mati

Sumber : Data Primer, 2020

13
Berdasarkan data Distribusi jumlah penduduk berdasarkan status perkawinan
Di dusun 2 desa terdapat 878 orang yang belum menikah (62,6%).
6. Pekerjaan
Gambar 6
Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
di Dusun II Desa Manusak
600
509
500

400
332
300 252
209
200

100
33 46
21 1
0

Sumber : Data Primer, 2020


Berdasarkan Gambar 4 diatas, distribusi jumlah penduduk berdasarkan
pekerjaan yang sedikit yaitu wiraswasta dan PNS/TNI/POLRI/BUMN/BUMD
dengan presentase 2% (33 jiwa).

14
B. Data Khusus
Data khusus yang di data pada masyarakat dusun 2 desa manusak adalah masalah-
masalah kesehatan yang ada dimasyarakat seperti data distribusi penyakit TBC,
Hipertensi, malaria, kusta, hepatitis, asma, gout, DBD, DM, dan gangguan lain seperti
epilepsi (kemenkes,2017).
Gambar 7
Distribusi Gangguan Kesehatan di Dusun II Desa Manusak
160
140 135

120
100
80
60
42
40
24 19
20
0 0 0 2 0 4
0

Sumber : Data primer ,2020


Berdasarkan Gambar 5, distribusi penduduk yang mengalami gangguan
kesehatan/ penyakit Hipertensi (HT) terbanyak yaitu 135 orang ,dan yang paling
sedikit asma dengan presentase 1% (2 orang),yang menderita TBC dengan presentase
24 orang, yang menderita Gout dengan presentase 12% (24 orang), yang menderita
DM dengan presentase 4 orang dan gangguan kesehatan lainnya (HIV/AIDS,
Epilepsi, stroke,gangguan tumbuh kembang, kecacatan) yaitu 19 orang.

15
C. 12 Indikator Keluarga Sehat
12 indikator keluarga sehat terdiri dari: keluarga mengikuti program KB (Keluarga
berencana), ibu melahirkan difaskes, bayi mendapatkan imunisasi lengkap, pemberian
ASI eksklusif bayi 0-6 bulan, pemantuan pertumbuhan balita, penderita TB paru yang
berobat sesuai standar, penderita hipertensi berobat teratur, penderita gangguan jiwa berat
yang diobati, tidak ada anggota keluarga yang merokok, sekeluarga sudah menjadi
anggota JKN, mempunyai sarana air bersih, serta menggunakan jamban keluarga
1. Keluarga mengikuti program KB (Keluarga berencana)
Gambar 8

Distribusi Pengguna KB di Dusun II Desa Manusak


160

140 137

120

100

80 75
63
60

40

20

0
Tidak Ya tidak masuk dalam indikator

Sumber, data primer 2020


Berdasarkan Gambar 6, distribusi pengguna KB menurut indiKator PIS-PK
(wanita usia 10-54 tahun dan laki-laki usia ≥10 tahun), yang menggunakan KB dalam
keluarga ada 63 KK, sedangkan yang tidak menggunakan KB 75 KK. Sedangkan
yang tidak masuk dalam indikator ada 137 KK.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada setiap KK banyak keluarga
yang mengatakan bahwa mereka tidak ingin menggunkan KB karena belum ada niat
dan sebagian mengatakan takut efek samping seperti kegemukan, dan terlambat
dating bulan.

16
2. Persalinan di Faskes
Gambar 9
Distribusi persalinan di Faskes di Dusun II Desa Manusak
250 236

200

150

100

50
23
16

0
Tidak Ya tidak masuk dalam indikator

Sumber, data primer 2020


Berdasarkan diagram diatas ibu yang melahirkan di faskes (keluarga berumur
<12 bulan) sebanyak 23 KK, sedangkan yang tidak melahirkan difaskes berjumlah16
KK. Berdasarkan hasil wawancara yang didapatkan banyak Ibu-Ibu yang mengatakan
bahwa mereka lebih memilih melahirkan dirumah karena , jarak rumah ke Fasilitas
kesehatan yang jauh.
3. Bayi mendapatkan imunisasi lengkap
Gambar 10
Distribusi Imunisasi Dasar Lengkap di Dusun II Desa Manusak
300

250 240

200

150

100

50
16 19

0
Tidak lengkap Lengkap tidak masuk dalam indikator

Sumber, data primer 2020

17
Berdasarkan diagram diatas keluarga yang tidak mengikuti Imunisasi dasar
lengkap sesuai indikator umur anggota keluarga 0 bulan-2 tahun, sebanyak 17 KK,
sedangkan yang sudah mengikuti imunisasi dasar lengkap sebanyak 19 KK.
Berdasarkan hasil wawancara yang didapatkan banyak ibu mengatakan bahwa anak-
anak mereka belum mendapatkan imunisasi lengkap pada beberapa bulan terakhir
karena pelayanan Posyandu ditutup akibat adanya virus corona(covid-19).
4. Pemberian ASI eksklusif bayi 0-6 bulan
Gambar 11
Distribusi Asi Eksklusif di Dusun II Desa Manusak
250
232

200

150

100

50
26
17

0
Tidak Ya tidak masuk dalam indiktor

Sumber, 2020
Berdasarkan diagram diatas keluarga (ibu) yang memberikan ASI Eksklusif
dengan kriteria anggota keluarga berumur 7-23 bulan, sebanyak 26 KK sedangkan
yang tidak memberikan ASI Eksklusif sebanyak 17 KK. Sedangkan yang tidak
masuk dalam indikator sebanyak 232 KK.
Berdasarkan hasil wawancara yang didapatkan banyak Ibu-Ibu yang mengatakan
bahwa mereka Tidak ASI Eksklusif karena mereka percaya bahwa ketika Bayi diberi
Kopi atau MPASI jantung anak akan kuat serta terbebas dari penyakit lainnya.

18
5. Posyandu Balita
Gambar 12
Distribusi Posyandu balita di Dusun II Desa Manusak
250
229

200

150

100

50
27
19

0
Tidak Ya tidak masuk dalam indikator

Sumber, data primer 2020


Berdasarkan diagram diatas jumlah KK yang anggota keluarganya(balita umur
2-59 bulan) tidak mengikuti posyandu secara rutin sebanyak 19 dan yang patuh
sebanyak 27 dari 46 KK yang masuk dalam indikator.
Berdasarkan hasil wawancara yang didapatkan banyak Ibu-Ibu yang
mengatakan bahwa mereka sibuk kerja dikebun sehingga mereka lupa untuk
membawa anak ke posyandu balita.
6. Kepatuhan pengobatan TBC
Gambar 13
Distribusi Penanganan TBC di Dusun II Desa Manusak
300

249
250

200

150

100

50
18
8
0
Tidak patuh dalam pengobatan Patuh dalam pengobatan tidak masuk dalam indikator

Sumber, data primer 2020

19
Berdasarkan diagram diatas jumlah KK yang anggota keluarganya patuh
dalam pengobatan TBC ada 8 KK, sedangkan yang tidak patuh minum obat lebih
banyak yaitu 18 KK. Berdasarkan wawancara yang didapatkan dilapangan ada
beberapa keluarga mengatakan bahwa mereka kesulitan dalam mendapatkan obat
karena masalah perekonomian sehingga mereka tidak patuh dalam meminum obat.
Berdasarkan hasil wawancara yang didapatkan banyak penderita TBC yang
mengatakan bahwa mereka terkendala dalam biaya transportasi untuk pergi
mengambil obat karena jarak yang jauh serta ada beberapa penderita yang percaya
bahwa dengan berdoa mereka akan sembuh dari penyakitnya.
7. Kepatuhan pengobatan hipertensi
Gambar 14
Distribusi Pengobatan HT di Dusun II Desa Manusak
250

201
200

150

100

47
50
27

0
tidak patuh dalam pengobatan patuh dalam pengobatan tidak masuk dalam indikator

Sumber, data primer 2020

Berdasarkan Gambar diagram diatas keluarga yang tidak patuh minum obat
anti hipertensi 47 KK, sedangkan yang patuh minum obat dengan presentase 27 KK
dari 275 KK di dusun II. Berdasarkan hasil wawancara yang didapatkan banyak
penderita Hipertensi yang mengatakan mereka malas untuk melakukan pengobatan
Hipertensi karena antrian yang sangat panjang pada saat mereka ingin berobat di
FASKES sehingga lebih memilih untuk menggunakan Ramuan tradisional yang
belum diketahui kandungannya dengan jelas( Biji Bunga Bonsai)

20
8. Tidak ada anggota keluarga yang merokok
Gambar 15
Distribusi KK perokok di Dusun II Desa Manusak
250

201
200

150

100
74

50

0
merokok tidak merokok

Sumber, data primer 2020


Berdasarkan diagram diatas jumlah keluarga yang merokok di dalam keluarga
ada 201 KK sedangkan yang tidak merokok sebanyak 74 KK, berdasarkan data
wawancara ada beberapa keluarga mengatakan bahwa merokok merupakan suatu
tradisi atau adat sehingga susah untuk diubah perilaku tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara yang didapatkan banyak masyarkat yang
merokok karena ada Tradisi yang harus mereka patuhi ketika mereka berkumpul
untuk berbicara adat, tapi ada sebagian masyarakat yang mengatakan karena pergulan
serta lingkungan yang dapat mempengaruhi mereka untuk merokok.

21
9. Sekeluarga sudah menjadi anggota JKN
Gambar 16
Distribusi Kepemilikan Kartu JKN di Dusun II Desa Manusak
180
167
160

140

120
108
100

80

60

40

20

0
tidak ada JKN ada JKN

Sumber, data primer 2020


Berdasarkan diagram diatas jumlah keluarga yang tidak memiliki JKN secara
lengkap/ seluruh anggota keluarga 108 KK dari 275 KK yang dikaji. Hasil
wawancara yang didapatkan ada beberapa KK yang mengatakan mereka sudah
mengurus semua berkas untuk mengurus JKN namun prosesnya yang lama .
10. Mempunyai sarana air bersih

Gambar 17
Distribusi Kepemilikan Sarana Air Bersih di Dusun II Desa Manusak

150

146
145

140

135

130 129

125

120
tidak akses sanitasi dan air bersih ada akses sanitasi dan air bersih

Sumber, data primer 2020

22
Berdasarkan diagram diatas jumlah keluarga yang memiliki sarana air bersih
(sumur terlindung, PAM/ Ledeng/ kemasan) sebanyak 146 KK, tidak memiliki sarana
air bersih ada 129 KK dari 275 KK yang dikaji. Ada beberapa keluarga mengatakan
mereka memiliki sumber air tersendiri dirumah namun karena musim kemarau banyak
sumber air yang kering.
Berdasarkan hasil wawancara yang didapatkan banyak masyarakat yang
mengatakan karena sekarang lagi musim kemarau sehingga sumber air banyak yang
kering, kebanyakan dari masyarakat didusun kebanyakan mengambil air dikali.

11. Jamban Sehat

Gambar 18
Distribusi Kepemilikan Jamban Sehat di Dusun II Desa Manusak
250

205
200

150

100
70

50

0
Tidak memiliki jamban sehat Memiliki jamban sehat

Sumber, data primer 2020


Berdasarkan diagram diatas distribusi keluarga yang memiliki jamban sehat
sebanyak 205 KK, tidak ada jamban sehat ada 70 KK. Kebanyakan masyarakat
mengatakan bahwa mereka menggunakan 1 jamban untuk dua atau 3 keluarga.
Berdasarkan hasil wawancara yang didapatkan banyak masyarakat yang
mengatakan karena faktor ekonomi sehingga mereka menggunakan Jamban bersama.
12. Penanganan keluarga dengan ODGJ
Berdasarkan hasil pengkajian, tidak ada yang mengalami gangguan kejiwaan
(ODGJ) di dusun II, sehingga tidak ada indikator keluarga dalam pengobatan orang
dengan gangguan jiwa.

23
D. STUNTING
1. Usia ibu
Gambar 19
Distribusi usia ibu Didusun II Desa Manusak
80

70 67

60

50

40

30

20

10 6

0
17-35 tahun 36-45 tahun

Sumber, data primer 2020

Berdasarkan data diatas didapatkan bahwa frekuensi umur ibu balita terbanyak di desa
manusak adalah usia 17-35 tahun sebanyak 67 orang.

2. Pendidikan ibu
Gambar 20
Distribusi pendidikan ibu di Dusun II Desa Manusak

50 47
45
40
35
30
25
20
15
15
10
10
5
1
0
SD SMP SMA PERGURUAN TINGGI

Sumber, data primer 2020

24
Berdasarkan data pada Gambar 20 didapatkan hasil pendidikan terbanyak ibu
(responden) adalah SMA sebanyak 47 orang.
3. Kunjungan ANC
Gambar 21
Distribusi jumlah kunjungan antenatal care ibu di dusun 2 desa manusak
50

45 43

40

35
30
30

25

20

15

10

0
>4 KALI < 4 KALI

Sumber, data primer 2020

Berdasarkan data distribusi jumlah kunjungan antenatal care ibu (responden)


di dusun 2, desa Manusak, kebayakan ibu hamil melakukan kunjungan ANC lebih
dari 4 kali yaitu sebanyak 43 ibu.

4. Usia anak
Gambar 22
Distribusi usia balita di dusun 2 desa manusak

45
42
40

35
31
30

25

20

15

10

0
0-24 bulan 24-60 bulan

Sumber, data primer 2020

25
Berdasarkan diagram diatas, distribusi terbanyak usia anak di dusun 2 desa
manusak adalah anak dengan usia 0-24 bulan sebanyak 42 orang (57,5%).
5. Panjang badan anak
Gambar 23
Distribusi panjang badan anak disusun 2 desa manusak
50
46
45

40

35

30

25

20

15 13 13

10

5
1
0
sangat pendek pendek normal tinggi

Sumber, data primer 2020

Berdasarkan data Distribusi panjang badan anak terbanyak disusun 2 desa


manusak adalah normal atau tinggi badan anak sesuai dengan umur anak atau
sesuai dengan standar deviasi yaitu sebanyak 46 orang (63 %).
6. Jenis kelamin anak
Gambar 24
Distribusi jenis kelamin anak di dusun 2 desa manusak tahun 2020
40
39
39

38

37

36

35
34
34

33

32

31
laki-laki perempuan

26
Sumber, data primer 2020

Berdasarkan data Distribusi terbanyak jenis kelamin balita di dusun 2 desa


manusak tahun 2020 adalah anak perempuan sebanyak 39 orang ( 53,4%).
7. Tingkat pengetahuan ibu tentang stunting
Gambar 25
Distribusi pre test tingkat pengetahuan ibu tentang stunting di dusun 2 desa
manusak tahun 2020
40 38

35

30
27
25

20

15

10 8

0
baik cukup kurang

Sumber, data primer 2020

Berdasarkan data Distribusi tingkat pengetahuan ibu terbanyak tentang stunting di


dusun 2 desa manusak tahun 2020 adalah 38 orang ( 52,8%)
Gambar 26
Distribusi post test tingkat pengetahuan ibu tentang stunting di dusun 2 desa
manusak tahun 2020
45
40
40

35

30
26
25

20

15

10
7
5

0
baik cukup kurang

Sumber : data primer 2020

27
Berdasarkan data Distribusi tingkat pengetahuan ibu terbanyak tentang stunting di
dusun 2 desa manusak tahun 2020 adalah 40 orang ( 54,8%)

Gambar 27
Pengaruh tingkat pengetahuan ibu tentang stunting di dusun 2 desa manusak tahun
2020
Paired Samples Correlations

Sig. (2-
N Correlation tailed)

Pair 1 Pre-test pengetahuan & Post-


73 ,124 ,000
test pengetahuan

Berdasarkan hasil uji menggunakan paried simple t-test didapat hasil ada
pengaruh pendidikan kesehatan stunting terhadap peningkatan pengetahuan
masyarakat dengan nilai p value yang sangat kuat dan bernilai positif.

E. COVID-19
1. Jenis kelamin
Gambar 28
Distribusi Jenis Kelamin Responden
60
56

50
44

40

30

20

10

0
laki-laki perempuan

Sumber, data primer 2020

Berdasarkan diagram diatas dari jenis kelamin laki-laki memiliki presentase


terendah adalah sebanyak 44 responden (44%).

28
2. Usia
Gambar 29

Distribusi Usia di Dusun II Desa Manusak


45
42
40
40

35

30

25

20

15
11
10
7
5

0
13-21 tahun 22-45 46-60 >60 tahun

Sumber, data primer 2020

Berdasarkan diagram diatas usia responden dengan frekuensi terendah yaitu


>60 tahun berjumlah 7 responden (7%).

3. Pendidikan
Gambar 30
Distribusi Pendidikan di Dusun II Desa Manusak
35
32
30

25

20 18
17 17
16
15

10

0
tidak pernah tidak tamat SD tamat SD tamat SMP Tamat SMA
bersekolah

Sumber, data primer 2020

29
Berdasarkan diagram diatas pendidikan responden dengan presentase terendah
adalah tamat SD sebanyak 16 orang (16%).
4. Pekerjaan
Gambar 30
Distribusi Pekerjaan Didusun II Desa Manusak
60

52
50

40

30 28

20

10 7 7
5
1
0
tidak bekerja sekolah pns pedagang petani lain-lain

Sumber, data primer 2020

Berdasarkan diagram diatas, distribusi pekerjaan responden dengan


presentase terendah yaitu PNS sebanyak 1 responden (1%).

5. Pengetahuan
Gambar 31
Distribusi pre-test tingkat pengetahuan responden tentang covid
80
74
70

60

50

40

30

20 16
10
10

0
baik cukup kurang

Sumber, data primer 2020

30
Berdasarkan diagram diatas, presentase tertinggi pengetahuan responden
sebelum diberikan pengetahuan mengenai covid yaitu kategori cukup sebanyak 74
responden (74%) diikuti dengan kategori pengetahuan baik sebanyak 16 responden
(16%), dan peresentase terendah yaitu pengetahuan kurang sebanyak 10 responden
(10%)

Gambar 32
Distribusi post-test tingkat pengetahuan responden tentang covid
POST TINGKAT PENGETAHUAN COVID 19

82
90
80
70
60
50
40
30
20 10 8
10
0
Baik Cukup Kurang

Sumber: data primer 2020


Berdasarkan diagram diatas, presentase tertinggi tingkat pengetahuan
responden setelah diberikan penyuluhan tentang covid yaitu pengetahuan baik
sebanyak 82 orang (82%).

6. Sikap
Gambar 33
Distribusi Sikap di Dusun II Desa Manusak

Sikap untuk penangaan covid

80 72

70

60

50

40

30 19
20 9
10

0
Baik cukup kurang

Sumber, data primer 2020

31
Berdasarkan diagram diatas presentase terendah yaitu kurang sebanyak 9
responden (9%). Hal ini terjadi karena masyarakat mengatakan aparat pemerintahan
selalu mengingatkan untuk mematuhi protocol kesehatan seperti memakai masker,
menghindari tempat ramai, serta menjaga jarak.

Gambar 34
Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan responden
tentang covid-19

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.(2-tailed)

Pair 1 Pre-test pengetaahuan & Post-test


100 ,418 ,000
pengetahuan

Berdasarkan hasil uji menggunakan paried simple t-test didapat hasil ada
pengaruh pendidikan kesehatan covid-19 terhadap peningkatan pengetahuan
masyarakat dengan nilai p value 0,000 dengan korelasi yang sangat kuat dan bernilai
positif yaitu nilai corelation 0,418.
7. Perilaku
Gambar 35
Distribusi Perilaku pencgahan covid

50

50 45

45
40
35
30
25
20
15
10 5

5
0
Baik cukup kurang

Sumber, data primer 2020


Berdasarkan diagram diatas presentase Tindakan Kurang dengan 5% (5
orang). Kebanyakan masyarakat mengatakan bahwa mereka percaya bahwa

32
pemerintah mampu untuk mencegah corona serta mereka setuju untuk meliburkan
sekolah selama wabah corona masih terjadi.

33
BAB IV
RENCANA TINDAKAN

A. ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
1. Tanda mayor : Program tidak Defisit
 Terdapat 15 KK yang tidak patuh didukung komunitas. kesehatan
dalam pengobatan TBC komunitas
 Berdasarkan data yang didapatkan
keluarga yang tidak patuh minum
obat antihipertensi sebanyak 16%
(45 KK)
 Berdasarkan diagram diatas jumlah
keluarga yang merokok di dalam
keluarga ada 201 KK, data
wawancara ada beberapa keluarga
mengatakan bahwa merokok
merupakan suatu tradisi atau adat
sehingga susah untuk diubah
perilaku tersebut.
 Saat dilakukan Wawancara
didapatkan banyak masyarakat
yang mengatakan karena faktor
ekonomi sehingga mereka
menggunakan Jamban bersama.
2. Data Mayor : Ketidakefektifan pola Manejemen
Subjective : perawatan kesehatan kesehatan tidak
 Masyarakat mengatakan keluarga efektif.
mereka mengalami kesulitan
dalam melakukan pemeriksaan
kesehatan difalitas kesehatan
karena sibuk ke kebun serta
malas karena antrian yang
panjang
 Saat pengkajan ditemukan
klien tidak patuh dalam
melakukan pengobatan TB,
dengan presentasi masalah TB
meningkat , dengan data tidak
patuh sebesar 15 %.
 Saat dilakukan wawancara
didapatkan ada beberapa KK
yang mengatakan mereka
sudah mengurus semua berkas
untuk mengurus JKN namun
prosesnya yang lama.
Data minor:
 10% Pasien TB membuang dahak

34
sembarang dan tidak m emakai
masker dirumah.
 15% pasien HT tidak menghindari
faktor resiko seperti diet garam.

Objektif
 Masyarakat tampak lebih
memilih untuk bekerja
(bertani) daripada pergi ke
fasilitas kesehatan.
 Berdasarkan diagram jumlah
keluarga yang tidak memiliki
JKN secara lengkap/ seluruh
anggota keluarga 108 KK dari
275 KK yang dikaji
DataMinor : -
3. DataMayor Kurang terpapar Defisit
Subjektif informasi. pengetahuan.
 Saat melakukan pengkajian
ditemukan pengetahuan
masyarakat yang kurang tentang
stunting dan pemberian ASI
ekslusif selama 6 bulan
 Saat melakukan wawancara
didapatkan banyak Ibu-Ibu yang
mengatakan bahwa mereka Tidak
ASI Eksklusif karena mereka
percaya bahwa ketika Bayi diberi
Kopi atau MPASI jantung anak
akan kuat serta terbebas dari
penyakit lainnya.

Objektif
 Menunjukan perilaku tidak
sesuai dengan anjuran tenaga
kesehatan yaitu pemberian ASI
Ekslusif kurang dari 6 bulan
DataMinor :
Subjektif
-
Objektif
 Banyak Ibu yang tidak membawa
anaknya ke Posyandu setelah
anaknya mendapatkan imunisasi
lengkap

DIAGNOSA KEPERAWATAN

35
1. Defisit kesehatan komunitas b.d Program tidak didukung komunitas.
2. Manejemen kesehatan tidak efektif b.d Ketidakefektifan pola perawatan kesehatan d.d.
3. Defisit pengetahuan b.d Kurang terpapar informasi ditandai dengan Menunjukan perilaku
tidak sesuai dengan anjuran seperti tidak mematuhi protokol kesehatan(menggunakan
masker, mencuci tangan) pada saat bepergian atau berada di keramaian

36
INTERVENSI
Tgl/
Diagnosa Keperawatan
No.

Kode Diagnosa Kode Tujuan Kode


Rencana Tindakan

D.011 Defisit L.121 TUK 1:Preventif I.12435 Edukasi perilaku 1. Identifikasi kesiapan dan
7 kesehatan 11 primer upaya kesehatan kemampun menenima infornmasi
komunitasb.d 2. Sediakan materi dan media
keterbatasan Setelah dilakukan pendidikan kesehatan
sumber daya intervensi keperawatan 3. jadwalkan pendidikan kesehatan
d.d terjadi selama 2 kali sesual kesepakatan
masalah pertemuan dengan 4. gunakan pendekatan promosi
kesehatan yang kelompok tingkat kesehatan dengan memperhatikan
dialami pengetahuan meningkat pengaruh dan harmbatan dari
komunitas, criteria hasil : lingkungan, sosial serta budaya
terdapat factor 1. Perilaku sesuai 5. berikan pujian dan dukungan
risiko fisiologis anjuran meningkat terhadap usaha positif dan
dan/ atau 2. Kemampuan pencapaiannya
psikologis yang menjelaskan 6. jelaskan penanganan masalah
menyebabkan pengetahuan kesehatan
anggota tentang suatu topik
komunitas meningkat.
menjalani 3. Perilaku sesuai
perawatan pengetahuan
meningkat
4. Perilaku membaik

37
TUK 2 : Prenvensi I.14581 Skrining kesehatan 1. identifikasi target populasi
sekunder skrining kesehatan
2. sediakan akses layanan skrining
Setelah dilakukan 2x 3. lakukan anamnesis riwayat
pertemunuan dengan kesehatan faktor resiko, dan
kelompok status pengobatan.
kesehatan komunitas 4. Jelaskan tujuan dan prosedur
l.1210 meningkat, dengan
9 skrining kesehatan
kriteria hasil : 5. Informasikan hasil skrining
1. ketersedian program kesehatan
promosi kesehatan
meningkat
2. partisipasi dalam
program kesehatan
komunitas
TUK 3: Preventif I.14515 Lakukanskriningresik 1. Informasikan layanan kesehatan
tersier ogangguankesehatanli keindividu, keluarga, kelompok
ngkungan beresiko dan masyarakat
Setelah dilakukan 2. Berikan pendidikan kesehatan
intervensi keperawatan untuk kelompok resiko
selama 2 kali 3. promosikan kebijakan pemerintah
pertemuan criteria hasil untuk mengurangi resiko penyakit
yang diharapkan:

1) Pemantauan standar
kesehatan
komunitas.
2) Keikutsertaan

38
asuransi atau
jaminan kesehatan.
Mnanajemen TUK 1:Preventif I.12383 Edukasi kesehatan Observasi :
kesehatan tidak primer 1. indentifikasi kesiapan dan
efektif b.d kemampuan menerima informasi
kompleksitas Setelah dilakukan 2. indentifikasi faktor-faktor yang
program intervensi keperawatan dapat meningkatkan dan
perawatan atau selama 2 kali menurunkan motifasi perilaku
pengobatan d.d kunjungan hidup bersih dan sehat
mengungkap pemeliharaaan terapeutik :
akan kesukutan kesehatan masyarakat 1. sediakan materi dan media
dalam menjalani meningkat : pendidikan kesehatan
program Dengan kriteriaa hasil : 2. jadwalkan pendidikan kesehatan
perawatan atau 1. menunjukan sesuai kesepakatan edukasi.
D. pemgobatan, L.121 perilaku adaptif Edukasi
0116 gagal 06 meningkat 1. jelaskan faktor resiko yang dapat
menerapkan 2. menunjukan mempengaruhi kesehatan
program minat perilaku 2. ajarkan perilaku hidup bersih dan
perawatan atau kesehatan sehat
pengobatan meningkat
dalam
kehidupan
sehari-hari,
aktifitas hidup-
sehari-hari tidak
efektif untuk
memenuhi
tujuan kesehatan

39
TUK 2 : Prenvensi I.12360 Bimbingan sistem Observasi
sekunder kesehatan 1.identifikasi masalah kesehatan
individu,keluarga dan
Setelah dilakukan 2x masyarakat.
pertemuan dengan 2. identifikasi inisiatif individu,
kelompok manajemen keluarga dan masyarakat
kesehtan meningkat, Terapeutik
dengan kriteria hasil : 1. fasilitasi pemenuhan
1. melakukan kesehtam mandiri
tindakan untuk Edukasi
L.121
mengurangi 1. bimbing untuk bertanggung
04
faktor resiko jawab mengidentifikasi dan
meningkat mengembangkan kemampuan
2. menerapkan memecahkan masalah
program kesehatan secara mandiri.
perawatan
meningkat
3. aktifitas hidup
sehari-hari
efektif
memenuhi
tujuan kesehatan
TUK 3: Preventif I.14515 Lakukan skrining 1. Infirmasikan layanan kesehatan
tersier resiko gangguan keindividu, keluarga, kelompok
kesehatan lingkungan beresiko dan masyarakat
Setelah dilakukan 2. Berikan pendidikan kesehatan
intervensi keperawatan untuk kelompok resiko
selama 2 kali 3. promosikan kebijakan pemerintah
pertemuan criteria hasil untuk mengurangi resiko penyakit

40
yang diharapkan:

3) Pemantauan standar
kesehatan
komunitas.
4) Keikutsertaan
asuransi atau
jaminan kesehatan.

IMPLEMENTASI

N Diagnosa Waktu / Implementas Evaluasi


Kegiatan RTL
o Keperawatan Tempat i Proses Hasil
1. Defisit kesehatan 1. Penyuluhan/ RT 025 : 1. Melakukan Penyuluhan - Masyarakat 1. Tenaga kesehatan
komunitas b.d konseling Rabu 29 kegiatan berjalan lancar puas dan desa diharapkan
hipertensi juli 2020 penyuluhan dengan kriteria mengerti dapat melanjutkan
Keterbatasan sumber kegiatan
Jam : tentang sebagai berikut : tentang
daya ditandai Dengan pemeriksaan
15.00 hipertensi - Tanggapan pentingnya
Terjadi masalah tekanan darah bagi
WITA dan warga positif pemantauan
kesehatan yang penderita
sampai Melakukan terhadap dan hipertensi serta
dialami komunitas selesai pemeriksaa kegiatan pemeriksaan melakukan
2. Melakukan Tempat: n tekanan penyuluhan tekanan darah pendidikan
pemeriksaan Rumah darah serta - Pada saat - Terciptanya kesehatan tentang
Tekanan Bapak Rt memperken pemeriksaan planing off hipertensi terutama
Darah 025 alkan tekanan darah action (POA) tentang
manfaat berlangsung pencegahan dan

41
RT 016 : kukusan masyarakat penanganan
Kamis, labu siam terlihat hipertensi,
30 juli untuk antusias untuk terutama
menurunka memantau menggunakan
2020
kukusan labu siam
Jam : n tekanan tekanan darah
16.00 darah
WITA
sampai
selesai
Tempat :
Rumah
warga
3. Penyuluhan Jumat, 30 -Melakukan - Pada saat - Masyarakat 1. Diharapkan
stunting Juli 2020 penyuluhan penyuluhan memiliki tenaga kesehatan
Jam : dan berlangsung pengetahuan desa melanjutkan
masyarakat tentang stunting program
16.00 – mendemonstr
antusias pemberian
selesai asikan cara MPASI 4 bintang
Tempat : pemberian
Rumah MPASI menu
warga Rt Empat
025 Bintang.
4. Penyegaran Kamis, 06 -Melakukan -pada saat -para Kader 2. diharapkan kader
kader Agustus penyuluhan penyuluhan dan mampu menjawab tetap menjadi
2020 tentang ASI melakukan pertanyaan pada promotor dalam
mempromosikan
Jam : Ekslusif, demonstrasi saat dievaluasi
ASI eksklusif
09.00 – Stunting dan berlangsung kembali dan kepada ibu yang
selesai covid-19 para kader mendemonstrasika memiliki bayi
Tempat : serta sangat antusias. n kembali cara dan ibu hamil
Aula mendemonstr penggunaan
Kantor asi cara masker dan cara
Desa menggunakan mencuci tangan

42
Manusak masker,dan dengan benar.
Enam(6)
langkah
mencuci
tangan .
5. Penyuluhan Selasa,11- Melakukan Masyarakat -Planning of action 1. Diharapkan
covid Agustus kegiatan antusias pada terlaksana tenaga kesehatan
desa dapat
2020 penyuluhan saat dilakukan -masyarakat memberikan
Jam : tentang penyuluhan mampu informasi kepada
16.00 – covid-19 dan mendemonstrasika masyarakat
selesai melakukan n tentang covid-19
serta cara
Tempat : demonstrasi cara menggunakan pencegahannya
Rumah cara masker dan enam
warga Rt menggunakan langka mencuci
015 masker dan tangan dengan baik
enam langka dan benar.
mencuci
tangan
dengan baik
dan benar.
2. Manejemen kesehatan pembuatan RT 06, Rt Mengerjaka Kegiatan - Terciptanya - Diharapkan
tidak efektif b.d tempat cuci 025, Rt n tempat berjalan planing off aparatur desa
Komplekitas program tangan 019, Rt cuci tangan lancar action (POA) dapat
dengan - Masyarakat melanjutkan
perawatan/pengobatan 018, Rt di setiap Rt
criteria memiliki program
ditandai dengan Gagal 020 sebagai sebagai pengetahuan pembuatan
menerapkan program :kamis contoh berikut : tentang PHBS tempat cuci
perawatan atau Juli 2020 untuk bisa - Tanggapan tangan bersama
pengobatan Jam : ditindak warga positif masyarakat
Keterbatasan sumber 08.30 lanjut oleh terhadap
WITA kegiatan

43
daya, Program tidak sampai warga pembuatan
memiliki anggaran selesai sekitarnya. tempat cuci
yang cukup, Program Tempat : Mendemonstr tangan
Rumah - Pada saat
tidak didukung asikan 6
Warga pengerjaan
komunitas, Program yang langkah cuci tempat cuci
tidak mengatasi ditempat tangan yang tangan
seluruh masalah oleh RT baik dan berlangsung
kesehatan komunitas benar masyarakat
d.d terjadi masalah RT 04, Rt antusias dan
kesehatan yang 05, Rt 06, turut
024,Rt membantu
dialami komunitas
-
dan terdapat factor 021, Rt
resiko fisiologis yang 022, RT
menyebabkan anggota 14
komunitas menjalani Hari /
perawatan tanggal :
Jumaat ,
24-juli
2020 jam
09.00 –
selesai.
1.Pembersihan Dari RT Melakukan -Kegiatan - Terciptanya Diharapkan
lingkungan dan 04 –Rt 06 kerja bakti di berjalan lancar planing off aparatur desa
gotong royong Waktu : lingkungan dengan kriteria action (POA) dapat mengerakan
(Kerja Bhakti) selasa,11 sekolah sebagai berikut : - Masyarakat masyarakat dalam
Agustus - Tanggapan mewujudkan kegiatan yang
2020m warga positif lingkungan yang dapat
terhadap bersih meningkatkan
kegiatan kebersihan
kerja bakti lingkungan
- Pada saat

44
kerja bakti
berlangsung
masyarakat
antusias.

45
3.1 KRITERIA EVALUASI
No Hari/ tanggal Kegiatan Tujuan Sasaran Target Tempat Penanggung
jawab
1 Rabu , 29 Juli Implementasi: Masyarakat Keluarga 100% Desa Manusak, Dusun II. Masyarakat
2020 1. Mendampingi mampu dengan
kader dalam menerapkan masalah
implementasi implementa hipertensi,
keluarga sehat si yang yaitu 76
dengan diberikan. anggota
menggunakan keluarga
metode promotif yang di
dan preventif yaitu dusun II.
dengan melakukan
penyuluhan
kesehatan yang
didukung oleh
hasil penelitian
pada tahun 2019 “
pendampingan
kader kesehatan
dalam
pengimplementasi
kan keluarga
sehat”
2. Mengajarkan cara
penanggana
hipertensi dengan
menggunakan
media pemberian
labu siam kukus,
berdasarkan hasil
penelitian tahun

46
2017. Dan
didukung oleh
hasil penelitian
dari Nurjanna, dkk
tahun 2017 dengan
judul “ efektifitas
terapi
pengkukusan labu
siam dan senam
anti stroke
terhadap
penurunan tekanan
darah hipertensi”
3. Mengikuti
posyandu lansia
sesuai dengan
program.

2. Kamis, 30 Juli Implementasi: Masyarakat Masyarakt 100% Desa Manusak, Dusun II. Masyarakat
2020 1. Penyuluhan mampu di Dusun II
tentang Covid-19 menerapkan
2. Edukasi Perilaku impementasi
Hidup Bersih dan yang diberikan,
Sehat tingkat
3. Demonstrasikan pengetahuan
cuci tangan masyarakat
tentang covid
meningkat.
3. Minggu , 02 Implementasi : Masyarakat Keluarga 100% Desa Manusak, Dusun II. Masyarakat
Agustus 2020 1. Penyuluhan mampu dengan
tentang stunting menerapkan masalah
2. Edukasi tentang Impementasi anak

47
pola pemberian yang diberikan sangat
Gizi/ dengan pendek
pemberian bubur sebanyak
kelor 13, pendek
3. Mengikuti 13, normal
posyandu Balita. 46 dan
4. Menyegarkan cara tinggi
pemberian menu
MPASI 4 bintang,
atau makanan yang
mengandung
empat unsur gizi
bagi balita, kepada
kader dan
masyarakat. WHO
menganjurkan agar
anak usia 6 bulan
diperkenalkan
menu tunggal
selama 14 hari dan
dilanjutkan dengan
menu 4 bintang.

48
EVALUASI

1. Evaluasi Struktur
Preplaning MMD II telah dipersiapkan 3 hari sebelumnya dan telah disetujui dan
dikonsulkan kepada dosen pembimbing akademik. Persiapan yang dilakukan adalah
kontrak waktu, pembagian tugas sesuai dengan struktur organisasi, media dan materi
sudah disiapkan serta undangan telah disebarkan.
2. Evaluasi Proses
Pelaksanaan MMD II berjalan lancar, hal ini terbukti dari :
a. 70 % warga hadir dari jumlah undangan
b. 60 % aktif dalam kegiatan diskusi
c. 100 % (15) masyarakat yang mengikuti kegiatan musyawarah sampai akhir
3. Evaluasi Hasil
a. Masyarakat bersama mahasiswa dapat mengidentifikasi masalah kesehatan di
Dusun II Desa Manusak
b. Masyarakat memahami dan menyadari masalah kesehatan yang berada
diwilayahnya
c. Mahasiswa bersama masyarakat mengambil keputusan bersama dan menyusun
rencana kegiatan selanjutnya untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut.

49
BAB IV
PEMBAHASAN

Pengkajian keperawatan merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan


juga merupakan suatu proses yang sistematis. Tujuan keperawatan dalam mengkaji
komunitas adalah mengidentifikasi faktor positif dan negatif yang berbenturan dengan
masalah kesehatan dari masyarakat hingga sumber daya yang dimiliki komunitas
dengan tujuan merancang strategi promosi kesehatan. Maka dari itu sebelum
melaksanakan proses pengkajian. Mahasiswa praktek komunitas terlebih dahulu
mengadakan Musyawarah Masyarakat Desa pertama (MMD I) dengan tujuan untuk
memperkenalkan diri menjelaskan maksud dan tujuan, serta kontrak waktu dengan
warga. Pengkajian dilakukan sudah sesuai dengan teori yaitu dalam pengumpulan
data di peroleh dari berbagai sumber baik dari anggota keluarga maupun dari
observasi secara langung ditempat tinggal warga dengan menggunakan kuisoner yang
tersusun berdasarkan teori proses pengkajian komunitas.
Tahapan proses Keperawatan Komunitas pada dasarnya meliputi pengkajian
sampai evaluasi. Pengkajian di Dusun 2, terdiri atas RT 04, 05, 15, 16, 18, 19, 20, 25,
24, 21, 14, 17, 06, dan RW 02, 06, 07, 08. Metode yang digunakan saat pengkajian
adalah “door to door” yaitu dari rumah ke rumah dengan melakukan observasi dan
wawancara menggunakan kuesioner/ angket. Pengkajian data yang dilakukan terdiri
atas data inti meliputi data demografi yaitu umur, pendidikan, jenis kelamin,
pekerjaan, serta mengkaji sub system yang mempengaruhi komunitas seperti
lingkungan fisik perumahan dan kesehatan berdasarkan format pengkajian keluarga
sehat. Berdasarkan hasil pengkajian ditemukan kebanyakan masyarakat dusun 2 tidak
patuh terhadap terhadap pengobatan hipertensi dimana masyarakat yang patuh hanya
sebanyak 0,37%. Hal ini terjadi karena kebanyakan masyarakat malas untuk
mengantri di puskesmas serta ada sebagian tidak percaya dengan obat yang
didapatkan dari puskesmas. Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada
tanggal 15-18 Juli 2020 di temukan 2 masalah keperawatan yaitu Defisit kesehatan
komunitas b.d Keterbatasan sumber daya ditandai dengan terjadi masalah kesehatan
yang dialami komunitas; Manejemen kesehatan tidak efektif b.d komplekitas program
perawatan/pengobatan ditandai dengan gagal menerapkan program perawatan atau
pengobatan; Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi ditandai dengan
menunjukan perilaku tidak sesuai dengan anjuran seperti tidak mematuhi protokol

50
kesehatan(menggunakan masker, mencuci tangan) pada saat bepergian atau berada di
keramaian
Diagnosa keperawatan menjelaskan respon manusia dari individu atau
kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan
memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan, menurunkan,
membatasai, mencegah, dan merubah. Dalam penegakan diagnose dilakukan
berdasarkan hasil temuan pengkajian di masyarakat.
Diagnosa Keperawatan yang kami ambil di tetapkan berdasarkan masalah yang di
temukan saat pengkajian (aktual) dan di atasi dengan tindakan keperawatan. Setelah
itu ditetapkan prioritas diagnosa yaitu Perilaku kesehatan cenderung beresiko b/d
kurang terpapar informasi, status social ekonomi rendah dan pemilihan gaya hidup
tidak sehat d.d menunjukkan penolakan terhadap perubahan status social, gagal
melakukan tindakan pencegahan masalah kesehatan, menunjukkan upaya peningkatan
status kesehatan yang minimal. Setelah masalah keperawatan di tetapkan mahasiswa
menyusun intervensi berdasarkan Planing Of Action. Kerja sama dilakukan antara
mahasiswa dengan masyarakat utuk mengatasi masalah keperawatan dengan
melakukan beberapa kegiatan antara lain :
1. Penyuluhan/ konseling hipertensi serta melakukan pemeriksaan tekanan darah
2. Penyuluhan stunting serta memperkenalkan pemberian MPASI 4 Bintang
3. Penyuluhan covid-19
4. Penyegaran kader
5. Pembersihan lingkungan dan gotong royong (Kerja Bhakti)
6. Pencegahan infeksi dengan penyediaan tempat cuci tangan di setiap rumah, serta
demonstrasi cara cuci tangan yang baik dan benar (6 langkah cuci tangan).
Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan tersebut diatas, didapatkan hasil
antara lain terciptanya planing of action (POA), masyarakat memiliki pengetahuan
tentang covid 19, hipertensi, stunting, dan masyarakat memiliki pengetahuan tentang
6 langkah mencuci tangan dan mampu mendemonstrasikan cara mencuci tangan yang
baik dan benar. Selama dilakukan implementasi keperawatan terdapat factor-faktor
pendukung dan juga penghambat yaitu : faktor pendukung yaitu ada dukungan dari
warga dan perangkat Desa (RT) dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan kesehatan,
warga antusias dalam kegiatan penyuluhan, penggunaan media yang mendukung
dalam kegiatan penyuluhan.

51
Ada beberapa faktor penghambat yaitu pada saat dilakukan implementasi ada
warga yang tidak berada di tempat karena alasan pekerjaan, keterbatasan dalam
bahasa karena banyak warga yang masih menggunakan bahasa daerah khas Timor
Leste dan bahasa yang digunakan oleh masyarakat adalah bahasa Tetun, dan terdapat
beberapa keluarga yang menolak untuk dikaji, selain itu ada masyarakat yang kurang
fasih dalam berbahasa indonesia sehingga terkendala dalam menerima informasi,
namun, masalah ini dapat diatasi dengan dukungan dari keluarga lain dan tetangga
yang dapat berbahasa tetun (Lospalos), dan membantu meneruskan informasi yang
didapat.
Setelah itu dilakukan pembuatan rencana tindak lanjut dan diharapkan warga
dapat melanjutkan kegiatan dan agenda rutin yang telah ditetapkan untuk menjawab
permasalahan perilaku kesehatan cenderung beresiko dan defisit kesehatan komunitas.
Dalam pelaksanaan kegiatan mahasiswa telah menyesuaikan semua kegiatan dan
penyuluhan serta demonstrasi sesuai teori yang ada.

52
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Asuhan keperawatan komunitas sebagai salah satu penerapan dari praktik
keperawatan dan praktik kesehatan komunitas bertujuan untuk meningkatkan dan
memelihara kesehatan masyarakat. Sifat asuhan yang diberikan adalah umum dan
menyeluruh melalui kerja sama dan peran serta masyarakat sedangkan focus
keperawatan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Dalam kegiatan ini
mahasiswa bekerja sama dengan masyarakat melakukan pengkajian, menetapkan
masalah, menentukan prioritas, membuat perencanaan, melaksanakan kegiatan dan
evaluasi.
Adapun masalah kesehatan yang ditemukan Defisit kesehatan komunitasb.d
keterbatasan sumber daya d.d terjadi masalah kesehatan yang dialami komunitas,
terdapat factor risiko fisiologis dan/ atau psikologis yang menyebabkan anggota
komunitas menjalani perawatan dan manajemen kesehatan tidak efektif b.d
kopleksitas pprogram perawatan atau pengobatan d.d mengungkapakan kesukutan
dalam menjalani program perawatan atau pemgobatan, gagal menerapkan program
perawatan atau pengobatan dalam kehidupan sehari-hari, aktifitas hidup-sehari-hari
tidak efektif untuk memenuhi tujuan kesehatan. Selanjutnya dilakukan planning of
action dan dilakukan berbagai kegiatan implementasi di dusun II. Dari kegiatan yang
telah diDusun Dua untuk setiap beberapa RT didapatkan hasil yaitu masyarakat dapat
mengerti tentang masalah kesehatan yang ada dan dapat meningkatkan pengetahuan
dan kerja sama masyarakat.
Keberhasilan yang dicapai merupakan tanda adanya peningkatan peran serta
masyarakat melalui kelompok kerja kesehatan, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan
pemerintah setempat, dan secara umum karena dukungan penuh dari masyarakat
sehingga kepala perangkat Desa Dusun II lebih berperan aktif untuk menjadikan
masyarkat Desa Dusun II lebih baik lagi sehingga masyarkat tidak tertinggal dengan
masalah dan penanggan masalah kesehatan yang terbaru baik penggunaan fasilitas
kesehatan maupun pengobatan tradisional yang mudah di dapatkan.

B. Saran
Seluruh kegiatan asuhan keperawatan komunitas telah dilaksanakan, maka dengan
ini kami mengajukan beberapa saran sebagai berikut :
1. Kerja sama antara POKJAKES dan instansi agar tetap dipertahankan dan
dikembangkan sehingga program yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan
dengan baik.
2. Kerja sama antara pihak pendidikan, puskesmas dan pemerintah setempat
untuk menindak lanjuti hasil dari berbagai kegiatan praktik mahasiswa.

53

Anda mungkin juga menyukai