Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS SINTESIS TINDAKAN PEMASANGAN INFUS PADA Ny.

D
DIRUANG RAWAT INAP KLINIK PRATAMA
RIFDA MEDIKA SRAGEN

Dosen Pembimbing : Isra Nur Utari Syachnara Potaboga S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh :
Nama : Achmad Affandi
NIM : SN192001

PROGRAM STUDI PROFESI NERS PROGRAM PROFESI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
ANALISIS SINTESIS TINDAKAN PEMASANGAN INFUS PADA Ny. D
DIRUANG RAWAT INAP KLINIK PRATAMA
RIFDA MEDIKA SRAGEN

Hari : Sabtu
Tanggal : 6 Februari 2021
Jam : 15: 00 WIB
A. Keluhan Utama : Pasien mengatakan badan terasa panas dan lemas
B. Diagnosa medis : Diabetes mellitus
C. Diagnosa keperawatan : Risiko ketidakseimbangan cairan (D.0036)
berhubungan dengan peradangan pankreas
D. Data yang mendukung diagnosa keperawatan
DS : Pasien mengatakan badan terasa panas 1 minggu yang lalu, sudah
berobat 3x belum membaik, lidah pahit, pusing kurang lebih 10 hari, demam
dirasakan saat malam hari, memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus sejak
kurang lebih 1 tahun yang lalu.
DO : Pasien tampak lemas
E. Dasar Pemikiran :
Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronis yang
paling banyak dialami oleh penduduk di dunia, Penyakit DM menempati
urutan ke-4 penyebab kematian dinegara berkembang. 70% dari total
kematian didunia dan lebih dari setangah beban penyakit 90-95% dari kasus
diabetes mellitus tipe 2 yang disebabkan karena gaya hidup yang tidak sehat
(WHO, 2016) .
American Diabetes Assosiation menjelaskan bahwa Diabetes Mellitus
adalah jenis penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglisemia kronis
yang tidak berfungsinya organ tubuh terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan
pembuluh darah akibat kerusakan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya.
sehingga glukosa (gula darah) akan menumpuk dalam tubuh karena tidak
dapat dipecah menjadi sumber energi. Pada diabetes tipe I hasil penghancuran
autoimun sel pankreas beta menghasilkan defisiensi insulin, Diabetes tipe II
merupakan hasil dari hilangnya sekresi insulin secara progresif biasanya juga
dengan resistensi insulin, keadaan ini dapat dicegah atau ditunda dengan
aktifitas fisik dan perubahan gaya hidup (Colberg, 2010).
Pemberian cairan melalui infus adalah pemberian cairan yang
diberikan pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan atau nutrisi,
Tindakan ini membutuhkan kesterilan mengingat langsung berhubungan
dengan pembuluh darah, pemberian cairan melalui infus dengan memasukkan
dedalam vena (pembuluh darah pasien) diantaranya vena lengan, pada tungkai
atau vena yang ada dikepala (khusus untuk anak-anak).
Alat infus adalah salah satu peralatan medis yang paling banyak
digunakan, dalam dunia kedokteran dan keperawatan infus merupakan alat
yang paling sering digunakan, sekitar 90% pasien dirumah sakit menerima
berbagai pengobatan melalui infus.
F. Prinsip tindakan keperawatan
SOP Pemasangan infus
1. Pemasangan infus bertujuan untuk menambah cairan dan elektrolit pada
pasien juga untuk pemberian obat melalui vena pasien
a. Persiapan Alat
1) Infus set
2) Kapas Alkohol
3) Plaster
4) Bengkok
5) Cairan Infus
b. Persiapan pasien dan Fase Orientasi
1) Menyapa klien
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan pada pasien tentang persiapan, tujuan dan prosedur
pemasangan infus
4) Menutup sampiran
c. Implentasi
1) Mencuci tangan
2) Memakai APD seperti handscon, masker, face shield dan hazmat
3) Mendekatkan alat
4) Membuka set infus dengan mempertahankan keseterilan pada
kedua ujungnya
5) Memasang kliem rol 2-3cm dibawah titik drip
6) Membuka tutup botol cairan dan melalukan desinfektan
7) Menusukkan set infusendan mengisi bilik drip sampai ½ penuh
8) Mengalirkan cairan Infus hingga tidak ada udara dalam selang
9) Menutup klem selang
10) Mengatur posisi klien dan memilih vena yang tepat
11) Memasang perlak pengalas
12) Mendisifektan area yang akan dilakukan penusukan
13) Melakukan penusukan dengan bevel menghadap keatas dengan
sudut 20-30 derajat
14) Memastikan IV kateter masuk ke intravena kemudian menarik
mandiri sekitar 0,5cm
15) Memasukkan IV kateter secara perlahan menahan kateter dengan
satu tangan
16) Menahan kateter dengan satu tangan kemudian tangan lainnya
melepaskan toniquit dan menarik mandrein
17) Menghubungkan dengan selang infus
18) Membuka klem rol untuk mengalirkan cairan
19) Melakukan fiksasi kateter IV
20) Mengatur tetesan infus sesuai program
21) Merapikan Alat
d. Dokumentasi
Mendokumentasikan tindakan
G. Analisis tindakan
Pemasangan infus dilakukan pada pasien yang mengalami tanda gejala
kekurangan cairan dan memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus.
Dalam hal ini saya melakukan tindakan pemasangan infus sesuai anjuran dan
SOP.
H. Bahaya dilakukannya tindakan
Dalam pemasangan cairan infus bahaya yang bisa terjadi apabila menusuk
vena bisa membuat vena pecah.
I. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan
Melakukan TTV, melakukan pemeriksaan kolestrol dan Asam Urat
J. Hasil yang didapat setelah dilakukan tindakan
S : Pasien mengatakan badan teras lemas
O : - pasien tampak lemas dan lesu
- GDS 128mg/dl
- TD : 110/70 mmHg
- Suhu : 36 Celcius
- Nadi : 82x/menit
- RR : 20x/menit
A : Masalah Risiko Ketidakseimbangan Cairan dapat teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
K. Evaluasi Diri
Melakukan tindakan pemasangan infus sesuai prosedur yang dianjurkan,
senang bisa diberi kesempatan untuk melakukan pemasangan infus pada
pasien
L. Daftar Pustaka / Referensi
Agussalim & Niswaer. (2016). Monitoring cairan infus berdasarkan indicator
kondisi dan laju cairan infus menggunakan jaringan wifi. ILKOM Jurnal
Ilmiah. Vol 8. (3).
Widiati S, Apriana & Merdekawati D. (2017) Hubungan supervisi dan
motivasi dengan pemberian cairan infus sesuai SPO oleh perawat pelaksana.
Jurnal Endurance. Vol 2. (3).

Mengetahui,
Mahasiswa Praktikan Pembimbing klinik

(……………….……) (…………………..………)

Anda mungkin juga menyukai