Anda di halaman 1dari 15

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

PEMBUATAN TALUD PENAHAN BANJIR DESA WAISAKAI

Program : Pembangunan Tembok Penahan Banjir


Kegiatan : Kegiatan Mengendalikan Banjir Pada Daerah
Tangkapan Air dan Badan-Badan Sungai
Pekerjaan : Pembuatan Tembok Penahan Banjir Desa
Waisakai
Lokasi : Desa Waisakai Kec. Mangoli Utara Timur

Janka Waktu
Pelaksanaan : 180 (Seratus Delapan Puluh) Hari Kalender
Tahun Anggaran : 2015

Metode pelaksanaan ini dibuat sebagai syarat untuk memenuhi administrasi


teknis pelelangandengan maksud agar dalam penilaian apakah penyedia jasa bisa
melaksanakan pekerjaanyang akan dilaksanakan.Metode Pelaksanaan adalah suatu
rencana kerja yang digunakan sebagai acuan dalampelaksanaan pekerjaan suatu
proyek konstruksi.Metode pelaksanaan mencakuppengelompokan kegiatan
berdasarkan aktivitas, alokasi waktu dan metoda kerja untukpekerjaan – pekerjaan
utama.Dasar pertimbangan yang digunakan dalam pelaksanaanpekerjaan konstruksi
adalah terwujudnya bangunan sesuai perencanaan denganpertimbangan efektifitas
waktu dan efisiensi biaya.
Metode Pelaksanaan ini berisi tentang uraian-uraian mengenai strategi dari
kontraktor daripra pekerjaan s/d pasca pekerjaan (masa pemeliharaan), untuk
melaksanakan pekerjaan agarsesuai dengan gambar perencanaan, persyaratan dan
selesai tepat waktu sesuai dengankontrak.

A. PEKERJAAN PRA PELAKSANAAN :

Sebelum pekerjaan dimulai kontraktor akan mempersiapkan diri, mengatur


strategiuntuk melaksanakan pekerjaan, baik dari segi teknis maupun segi financial.
Langkah-langkah yang akan ditempuh oleh kontraktor antara lain :
− Membuat rencana waktu kerja : Time Schedule
− Mempersiapkan personil
− Mempersiapkan peralatan dan bahan
− Mempersiapkan Cash Flow
−dan lain-lain.
Time schedule dan Kurva “S” dibuat secara rasional antara pekerjaan yang satu
denganyang lainnya.Dalam time schedule ini ditampilkan bobot pekerjaan yang
dibagi dengankebutuhan waktu sehingga kita dapat memonitor setiap saat
pekerjaan tersebut melebihiatau terlambat dari waktu yang kita rencanakan.

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
a. Mobilisasi
Sebelum memulai pekerjaan di lapangan, maka kontraktor pelaksana akan
melakukan mobilisasi yang meliputi mobilisasi tenaga kerja, bahan dan
peralatan yang akan digunakan pada pekerjaan Pembuatan Talud Penahan
Banjir Desa Waisakai.
Sebagaimana diketahui desa Waisakai terletak di ujung paling utara dari
Pulau Mangole. Oleh karena itu untuk mengakses desa tersebut kontraktor
akan menggunakan Long Boat sebagai alat transportasi utama selain jenis
transportasi lain yang ada. Waktu tempuh dari ibukota kabupaten (Sanana)
ke desa Waisakai adalah berkisar antar 2,5 – 3 jam.

LOKASI PEKERJAAN
b. Pembersihan Lokasi Pekerjaan
Pembersihan lokasi dimaksudkan untuk menyingkirkan berbagai macam
benda-benda (batang pohon, tumbuh-tumbuhan, gulma, sampah dan lain
sebagainya) yang tedapat pada lokasi pekerjaan sehingga tidak
LINTASAN LONG
menimbulkan gangguan atau hambatan pada saat pekerjaan berlangsung.
BOAT
Peralatan yang akan digunakan pada pekerjaan ini adalah cangkul, sekop,
sabit (parang), linggis, gerobak pengangkut sampah dan peralatan
pendukung lainnya.

c. Pembuatan Papan Nama Proyek.


Setelah penandatanganan kontrak, papan nama proyek dibuat dan dipasang
pada lokasi proyek dengan syarat papan nama proyek tersebut harus dapat
dibaca oleh masyarakat di lokasi pekerjaan. Papan nama proyek dibuat
dengan maksud sebagai pemberitahuan, agar dapat dilihat berapa besar
nilai kontrak pekerjaan yang ada, perusahaan yang mengerjakan, nama
pekerjaan, nama penyedia jasa, waktu pelaksanaan pekerjaan dan konsultan
yang mengawasi pekerjaan serta instansi terkait.
Contoh Papan Nama Proyek

d. Gudang dan Direksi Keet


Direksi keet dan gudang bahan
dibangun di lokasi yang telah ditunjuk atau disetujui oleh pihak Direksi/
pengawas pekerjaan. Fungsi utama dari direksi keet adalah sebagai kantor
sementara atau tempat rapat penyedia jasa dan pengguna jasa. Oleh
karena itu konstruksi direksi keet haruslah kuat dan kokoh.
Direksi keet ditempatkan dalam areal proyek dengan persetujuan Konsultan
pengawas dan direksi proyek.

e. Pelaporan dan Dokumentasi


Dokumentasi yang
dimaksudkan foto
yang
menggambarkan kondisi awal lokasi, pelaksanaan dan hasil akhir dari setiap
item pekerjaan, yang biasanya di buat dalam ukuran 4 R dan disusun
berdasarkan progress pekerjaan (0%, 25%, 50%, 75 % dan 100%)
Laporan yang dimaksudkan adalah Laporan Pelaksanaan Pekerjaan sesuai
dengan dokumen lelang, yang biasanya meliputi Laporan Harian, Laporan
Mingguan. Laporan Harian memuat informasi-informasi menyangkut
material, tenaga kerja, kondisi cuaca, item pekerjaan yg dilaksanakan dan
kendala-kendala yg dihadapi di lapangan. Laporan Mingguan merupakan
rekap laporan harian selama 1 (satu) minggu berjalan dan Progress
pekerjaan selama 1 minggu.

f. Penyiapan Air Kerja


Fasilitas penyediaan air kerja adalah faktor yang sangat penting dalam
proses pekerjaan, baik dari awal sampai akhir pekerjaan. Oleh karena itu
kebutuhan air selama proses pekerjaan harus dijaga kuntinuitasnya,
kuantitas dan kualitas dari air. Air dapat disuplai dari sumber air sungai
setempat atau tempat pengambilan setempat yang di izinkan oleh pihak
Direksi/ Pengawas pekerjaan.Jika tidak didapat, maka dapat dibuat sumur
dangkal lengkap dengan sistem pompa dan perpipaannya, atau diambil
dengan menggunakan angkutan dan ditampung pada drum-drum
penampung.
Pengadaan Air bersih dimaksudkan untuk Air Kerja dan Kebutuhan Air
Bersih bagi para pekerja dan seluruh personil yang terlibat di dalam proyek.
Air bersih diperoleh dengan cara membuat sumur bor/sumur gali dilokasi
pekerjaan apabila memungkinkan atau mendatangkan dari luar lokasi dan
kemudian ditampung dalam tangki air (water tank) dan bak penampung air
kerja.

CLEAN WATER

Sumber Air Bersih di Lokasi


Pekerjaan Pengadaan Air Bersih dari Luar

b. Survey Perencanaan dan Rekayasa Engineering


Sebelum pekerjaan dilaksanakan, maka kami melakukan pengukuran di
lapangansebelum mulai pelaksanaan pekerjaan, selama pelaksanaan
pekerjaan dan setelahpekerjaan selesai semua dilaksanakan atau akhir
pekerjaan finish.Pedoman utama pelaksanaan pekerjaan pengukuran di
lapangan, adalah patok betonyang merupakan titik tetap utama ( “ Bench
Mark “ ) yang akan ditentukan oleh Direksipekerjaan.Kami akan memasang
minimal tambahan 2 (dua) buah patok kayu, yang akandijadikan sebagai titik
bantu utama, diletakkan diujung awal dan ujung akhir dari lokasirencana
talud, dan tidak boleh terusik atau rusak atau berubah posisinya
secaralangsung maupun tidak langsung selama pelaksanaan pekerjaan.
Semua data, gambar sketsa pengukuran dan perhitungan hasil pengukuran
sebelumdimulainya pelaksanaan pekerjaan, harus disyahkan oleh Direksi
pekerjaan, danselanjutnya dipakai sebagai pedoman untuk penggambaran
rencana gambarpelaksanaan (“Construction Drawing”).Pengukuran lapangan
dan pematokan pada alur, sungai.Harusdilaksanakan dengan jarak/ interval
paling jauh setiap 50 m atau sesuai instruksiPengguna Jasa khususnya pada
lokasi tikungan jarak tersebut harus lebih dekat/pendek yang dimulai dari titik
awal tikungan, tengah-tengah tikungan dan ujung akhirtikungan.Selama
masa pelaksanaan, semua data dan perhitungan hasil pengukuran
harusdisyahkan oleh Direksi pekerjaan, dan dari waktu ke waktu selama
masa pelaksanaanpekerjaan akan dipergunakan sebagai dasar perhitungan
prestasi hasil pelaksanaanpekerjaan.Setelah semua pekerjaan selesai
dilaksanakan, kami akan melakukan pengukuranakhir dari hasil pelaksanaan
pekerjaan. Semua data dan perhitungan hasil pengukuranharus disyahkan
oleh Direksi pekerjaan dan dipergunakan sebagai dasar acuan
gunamempersiapkan gambar purna bangun (As Built Drawing).Pada hal-hal
khusus yang ada kaitannya dengan pelaksanaan pekerjaan,
Direksipekerjaan sewaktu-waktu berwewenang dan berhak memberikan
instruksi kepadaPenyedia Jasa, dan Penyedia Jasa harus bersedia untuk
melaksanakan pengukurantertentu yang sifatnya sebagai check berkala atau
stick proof, misalnya kedalamanfondasi, batas pembebasan tanah dan lain
sebagainya.Pada saat penyerahan gambar purna bangun, Penyedia Jasa
harus menyerahkan datadan perhitungan hasil pengukuran yang sudah
disyahkan oleh Direksi pekerjaan.Mutual Check (MC-0%) adalah hasil
perhitungan kuantitas pekerjaan yang dihitung olehPenyedia Jasa
berdasarkan gambar kerja dan disetujui Pengguna Jasa.
Perhitungankuantitas pekerjaan tersebut harus disampaikan oleh Penyedia
Jasa paling lambat 15(lima belas) hari sebelum pekerjaan tersebut
dilaksanakan, kepada PPK untukmendapatkan persetujuan.Penyedia Jasa
tidak diperbolehkan melaksanakan pekerjaan bila Mutual Check (MC-0%)
pekerjaan bersangkutan belum mendapat persetujuan Pengguna Jasa.
KegagalanPenyedia Jasa dalam mendapatkan persetujuan dari Pengguna
Jasa atas MC-0% yangia sampaikan, tidak dapat dipergunakan sebagai
alasan Penyedia Jasa untukmengusulkan perpanjangan waktu pelaksanaan.
 
Mengecek koordinat BM dg GPS
Memindahkan koordinat dan elevasi BM

Menentukan lokasi pemancangan Titik referensi di lokasi pekerjaan

II.PEKERJAAN TALUD
a. Galian Tanah Biasa
b. Timbunan Tanah Biasa (Bekas Galian)
c. Pasangan Batu Kali 1 Pc : 4 Ps
d. Plesteran Campuran 1 Pc : 4 Ps
Waktu yang direncanakan : On Schedule
Alat yang digunakan : Cangkul, Peralatan Tukang Batu, Ekrak dll.
Kebutuhan tenaga kerja : 10 Tenaga kerja
Bahan yang digunakan : Semen, Batu Kali/Batu Gunung, Pasir, Air Kerja, Tanah
Timbunan.
a. Galian Tanah Biasa
Pekerjaan galian yang dimaksud adalah galian tanah endapan, tanah biasa
dangalian batu termasuk pekerjaan lainnya yang berkaitan misalnya upaya
perlakuannya, jalan akses dan bangunan penunjang (separator, relokasi,
bangunan pengaman danlain-lain) yang diperlukan serta pengangkutan
material hasil galian kelokasi yangdisepakati untuk tempat pembuangan
akhir atau penimbunan sementara (stock piling)sebelum dimanfaatkan lebih
lanjut.Kami akan menyerahkan hasil uji laboratorium tanah yang akan digali,
metoda kerjapekerjaan galian termasuk peralatan yang digunakan,
pengangkutan ke lokasipembuangan akhir atau penampungan sementara
sebelum pemanfaatan untuk bahantimbun, paling lambat 30 (tiga puluh) hari
sebelum pelaksanaan pekerjaan galian.Kami juga akan melaksanakan
pekerjaan pengukuran dan pematokan bersamaPengguna Jasa sesudah
pekerjaan penebasan dan pembersihan semak belukarselesai dikerjakan
atau waktu yang lain sesuai dengan perintah Pengguna Jasa yanghasilnya
berupa gambar hasil pengukuran yang menunjukkan elevasi muka
tanah,tampang memanjang dan melintang harus diserahkan kepada
Pengguna Jasa untukmendapatkan persetujuan.Gambar-gambar hasil
pengukuran pra-konstruksi diatas untuk selanjutnyadipergunakan sebagai
acuan dan dasar perhitungan kuantitas pekerjaan galian.Sebisa mungkin
kami juga akan mencegah dari kerusakan dan melindungi tanahdibawah
elevasi galian pekerjaan permanen: saluran dan bangunan agar tetap
dalamkeadaan yang baik, kerusakan tanah pada tanah pondasi tersebut
yang disebabkanoleh kesalahan kami maka kami akan segera diperbaiki
dengan biayanya sendiri.Kami sesegera mungkin akan memberitahu
Pengguna Jasa bila pekerjaan galiantelah selesai dikerjakan untuk dilakukan
pemeriksaan guna persetujuan sebelumpekerjaan lanjutan/bangunan irigasi
atau pengecoran beton dilaksanakan.Penggunaan stockpiling dan
pembuangan tanah hasil galian harus sesuai denganspesifikasi teknis ini.

b. Urugan Tanah Bekas Galian


Pekerjaan urugan kembali dilaksanakan setelah pemasangan pondasi batu
belah.Pekerjaan ini dimaksudkan untuk menutup kembali bekas galian serta
berfungsisebagai pengikat pondasi agar tidak mudah bergeser.

c. Urugan Tanggul Saluran


Pekerjaan timbunan tanah adalah semua jenis pekerjaan timbunan tanah
yang dilaksanakan untuk terwujudnya konstruksi permanen : urugan tanah
dipadatkan disekeliling saluran dari bangunan konstruksi yang tanahnya
berasal dari pekerjaan galian atau borrow-area dan berdasarkan hasil uji
laboratorium memenuhi syarat dan spesifikasi teknik serta sudah mendapat
persetujuan Pengguna Jasa sebelum pekerjaan timbunan dan pemadatan
dilaksanakan.
Kami akan menyampaikan metoda kerja pekerjaan timbunan kepada
Pengguna Jasa termasuk semua kegiatan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan tersebut untuk mendapatkan persetujuan sebelum
dilaksanakan.
III. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
a. Pas. Batu Belah 1:4
b. Pek. Plesteran 1:4
c. Pek. Siaran 1:3

Waktu yang direncanakan : On Schedule


Alat yang digunakan : Peralatan tukang batu
Kebutuhan tenaga kerja : 15 Tenaga kerja
Bahan yang akan digunakan : Pasir pasang, Semen, Batu belah.

a. Pasang Batu Belah 1Pc : 4Ps


Batu yang digunakan berkualitas terbaik dan merupakan bahan setempat, padat,
bersih, tanpa retak-retak dan kekurangan-kekurangan lain yang mempengaruhi
kualitas. Semua pasangan batu belah dilaksanakan dengan adukan1 pc : 4 pasir.
Pada saat pelaksanaan pasangan batu belah harus dilakukan pengukuran di
lapangan dan dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan ketinggian seperti
tercantum pada gambar kerja.
Dalam pekerjaan Pas.batu belah harus diperhatikan hal-hal seperti di bawah ini :
1) Batu kali jangan blondos, tetapi harus pecah, sehingga lebih stabil. Karena
permukaan sentuh antar batu kali menjadi luas, dan lekatan antara spesi
dengan permukaan batu pecah menjadi kuat.
2) Batu belah harus bebas dari kotoran tanah, dan jangan batu yang porous
atau secara visual kelihatan berongga.
3) Pemasangan profil batu kali harus sesuai dengan ukuran/dimensi dan harus
stabil. Bahan profil memakai kayu 4/6 atau 5/7.
4) Lokasi pembuatan adukan perlu diatur sedemikian rupa agar dapat menjamin
kelancaran pekerjaan. Memudahkan bagi pengawas dan menjamin
tercapainya mutu adukan yang baik dan terlindung.
5) Pengadukan dilakukan sedekat mungkin dengan lokasi konsrtruksi yang akan
dibangun. Pasir dan semen disiapkan terpisah ditempat kering (lebih tinggi
dari tanah sekitarnya ).
6) Kotak pengaduk dipasang ditempat datar dilokasi yang memudahkan bagi
petugas pengaduk dan pengangkutan adukan ke lokasi bangunan.
7) Drum air ditempatkan didekat kotak pengaduk kotak – kotak takaran
disiapkan secukupnya dilokasi timbunan pasir dan semen. Gerobak
pengangkutan adukan dan ember disiapkan dekat kotak adukan kearah
konstruksi yang akan dibangun.

Pelaksanaan Pemasangan Batu belah 1:4


1) Lakukan dan periksa persiapan yang meliputi penyediaan batu, pasir dan air
dilokasi kerja, kelengkapan peralatan dan alat bantu seperti kotak
penampung adukan, penampung air, plastik pelindung hujan, tukang batu dan
buruh pembantu, tenaga dan sarana pengangkutan adukan.
2) Ratakan lantai dasar bangunan, pasang profil sesuai gambar design
bangunan.
Dalam kotak dan hamparkan serta ratakan pasir setebal 5 - 10 cm sebagai
lantai kerja.
3) Periksa dimensi dan elevasi profil dengan alat ukur (oleh juru ukur) dan minta
persetujuan Direksi bila telah selesai gambar kontrak.
4) Sebelum dipasang, batu harus dibersihkan dari lumpur atau tanah yang
melekat serta basahi dengan air agar ikatan dengan adukan menjadi kuat.
5) Pemasangan lapis batu pertama, diawali dengan menghamparkan adukan
setebal 3 - 5 cm, kemudian menyusun batu diatas hamparan dengan jarak 2
– 3 cm (tidak bersinggungan) pukul atau ketok-ketok batu tersebut agar
terikat kuat dengan adukan.
6) Isi rongga diantara batu-batu dengan adukan sampai penuh/mampat dengan
menggunakan sendok adukan.
7) Bila memerlukan suling-suling resapan sesuai design/kontrak (pada dinding
penahan, sayap bendung dan sebagainya). Suling dari pipa paralon yang
dibungkus ijuk diujung pipa bagian dalam dipasang bersamaan dengan
pasangan batu.
8) Letak suling resapan merupakan barisan dalam arah horizontal dengan jarak
tertentu sesuai gambar kontrak. Baris pipa suling berikutnya (diatasnya)
dipasang berselang-seling arah vertikal.
9) Apabila hujan atau setelah selesai, pasangan diitutup plastik agar pasangan
yang masih baru tersebut tidak rusak karena air hujan.

b. Pekerjaan Plesteran 1 : 4
a. Pekerjaan Plesteran dikerjakan 1 lapis sampai jumlah ketebalan 1,5 cm dan
dihaluskan dengan air semen, dengan campuran 1Pc : 4Ps.
b. Untuk menghindari retak-retak rambut pada permukaan plesteran yang
sudah selesai karena susut pengerasan, maka permukaan plesteran yang
sudah selesai harus dibasahi dengan air selama 7 hari berturut-turut.

B.
SISTEM KOORDINASI DAN PENUGASAN PERSONIL DI
LAPANGAN PADA KONTRAKTOR

Sebagaimana yang dipersyaratkan didalam ketentuan Dokumen Lelang


khususnya dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dan Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) bahwa untuk pelaksanaan Pekerjaan
Konstruksi fisik :
Diwajibkan/diperlukan personil-personil sebagai berikut :
1) 1 (satu) orang Penanggung Jawab Teknik Lapangan (tenaga teknik
(SMU/Sederajat), kualifikasi, keahlian, dan pengalaman terlampir).
2) 1 (satu) orang Pelaksana Lapangan (STM/SMU), kualifikasi, keahlian, dan
pengalaman terlampir).
3) 1 (satu) orang Logistik (kualifikasi, keahlian, dan pengalaman terlampir)
4) 1 (satu) orang Adm.Proyek/Lap.(kualifikasi dan pengalaman terlampir)

Dengan demikian, sistem koordinasi yang akan dilaksanakan nanti lebih optimal
dan maksimal.

SISTEM KOORDINASI ANTAR PERSONIL DI LAPANGAN :


Struktur Organisasi Personil Pelaksana di Lapangan tersebut nantinya secara jelas
dapat menggambarkan hal-hal yang mengandung koordinasi antar personil, sebagai
berikut :

1) Penanggung Jawab Teknik


Sebagai Penanggung jawab terhadap jalannya kegiatan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi fisik pembangunan yang berhubungan dengan kesesuaian pelaksanaan
dengan ketentuan yang tercantum didalam Surat Perjanjian Kontrak Pelaksanaan
(baik Gambar pelaksanaan, RKS, BA.Aanwijzing, Penawaran harga dan ketentuan
lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini) dari mulai awal kegiatan sampai
dengan selesainya pekerjaan (Serah Terima I dan II). Termasuk pula ketepatan
waktu pelaksanaan yang berkaitan dengan masalah kapan jenis pekerjaan akan
dimulai, pengadaan bahan/material, pengadaan pekerja (Mandor, Kep.Tukang,
Tukang, dan Tenaga di lapangan) dan Peralatan kerja, sesuai dengan Jadwal
waktu pelaksanaan (Time Schedule).
- Koordinasi kerja yang dilakukan adalah meliputi :
1. Keluar, melakukan koordinasi dengan semua pihak sesuai dengan kebenaran
jalannya pelaksanaan pekerjaan, dengan ketentuan. Termasuk pula ketepatan
waktu pelaksanaan yang berkaitan dengan masalah kapan jenis pekerjaan
akan dimulai, pengadaan bahan/material, pengadaan pekerja ( Mandor,
Kep.Tukang, Tukang, dan Tenaga di lapangan) dan Peralatan kerja, sesuai
dengan Jadwal waktu /Time Schedule.
2. Kedalam, adalah bertanggung jawab atas jalannya semua kegiatan
pekerjaan mulai dari ketepatan waktu, kebenaran pelaksanaan pekerjaan,
pengadaan material, pengadaan pekerja, dan peralatan kerja. Melakukan
koordinasi sekaligus memberikan arahan kepada Pelaksana Lapangan,
Logistik dan Administrasi Proyek serta bertanggung jawab atas semua
hasil pekerjaan fisik yang dilakukan Pelaksana Lapangan sesuai dengan
ketentuan.

2) Pelaksana Lapangan
Sebagai Penanggung jawab terhadap jalannya kegiatan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi fisik pembangunan yang berhubungan dengan kesesuaian pelaksanaan
dengan ketentuan yang tercantum didalam Surat Perjanjian Kontrak Pelaksanaan
(baik Gambar pelaksanaan, RKS, BA.Aanwijzing, Penawaran harga dan ketentuan
lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini) dari mulai awal kegiatan sampai
dengan selesainya pekerjaan (Serah Terima I dan II) dalam lingkup Tugas
Pelaksana Lapangan.
Membantu Koordinator Pelaksana untuk melaksanakan dan menjalankan
pekerjaan agar ketepatan waktu pelaksanaan yang berkaitan dengan masalah
kapan jenis pekerjaan akan dimulai, pengadaan bahan/material, pengadaan
pekerja ( Mandor, Kep.Tukang, Tukang, dan Tenaga di lapangan) dan Peralatan
kerja, sesuai dengan Jadwal / Time Schedule.

- Koordinasi kerja yang dilakukan adalah meliputi :


1. Keluar, adalah membantu Koordinator Pelaksana melakukan koordinasi
dengan semua pihak sesuai kebenaran jalannya pelaksanaan pekerjaan,
dengan ketentuan. Termasuk pula ketepatan waktu pelaksanaan yang
berkaitan dengan masalah kapan jenis pekerjaan akan dimulai, pengadaan
bahan/material, pengadaan pekerja ( Mandor, Kep.Tukang, Tukang, dan Tenaga
di lapangan) dan Peralatan kerja, sesuai dengan Jadwal waktu /Time Schedule.

2. Kedalam, adalah bertanggung jawab atas jalannya semua kegiatan pekerjaan


mulai dari ketepatan waktu, kebenaran pelaksanaan pekerjaan, pengadaan
material, pengadaan pekerja, dan peralatan kerja kepada Koordinator
Pelaksana. Melakukan koordinasi sekaligus memberikan arahan dan tanggung
jawab atas hasil pekerjaan yang dilakukan Para Pekerja ( Mandor, Kep.
Tukang, Tukang dan Tenaga ).

3 ). L o g i s t i k
Sebagai Penanggung jawab terhadap semua Pengadaan material/bahan dan
Peralatan yang diperlukan di lapangan, baik yang menyangkut jenis, jumlah,
kualitas dan ketepatan waktu pendatangannya.

- Koordinasi kerja yang dilakukan adalah meliputi :


1. Keluar, adalah melakukan koordinasi dengan semua pihak (Suplyer, dll.)
yang berkaitan dengan material/bahan maupun peralatan.
2. Kedalam, adalah bertanggung jawab atas jalannya semua kegiatan
pengadaan material/bahan mulai dari ketepatan waktu, jenis, jumlah dan
kualitasnya kepada Koordinator Pelaksana yang dibantu para Pelaksana
Lapangan. Juga sekaligus selalu melakukan koordinasi dengan
Koordinator Pelaksana dan Pelaksana Lapangan yang berhubungan dengan
Rencana pengadaan bahan/material dan Peralatan.

4 ). Administrasi Proyek / Lapangan


- Sebagai Penanggung jawab terhadap semua jalannya administrasi proyek mulai
dari surat menyurat sampai dengan Pelaporan Progress Fisik Proyek kepada
Koordinator Pelaksana dan Pelaksana Lapangan.
- Administrasi Proyek secara kerja harus selalu melakukan koordinasi dengan
Koordinator Pelaksana dan Pelaksana Lapangan, agar administrasi proyek
tercapai hasil yang benar dan tepat waktu.

SISTEM PENUGASAN ANTAR PERSONIL DI LAPANGAN :


Penugasan antar personil di lapangan yang meliputi Penanggung Jawab Teknik,
Pelaksana Lapangan, Logistik dan Administrasi Proyek / Lapangan, adalah sebagai
berikut :
1. PenanggungTeknik
 Mengelola dan mengatur kegiatan pelaksanaan.
 Mengendalikan, mengarahkan dan mengatur jalannya semua kegiatan
pekerjaan yang dilaksanakan agar pelaksanaan sesuai dengan
ketentuan yang tercantum di dalam Surat Perjanjian (Kontrak) yaitu
dapat tepat waktu, tepat mutu baik hasil pekerjaan maupun material dan
tepat administrasi.
 Memberikan pengarahan dan mengendalikan terhadap semua personil
dibawahnya yang ada di lapangan yaitu terhadap Pelaksana Lapangan,
Logistik, dan Administrasi Proyek/Lapangan.
 Menghadiri rapat koordinasi / evaluasi pekerjaan dengan Pemberi Tugas
dan Unsur – unsur yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan
pembangunan ini.
 Memimpin rapat-rapat intern struktur organisai personal pelaksana di
lapangan yang dilakukan rutin setiap saat.
 Mengendalikan, mengontrol dan melakukan evaluasi jalannya
pelaksanaan pekerjaan serta cros-chek terhadap Time Schedule dan di
lapangan.

2. Pelaksana Lapangan :
 Melaksanakan dan mengatur Uitzet/menentukan tapak rencana
bangunan di lapangan bersama - sama Pengawas, Perencana, Unsur
Teknis Kegiatan dan Pemberi Tugas.
 Melaksanakan dan mengatur kegiatan di lapangan, sesuai dengan
bidangnya dalam hal ini agar bisa terpenuhi rencaca mutu, waktu
dan biaya sesuai dengan waktu rencana. Ada beberapa aspek yang
harus terpenuhi antara lain sbb :
a. Stok material yang dibutuhkan di lapangan
b. Kebutuhan tenaga kerja di lapangan
c. Peralatan pendukung untuk memperlancar kegiatan di lapangan
 Mengatur, melaksanakan dan mengendalikan pelaksanaan di lapangan
dengan para mandor dan tenaga kerja di lapangan
 Selalu melaksanakan koordinasi dengan Logistik terkait dengan
kebutuhan material yang harus disiapkan.
 Melaporkan kepada Koordinator Pelaksana mengenai semua kegiatan
yang terjadi dan dilaksanakan di lapangan.

3. Logistik :
 Menyiapkan dan memonitor terhadap schedule pendatangan material.
 Mengontrol terhadap material yang datang di proyek, dalam hal ini
harus sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan oleh Koordinator
Pelaksana / Lapangan.
 Menyiapkan semua kebutuhan material / barang sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan Pelaksana dan Koordinator Pelaksana.
 Melaporkan, termasuk mendata kendala – kendala material yang
dibutuhkan untuk dilaporkan dan dikoordinasikan dengan Koordinator
Pelaksana di lapangan.
 Selalu berkoordinasi dengan Pelaksana dan Koordinator Pelaksana.

4. Admistrasi Proyek/Lapangan :
 Menyiapkan data pekerjaan di lapangan yang berkaitan dengan data
Administrasi.
 Selalu berkoordinasi dengan tim yang ada di lapangan terutama
dengan coordinator pelaksana, pelaksana dan logistik, dan kemudian
untuk dilaporkan dan dikonsolidasikan dengan Site
manager/koordinator pelaksana.
 Selalu mengontrol kebutuhan dana di lapangan terutama untuk
pengadaan material dan kebutuhan pembayaran tenaga kerja setiap
minggunya.

PEKERJAAN PASCA PELAKSANAAN


a. DEMOBILISASI
Setelah pekerjaan fisik selesai (Pra PHO) maka dilanjutkan dengan demobilisasi
peralatan untuk dikembalikan ke gudang kontraktor.

b. PEMBERSIHAN
Setelah pekerjaan selesai maka diadakan pembersihan dari sisa material, kotoran
bekas bongkaran dan kotoran lain yang dapat mengganggu kelancaran lalu lintas,
bekas kotoran dibuang di luar lokasi pekerjaan.

TAHAPAN PEKERJAAN PASCA PELAKSANAAN KONSTRUKSI

a. PEMERIKSAAN PEKERJAAN 100%


Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan kemudian diadakan pemeriksaan
lapangan oleh tim Panitia Pemeriksa Pekerjaan.
b. AMANDEMEN
Hasil dari Pemeriksaan kemudian dituangkan dalam berita acara Serah Terima I
kepada pengguna jasa dan apabila terjadi perubahan volume ataupun perubahan
design pada saat pelaksanaan maka dituangkan dalam amandemen.
c. AS BULIT DRAWING
Gambar As built drawing dibuat mengacu pada keadaan yang sebenarnya di
lapangan.
d. FOTO 100%
Setelah pekerjaan mencapai prestasi 100% kemudian diambil gambarnya
dengan posisi mengacu pada hasil foto 0% dan 50%.
e. PENYERAHAN I (PHO)
Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan dan sudah diperiksa oleh
Tim Pemeriksa Kegiatan kemudian dilakukan penyerahan pekerjaan tahap I
(PHO) oleh penyedia jasa kepada pengguna jasa.
f. PEMELIHARAAN
Sebagaimana yang telah ditentukan dalam Dokumen Lelang bahwa
Pelaksana/ Kontraktor wajib melaksanakan waktu pemeliharaan pekerjaan
minimal 180 (Seratus delapan puluh) hari kalender terhitung sejak tanggal
Serah Terima I (Pertama) pekerjaan pelaksanaan. Selanjutnya setelah masa
waktu pemeliharaan pekerjaan tersebut berakhir, akan dilakukan pemeriksaan
lapangan kembali guna diadakan Serah Terima II (Kedua) pekerjaan
pelaksanaan.

Tugas utama Pelaksana / Kontraktor dalam masa pemeliharaan konstruksi


adalah melaksanakan perbaikan kerusakan-kerusakan yang terjadi.
Adapun kegiatan-kegiatan pekerjaan yang harus dilaksanakan dalam masa waktu
pemeliharaan konstruksi adalah sebagai berikut :
1. Menugaskan Pelaksana Lapangan di lokasi proyek secara berkala ( 1 kali
dalam seminggu) untuk melaksanakan monitoring (kontrol) terhadap semua
jenis pekerjaan, utamanya yang berhubungan dengan pekerjaan-pekerjaan
antara lain :
 Pasangan batu belah
 Pek.plesteran dan beton
 Semua kerusakan-kerusakan yang terjadi di lapangan
2. Melaksanakan segera semua perbaikan-perbaikan pekerjaan apabila terjadi hal-hal
seperti tersebut di atas.
3. Melaksanakan koordinasi dan laporan-laporan selama masa waktu
pemeliharaan tersebut kepada Pengguna Anggaran dan Unsur Pengelola Teknik
Kegiatan.
4. Melaksanakan rapat-rapat koordinasi dengan Instansi yang terkait dengan
pekerjaan ini, bilamana diperlukan.

g. PENYERAHAN II (FHO/ Final Hand Over)


Setelah masa pemeliharaan selesai dan semua kerusakan yang terjadi selama
masa pemeliharaan telah diperbaiki untuk selanjutnya dilakukan penyerahan
kedua (FHO).
PENUTUP

Dengan dibuatnya metode pelaksanaan ini diharapkan dapat memberikan


gambaran bagaimana dan langkah–langkah apa saja yang akan dilaksanakan
dalam pengerjaan pekerjaan tersebut. Kesemuanya itu untuk mendukung
kelancaran jalannya proyek sehingga proyek dapat selesai tepat waktu namun semua
pekerjaannya selesai dengan baik dan optimal sehingga Owner selaku pemilik proyek
tidak merasa kecewa dan dirugikan. Kamipun akan merasa puas jika telah
menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu atau sesuai dengan jangka panjang
waktu pelaksanaan yang ditetapkan namun dengan hasil yang optimal.

CV. CITRA SULA PERDANA

Ir. IWAN MOHAMMAD FAUZI


Direktur

Anda mungkin juga menyukai