Anda di halaman 1dari 5

Perbedaan Laktat Serial Syok Terkompensasi dengan Syok Dekompensasi

pada Sindrom Syok Dengue


Ivan Haria Chandra, Rinang Mariko, Firman Arbi
Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Andalas/RSUP Dr. M Djamil, Padang

Latar belakang. Tahapan syok sindrom syok dengue (SSD) menurut WHO terbagi dua, yaitu SSD terkompensasi dan dekompensasi.
Pada SSD terjadi gangguan perfusi yang mengakibatkan hipoksia jaringan dan peningkatan produksi laktat. Kadar laktat darah dapat
digunakan sebagai marker yang dapat membedakan severitas infeksi dengue.
Tujuan. Untuk mengetahui perbedaan laktat serial syok terkompensasi dan syok dekompensasi pada pasien SSD.
Metode. Penelitian ini merupakan studi cross sectional yang dilakukan pada Januari 2016-Januari 2017 di bangsal anak RSUP
Dr. M Djamil. Sampel dikumpulkan secara consecutive sampling. Sampel dibagi atas dua kelompok, yaitu SSD terkompensasi dan
dekompensasi. Setiap sampel dilakukan pemeriksaan laktat secara serial dengan alat Accutrend lactate meter, yaitu pada jam ke-0(L1),
ke-6(L2), ke-12 (L3), dan ke-24 (L4). Kadar Laktat disebut hiperlaktatemia bila didapatkan nilai >2 mmol/L. Data dianalisis dengan
t-test independen.
Hasil. Sampel 40 orang, setiap kelompok 20 sampel. Kadar laktat tertinggi terdapat pada L1. Peningkatan kadar laktat darah pada
kelompok SSD terkompensasi dan dekompensasi berturut turut mencapai 4,7+0,97 mmol/L dan 6+1,64 mmol/L. Perbandingan
kedua kelompok didapatkan perbedaan bermakna (p<0,05) pada rerata kadar laktat darah L1. Tidak didapatkan perbedaan bermakna
kedua kelompok pada rerata kadar laktat darah L2, L3,L4 (p>0,05).
Kesimpulan. Kadar laktat didapatkan hiperlaktemia pada setiap pemeriksaan laktat serial. Rerata kadar laktat pada kelompok SSD
dekompensasi lebih tinggi dibandingkan terkompensasi dengan perbedaan yang bermakna dan didapatkan pada awal penerimaan di
rumah sakit. Sari Pediatri 2018;20(2):90-4

Kata kunci: sindrom syok dengue, laktat darah, anak

Differences of Serial Blood Lactate Level between Compensated and


Decompensated Shock in Dengue Shock Syndrome
Ivan Haria Chandra, Rinang Mariko, Firman Arbi

Background. WHO in 2012 has classified the stages of shock in Dengue Shock Syndrome (DSS) into compensated and decompensated
states. Poor perfusion in DSS results in tissue hypoxia, and the shock produces more lactate. Blood lactate levels could be used as a
marker to determine the severity of DSS.
Objective. The aim of this study is to determine the differences in serial blood lactate levels in compensated and decompensated
shock in DSS.
Method. This is a cross sectional study conducted from January 2016 to January 2017 at Pediatric department Dr. M Djamil Hospital,
Padang, West Sumatra, Indonesia. Samples were collected using consecutive sampling method. The samples were divided into two
groups based on clinical type of shock. Lactate levels were examined serially using Accutrend lactate meter, on 0 hour (L1), 6 hours
(L2), 12 hours (L3) and 24 hours after admission (L4). Hyperlactatemia is when the levels are > 2mmol / L. Data were analyzed
using independent t-test.
Results. There were 40 samples divided equally in to each group. Lactate levels were highest in L1. In compensated group mean blood
lactate was 4.7+0.97mmol/L and while in decompensated group it was 6 + 1.64 mmol /L. There was significant difference in mean
blood lactate level on hour 0 (L1) between two group (p<0.05).
Conclusion. The mean levels of blood lactate in the decompensated DSS group was significantly higher than compensated group.
This significant difference of mean blood lactate level was obtained at the beginning of the admissionto the hospital at 0 hour (L1).
Sari Pediatri 2018;20(2):90-4

Keyword: dengue shock syndrome, serum lactate level, children

Alamat korespondensi: Ivan Haria Chandra. Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UNAND Jalan perintis kemerdekaan Padang.
Email: bababmiau@yahoo.com

90 Sari Pediatri, Vol. 20, No. 2, Agustus 2018


Ivan Haria Chandra dkk: Perbedaan laktat serial syok terkompensasi dengan syok dekompensasi pada SSD

S
indrom syok dengue (SSD) adalah manifestasi Hasil
demam berdarah dengue (DBD) paling serius.
Secara global, angka morbiditas infeksi virus Selama periode penelitian terdapat 52 kasus pasien
dengue mencapai hampir 50 juta kasus per dengan SSD yang diterima dan di rawat di RSUP Dr.
tahun dan DBD sebanyak 500.000 kasus per tahun, M. Djamil, Padang. Sepuluh orang dari 52 sampel
dengan mortalitas sekitar 1-5% atau 24.000 jiwa.1 diekslusi karena pemeriksaan serologi dengue tidak bisa
Syok pada SSD merupakan syok hipovolemi dilakukan karena reagen habis. Empatpuluh dua kasus
terjadi melalui tahapan tertentu. Pada tahun 2012, memenuhi kriteria inklusi dan dilakukan pengamatan.
badan kesehatan dunia WHO mengelompokkan Dalam proses penelitian 2 pasien dinyatakan drop
tahapan syok pada SSD menjadi dua, yaitu SSD out karena meninggal sebelum 24 jam pengamatan.
terkompensasi dan SSD dekompensasi yang jauh lebih Tersisa 40 subjek penelitian, terdiri dari 20 pasien
berat.2 Penelitian Citraresmi di Jakarta tahun 2004 SSD dengan syok terkompensasi dan 20 SSD dengan
didapatkan kasus infeksi dengue dengan komplikasi syok dekompensasi untuk analisis lebih lanjut. Subjek
berupa syok berkepanjangan 2,7% dan syok berulang penelitian terdiri dari 2 kelompok, yaitu kelompok
1,3% dari 1494 kasus.3 SSD dengan syok terkompensasi dan dengan syok
Syok pada DBD timbul karena adanya kebocoran dekompensasi sehingga pada masing-masing kelompok
plasma menyebabkan viskositas darah meningkat, terdapat 20 kasus.
kemudian terjadi penurunan aliran darah, gangguan Subjek terdiri dari 19 anak laki dan 21 anak
mikrosirkulasi dan perfusi. Dalam keadaan anaerob, perempuan dengan perbandingan hampir sama, yaitu
asam piruvat akan diubah menjadi laktat oleh enzim 1:1,1. Pada kelompok SSD dengan syok terkompensasi
lactate dehidrogenase (LDH).4 Hampir 50% kadar didapatkan lebih banyak anak laki-laki (55%)
laktat darah diekstraksi di hati, tetapi pada infeksi dibandingkan anak perempuan (45%). Sementara pada
dengue terjadi gangguan fungsi hati dan diperparah pada kelompok syok dekompensasi lebih banyak anak
oleh berkurangnya aliran darah ke hati, menyebabkan perempuan 60% dibandingkan anak laki-laki 40%.
hati akan memproduksi laktat dalam keadaan anaerob.5 Lama demam terbanyak saat mulai dirawat adalah 5
Kadar laktat darah telah banyak dipelajari dan hari (17/40) diikuti 4 hari (12/40). Saat mulai dirawat
digunakan sebagai penanda biokimia adanya hipoksia didapatkan suhu minimum 36,50C dan maksimum
jaringan pada keadaan sakit gawat.6 Penelitian ini 38,80C. Lama rawat pada sebagian besar kelompok
bertujuan untuk mengetahui perbedaan laktat serial subjek penelitian adalah kurang dari 7 (92,5%) hari.
syok terkompensasi dan syok dekompensasi pada Pemberian total cairan intravena selama 24 jam rawatan
pasien SSD yang dirawat di bagian anak RSUP M setelah resusitasi cairan didapatkan mayoritas 85%>155-
Djamil Padang. 180ml/kgbb/24jam (>5cc/kgbb/jam), masing-masing
pada SSD terkompensasi 18 dan SSD dekompensasi 16
orang. Pada penelitian ini ditemukan 2 pasien meninggal.
Metode Kedua pasien tersebut datang dengan riwayat SSD
dekompensasi, pasien meninggal pada hari ke-2 rawatan
Penelitian ini merupakan suatu penelitian cross dengan adanya syok berulang, prolonged syok dan melena
sectional. Penelitian dilakukan di bangsal anak yang terjadi setelah 24 jam pengamatan.
RSUP Dr. M. Djamil Padang pada bulan Januari Bila dibandingkan antara kelompok terkompensasi
2016 - Januari 2017. Populasi penelitian adalah anak dengan dekompensasi didapatkan perbedaan bermakna
berusia 1 bulan sampai 15 tahun yang menderita (p<0,05) pada rerata kadar laktat darah L1. Namun,
SSD dan dirawat di bangsal anak RSUP Dr. M. tidak didapatkan perbedaan yang bermakna kedua
Djamil, Padang. Pasien SSD yang memenuhi kriteria kelompok pada rerata kadar laktat darah L2, L3,L4
inklusi dan eksklusi dibagi atas 2 kelompok, yaitu (masing-masing p>0,05).
SSD syok terkompensasi dan SSD dekompensasi.
Pemeriksaan kadar laktat serum, Hb, Ht, trombosit
dan pemeriksaan fisik, saturasi 02 berkala, dilakukan Pembahasan
pada jam ke-0, 6, 12, dan 24 jam setelah pasien masuk
bangsal RS. Kadar laktat darah telah banyak dipelajari dan digunakan

Sari Pediatri, Vol. 20, No. 2, Agustus 2018 91


Ivan Haria Chandra dkk: Perbedaan laktat serial syok terkompensasi dengan syok dekompensasi pada SSD

Tabel 1. Karakteristis subjek penelitian kelompok SSD syok terkompensasi dan dekompensasi
Karakteristik Tahapan SSD n (%)
Terkompensasi Dekompensasi
Usia (tahun)
1bulan-11 bulan 1 2 3(7,5)
1 tahun-<2 tahun 0 0 0 (0)
2 tahun-<5 tahun 5 8 13 (32,5)
5 tahun-<10 tahun 10 9 19 (47)
10 tahun-15 tahun 4 1 5(13)
Total 20 20 40
Jenis kelamin
Laki-laki 11 8 19 (47)
Perempuan 9 12 21 (53)
Total 20 20 40
Status gizi
Kurang 9 3 12(30)
Baik 7 13 20( 50)
Lebih 4 4 8(20)
Total 20 20 40
Demam hari Ke-
3 3 3 6 (15)
4 6 6 12 (30)
5 9 8 17 (42,5)
6 2 3 5 (12.5)
Total 20 20 40
Suhu(0C)
<38 18 17 35 (87,5)
38,1-39 2 3 5 (12,5)
39,1-40 0 0 0
>40 0 0 0
Total 20 20 40
Hepatomegali
Ya 15 16 31(77,5)
Tidak 5 4 9(22,5)
Total 20 20 40
Serologi dengue
Primer 4 0 4 (10)
Sekunder 16 16 32(80)
Pernah terinfeksi 0 4 4(10)
Total 20 20 40
Lama rawatan (hari)
<7 18 19 37(92,5)
>7 2 1 3(7,5)
Total 20 20 40
Total pemberian cairan IV 24 jam setelah resursitasi (ml/kgbb/24jam)
<120 0 0 0(0)
120-150 2 4 6(15)
155-180 18 16 34(85)

92 Sari Pediatri, Vol. 20, No. 2, Agustus 2018


Ivan Haria Chandra dkk: Perbedaan laktat serial syok terkompensasi dengan syok dekompensasi pada SSD

Karakteristik Tahapan SSD n (%)


Terkompensasi Dekompensasi
>180 0 0 0
Total 20 20 40
Luaran
Sembuh 20 18 38 (95)
Meninggal >24 jam rawatan 0 2 2 (5)
Total 20 20 40

Tabel 2. Perbandingan rerata kadar laktat darah antara SSD syok terkompensasi dan dekompensasi
Kadar Laktat darah Tahapan SSD p
mmol/L Terkompensasi SD Dekompensasi SD
rerata mmol/L rerata mmol/L
Laktat 1 (L1) 4,7 0,97 6 1,64 0,.007
Laktat 2 (L2) 4,3 1,67 4.8 1,57 0,39
Laktat 3 (L3) 3,8 1,54 4.3 2,27 0,51
Laktat 4 (L4) 3 0,88 3.8 1,69 0,07

sebagai petanda biokimia adanya hipoksia, indikator Hasil serologi dengue yang menunjukkan pernah
beratnya penyakit, monitor terapi syok, dan berbagai terinfeksi bila ditemukan serologi dengue dengan hasil
indikator prognostik pada sakit gawat. Saat ini kadar IgG positif dan IgM negatif. Pada infeksi sekunder,
laktat darah dengan mudah diukur secara bedside atau peningkatan kadar IgM ditemukan rendah sehingga
langsung di sisi pasien dengan menggunakan alat analitik bisa menimbulkan negatif palsu. Menurut Pan
otomatis.7 Pemeriksaan kadar laktat serial merupakan American Health Organization (PAHO)12 pada kasus
indikator yang sangat sensisitif untuk mengevaluasi dengue IgM 80% terdeteksi pada hari ke-5 demam,
derajat beratnya hipoksia akibat syok.8 dan 93%-99% kasus terdeteksi pada hari ke-6 hingga
Penelitian ini melakukan pengamatan empat kali 10.12 Pada penelitian kami, serologi dengue diperiksa
dalam 24 jam yang dilakukan masing-masing pada pada hari ke-5 demam sehingga bisa terjadi negatif
jam ke-0, 6, 12, dan 24. Pada penelitian penyakit palsu pada pemeriksaan IgM anti dengue. Pemeriksaan
kritis dengan syok, batasan waktu tersebut banyak serologi ulangan dapat dilakukan hingga hari ke-10
dipakai oleh beberapa peneliti untuk evaluasi kadar demam untuk memastikan terjadi infeksi sekunder
laktat sehubungan dengan prognostik, dan komplikasi pada kasus infeksi dengue berat.
yang akan terjadi jika kadar laktat tidak segera Rerata kadar laktat pada kelompok SSD dekompen­
diturunkan.9,10 Penelitian laktat pada dengue sangat sasi lebih tinggi dibandingkan SSD terkompensasi di
terbatas, dan belum ada yang memakai batasan waktu setiap pemeriksaan laktat serial. SSD terkompensasi
tertentu. Oleh karena itu, peneliti memakai batasan adalah tahapan awal syok pada SSD dan bila memburuk
waktu tersebut yang dipakai peneliti lain pada penyakit timbul SSD dekompensasi. Pada tahapan SSD dekom­
kritis untuk meneliti laktat pada SSD. pensasi terjadi syok hipotensif dan tubuh tidak bisa
Berdasarkan kriteria WHO 2012 dan ditunjang mempertahankan tekanan darah yang normal, baik
oleh pemeriksaan serologi dengue blot didapatkan jenis sistolik maupun diastolik. Kegagalan untuk mengatasi
infeksi terbanyak pada kedua kelompok SSD adalah syok pada tahap awal dapat memperburuk penyakit
kasus infeksi sekunder, yaitu sebesar 80%. Hal tersebut hingga terjadi DBD grade IV, berupa kecenderungan
sesuai dengan penelitian Dewi, 17 Karyanti 14 dan pasien untuk hipotensi dan edema. Penanganan pada fase
Puspanjono.6 Pada kasus infeksi dengue berat dengan ini akan jauh lebih sulit dan berat.12
syok, diyakini disebabkan fenomena peningkatan Setiati dkk13 membuktikan bahwa pada SSD
imun tubuh, kadar titer antibodi dari infeksi primer terdapat peningkatan kadar laktat darah serial.
memengaruhi beratnya penyakit saat terinfeksi kembali Peningkatan kadar laktat darah menggambarkan
dengan serotipe dengue kedua.11 berat derajat syok pada DBD. Kadar laktat di dalam

Sari Pediatri, Vol. 20, No. 2, Agustus 2018 93


Ivan Haria Chandra dkk: Perbedaan laktat serial syok terkompensasi dengan syok dekompensasi pada SSD

darah sebagian besar akan dimetabolisme di hati.15 4. Agrawal S, Sachdev A, Gupta D, Chugh K. Role of
Pada infeksi dengue telah dibuktikan pada penelitian lactate in critically ill children. Indian J Crit Care Med
Karyanti adanya kerusakan hepatoselular mulai 2004;8:173-81.
dari derajat ringan sampai berat yang direfleksikan 5. Santosa D, Harliany E, Idjradinata P. Validitas kadar laktat
dengan peningkatan kadar transaminase, baik darah dalam mendeteksi kebocoran plasma pada infeksi virus
itu pada DBD tanpa syok maupun pada SSD.14 dengue anak. Majalah Kedokteran Indonesia 2011;2:61-2.
Peningkatan kadar trasaminase serum yang terjadi 6. Puspanjono MT, Latief A, Tumbelaka A, Sastroasmoro
menunjukkan keterlibatan hati pada kasus DBD. S, Gunardi H. Comparison of serial blood lactate level
Harun16 mendapatkan adanya pelepasan endotoksemia between dengue shock syndrome and dengue hemorrhagic
serta sitotoksin TnF α dan IL 6 pada SSD. Kadar fever (evaluation of prognostic value) Paediatrica Indones
endotoksin tinggi dijumpai pada SSD dengan 2007;47:150-5.
perdarahan saluran cerna, syok berulang, syok lama 7. Aduen J, Bernstein WK, Khastgir T, Miller J,  Kerzner
dan pada saat pasien meninggal. Kedua faktor inilah R,  Bhatiani A,  dkk. The use and clinical Importance of a
merupakan penyebab faktor peningkatan kadar laktat Substrate-spesific electode for rapid determination of blood
darah pada pasien DBD dengan syok. lactate concentration JAMA 1994;272:1678-84.
8. Siswanto J. Kadar laktat asam darah pada penderita sepsis,
tesis. Semarang: Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNDIP,
Kesimpulan 1997.
9. Blomkalns A. Lactate a marker for sepsis and trauma.
Kelompok SSD dekompensasi memiliki rerata kadar EMCREG-International 2007;1:43-4.
laktat darah lebih tinggi dari SSD terkompensasi pada 10. Álvaro Montiel-Jarquín1. Lactate clearance is a Prognostic Factor
setiap pemeriksaan laktat serial. Perbedaan bermakna in Patients on Shock State. Eur J Gen Med 2012;9:98-103.
rerata kadar laktat darah SSD terkompensasi dan 11. Delia B Bethell, J, Pham P. Noninvasive measurement of
SSD dekompensasi dan hal ini ditemukan pada awal microvascular leakage in patients with dengue hemorrhagic
penerimaan di rumah sakit (L1). Kadar Laktat dapat fever. CID 2001;32:243-50.
dipakai untuk evaluasi bertambah beratnya derajat 12. CDC laboratory guidance and diagnostic testing. Diakses
penyakit dan evaluasi tatalaksana SSD. Perlunya pada 19 Juli 2018. Diunduh dari: http://wwwcdcgov/dengue/
mengetahui gejala syok terkompensasi sebagai clinicallab/laboratoryhtml Diakses tanggal 3 maret 2017.
tahapan awal SSD, sehingga dapat segera diberikanan 13. Setiati TE, Soemantri Ag. Blood lactic acids as a predictor of
tatalaksana sesuai prosedur dan mencegah terjadinya mortality in severe dengue haemorrhagic fever in dr Kariadi
gejala SSD yang lebih berat. Hospital–Semarang, Central Java, disertasi. Semarang:
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, 1997.
14. Karyanti M. Diagnosis dan tatalaksana terkini dengue divisi
Daftar pustaka infeksi dan pediatri tropik. Departemen Ilmu Kesehatan Anak,
RSUPN Cipto Mangunkusumo FKUI 2013;1:1-13
1. The World Health Organization and the Special Programme 15. Mustafa I. Pintas jantung paru pada bedah jantung
for Research and Training in Tropical Diseases (Ed): Dengue menyebabkan gangguan metabolisme laktat di hati, disertasi.
guidelines for diagnosis, treatment and control Geneva: WHO Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2002.
Library Cataloguing-in-Publication Data; 2009. 16. Harun SR. Telaah endotoksemia pada perjalanan penyakit
2. World Health Organization Handbook for clinical manage­ DBD, perhatian khusus pada syok, produksi TnF α dan
ment of dengue2012:1-111. IL 6, sebagai prediktor DBD berat, disertasi. Jakarta:
3. Citraresmi E, Rezeki SH, Arwin APA. Diagnosis dan tata FKUI, 1996.
laksana demam berdarah dengue pada kejadian luar biasa 17. Dewi R. Gambaran klinis demam berdarah dengue dan faktor
tahun 2004 di enam rumah sakit di Jakarta. Sari Pediatri resiko yang memprediksi terjadinya renjatan, tesis. Jakarta:
2007;8:8-14. Departemen IKA FKUI, 2005.

94 Sari Pediatri, Vol. 20, No. 2, Agustus 2018

Anda mungkin juga menyukai