PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian substansi ilmu ?
2. Bagaimana telaah mengenai substansi filsafat ilmu ?
3. Apa konsep dasar tentang Tuhan, Al-Qur’an, Manusia dan Alam ?
C. Tujuan
1. Agar kita lebih mengetahui mengenai pengertian substansi ilmu.
2. Agar kita lebih mengetahui telaah substansi filsafat ilmu.
3. Agar kita lebih mengetahui menganai konsep dasar tentang Tuhan, Al-
Qur’an, Manusia dan Alam.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
C. Konsep Dasar Tentang Tuhan, Al-Qur’an, Manusia, dan Alam.
a) Konsep dasar Tentang Tuhan
Tuhan Yang Maha Kuasa adalah pencipta seluruh alam semesta. Ia
menciptakan segala sesuatu dari diri-Nya sendiri. Karena itulah, Ia adalah
pencipta sejati. Ia merupakan keseluruhannya. Sumber dari hakikat yang
membentuk jiwa kita, itu disebut Tuhan. Bila kita merupakan tetesan
kesadaran, maka Ia adalah lautan kesadaran. Bila merupakan seberkas
sinar dari hakikat kesadaran, maka Ia adalah matahari dari hakikat
kesadaran itu. Jiwa penuh kasih, dan Tuhan adalah sumber dari segala
kasih.
Konsep Allah dalam paganisme (penyembahan berhala) arab Kata
Allah adalah ‘kata fokus’ tertinggi dalam sistem Al-Qur’an, yang nilai
penting dan kedudukanNya tidak ada yang melebihinya. Secara umum,
sebuah nama, dalam arti sebuah kata adalah simbol dari sesuatu. Dalam
dunia arab pra islam, konsep Allah sudah memiliki makna dan arti,
diantaranya:
1) Allah dalam konsepsi ini adalah Pencipta dunia.
2) Dialah pemberi kehidupan terhadap segala sesuatu.
3) Dialah satu-satunya yang memimpin dengan sangat sungguh-sungguh.
4) Dialah objek dari apa yang kita deskripsikan sebagai monotheisme
(paham keTuhanan yang Maha Esa).
5) Akhirnya, Allah adalah penguasa Ka’bah.
3
langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit! Dan dia Maha mengetahui segala
sesuatu”.
4
d) Konsep dasar tentang Alam
Teori penciptaan alam semesta
Dalam surat Al-Baqarah ayat 117 Allah SWT
berfirman: “Pencipta langit dan bumi, bila Dia berkehendak atas
sesuatu. Dia mengatakan-Nya, Jadilah dan terjadilah ia”. Dalam model
teori ledakan Big Bang, apabila waktu nyata diinterpolasikan ke arah titik
mula kelahiran alam semesta, maka apapun dalilnya akan sampai pada
suatu keadaan kemanunggalan masif awal. Singularitas awal atau
kemanunggalan awal adalah suatu keadaan yang tak terhindarkan dari
kenyataan alam semesta yang tidak bergantung pada ada atau tidaknya
pengamat dalam alam semesta. Teori fisiki kuantum mula-mula muncul
pada awal abad ke-20. Fisika kuantum berpendapat bahwa gerak materi di
dalam situasi atau pada tingkat kuantum tidak memiliki sifat deterministik
atau pasti seperti pada tingkat mekanik klasik, tetapi ia memiliki sifat
probabilistik atau kemungkinan-kemungkinanyang ada.[6]
Beragam konsepsi tentang alam semesta
Pada umumnya ada tiga macam konsepsi tentang alam semesta
atau identifikasi tentang alam semesta, yaitu :
1) Ilmu pengetahuan yang didasarkan pada dua hal yaitu teori dan
eksperimen.
2) Filsafat yang didasarkan pada prinsip yang jelas dan tidak dapat
disangkal lagi oleh akal dan bersifat umum dan konpherensif.
3) Agama yang didasarkan pada pemikiran dan hujah. Dengan demikian
konsepsi islam mengenai alam semesta bersifat rasional dan filosofis.
Selain konsepsi filosofis yaitu abadi dan komprehensif, konsepsi religius
tentang alam semesta tak seperti konsepsi ilmiah dan filosofis murni,
memiliki satu nilai lagi, yaitu menyucikan prinsip-prinsip konsepsi alam
semesta.
5
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
6
DAFTAR PUSTAKA
Asy-Sya’rawi, Mutawalli. 2000. Bukti Adanya Allah. Jakarta : Gema Insani Press.
Ismaun. 2001. Filsafat Ilmu (Diktat Kuliah). Bandung : UPI Bandung