Anda di halaman 1dari 2

PENTINGNYA PENCEGAHAN COVID-19 MELALUI VAKSIN

Oleh : Mochammad Febri Ghozali

Pandemi COVID-19 ini semakin meningkat hingga 900.000 lebih kasus yang terkonfirmasi dan semakin meningkatnya kebutuhan vaksin
sebagai pencegahan penularan penyakit korona. Akan tetapi banyak sekali masyarakat salah paham terhadap tujuan utama vaksin dari suatu
penyakit. Vaksin merupakan salah satu upaya pencegahan dari suatu penyakit dan bukan merupakan obat dari penyakit tersebut. Maka
pencegahan seperti physical distancing, rutin cuci tangan dan memakai masker masih menjadi protokol kesehatan yang penting untuk dilakukan,
walaupun masyarakat telah diberikan vaksin COVID-19. Selain itu masih banyak masyarakat yang belum paham kapan dan kepada siapa saja
vaksin boleh diberikan. Maka dari itu, saya bersama teman-teman berpikir untuk perlu melakukan penyuluhan mengenai vaksin COVID-19 pada
hari Selasa 19 Januari 2021.

Sebelum acara penyuluhan dilakukan, kami melakukan koordinasi dengan Perangkat Kelurahan Dadaprejo dalam mengadakan
Penyuluhan Vaksin COVID-19 kepada perwakilan kader-kader ibu PKK dan Posyandu Kelurahan Dadaprejo, Kecamatan Dau, Kecamatan
Malang. Pada acara tersebut juga disampaikan bahwa masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang tujuan utama dari vaksin, kapan
vaksin secara hokum dapat disebarluaskan serta kepada siapa saja dapat diberikan.

Mulai pukul 08.00 WIB kami sudah bersiap-siap di Balai Kelurahan Dadaprejo, mempersiapkan semua peralatan yang diperlukan seperti
kelengkapan dan penataan kursi yang sesuai dengan protokol kesehatan, di mana antar kursi diberikan jarak sejauh ±1 meter, persiapan dalam
menyampaikan materi, serta pemakaian handsanitizer yang diberikan kepada peserta penyuluhan sebelum memasuki ruangan. Kegiatan dimulai
setelah sekitar hampir 20 peserta hadir dan dilanjutkan pembukaan penyuluhan.

Pemberian vaksin COVID-19 tidak menutup kemungkinan terjadinya penularan. Jadi, pada masyarakat yang telah melakukan vaksin
COVID-19 tetap memiliki kemungkinan tertular COVID-19 apabila tidak melakukan protokol kesehatan. Hal tersebut karena vaksin COVID-19
yang merupakan produk biologi berisi virus yang telah dilemahkan atau mati, sehingga akan memunculkan antibodi atau tubuh membuat
kekebalan spesifik terhadap penyakit tersebut. Selain itu, vaksin COVID-19 memiliki tujuan utama yaitu membantu untuk mengurangi penularan
atau transmisi dari COVID-19, sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat dari COVID-19 dan tidak semua orang yang
melakukan vaksin sudah dipastikan tidak tertular COVID-19. Maka dari itu, pencegahan lain seperti 3M, yaitu memakai masker dengan benar,
menjaga jarak dan jauhi kerumunan, serta mencucci tangan dengan air mengalir dan sabun masih penting untuk dilakukan.

Walaupun vaksin COVID-19 ini sangat darurat dan dibutuhkan dengan cepat, namun keamanan dan efektivitas dari vaksin ini tidak dapat
dihiraukan. Kita sebagai masyarakat harus menunggu sampai pengujian vaksin melalui tahapan pengembangan secara internasional, sehingga
vaksin COVID-19 benar-benar efektif dan aman untuk disebarluaskan kepada masyarakat. Selain itu, masyarakat juga harus mengetahui reaksi
normal yang mungkin dialami setelah diberikan vaksin COVID-19, seperti demam, nyeri otot, atau ruam-ruam. Namun reaksi pasca pemberian
vaksin bisa saja bermacam-macam pada setiap individu, namun dipastikan reaksi tersebut merupakan reaksi ringan dan memiliki manfaat lebih
besar daripada risiko sakit apabila tidak divaksin. Bagaimanapun reaksi yang terjadi tetap perlu dimonitor oleh tenaga kesehatan.

Vaksin COVID-19 yang digunakan untuk uji klinis yaitu vaksin SINOVAC yang dilakukan di Bandung dan masih menunggu laporan
lengkap. Namun untuk sementara ini, telah dilakukan uji klinis fase I dan II yang dipastikan aman serta dapat meningkatkan kekebalan terhadap
COVID-19. Di Indonesia sendiri telah ditetapkan pemberian vaksin COVID-19 akan dilaksanakan pada dua gelombang, yaitu gelombang
pertama pada Januari - April 2021 dan gelombang kedua pada April 2021 – Maret 2022, di mana totalnya terdapat 15 bulan. Pada gelombang
pertama, vaksin COVID-19 diperuntukkan untuk garda terdepan yang memiliki risiko tertinggi tertular COVID-19, yaitu tenaga kesehatan
dengan total 1,3 juta jiwa yang tersebar pada 34 provinsi di Indonesia dan 17,4 juta petugas pelayanan publik. Kemudian pada gelombang kedua
dapat diperluas ke masyarakat seiring dengan ketersediaan vaksin dan izinnya dengan total penerima mencapai 181,5 juta orang, di mana 63,9
juta pada masyarakat di daerah yang rentan terhadap penularan COVID-19 dan 77,4 juta pada masyarakat lain dengan pendekatan kluster.
Walaupun vaksin COVID-19 ini diberi batasan pemberiannya pada usia 18-59 tahun, namun vaksin COVID-19 ternyata masih dapat diberikan
kepada masyarakat yang berusia lebih dari 60 tahun yang memiliki risiko tinggi keparahan hingga kematian bila terinfeksi COVID-19, di mana
pada fase pertama diberikan kepada 21,5 juta lansia. Sedangkan pengembangan vaksin COVID-19 pada anak-anak masih dalam tahap
perencanaan.

Dengan dilakukannya penyuluhan tentang vaksin COVID-19 diharapkan dapat menambah pengetahuan, tujuan utama vaksin, manfaat
mengenai vaksin, dan siapa saja serta kapan vaksin COVID-19 dapat diberikan. Juga diharapkan tidak ada rasa takut untuk melaksanakan
pemberian vaksin COVID-19. Setelah acara penyuluhan selesai, dilanjutkan pemasangan stand banner tentang protokol kesehatan COVID-19 di
kantor kelurahan dan sudut desa untuk selalu menjadi pengingat bagi masyarakat mengenai pencegahan tertularnya COVID-19. (Febri -
Kelompok 79 KKM-DR UIN Mengabdi 2020/2021)

Anda mungkin juga menyukai