Anda di halaman 1dari 8

KOMA

NAME DIABETES TIPE 1 DIABETES TIPE 2 KETOASIDOSIS DIABETIK HIPOGLIKEMI HIPEROSMOLAR


NONKETOTIK
Komplikasi akut
suatu kelompok penyakit suatu kelompok penyakit
Diabetes Mellitus, Tidak
metabolic dengan metabolic dengan karakteristik Komplikasi akut Diabetes Mellitus
Komplikasi akut Diabetes Mellitus terjadi Ketosis dan
karakteristik hiperglikemia hiperglikemia yang terjadi Glukosa Darah < 60 mg/dl, ada pula < 80
ARTI Sangat mengancam jiwa bila tidak Asidosis, terjadi
yang terjadi karena kelainan karena kelainan sekresi mg/dl
diobati segera hiperosmolaritas, terjadi
sekresi insulin, kerja insulin, insulin, kerja insulin, atau DM Tipe 1 > DM Tipe 2
pada pasien Tipe 2 >50
atau kedua-duanya. kedua-duanya.
th
Obat Kencing Manis (Sulfonilurea),
Kekurangan insulin, pengobatan Infeksi, New onset of
Insulin Long Acting, Analgetik,
ETIO Autoimunitas Obesitas, Gaya hidup, Genetik insulin dihentikan, peningkatan DM, Stroke, IMA,
antikoagulan, lupa makan, penyakit
hormone kontraregulator, infeksi Steroid, Hipertiroid
penyerta (PGK)
Defisiensi insulin absolut/relative
Sel Beta dihancurkan oleh Hiperglikemia, peningkatan
 hormone kontraregulator ↑ 
antibody tubuh, akhirnya gluconeogenesis hati,
PATOF produksi glukosa hepar ↑ 
tidak mampu menghasilkan kesalahan messenger oleh
pemakaian glukosa oleh sel tubuh
insulin reseptor terhadap insulin
↓  hiperglikemia
Riwayat DM sebelumnya, Kesadaran menurun,
Polidipsi, Poliuri, Polifagi, Polidipsi, Poliuri, Polifagi, kesadaran menurun, mual muntah, kejang, hemin parese,
Gemetar, berdebar, berkeringat, mual,
GEJALA Mudah Lelah, Mata Kabur, Mudah Lelah, Mata Kabur, polyuria, haus, koma, mental, bau sesak nafas, demam,
lemas, perubahan kesadaran, sulit berpikir,
Kaki Kebas, Mudah Kaki Kebas, Mudah aseton, pernapasan Kusmaull, dehidrasi, kembung,
gerakan tidak terkoordinasi dgn baik
Mengantuk Mengantuk tanda dehidrasi, tanda infeksi, mual muntah, Polidipsi,
takikardi, hipotensi poliuri, infeksi jelas,
Hiperglikemia > 600
Hiperglikemi (GD>250 mg/dl),
Gejala klasik DM + GDS Gejala klasik DM + GDS mg/dl, Hiperosmolaritas,
Asidosis Metabolik (pH<7,3
≥200 mg/dl ≥200 mg/dl Hiperosmolalitas (>320
Biknat <18 mEq/l), Ketosis
Gejala klasik DM + GDP Gejala klasik DM + GDP Glukosa Darah Sewaktu <60 atau <80 mOsm/kg), Elektrolit
DX (Ketonemia, Ketonuria), Anion
≥126 mg/dl ≥126 mg/dl mg/dl (Na, Glukosa, Urea,
gap ↑, Kalium total tubuh ↓,
Kadar Glukosa darah 2 jam Kadar Glukosa darah 2 jam Kreatinin ↑), tidak ada
Leukositosis, Dislipidemi, Natrium
pada TTGO ≥200 mg/dl pada TTGO ≥200 mg/dl asidosis,biknat >15
serum↓
mEq/l
TERAPI Suntik Insulin Subkutan, 1. OHO 1 tipe (Metformin) Terapi cairan (NaCl 0.9%), terapi Sadar: beri minuman manis, obat gula Rehidrasi NaCl 0.45%,
tanpa obat hiperglikemia 2. OHO 2 Tipe (Metformin + insulin, koreksi gangguan stop, pantau gula darah setiap 1 jam, beri Insulin, Kalium (<3,5
oral 1 tipe lain) elektrolit, atasi penyakit dasar, makanan mEq/l), Monitoring
3. OHO 3 Tipe (Metformin + antibiotic adekuat, O2, /heparin, Tidak sadar: suntik Dextrose 40% 50 ml
2 tipe lain) Posisi semi fowler, pantau tanda intravena, pasang infus dextrose selama 6
4. OHO 3 Tipe + Insulin vital, balans cairan jam, pantau gula darah setiap 1 jam sampe
5. Insulin kadar GD>100 mg/dl, kasih makanan
NAME CUSHING DISEASE CONN SYNDROME ADDISON’S DISEASE PHEOCROMOCYTOMA

Hipofungsi Kortex Adrenal, Tumor kelenjar Adrenal, Hipersekresi


ARTI Hiperkortisol, perempuan, 35-50th Hiperaldosteron
Gluko&Mineralokortikoid ↓ Katekolamin
Gangguan korteks adrenal (tumor
Autoimun (atropi idiopatik),
primer), tumor hipofisis (sekunder),
TB/histoplasmosis, iatrogenic
ETIO tumor paru pancreas (para neoplastic Tumor adrenal Tumor Jinak Adrenal
(adrenalektomi, kemoterapi,
syndrome), pemberian steroid
antikoagulan)
berlebih
Tumor Hipofisis  ACTH ↑ 
Kortisol ↑
PATOF
Katabolisme Protein ↑, Jar. Kolagen
↓, Hiperglikemi, Sekresi Androgen ↑
Otot hipotrofi, gemuk tapi gak ada Kelelahan otot, BB↓, Tidak nafsu
kekuatan, buffalo hump, moon face, makan, Hiperpigmentasi, Atrofi Otot,
Retensi air dan natrium, Takikardi, Gampang Cemas, Keringat
truncal obesity striae, penurunan Hiperpigmentasi (tangan, kaki, lidah,
Hipertensi, Udem (gak biasa), banyak, TD 200/150 (Hipertensi
GEJALA respon imun, kelebihan rambut, bibir), Bradikardi, Hipotensi,
Hipokalemi (Na-K-ATPase), Sekunder), Gangguan Emosional,
mudah luka, osteoporosis, Hiponatremi, Hiperkalemi, Kortisol
Hipernatremia Nafas Dalam
Hipokalemi, tromboemboli, depresi, ↓, Aldosteron ↓, gangguan mental,
glukoma hair loss
VMA ↑ (dalam urin 24 jam), Plasma
Kadar Kortisol pagi  sore  sek Kadar K di urin ↑  Aldosteron
Kortisol ↓ , Kalium ↑, Natrium ↓, Katekolamin ↑, CT Scan  cek
DX urin  17-OH-kortikosteroid, 17- plasma ↑, Renin plasma ↓  CT
Glukosa ↓ dimana tumor primer (adrenal), tumor
kortikosteroid Scan  Glandula Suprarenalis
sekunder (hipofisis)
Tergantung Etiologi
Tumor  operasi (adrenalektomi, Tatalaksana Hipertensi 
transsphenoidal-lanjutkan radiasi), Antagonis Aldosteron  Kortisol seumur hidup (dikasih pagi
ektopik  tumor lain yg bikin Spironolakton sm sore hari), Metilprednisol, kalo
TERAPI Terapi Antiadrenal  Beta Blocker
ACTH ↑, tumor otak  operasi  Koreksi Hipernatremi dan stress/mau operasi  naikkan dosis
ablasi Hipokalemia Butuh mineralokotikoid
Mitotane  relative tidak banyak Operasi tumor  total atau partial
dipakai
KETOASIDOSIS
NAME HIPOTIROID HIPERTIROID KRIPTOKISMUS DM TIPE 1
METABOLIK
Terhentinya proses
Kumpulan gejala klinis
penurunan satu atau
jumlah hormon tiroid akibat gangguan metabolisme Suatu keadaan darurat
kedua testis di jalur
yang tidak cukup utk Penyakit grave anak karbohidrat, lemak, dan akibat kurangnya insulin
penurunan normal antara
kebutuhan semua jaringan Penyakit grave neonatus protein yang ditandai absolut maupun relative
ARTI rongga abdomen dan
hidup, Lebih banyak pada wanita hiperglikemi kronik sebagai disertai dengan
skrotum, sehingga testis
terjadi pada masa anak, akibat dari berkurang sekresi peningkatan hormon
tidak berada di dalam
remaja, sampai usia lanjut insulin, ↓daya kerja insulin, kontraregulator
skrotum
atau keduanya
Penyakit grave
1. Hipotiroid kongenital Belum diketahui pasti Kekurangan insulin,
Penyakit grave neonatus
menetap Diduga akibat kelainan pengobatan insulin
Tiroiditis
ETIO 2. Hipotiroid kongenital aksis hipotalamus- Kerusakan sel Beta pancreas dihentikan, peningkatan
Immune induced hyperthyroid
sementara hipofise-testis hormone kontraregulator,
Neoplasma tiroid
3. Hipotiroid didapat infeksi
Hipersekresi TSH
Hipotiroid kongenital
bulan ke-3 kehamilan 
terjadi pada masa
testis dalam fosa iliaka
perkembangan otak  RM
Antibodi antitiroid termasuk antibodi bulan ke-7 kehamilan 
& hambatan pertumbuhan
terhadap reseptor TSH pada sel folikel testis dalam kanalis Proses autoimun  faktor
jelas Lemak, glukosa, protein
 keadaan yang menyerupai inguinalis lingkungan atau infeksi 
PATOF Hipotiroid didapat defisiensi insulin 
hiperaktivitas TSH (hipertiroid, bulan ke-8 kehamilan  kerusakan sel beta pancreas
terjadi setelah fase asmet, syok, koma, mati
tiromegali) testis menuju skrotum,  DM tipe 1
perkembangan otak  RM
sehingga saat lahir testis
ringan, hambatan
berada dalam skrotum.
pertumbuhan fisik jelas

Bayi baru lahir: ikterus


lama, letargi, konstipasi, Lemas lesu, sering BAK,
feeding problem, tubuh Makan banyak tapi badan
gelisah, emosi labil, sering Dehidrasi, napas cepat
teraba dingin,skin mottling, testis tidak teraba, bisa kurus, hambatan
berkeringat, gangguan kardiovaskuler dalam, mual muntah nyeri,
hernia umbilikalis, uni/bilateral, agenesis, pertumbuhan, maturitas
(takikardi, palpitasi, TD tinggi, bising penurunan kesadaran
GEJALA makroglosia, fontanel dan testis teraba tapi di luar kelamin terganggu, tanda
sistolik di apeks) progressif, leukositosis, 3P
sutura melebar, abdomen jalur yang normal dehidrasi dan, penyakit
Optalmopati  proptosis, mata merah + bau aseton, demam kalo
buncit, hipotonia, kulit autoimun lain
infeksi
kering, refleks melambat (3P + Penurunan Berat
Hipotiroid didapat: selain Badan)
gejala klasik, didapatkan
hambatan pertumbuhan,
umur tulang terlambat,
pseudodistrofi otot,
gangguan maturasi seksual
(pubertas terlambat,
pubertas prekok)

Lab:T3, T4, TSH, TBG, Hiperglikemi > 200 mg/dl,


antibodi antitiroid pH vena < 7.3 , Biknat
Lab: T3 dan T4 , TSH  GDP >128 mg/dl, GDS >200
USG kelenjar tiroid <15mmol/l,
EKG : RAD, takikardi USG, CT Scan, MRI, uji mg/dl, HbA1C ↓, C-peptida
Sidik tiroid ketonemia/ketonuria (+)
DX Umur tulang : lebih dari umur HCG ↓, Autoantibodi, TTGO tidak
Radiologis: femur distal
kronologis, Sidik tiroid, USG, MRI, perlu pada anak, reduksi (+),
tibia proximal, pergelangan
Biopsi Mikroalbuminuria
dan tangan kiri

Obat anti tiroid Insulin (rawat selama 7-10


Propiltiourasil (PTU) 5-7 hari untuk kontrol gula darah
Koreksi dehidrasi (Ringer
mg/kgbb/hari (bayi 5-10 mg/kgbb/hari) harian), Pengaturan Makanan
Human chorionic Lactat, gunakan
dibagi 3 dosis(maks 300 mg/hari) (Kalori= 1000 + usia x 100),
Na L tiroksin gonadotropin (HCG) i.m kristaloid), koreksi asidosis
Metimazol (MMI) atau carbimazol Edukasi Diabetes, Olahraga,
3 bulan pertama evaluasi selama 5 minggu Dosis (insulin 1-2 jam setelah
(CBI) 0,5-0,7 mg/kgbb/hari (bayi 0,5-1 Pemantauan (glukosa darah
dilakukan setiap bulan, menurut International pemberian cairan) dan
TERAPI mg/kgbb/hari) dibagi 3 dosis (maks 30 < 180 mg/dl, cek HbA1c).
kemudian setiap 3 bulan, Health Foundation menghilangkan ketosis,
mg/hari) 1st Short Acting, 2nd Short +
selanjutnya 6 bulan sekali testis retraktil  tanpa GD kembali normal, Cegah
Dosis rumatan ½ dosis terapeutik  Intermediate, 3rd Long acting
terapi komplikasi terapi,
bila kadar T3, T4, dan TSH normal
identifikasi dan tatalaksana
Terapi dilanjutkan sampai 1-2 tahun
pencetus KAD
setelah remisi (biasanya 2-3 tahun)

NAME BEDAH OBGYN MATA NEURO

ARTI Gondok Kaki Diabetik Diabetes pada Kehamilam


Tipe 1: sebelum hamil DM, hamil
Neuropati DM
ETIO Defisiensi Yodium
Diabetik Tipe 2: sebelum hamil belum
DM, hamil DM
Sensitivitas insulin ↓ 
kompensasi insulin sekresi ↑ 
gula darah N/↑  respon
pancreas tidak adekuat  jumlah
PATOF
dan fungsi tidak optimal 
hiperglikemi ibu kemudian janin
 episode hiperglikemi post
prandial berulang
Massa ukuran,
permukaan,
GEJALA konsistensi,
menekan trakea
atau nggak
Wanita hamil  puasa 8-12 jam
TSH, FT4, T3
glukosa 75 gram
Total, USG Leher,
DX Kadar GDP> 140 mg/dl
Scanning tiroid,
Kasih glukosa 2jam post
BAJAH
prandial> 200 mg/dl
Kontrol Gula darah, bila gagal,
pertimbangkan terminasi
Operasi, pemberian kehamilan dengan
TERAPI hormon tiroid pasca mempertimbangkan paru janin,
tiroidektomi hiindari adanya infeksi, bila
terjadi hipoglikemi pada bayi
berikan glukosa

NAMA GLANDULA SEKRESI HORMON PERDARAHAN HISTOLOGI

MELANOSIT (Pengelihatan,
GLANDULA PINEALE
Reproduksi, dll)

HYPOTHALAMUS Semua hormone releasing

HYPOPHYSIS ANTERIOR TSH, ACTH, GnRH, PTH, a. hypofisis superior asidofil alfa: somatotropin
Asidofil epsilon: prolactin
Prolactin, GH Basofil Beta: TSH
Basofil Delta: GnRH
Badan Herring (ADH, Oxytocin), Pituicyte
HYPOPHYSIS POSTERIOR ADH, Oxytocin a. hypofisis inferior
(penyokong)
Folikel inaktif: buletan homogeny, epitel
gepeng
Aktif: buletan mulai lubang-lubang, epitel
a. thyroidea superior, a. thyroidea
GLANDULA THYROIDEA Tyroid, Calcitonin kubis tinggi
inferior, a. thyroidea media
Hiperaktif: buletan compang camping, epitel
torax
Ada sel parafolicular: calcitonin
Sel Oxyphil: sekresi paratiroid saat infeksi
GLANDULA a. thyroidea superior, a. thyroidea
Parathyroid Sel Principal gelap: sekresi paratiroid
PARATHYROIDEA inferior
Sel Principal terang: bentuk tidak aktif
Glumerulosa: Mineralokortikoid
a. suprarenalis superior, a.
Mineralokortikoid, Fasiculata: Glukokortikoid
GLANDULA SUPRARENALIS suprarenalis media, a.
Glukokortikoid, Katekolamin Reticularis: Glukokortikoid, androgen
suprarenalis inferior
Medulla: katekolamin
a. lienalis, a. Sel alfa: glucagon
Glukagon, Insulin,
PANCREAS pancreaticoduodenalis superior Sel Beta: insulin
Somatostatin
dan inferior Sel delta: somatostatin
Ligamentun Ovarii Proprium
Ligamentum Suspensorium ovarii
OVARIUM Estrogen, Progesteron a. ovarica, a. uterina
Ligamentum latum
Ligamentum rotundum

TESTIS Testosteron a. testicularis

NAMA
NAMA-NAMA OBAT FARMAKOKINETIK INDIKASI
GOLONGAN

Buseretin, Gonadorelin, Leuprolide (GnRH analog agonist, Sk


GnRH Agonist Goserelin, Histrelin, tiap hari atau IM tiap 1,3, atau 4 bulan)
Leuprolide, Nafarelin, Goserelin (GnRH analog, Sk implant
tiap 28 hari, pellet tiap 12 minggu)
Triptorelin (GnRH analog dengan
aktifitas agonis, sk injeksi kerja pendek
atau im kerja panjang
Nafarelin (GnRH analog dengan
Triptorelin
aktifitas
agonis, diberikan intranasal)
GnRH antagonists: inj sk
Ekskresi: terutama via ginjal

Abarelix,Ctreorelix,
GnRH Antagonist
Ganirelix

Dopamine (continuous IV infusion,


tidakdipakai pada hyperprolactemia)
Bromocriptine (Parlodel)
Bromocriptine (long-acting dopamine
Cabergoline (Dostinex)
agonist, diberikan minimal 2x/hari)
Somatostatin Analogue
Dopamin Agonist Cabergoline ( long-acting dopamine
Octreotide (Sandostatin,
agonist dengan afinitas yang tinggi
Sandostatin LAR)
terhadap reseptor D2, diberikan 2
x/mgg)

Anda mungkin juga menyukai